Share

Pesan ancaman

Author: Rini Annisa
last update Last Updated: 2022-12-02 23:19:19

"Nggak apa-apa, Bu. Memang seperti itu kenyataannya. Mutiara dan orang tua memang berasal dari desa. Namun, walaupun dari desa kehidupan kami nggak miskin. Kami punya tabungan yang banyak, hingga Mutiara bisa membuka restoran ini. Sayangnya, mantan suami dan mertua menganggap Mutiara nggak punya apa-apa. Hingga mereka memperlakukan Mutiara dengan hina," ucapku geram.

Bu Laras mengelus lembut punggungku. Dengan kasih seorang ibu, beliau menenangkan diri ini. Seandainya dulu Mama Andre seperti Bu Laras, pasti rumah tanggaku akan baik-baik saja.

Memang surga laki-laki itu terletak pada ibunya, tapi jika seorang ibu zalim, bukankah surga itu bisa berubah jadi neraka. Bukan saja neraka dunia, bahkan menjadi neraka akhirat.

Mengingat ceramah ustad bahwa, seorang lelaki akan ditarik ke neraka oleh empat wanita yaitu ibunya, istrinya, anak perempuannya dan adik perempuannya. Jadi, sebisa mungkin menjadi lelaki yang adil dan bertanggungjawab untuk semua wanita yang ada di kehidupannya.

Saa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Suami Pelit Melarat Saat Kutinggalkan   Cerita Gunawan

    Baru sesaat menikmati momen mesra ini, hapeku berdering. Sontak, aku membuka pesan masuk. Mataku terbelalak saat membaca dari nomer tak di kenal. [Eh, dasar janda gatel! Nggak tau malu, beraninya merebut calon orang] Mas Gun yang melihatku kaget memandang hape terus, segera menegurku. "Mutiara, ada apa?" "Eng, ini Mas dapet pesan tapi nggak tau dari sapa?" jawabku. "Emang dia bilang apa?" Hape kuberikan pada Mas Gun, biar dia baca sendiri. Soalnya kalo kata itu keluar dari mulutku sungguh menyakitkan. "Hah, kejamnya dia bilang begini padamu!" pekik Mas Gun juga shock. "Mas Gun, apa iya kalo aku seperti yang dibilang di pesan itu?" tanyaku sendu menatap manik matanya. "Nggak, Tiara. Mas yakin kalo kamu itu wanita baik, mungkin aja si pengirim itu membencimu. Namun, apakah kamu tau siapa dia?" Aku menggeleng, itu nomer baru. Bagaimana aku tau, tapi yang mengherankan mengapa dia tau nomerku. Apalagi yang dia kirim pesan itu adalah nomer bisnis, tak sembarang orang bisa mendapatk

    Last Updated : 2022-12-09
  • Suami Pelit Melarat Saat Kutinggalkan   Cerita Gunawan 2

    Aku pun menjadi tertarik mendengar cerita mereka, jadi ingin melihat langsung apakah benar seperti yang mereka bilang. Aku tak tau kenapa begitu menggebu, biasa aku akan merasa tidak semangat apabila dikenalkan pada wanita. Namun, jika melihat langsung dan mencari tau sepertinya hal itu sungguh menantang dan itu sangat kusukai. "Oke, lain kali aku ikut kalian ke sana. Tapi, sebisanya jangan sampai membuat curiga, kita bersikap seperti biasa aja. Apa kalian mau?" kataku tegas. "Ciee, akhirnya teman kita si Gugun ini mau juga. Pasti karena kita bilang bosnya cantik, tapi apa kamu yakin Gun kalo kami bilang dia cantik? Bisa jadi kami hanya mempermainkanmu aja," jebak si Andi terkekeh menutup mulutnya. "Heh, aku itu udah kenal lama kalian jadi walaupun kalian somplak aku tau kapan bagi kalian bercanda dan serius," ucapku mendelik. Prok, prok, prok Mereka menepuk tangan bersamaan dengan tertawa, aku juga ikut senang. Kami bersahabat erat, walaupun mereka kerja di perusahaan milikku t

    Last Updated : 2022-12-09
  • Suami Pelit Melarat Saat Kutinggalkan   Penyesalan Andre

