Richard baru saja keluar dari rumah sakit saat ia menyadari beberapa orang tengah mengendap-endap membuntutinya. Richard tersenyum kecil lantas membuat gerakan isyarat tertentu yang tidak bisa dimengerti oleh orang biasa namun cukup dipahami oleh beberapa orang yang membuntutinya. Dua dari penguntit Richard mengangguk lalu pergi ke bagian rooftop rumah sakit.Sepuluh menit berselang, Richard telah berdiri di rooftop rumah sakit dan tak lama setelahnya, tiga orang berpakaian hitam mendekat lalu membungkuk hormat. Richard menyela dengan gerakan isyarat, meminta tiga pria itu untuk tak bersikap formal.“Tuan Muda, anda terluka. Tapi tampaknya anda sudah menghukum orang yang mencelakai anda. Apakah anda ingin kami menghukum keluarganya juga?” Salah seorang dari tiga pria itu bertanya setelah mengamati wajah Richard masih dipenuhi dengan luka lebam akibat pukulan Alex.Richard buru-buru menggeleng. “Tidak perlu. Ini urusanku pribadi, Naga Langit tak perlu terlibat.” Richard lantas mengamat
Richard tiba di kediaman keluarga Miller pukul sebelas malam karena Taxi yang mengantarnya terjebak macet di pusat kota. Malam yang telah larut, membuat Richard menduga jika Daisy pasti sudah terlelap tidur. Tetapi betapa terkejutnya Richard ketika ia membuka pintu kamar, Richard menemukan Daisy tengah berjalan mondar-mandir seperti orang yang gelisah.“Kau ke mana saja?! Mengapa ponselmu tak bisa dihubungi?!” Daisy menyambut Richard dengan omelan tetapi tampak jelas ada kekhawatiran dan kelegaan yang melebur menjadi satu di wajahnya.Richard menggaruk kepala, ia merasa senang meski istrinya baru saja mencecarnya dengan nada tinggi. “Daisy, terjadi kecelakaan lalu lintas hingga kemacetan parah terjadi di pusat kota. Daisy, apa… Apa kau baru saja mengkhawatirkanku?” tanya Richard sedikit ragu-ragu.Tentu saja, pertanyaan Richard membuat Daisy lagi-lagi memelototinya. Daisy berjalan mendekati Richard lalu menuding bagian wajah Richard yang lebam. “Lihat wajahmu! Kau mengalami luka di wa
Acara sarapan pagi di kediaman keluarga Miller menjadi sepi setelah Sandra tiba-tiba pergi karena mendapat panggilan dari James Miller. Bella dan Clair yang sudah menggebu-gebu ingin mempermalukan Richard menjadi tak selera untuk merundung. Bagaimanapun, ekspresi Sandra berubah sedikit muram setelah kembali dari menerima panggilan itu.Tak ada yang berani bertanya kepada Sandra sebab ia telah memberi isyarat bahwa ia sedang tak ingin membicarakan apa-apa. Suasana menjadi hening untuk beberapa waktu hingga pada akhirnya, Sandra membuka suara.“James masuk rumah sakit dan itu bukan yang terburuk.” Sandra menelan ludah sementara pandangannya jatuh ke bawah. “Pagi ini juga, aku akan terbang untuk melihat keadaannya.”Anak dan cucu-cucunya ingin menanggapi dengan pertanyaan tapi nyatanya, Sandra tidak ingin diberi pertanyaan. Ia masih terkejut karena perkara yang menimpa James Miller tergolong masalah berat dan bisa membahayakan masa depan keluarga Miller.“Aku akan memberitahu semuanya te
Proses pembersihan kotoran anjing di mobil Bellatrix baru selesai setelah hari menjelang sore. Bagaimana tidak, Richard harus membersihkan bagian yang sama selama beberapa kali untuk menghilangkan noda dan bau busuk dari kotoran anjing. Usai menyelesaikan tugas berat itu, Richard lantas melaporkan hasil pekerjaannya kepada Bellatrix untuk mencairkan seratus dollar yang dijanjikan Bellatrix.Ting!Ponsel Richard berbunyi. Sambil dudu-duduk di depan garasi mobil, Richard membuka ponselnya. Sebuah pesan dari Bellatrix masuk dan berbunyi,[Aku sudah mengirimkan upah ke nomor rekening yang kau berikan padaku. Berterima kasihlah karena aku masih bersedia memberimu pekerjaan]Tetapi dahi Richard berkerut seketika saat notifikasi dana yang terkredit di rekeningnya adalah sepuluh dolar saja. Karena menganggap Bellatrix salah memasukkan nominal, Richard membalas pesan Bellatrix dan mengatakan bahwa Bellatrix sepertinya salah ketik nominal.Tak lama berselang, notifikasi pesan masuk muncul lagi.
