Share

Bab 72

“Saya Lita, dokter  kandungannya. Tapi sekarang saya di sini sebagai teman bukan dokter. Berkas riwayat pemeriksaan sudah kulimpahkan. Enjang sudah bersama dokter ahli yang terbaik di dalam sana,” katanya sambil menunduk menyembunyikan air mata. Aku jadi menyesal telah keras padanya. Mereka begitu dekat pantas dia marah.

“Aamiin. Terima kasih,” gumamku pelan lalu kami saling diam dalam pikiran masing-masing.

Petugas tampak bingung menyaksikan kami justru berdebat sengit entah soal apa lalu tersenyum saat aku kembali mengarahkan pandangan padanya.

“Lakukan yang terbaik, Pak. Saya akan kirim orang untuk membantu.”

“Baik, Pak. Terima kasih.”

Pintu ruang operasi masih tertutup dengan angkuh. Lampu berkedip warna merah membuat tegang siapa saja yang melihatnya. Lebih baik turun saja, aku merasa tercekik di sini.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status