    Ratih, ah mantan istri yang dulu pernah mengisi hari-hariku kini hidupnya semakin senang setelah kutalak. Kupikir setelah berpisah dariku, dia akan terpuruk dan menyesal. Namun, kenyataannya akulah yang menyesal. Aku begitu bodoh, sudah menyia-nyiakan dirinya. Padahal Ratih wanita yang baik dan penurut, tapi akibat kebodohanku yang lebih percaya pada Mama ketimbang istri sendiri, membuatku harus kehilangan istri sebaik dirinya. Nafsu juga sudah membutakan mata hatiku, andai saat itu aku tidak mengenal Lisa pasti aku tidak akan selingkuh. Saat itu aku begitu terlena mendapat layanan dari Lisa yang memuaskan tanpa menimbang perasaan Ratih. Aku sudah mengkhianatinya, disaat rumah tangga kami diterpa badai. Sebenarnya dulu aku tak ingin berpisah dari Ratih, akan tetapi saat itu aku sangat emosi karena Ratih terus melawan dan tanpa kuduga Ratih mengetahui perselingkuhanku hingga aku pun malu semua terbongkar. Jadi, demi menutupi rasa malu itu aku menalak Ratih. Keesokan harinya saat Ra

    Last Updated : 2022-12-23
  • Suami Pelit Melarat Saat Kutinggalkan   Ditagih hutang

    Masih sibuk menggoreng telur, pintu depan digedor. "Ya, tunggu sebentar!" teriakku. Setelah pintu terbuka aku kaget, Wak Narti? Ada apa tukang warung sepagi ini sudah datang menggedor rumahku. "Ada apa, Wak?" tanyaku heran. "Wak cuma mau nagih hutang," jawabnya. "Hutang apa, Wak? Aku merasa nggak berhutang pada Wak Narti," kataku polos. "Ya hutang belanja, apalagi! Ratih kan tiap hari belanja di warung, uangnya selalu nggak cukup jadi dia berhutang. Wak heran loh, padahal kamu kerja kantor gaji banyak kenapa belanja kebutuhan aja sampai nggak cukup?" Aku bingung harus jawab apa, memang benar karena aku cuma memberi Ratih belanja 50 ribu seminggu. Sebenarnya aku tau itu tak cukup tapi sekali lagi karena hatiku sudah tertutup ego hingga tak memikirkan kesusahan Ratih. "Berapa semua, Wak hutangnya?" tanyaku tanpa menjawab pertanyaan Wak Narti. Wak Narti segera membuka buku kasbon utang dan memperlihatkan padaku. Aku terbelalak mengetahui jumlahnya yang besar. Dua juta? Kenapa bis

    Last Updated : 2022-12-23
  • Suami Pelit Melarat Saat Kutinggalkan   Pingsan

    Begitu membuka mata, aku sudah berada di ranjang. Terlihat Mama sedang duduk menunggu di samping, berulang kali mengompres dahiku. "Kamu udah sadar, Ndre? Syukurlah, Mama sampai khawatir terjadi apa-apa denganmu," katanya cemas. "Andre nggak apa-apa, Ma. Cuma pusing sedikit, oh ya bagaimana Andre bisa sampai di sini?" tanyaku heran. "Tadi temanmu yang gotong kemari. Saat Mama melihatmu digotong, Mama sampai shock. Mama kira kamu meninggal Ndre, huhuhuhu, hiks!" isak Mama menahan tangis. Mataku membulat mendengar Mama sampai berpikir sejauh itu. Ah, meninggal pun tidak akan menyelesaikan masalah. Apa Mama sanggup melunasi angsuran mobil nanti kalo aku sudah tidak ada. "Sebenarnya kenapa kamu pingsan? Kata Bos kamu, begitu menerima pesan kamu langsung nggak sadarkan diri. Bener itu, Ndre?" tanya Mama ingin tau. "Bener, Ma. Andre nggak sanggup lagi makanya pingsan," jawabku pendek sembari menghela napas. "Memangnya pesan dari siapa? Lisa? atau Ratih?" Aku menggeleng, kenapa hidup

