Home / Romansa / Suami Kontrak CEO Cantik / Bab 5 : Si Rubah Alice

Share

Bab 5 : Si Rubah Alice

Author: Nanasshi
last update Last Updated: 2025-01-08 18:25:09

Karana duduk di ruangannya yang luas dan modern. Dinding kaca di belakang mejanya memperlihatkan pemandangan gedung-gedung pencakar langit di jantung kota. Namun, pikirannya sama sekali tidak bisa menikmati pemandangan itu. Ia memijat pelipisnya yang berdenyut sejak pagi. Pernikahannya dengan Hasya baru berusia beberapa minggu, tapi sudah terlalu banyak hal yang harus ia urus. Bukan hanya soal Hasya yang masih kikuk menyesuaikan diri, tetapi juga bagaimana mempertahankan penampilan mereka di depan keluarga dan publik.

Namun, hari ini, masalah baru datang mengetuk pintu. Lebih tepatnya, menghantamnya tanpa ampun.

Alice.

Sepupunya yang selalu menjadi duri dalam daging sejak mereka kecil. Dari semua orang di dunia ini, Alice adalah orang yang paling Karana harapkan tidak akan menyadari sesuatu yang aneh dalam pernikahannya. Tapi, Karana seharusnya tahu bahwa Alice tidak akan tinggal diam.

Alice berjalan memasuki ruangan dengan langkah percaya diri, mengenakan gaun merah yang memeluk tubuhnya sempurna. Bibir merahnya tersenyum sinis.

“Kara,” sapanya dengan nada mencibir, “bolehkah aku mengucapkan selamat kepada pengantin baru? Atau aku harus menunggu undangan resepsi mewah kalian?”

Karana menekan emosi yang tiba-tiba menyeruak. Ia tahu ini akan terjadi. Ia sudah mempersiapkan dirinya, tetapi menghadapi Alice selalu membuat darahnya mendidih.

“Kalau kau hanya datang untuk mengucapkan selamat, terima kasih. Aku sibuk sekarang,” jawab Karana datar, berharap percakapan ini bisa segera diakhiri.

Alice tertawa kecil, sebuah tawa yang terdengar lebih seperti ejekan. “Oh, aku yakin kau sibuk. Mengatur pernikahan dadakan pasti melelahkan, ya? Apalagi dengan… suami muda yang bahkan baru beberapa bulan bekerja di sini.”

Karana menggenggam pena di tangannya lebih erat. “Hasya bukan urusanmu, Alice.”

“Oh, tapi dia jadi urusanku.” Alice melangkah lebih dekat, mencondongkan tubuhnya ke meja Karana. “Aku ini keluarga. Aku peduli denganmu, Kara. Aku khawatir kau mungkin membuat keputusan yang… ceroboh.”

“Ceroboh?” Karana akhirnya menatap Alice dengan tajam.

Alice tersenyum puas, seolah menunggu momen ini. “Ayo, Kara. Kita berdua tahu kau tidak pernah membuka hati setelah Adrian meninggalkanmu seperti pecundang. Lalu tiba-tiba, kau menikahi anak magang yang bahkan tidak punya uang untuk membeli jas yang layak? Kau bisa berbohong pada orang lain, tapi tidak padaku.”

Jantung Karana berdegup kencang, tetapi ia berusaha menjaga wajahnya tetap dingin. “Kau terlalu jauh, Alice.”

Alice menyandarkan dirinya ke meja. “Atau mungkin aku terlalu dekat dengan kebenaran? Karena itu kau terlihat begitu defensif sekarang?”

Karana menatap Alice tajam, tetapi Alice tidak mundur.

“Kau tahu apa yang lebih menarik?” lanjut Alice dengan suara yang lebih pelan, hampir seperti bisikan beracun. “Aku sudah memerintahkan orang untuk menyelidiki latar belakang Hasya. Dan kau pasti akan terkejut dengan apa yang kutemukan.”

Kali ini, Karana tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Ia tahu Alice licik, tetapi ia tidak mengira sepupunya itu akan sampai sejauh ini.

Alice menangkap ekspresi itu dan tersenyum menang. “Oh, tenang saja. Aku belum akan membocorkan apa pun. Tapi sejujurnya, Kara, aku kecewa. Aku kira kau lebih pintar dari ini. Memilih pria yang jelas-jelas putus asa hanya untuk menutup mulut keluargamu? Itu bukan gaya seorang Karana Wihardjo.”