Melihat mata Richard merah padam dengan urat-urat yang menonjol, security dengan penuh ketakutan segera undur diri. Security itu tahu, pasti sedang terjadi hal buruk pada Daisy, dan jelas hal tersebut akan mempengaruhi suasana hati Richard. Security tak ingin ia menjadi sasaran kemarahan Richard hingga ia buru-buru pergi.Sementara itu, tangan Richard yang bergetar menahan amarah, tanpa sadar telah meremukkan handle buket bunga yang ia genggam. Tak peduli tentang apa pun, Richard membuka pintu ruangan Daisy. Napasnya memburu, degup jantungnya melaju cepat sementara aliran darah seolah sedang naik ke ubun-ubunnya.“Richard…”Daisy merintih memanggil nama suaminya. Perempuan itu sedang meringkuk di lantai tepatnya di bawah meja sembari memegangi pipinya yang memerah. Tak jauh dari Daisy, terdapan seorang laki-laki dan seorang lagi perempuan yang sama-sama menampakkan ekspresi sinis dan merendahkan.“Apa yang kalian lakukan pada Daisy-ku?!” Richard berjalan menghampiri lelaki yang berada
Angeline berhenti menampar pipinya sendiri saat Rudolf memintanya untuk berkata yang sebenarnya, dalam artian: membuat pengakuan. Karena sudah cukup lama mengenal Rudolf, Angeline memahami maksud kekasihnya itu. Rudolf berada dalam posisi yang tak bisa melawan Richard secara fisik. Angeline berpikir mungkin saja Rudolf sedang mengkhawatirkan keselamatan dia atau juga keselamatan Rudolf sendiri sehingga Rudolf memutuskan meminta Angeline untuk membuat pengakuan.“Rudolf… Kau yakin aku harus mengatakannya sekarang?!” Angeline melirik ke arah kekasihnya yang sudah babak belur. Rudolf mengangguk.Daisy mengamati Angeline dan Rudolf secara bergantian. Rasa penasaran menguasai isi kepala Daisy. Bibirnya pun melontarkan pertanyaan pada sepasang kekasih di depannya itu.“Mengatakan apa? Apa yang kalian sembunyikan?!”Angeline memasang wajah memelas, setidaknya, setelah ia menyaksikan Richard sama sekali tak memberinya kekerasan fisik, Angeline berpikir memberi wajah memelas akan sedikit merin
Daisy menghampiri Richard yang wajahnya masih menegang. Untuk pertama kalinya, Daisy memandang Richard dengan cara yang berbeda. Jika sebelumnya Daisy menganggap Richard adalah suami yang sewaktu-waktu bisa menambah beban kehidupannya, untuk kali itu, Daisy berpikir Richard adalah suami yang tak seburuk penilaiannya sebelumnya. “Richard…” Daisy memanggil nama suaminya seraya berjalan pelan-pelan menghampiri Richard. “Bagaimana bisa kau datang di waktu yang tepat? Apakah kau memang tahu aku sedang dalam bahaya?” tanya Daisy penasaran. Richard memandang wajah manis Daisy. “Ya. Aku suamimu, jadi firasatku kuat jika itu menyangkut keselamatanmu, Daisy,” tutur Richard sedikit berbohong. Tentu saja ia tak menduga jika kedatangannya akan sangat tepat waktu. Tetapi, dengan dia sedikit memodifikasi jawaban, Richard merasa itu akan menguntungkan posisinya. “Richard… Kau sungguh luar biasa!” Mata Daisy berbinar memuji suaminya. Richard berdeham tak menjawab, mencitrakan dirinya memang benar-b
Black Triad adalah nama sindikat pembunuh yang disewa Rudolf untuk menangkap Richard Forger. Jika biasanya Black Triad mendapat pesanan untuk menghabisi nyawa seseorang, kali itu mereka hanya diminta Rudolf untuk menghajar Richard lalu menyerahkan Richard kepada Rudolf dalam keadaan hidup.Bagi Rudolf, kematian adalah hal yang terlalu menyenangkan untuk diberikan kepada Richard yang telah menginjak harga dirinya. Rudolf ingin Richard mendapat hukuman yang lebih kejam dari kematian itu sendiri.Maka, pertama-tama Rudolf memberi informasi tentang keberadaan terakhir Richard yaitu di kantor Daisy Miller. Setelahnya, Black Triad meminta Rudolf menyerahkan data diri Richard Forger untuk ditelusuri tim pengintai.Hanya saja, tim pengintai dari Black Triad, kesemuanya menemukan kejanggalan ketika database di sistem mereka tak bisa memunculkan rekam jejak Richard Forger di kota Roxburgh. Setelah melakukan penelusuran lebih mendalam, salah seorang tim khusus dari Black Triad menemukan Richard