    Last Updated : 2022-12-23
  • Suami Pelit Melarat Saat Kutinggalkan   Ulah Lisa

    Bangkit dari ranjang dan menyambar handuk. Aku harus bergegas membayar angsuran mobil sebelum didenda. Baru saja akan keluar rumah, Lisa sudah memasuki pagar. Kok dia tau aku ada di rumah, padahal hari ini aku lagi malas ketemu. "Mas Andre!" teriaknya memanggil. "Hum," jawabku pendek. "Kamu mau kemana, Mas? Tadi aku ke kantor kamu, tapi katanya kamu pingsan dan dibawa pulang. Makanya aku kemari melihatmu," ucapnya bergelayut manja. "Aku mau keluar sebentar, ada perlu!" "Aku ikut ya! Untuk jaga-jaga sapa tau Mas pingsan lagi," kekehnya. Aku tak menanggapi, bisa kacau kalo dia ikut. Apalagi aku mau bayar angsuran, ntar dikira aku banyak uang bisa-bisa dia akan minta macam-macam lagi. "Kamu nggak usah ikut, tunggu aja di sini ya! Mas cuma sebentar aja," bujukku. "Ogah, mana enak sendiri di sini. Lebih baik aku ikut," Lisa tetap kukuh ikut. "Tapi, mobil Mas nggak bisa jalan. Habis bensin, kalo kamu ikut naik apa coba?" "Hah, kok bisa sampai habis nggak tau sih! Jadi gimana dong?

    Last Updated : 2022-12-23
  • Suami Pelit Melarat Saat Kutinggalkan   Ulang tahun bos besar

    Sesuai rencana, aku dan bos akan menghadiri acara ulang tahun Bos Gunawan Prakoso. Beberapa hari ini Bos sibuk menyiapkan agenda kerja, agar hasilnya memuaskan. Bos juga banyak menceritakan tentang Bos Gunawan itu. Pria muda dengan segudang prestasi itu sungguh membuatku kagum. Pantas saja dia dipercaya memimpin perusahaan keluarganya yang besar. Perusahaan kecil milik Bos ku juga sudah lama bekerja sama dengan perusahaan Bos Gunawan. Boleh dikatakan andil Beliau besar dalam memajukan perusahaan bos ku. Bos ku sendiri yang bernama Pak Hardi adalah seorang yang sangat berdedikasi. Walaupun sudah agak berumur tapi sifatnya masih tampak muda. Bahkan ada sedikit genit, apalagi jika melihat wanita cantik. Tak jarang Pak Hardi menggodanya. Aku yang sering ikut dengannya sudah hafal kebiasaannya. Untunglah, tidak sampai merusak hubungan kerjasama. Wanita manapun pasti senang digoda, selama masih batas wajar. "Ayo, Andre. Cepetan! Ntar terlambat," ajak Bos mengetuk toilet. "Iya, Bos. Ini

    Last Updated : 2022-12-23
  • Suami Pelit Melarat Saat Kutinggalkan   Niat licik

    Ratih hanya tersenyum saat dari bibirku keluar gumaman. Kenapa nama Ratih bisa menjadi Mutiara? Siapa dia sebenarnya? Tunggu, bukankah nama restoran ini juga Mutiara. Mungkin saja dia memakai nama Restoran, agar terlihat menarik. Huh, dasar wanita licik. Ternyata begini kelakuannya usai bercerai denganku. Jangan-jangan kemarin dia juga minta uang pada Bos Gunawan untuk membeli gaun. Ratih menjadi wanita murahan, 'kasihan sekali kamu Ratih!' batinku menyeringai. Aku dan Ratih hanya diam mendengarkan, Bos ku dan Bos Gunawan berbicara. Saat Bos ku bertanya ada hubungan apa dengan Ratih, aku segera menajamkan pendengaran. Bagai disambar petir saat kata itu keluar dari mulut Bos Gunawan. Pemilik restoran? Benarkah Ratih pemilik restoran? Ah, tidak mungkin. Bisa saja Bos Gunawan bercanda. Tapi, bisa juga serius karena Bos Gunawan sangat mantap berbicara. Tak lama Bos Gunawan membawa Ratih pergi, entah kemana. Aku terus memperhatikannya dengan ekor mataku. Seperti kudengar tadi Ratih ak

