Share

Bab 109

Wajah Kak Enjang tampak sedih. Tulus atau sandiwara?

Biarlah apapun yang dia simpan dalam hatinya aku tak peduli. Sikap Kak Dio yang cenderung membelanya sudah cukup untukku mengambil keputusan untuk menyerah saja. Kata adil dalam pernikahan poligami kami tak kurasakan.

“Kak Enjang tenang saja karena sebentar lagi akan kuserahkan, Kak Dio seutuhnya untukmu secara resmi.

Kepergianku selama lima tahun ini mungkin telah menumbuhkan harapan, Kakak untuk memiliki suami seutuhnya.

Sekarang aku kabulkan harapan itu.”

Wajah wanita yang tetap cantic meski telah melahirkan lima anak ini menegang dan mematung di hadapanku. Aku terkejut ketika pipinya telah basah oleh air mata tanpa isak yang kudengar.

“Aku memang salah, Rindi tapi bisakah kau dengarkan aku dulu sebelum menuduhku begitu hina? Aku minta maaf karena terburu emosi melihat kalian bersama.

Aku hanya berharap kita baik-baik sa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status