Karana berdiri dari kursinya, menatap Alice dengan mata tajam. “Cukup, Alice. Aku tidak peduli apa yang kau pikirkan. Pernikahanku bukan urusanmu. Dan jika kau berani mencampuri hidupku lagi, aku tidak akan tinggal diam.”

Alice tertawa lagi. “Kita lihat saja nanti.”

Ia berbalik dan berjalan keluar dengan angkuh, meninggalkan Karana dengan perasaan campur aduk.

^^^^

Karana duduk di kursinya dengan tangan yang gemetar. Ia tahu Alice tidak akan berhenti begitu saja. Dan jika latar belakang Hasya benar-benar diselidiki, maka kebenaran tentang pernikahan mereka pasti akan terungkap.

Namun, bagian terburuknya bukanlah ketakutan akan terbongkarnya rahasia. Yang membuat Karana benar-benar gelisah adalah kenyataan bahwa, meskipun ini semua dimulai sebagai kesepakatan bisnis, ia mulai peduli pada Hasya lebih dari yang seharusnya.

Ia menggenggam ponselnya dan membuka pesan singkat dari Hasya. Pesan sederhana itu mengatakan bahwa Hasya akan pulang lebih awal malam ini karena ingin menemani kakaknya di rumah sakit.

Karana menutup matanya dan menarik napas panjang. Ia tidak bisa membiarkan Alice menghancurkan ini—menghancurkan mereka.

^^^^

Alice menyesap anggur merahnya di balkon apartemen mewahnya. Laporan tentang Hasya tergeletak di mejanya, berisi semua informasi yang ia butuhkan untuk menjatuhkan Karana.

“Ini baru permulaan, Kara,” bisiknya dengan seringai licik. “Aku akan pastikan kau jatuh dari singgasanamu. Dan kali ini, tidak ada yang bisa menyelamatkanmu.”

Alice memandangi foto Hasya di laporan itu. Laki-laki itu mungkin tidak menyadari bahwa ia baru saja menjadi pion dalam permainan berbahaya yang Alice mulai jalankan.

“Yatim piatu, tinggal bersama kakaknya yang sakit… tunggakan rumah sakit… jumlah hutang yang hampir menembus batas.”

Pria itu tersenyum puas sebelum mengirim laporan kepada Alice.

“Anak ini mudah dihancurkan,” gumamnya.

^^^^

Hasya duduk di sofa, mencoba merapikan dasi yang ia kenakan untuk latihan menghadiri acara formal bersama Karana. Ia masih merasa canggung di dunia ini—dunia yang penuh kemewahan dan kebohongan.

Namun, ia tahu ia harus bertahan. Demi kakaknya, ia tidak bisa membiarkan apa pun menghancurkan perjanjian ini.

Saat Karana pulang, wajahnya terlihat lelah dan tegang. Hasya mencoba menyapanya, tetapi Karana hanya memberikan senyuman tipis sebelum langsung menuju kamarnya.

Hasya menatap punggung Karana yang menghilang di balik pintu dan merasa ada sesuatu yang salah. Namun, ia tidak berani bertanya. Tidak malam ini.

^^^

Related chapters

  • Suami Kontrak CEO Cantik   Bab 6 : Masuk Ke Dunia Baru

    Hasya duduk di sudut sofa kulit hitam yang terasa terlalu empuk untuk tubuhnya yang kaku. Matanya menatap langit-langit apartemen Kara yang tinggi dengan lampu gantung kristal yang berkilauan di atasnya. Seluruh ruangan ini terasa seperti bagian dari majalah interior mewah—dengan dinding marmer putih, lukisan-lukisan mahal, dan perabotan yang tampak lebih mahal dari total biaya hidupnya selama setahun.Ia meneguk ludah, merasa kecil dan tidak pada tempatnya. Napasnya berat, seolah udara di ruangan ini terlalu tipis untuknya.“Kamu kenapa duduk di situ seperti tersesat?”Suara Kara mengagetkan Hasya. Wanita itu baru saja keluar dari kamar dengan pakaian kerja yang rapi dan elegan. Sepatunya berbunyi pelan di atas lantai marmer saat ia mendekat.Hasya berusaha tersenyum, tapi yang keluar lebih seperti seringai canggung. “Aku nggak tahu harus ngapain,” jawabnya jujur.Kara memiringkan kepalanya, menatap Hasya seolah sedang menilai sesuatu yang penting. “Kamu kelihatan seperti anak kucing