    Last Updated : 2022-12-23

Latest chapter

  • Suami Pelit Melarat Saat Kutinggalkan   Pernikahan

    Hari Minggu pun tiba, dari pagi sudah sudah mulai terlihat kesibukan. Para tetangga yang rewang sudah banyak yang berdatangan, membantu memasak di dapur. Sedari malam aku luluran dan memakai inai, sengaja sebelum subuh aku mandi agar segar seharian saat menjadi pengantin. Walaupun sudah pernah menikah tapi perasaan gugup dan tegang itu masih ada. Perias pengantin yang mendandani aku juga tak makan waktu lama karena sudah profesional dan ahli. Hingga Mas Gun dan keluarga besar datang, dimulailah ijab qobul. Aku duduk di sebelah Mas Gun yang dipakaikan selendang putih di kepala. Dengan lancar Mas Gun mengucap ijab qobul, yang dijawab sah oleh penghulu dan hadirin. Acara berlanjut hingga temu pengantin sampai selesai lalu setelah duduk di pelaminan maka anggota perwiritan ibu-ibu yang mendapat giliran marhaban. Bunyi gendang yang ditabuh serta doa dan nyanyian pengantin mengiringi. "Tiara, kamu cantik sayang!" bisik Mas Gun setelah acara selesai. Kami berdua tinggal duduk saja meny

  • Suami Pelit Melarat Saat Kutinggalkan   Sebar undangan

    Akhirnya sampai juga di kampung, aku membangunkan Nova yang terlelap tidur. Aku tak bisa tidur sama sekali karena Mas Gun mengajak ngobrol dan tertawa. "Mas, kejadian penculikan ini jangan beritahu pada orang tuaku ya! Tiara nggak ingin mereka jadi khawatir," kataku sebelum turun dari mobil. Mas Gun mengangguk dan mengedipkan matanya. Nova juga sudah kuperingatkan, lalu turun membantu mengambil koper di bagasi. Ibu menyambut kedatangan kami dengan senyum. "Oh, udah sampai kamu Nak! Datangnya kok rame-rame gini?" "Iya, Bu! Tadi sebenarnya cuma Nova yang akan mengantar, tapi Mas Gun minta ikut, katanya kangen sama ibu. Iya kan, Mas!" ujarku terkekeh. Mas Gun gelagapan karena sandiwaraku lalu terpaksa mengangguk juga. Mas Gun pasti tak menyangka aku sampai berkata itu. "Ya udah, ayo masuk dulu. Kebetulan ibu udah siap masak, kita makan dulu. Kalian pasti udah lapar, kan !" ajak ibu. "Assiiaap, Bu!" kelakar Mas Gun. Kami semua tertawa melihatnya, Mas Gun pasti sudah ingin mencicip

  • Suami Pelit Melarat Saat Kutinggalkan   Penyelamatan

    "Jadi, kalian bersengkongkol untuk menculikku!" hardikku marah. "Andre, lepaskan aku! Apa kamu nggak takut ditangkap polisi, pikirkan ibumu," sergahku. "Hahahaha ... Kamu pikir Andre akan mendengarkanmu setelah apa yang kamu perbuat pada dirinya. Kamu sungguh licik, dasar wanita penggoda yang merampas kebahagiaan orang!" cemooh Mona mencibir sinis. "Merampas kebahagiaan siapa? Kebahagiaan kamu gitu? Cih, seharusnya kamu tau diri kalo Mas Gun nggak tertarik padamu sedikitpun. Dasar penguntit!" aku kembali mengejeknya. Plak! "Apa kamu bilang? Penguntit? Awalnya aku mengejar Gunawan dan akan mendapatkannya tapi kamu datang merusak semua usahaku. Jadi, kamu harus membayarnya," ucap Mona meninggi. Pipiku yang ditampar terasa sakit dan perih. Kulihat Andre cuma diam saja, aku celingukan mencari Nova. Kemana dia? Nova pasti di tempat lain. "Andre, mau kita apakan ini Ratih?" tanya Mona melirik Andre. Andre cuma diam memandangku, lalu memandang kedua kakiku yang sedikit terbuka hingga

  • Suami Pelit Melarat Saat Kutinggalkan   Diculik

    Hari pernikahan tinggal seminggu lagi, persiapan sudah delapan puluh persen. Tinggal menyebar undangan, untuk pesta di kampung memang tak banyak. Sekitar seribu undangan saja, karena kami pun tak banyak kenalan. Di kampung, ibu sudah menelepon memberitahukan persiapan pernikahan. Surat undangan sudah siap dicetak, tinggal menungguku datang untuk mengundang siapa saja. Ibu menyuruhku seminggu sebelum akad, sudah pulang. Aku pun mempersiapkan diri termasuk urusan restoran. Semua karyawan aku liburkan sehari pas pesta pernikahan. Mereka menyambut dengan gembira, setelah mendengar aku akan menikah. Mereka ingin menghadiri pernikahanku, aku bilang nanti saja saat pesta ke dua di gedung. Agar tidak terlalu jauh dari tempat tinggal, mereka pun menyetujuinya. Gegas aku masukkan baju ke koper, selama seminggu aku akan berada di kampung. Setelah seminggu pesta di kampung baru ngunduh temanten di gedung. Nova membantuku membawa koper, lalu memasukkan ke bagasi mobil. Sengaja meminta Nova ya

  • Suami Pelit Melarat Saat Kutinggalkan   Penguntit

    Mas Gun kembali mengajak ke Mall, membeli barang untuk hantaran nanti. Kali ini aku yang memilih karena aku yang tau ukurannya, seperti mukena set, sepatu, sampai BH dan CD hingga saat aku mengangkatnya Mas Gun memalingkan wajah karena malu. Aku pun tertawa terbahak-bahak. "Oh iya, Mas gimana ranjang dan lemari apa udah disiapkan juga?" tanyaku kepo. "Sudah disiapkan Mama jauh-jauh hari, udah ada di rumah. Apa Tiara mau melihat ke rumah?" tanya Mas Gun. "Boleh, Mas! Tiara juga ingin tau kan blom pernah ke rumah Mas, sekalian ketemu Mama Laras," jawabku. Tentu saja ke rumah Mas Gun juga bagus, barang-barang yang dibeli tadi juga di taruh di rumah Mas Gun dulu. Di bungkus yang cantik untuk hantaran nanti. Setibanya di depan gerbang rumah, lagi-lagi aku melongo. Ini kan bukan rumah tapi istana, indah dan besar. Bahkan halaman yang begitu luas membuat mobil agak masuk ke dalam lagi. Mas Gun memencet mobil, terlihat satpam tergopoh-gopoh membuka gerbang. Mas Gun melajukan mobilnya ma

  • Suami Pelit Melarat Saat Kutinggalkan   Membeli cincin

    Hari pernikahan dengan Mas Gun semakin dekat. Rencana setelah sidang cerai selesai, dalam dua minggu Mas Gun akan melamarku. Masa iddahku juga sudah selesai, kusambut dengan bahagia hari yang akan membawaku menuju pelaminan. Ibu sudah balik kampung duluan untuk mempersiapkan pernikahan. Sedangkan aku masih di restoran mengurus segala tetebengeknya. Sesuai musyawarah, pesta pernikahan akan diadakan dua kali. Pertama di kampung dan kedua di gedung. Siang itu Mas Gun datang, seperti biasa akan makan siang. Kali ini dia datang sendiri, sekalian membicarakan pernikahan kami. "Tiara, Mas sungguh senang saat mendengar ceritamu tentang sidang itu. Apalagi Mama udah nggak sabar melihat kita menikah," kata Mas Gun cekikan. "Alhamdulillah, Mas! Sidang berjalan lancar. Gimana persiapan pernikahan kita Mas?" tanyaku menatap pria tampan di depanku. "Untuk mahar, Tiara mau yang mana? Oh iya siap makan kita akan mencari cincin nikah dulu, kamu mau kan?" "Baik, Mas! Kalo gitu Tiara siap-siap dul