    Last Updated : 2025-01-09
  • Suami Kontrak CEO Cantik   Bab 1 : Pertemuan yang Mengejutkan

    Karana Wihardjo duduk di bar dengan pandangan kosong. Gelas gin tonic di tangannya sudah hampir kosong, tetapi ia tidak memperhatikan betapa cepatnya ia meneguk minumannya. Ia merasa dunia berputar di sekelilingnya, tetapi semua itu seperti kabut yang tak bisa ia jernihkan. Keheningan hatinya berbanding terbalik dengan suara riuh yang memenuhi ruang klub malam tempat ia berada. Musik bass yang kuat, lampu neon yang berkedip-kedip, dan orang-orang yang menari dengan penuh semangat seakan hanya membuatnya merasa lebih terasing."Karana, kamu baik-baik saja?" suara sahabatnya, Clara, memecah kebisuan itu.Karana hanya mengangguk lemah tanpa menatapnya. Wajahnya menunjukkan kelelahan, dan matanya terasa berat. Ia tidak tahu bagaimana harus menjawabnya. Ayahnya baru saja menelponnya siang tadi, kembali memaksanya untuk menikah cepat, memenuhi ekspektasi keluarga yang sudah terlalu lama ia hindari. Segala tuntutan itu membuatnya terjebak dalam kebingungannya."Ayo, Karana. Cobalah bersenang

    Last Updated : 2025-01-06
  • Suami Kontrak CEO Cantik   Bab 2 : Kepala Berat dan Keterpaksaan

    Kara Wihardjo terbangun pagi itu dengan kepala yang berat. Matanya terpejam, mencoba untuk mengabaikan rasa pening yang menggelayuti. Ia merasakan dampak buruk dari malam sebelumnya. Meski tidak ingat sepenuhnya apa yang terjadi, ada banyak gambar samar yang berputar di benaknya, seperti potongan-potongan puzzle yang saling bertabrakan. Satu hal yang ia tahu, ia merasa sangat terperangkap—terperangkap dalam tanggung jawab yang luar biasa, terperangkap dalam tekanan dari keluarganya, dan terperangkap dalam perasaan yang tidak ia mengerti. Ponselnya berdering, menyentakkan dirinya keluar dari lamunannya. Itu adalah pesan dari ayahnya. Pesan yang mengingatkan untuk segera bertindak, untuk memenuhi harapan keluarga yang semakin membebani. Ia menarik napas dalam-dalam, menyesap secangkir kopi pahit, lalu berdiri untuk bersiap-siap ke kantor. Seharian, pikirannya hanya berputar tentang hal itu. Tekanan pernikahan yang tak kunjung selesai, desakan untuk segera menikah, dan ayah yang tidak

    Last Updated : 2025-01-06
  • Suami Kontrak CEO Cantik   Bab 3 : Keputusan yang Membuka Jalan Baru

    Hasya Gaharu melangkah keluar dari ruang rumah sakit, matanya fokus pada jalan di depan. Sesekali, ia memeriksa ponselnya, mencari informasi terbaru tentang pengobatan mata kakaknya. Selama bertahun-tahun, ia berjuang untuk merawat kakaknya yang kehilangan penglihatan akibat penyakit degeneratif. Setiap harinya, ia mencoba sekuat tenaga untuk mencari cara agar kakaknya bisa melihat lagi. Namun, biaya pengobatan yang sangat mahal selalu menjadi penghalang utama. Ketika tawaran pernikahan kontrak dari Karana Wihardjo datang, ia merasa seolah-olah mendapat jalan keluar. Kakaknya, Ayu, yang sudah terbiasa dengan kondisi tersebut, kini tampak lebih cerah sejak Hasya menyampaikan berita gembira. “Ayu,” kata Hasya sambil tersenyum lebar, “aku akan membawa kamu ke Singapura untuk menjalani operasi mata. Aku sudah mencari cara, dan akhirnya, ada kesempatan untuk kamu bisa melihat lagi.” Ayu menatap adiknya dengan air mata yang mulai menetes di pelupuk matanya. Sungguh, Ayu tak tahu harus be

    Last Updated : 2025-01-06
  • Suami Kontrak CEO Cantik   Bab 4 : Pernikahan Yang Tidak Direncanakan