  • Suami Pelit Melarat Saat Kutinggalkan   Resmi bercerai

    "Mama senang bisa ketemu kamu lagi, Tiara!" kata Mama sambil memotong steak daging. "Tiara juga senang, Ma! Mama sehat kan?" "Alhamdulillah, Mama bahkan lebih sehat saat tau akan kemari," kekeh Mama. "Iya, Mama begitu semangat saat akan Mas ajak ketemu kamu dan ibu. Bahkan Mama udah ngomongin soal kita nikah," ucap Mas Gun melirik Mama. Aku cuma tersenyum memandangnya. Sambil makan kita mengobrol, kadang melucu hingga tertawa. "Lah, kan betul ya besan?" tanya Mama memanggil ibuku besan. Mas Gun dan aku melongo. "Iya, besan. Seharusnya mereka berdua yang ngebet, ini malah kita yang nggak sabar," jawab ibu tertawa renyah. Tawa kami meledak mendengar guyonan ibu. Betapa hangat hatiku bila dua wanita yang menyayangiku itu akrab. Wanita yang sama-sama tidak memandang status tapi lebih mengutamakan kebahagiaan anaknya. "Oh, iya bagaimana jalannya sidang perceraian kamu?" tanya Mas Gun. "Insya Allah, besok baru masuk sidang Mas. Ini tadi udah mediasi tapi aku tetap memilih bercerai,

  • Suami Pelit Melarat Saat Kutinggalkan   Ratih pingsan

    Saat sadar, aku sudah berada di suatu tempat. Aku memandang sekeliling, semua serba putih. Di mana aku? "Kamu udah sadar, Nak?" tanya suara lembut ibu. "Ibu?" "Ya, ibu ke sini karena khawatir. Saat menelepon kamu, tapi nggak kamu jawab lagi. Nova langsung mengabari kalo kamu pingsan." "Aku di mana, Bu?" tanyaku. "Di rumah sakit, tadi Nova yang di sini setelah ibu datang dia baru pulang ke restoran," jawab ibu. Aku bergerak bangun, ibu membantuku duduk. Lalu duduk di kursi sampingku. "Sebenarnya apa yang terjadi sampai kamu pingsan?" tanya ibu khawatir. "Maaf, Bu. Kalo Ratih buat ibu cemas, akhir-akhir ini banyak masalah yang terjadi," jawabku sambil menghembuskan napas. "Memangnya ada apa? Ceritakan pada ibu," pinta ibu. Aku mulai menjelaskan semua, mulai dari masalah Andre, Mona hingga Bagas. Ibu mengangguk mendengarnya dan mengelus lembut tanganku. Memberi kekuatan agar aku bersabar. "Sebaiknya selesaikan masalah kamu satu persatu. Tentang Bagas, ibu rasa kamu tak perlu k

  • Suami Pelit Melarat Saat Kutinggalkan   Masalah terus berdatangan

    Suatu hari, Mona pernah mendatangi rumah Mas Gun. Kala itu cuma ada Mama Laras di rumah. Dengan nekat Mona bilang pada Mama Laras kalo dia dan Mas Gun pacaran. Sontak Mama Laras terkejut, tapi terlihat tenang. Walaupun curiga tapi Mama Laras menanggapi dengan santai, karena tau Mas Gun pasti cerita jika sudah punya pacar. Mama Laras lalu meminta bukti kalo memang benar Mona pacar Mas Gun. Mona yang awalnya gugup, lalu membuka ponselnya dan menunjukkan foto dia dengan Mas Gun. Akan tetapi Mama Laras cuma tertawa melihatnya, bagaimana mungkin dikatakan pacaran jika berfoto berjauhan. Banyak foto yang ditunjukkan Mona tapi semua sama. Mama Laras pun beranggapan bahwa Mona berbohong dan lebih tepat penguntit. Di dalam foto, banyak suasana dan acara yang dihadiri Gunawan dan selalu ada Mona di sana. Seperti dugaan Mama bahwa Mona hanya ngefans pada Mas Gun. Hingga saat Mama tak percaya, Mona terus memaksa Mama mengakui hubungan mereka. Mama Laras yang kesal pun segera memanggil satpam

DMCA.com Protection Status