    Pernikahan Karana Wihardjo, putri tunggal dari keluarga Wihardjo, adalah topik yang tak pernah lepas dari pembicaraan di setiap sudut kota. Sebagai CEO sukses dan pewaris perusahaan besar milik ayahnya, Karana sudah lama menjadi sorotan publik. Kini, momen besar dalam hidupnya akan segera tiba—hari pernikahannya dengan Hasya Gaharu, seorang laki-laki muda yang sebelumnya hanya dikenal sebagai anak magang di perusahaannya. Hubungan mereka yang dimulai dengan perjanjian kontrak untuk setahun itu akhirnya berkembang menjadi kenyataan. Media, tentu saja, tidak melewatkan kesempatan untuk meliput setiap detil persiapan pernikahan ini. Tampilkan gaun yang dipilih Kara, riasan yang menakjubkan, hingga lokasi pesta yang mewah—semua menjadi sorotan. Di tengah sorotan publik yang begitu besar, Kara berusaha tetap tenang, meskipun dalam hati, ada perasaan cemas yang sulit untuk ditutupi. Sementara itu, Hasya, yang lebih suka hidup di luar sorotan, merasa canggung dengan perhatian yang datang b

    Last Updated : 2025-01-06

Latest chapter

  • Suami Kontrak CEO Cantik   Bab 6 : Masuk Ke Dunia Baru

    Hasya duduk di sudut sofa kulit hitam yang terasa terlalu empuk untuk tubuhnya yang kaku. Matanya menatap langit-langit apartemen Kara yang tinggi dengan lampu gantung kristal yang berkilauan di atasnya. Seluruh ruangan ini terasa seperti bagian dari majalah interior mewah—dengan dinding marmer putih, lukisan-lukisan mahal, dan perabotan yang tampak lebih mahal dari total biaya hidupnya selama setahun.Ia meneguk ludah, merasa kecil dan tidak pada tempatnya. Napasnya berat, seolah udara di ruangan ini terlalu tipis untuknya.“Kamu kenapa duduk di situ seperti tersesat?”Suara Kara mengagetkan Hasya. Wanita itu baru saja keluar dari kamar dengan pakaian kerja yang rapi dan elegan. Sepatunya berbunyi pelan di atas lantai marmer saat ia mendekat.Hasya berusaha tersenyum, tapi yang keluar lebih seperti seringai canggung. “Aku nggak tahu harus ngapain,” jawabnya jujur.Kara memiringkan kepalanya, menatap Hasya seolah sedang menilai sesuatu yang penting. “Kamu kelihatan seperti anak kucing

  • Suami Kontrak CEO Cantik   Bab 5 : Si Rubah Alice

    Karana duduk di ruangannya yang luas dan modern. Dinding kaca di belakang mejanya memperlihatkan pemandangan gedung-gedung pencakar langit di jantung kota. Namun, pikirannya sama sekali tidak bisa menikmati pemandangan itu. Ia memijat pelipisnya yang berdenyut sejak pagi. Pernikahannya dengan Hasya baru berusia beberapa minggu, tapi sudah terlalu banyak hal yang harus ia urus. Bukan hanya soal Hasya yang masih kikuk menyesuaikan diri, tetapi juga bagaimana mempertahankan penampilan mereka di depan keluarga dan publik.Namun, hari ini, masalah baru datang mengetuk pintu. Lebih tepatnya, menghantamnya tanpa ampun.Alice.Sepupunya yang selalu menjadi duri dalam daging sejak mereka kecil. Dari semua orang di dunia ini, Alice adalah orang yang paling Karana harapkan tidak akan menyadari sesuatu yang aneh dalam pernikahannya. Tapi, Karana seharusnya tahu bahwa Alice tidak akan tinggal diam.Alice berjalan memasuki ruangan dengan langkah percaya diri, mengenakan gaun merah yang memeluk tubu

  • Suami Kontrak CEO Cantik   Bab 4 : Pernikahan Yang Tidak Direncanakan

    Pernikahan Karana Wihardjo, putri tunggal dari keluarga Wihardjo, adalah topik yang tak pernah lepas dari pembicaraan di setiap sudut kota. Sebagai CEO sukses dan pewaris perusahaan besar milik ayahnya, Karana sudah lama menjadi sorotan publik. Kini, momen besar dalam hidupnya akan segera tiba—hari pernikahannya dengan Hasya Gaharu, seorang laki-laki muda yang sebelumnya hanya dikenal sebagai anak magang di perusahaannya. Hubungan mereka yang dimulai dengan perjanjian kontrak untuk setahun itu akhirnya berkembang menjadi kenyataan. Media, tentu saja, tidak melewatkan kesempatan untuk meliput setiap detil persiapan pernikahan ini. Tampilkan gaun yang dipilih Kara, riasan yang menakjubkan, hingga lokasi pesta yang mewah—semua menjadi sorotan. Di tengah sorotan publik yang begitu besar, Kara berusaha tetap tenang, meskipun dalam hati, ada perasaan cemas yang sulit untuk ditutupi. Sementara itu, Hasya, yang lebih suka hidup di luar sorotan, merasa canggung dengan perhatian yang datang b

  • Suami Kontrak CEO Cantik   Bab 3 : Keputusan yang Membuka Jalan Baru

    Hasya Gaharu melangkah keluar dari ruang rumah sakit, matanya fokus pada jalan di depan. Sesekali, ia memeriksa ponselnya, mencari informasi terbaru tentang pengobatan mata kakaknya. Selama bertahun-tahun, ia berjuang untuk merawat kakaknya yang kehilangan penglihatan akibat penyakit degeneratif. Setiap harinya, ia mencoba sekuat tenaga untuk mencari cara agar kakaknya bisa melihat lagi. Namun, biaya pengobatan yang sangat mahal selalu menjadi penghalang utama. Ketika tawaran pernikahan kontrak dari Karana Wihardjo datang, ia merasa seolah-olah mendapat jalan keluar. Kakaknya, Ayu, yang sudah terbiasa dengan kondisi tersebut, kini tampak lebih cerah sejak Hasya menyampaikan berita gembira. “Ayu,” kata Hasya sambil tersenyum lebar, “aku akan membawa kamu ke Singapura untuk menjalani operasi mata. Aku sudah mencari cara, dan akhirnya, ada kesempatan untuk kamu bisa melihat lagi.” Ayu menatap adiknya dengan air mata yang mulai menetes di pelupuk matanya. Sungguh, Ayu tak tahu harus be

  • Suami Kontrak CEO Cantik   Bab 2 : Kepala Berat dan Keterpaksaan

    Kara Wihardjo terbangun pagi itu dengan kepala yang berat. Matanya terpejam, mencoba untuk mengabaikan rasa pening yang menggelayuti. Ia merasakan dampak buruk dari malam sebelumnya. Meski tidak ingat sepenuhnya apa yang terjadi, ada banyak gambar samar yang berputar di benaknya, seperti potongan-potongan puzzle yang saling bertabrakan. Satu hal yang ia tahu, ia merasa sangat terperangkap—terperangkap dalam tanggung jawab yang luar biasa, terperangkap dalam tekanan dari keluarganya, dan terperangkap dalam perasaan yang tidak ia mengerti. Ponselnya berdering, menyentakkan dirinya keluar dari lamunannya. Itu adalah pesan dari ayahnya. Pesan yang mengingatkan untuk segera bertindak, untuk memenuhi harapan keluarga yang semakin membebani. Ia menarik napas dalam-dalam, menyesap secangkir kopi pahit, lalu berdiri untuk bersiap-siap ke kantor. Seharian, pikirannya hanya berputar tentang hal itu. Tekanan pernikahan yang tak kunjung selesai, desakan untuk segera menikah, dan ayah yang tidak

  • Suami Kontrak CEO Cantik   Bab 1 : Pertemuan yang Mengejutkan

    Karana Wihardjo duduk di bar dengan pandangan kosong. Gelas gin tonic di tangannya sudah hampir kosong, tetapi ia tidak memperhatikan betapa cepatnya ia meneguk minumannya. Ia merasa dunia berputar di sekelilingnya, tetapi semua itu seperti kabut yang tak bisa ia jernihkan. Keheningan hatinya berbanding terbalik dengan suara riuh yang memenuhi ruang klub malam tempat ia berada. Musik bass yang kuat, lampu neon yang berkedip-kedip, dan orang-orang yang menari dengan penuh semangat seakan hanya membuatnya merasa lebih terasing."Karana, kamu baik-baik saja?" suara sahabatnya, Clara, memecah kebisuan itu.Karana hanya mengangguk lemah tanpa menatapnya. Wajahnya menunjukkan kelelahan, dan matanya terasa berat. Ia tidak tahu bagaimana harus menjawabnya. Ayahnya baru saja menelponnya siang tadi, kembali memaksanya untuk menikah cepat, memenuhi ekspektasi keluarga yang sudah terlalu lama ia hindari. Segala tuntutan itu membuatnya terjebak dalam kebingungannya."Ayo, Karana. Cobalah bersenang

DMCA.com Protection Status