Daisy menghampiri Richard yang wajahnya masih menegang. Untuk pertama kalinya, Daisy memandang Richard dengan cara yang berbeda. Jika sebelumnya Daisy menganggap Richard adalah suami yang sewaktu-waktu bisa menambah beban kehidupannya, untuk kali itu, Daisy berpikir Richard adalah suami yang tak seburuk penilaiannya sebelumnya. “Richard…” Daisy memanggil nama suaminya seraya berjalan pelan-pelan menghampiri Richard. “Bagaimana bisa kau datang di waktu yang tepat? Apakah kau memang tahu aku sedang dalam bahaya?” tanya Daisy penasaran. Richard memandang wajah manis Daisy. “Ya. Aku suamimu, jadi firasatku kuat jika itu menyangkut keselamatanmu, Daisy,” tutur Richard sedikit berbohong. Tentu saja ia tak menduga jika kedatangannya akan sangat tepat waktu. Tetapi, dengan dia sedikit memodifikasi jawaban, Richard merasa itu akan menguntungkan posisinya. “Richard… Kau sungguh luar biasa!” Mata Daisy berbinar memuji suaminya. Richard berdeham tak menjawab, mencitrakan dirinya memang benar-b
Black Triad adalah nama sindikat pembunuh yang disewa Rudolf untuk menangkap Richard Forger. Jika biasanya Black Triad mendapat pesanan untuk menghabisi nyawa seseorang, kali itu mereka hanya diminta Rudolf untuk menghajar Richard lalu menyerahkan Richard kepada Rudolf dalam keadaan hidup.Bagi Rudolf, kematian adalah hal yang terlalu menyenangkan untuk diberikan kepada Richard yang telah menginjak harga dirinya. Rudolf ingin Richard mendapat hukuman yang lebih kejam dari kematian itu sendiri.Maka, pertama-tama Rudolf memberi informasi tentang keberadaan terakhir Richard yaitu di kantor Daisy Miller. Setelahnya, Black Triad meminta Rudolf menyerahkan data diri Richard Forger untuk ditelusuri tim pengintai.Hanya saja, tim pengintai dari Black Triad, kesemuanya menemukan kejanggalan ketika database di sistem mereka tak bisa memunculkan rekam jejak Richard Forger di kota Roxburgh. Setelah melakukan penelusuran lebih mendalam, salah seorang tim khusus dari Black Triad menemukan Richard
Daisy merasa sangat beruntung karena saat keuangannya sedang buruk, ia bisa mengajak Richard Forger makan malam di restoran mewah sekaligus menikmati menu langka. Beberapa waktu sebelumnya, ketika Daisy dan Richard masih sedang berpikir tentang restoran mana yang akan mereka kunjungi, sebuah email masuk di ponsel Daisy Miller.Itu adalah email penawaran Voucher yang dikeluarkan oleh Restoran Mewah Plaza Athenie yang menyatakan bahwa mereka baru saja membuka cabang dan memberi diskon 70% khusus untuk mereka yang bersedia datang di acara Pre Launching. Tak mau membuang kesempatan berharga itu, Daisy Miller segera mengeklik konfirmasi kedatangan dan mendapatkan nomor voucher yang akan ditukar.“Richard! Kita bisa menikmati menu Langoustine seharga 600 dollar dan hanya perlu membayar 180 dollar saja. Ini sungguh kesempatan langka!” Daisy memekik gembira membayangkan menu Lobster Norwegia yang terkenal itu bisa didapatkan dengan harga yang terlampau murah. Daisy pun mengajak Richard untuk
“Aku tak bisa memastikan apakah ini ulah Rudolf, Luis, Alex, atau sepupumu. Tapi maaf, sepertinya ini semua jebakan.” Richard menginjak pedal gas lebih dalam lagi, membuat kepala Daisy nyaris terbentur kaca mobil. “Daisy, kencangkan sabuk pengamanmu! Jika kau takut, kau cukup tutup mata dan percayakan semua padaku. Mengerti?”Daisy menelan ludah. Tangannya gemetaran mengencangkan sabuk pengaman, sementara bibirnya dengan cukup pelan menyuarakan sebuah pertanyaan. “Richard, apakah aku baru saja masuk ke dalam jebakan musuh?”Richard menganggukkan kepala singkat sementara dua matanya mulai menajam dan mengamati kaca depan sekaligus dua kaca spion di kanan dan kiri. Sebelumnya, ia sudah sempat berpikir jika pasti ada kemungkinan Rudolf membalas dendam, hanya saja, Richard tak menduga akan secepat ini.“Aneh…” Richard bergumam pelan saat menyadari instingnya tak merasakan kehadiran pihak-pihak musuh yang mengejar atau mendekat. Bahkan ketika ia melipatgandakan kewaspadaan, ia tetap merasa
Rudolf menghubungi Black Triad setelah hari menginjak pukul sepuluh malam. Mengingat Black Triad berjanji akan membawa Richard Forger ke hadapan Rudolf di pukul sebelas malam, Rudolf merasa perlu mengetahui perkembangan terbaru proses penculikan Richard Forger.“Halo… Maaf, ini sudah pukul sepuluh. Bisakah aku mengetahui sejauh mana misi berjalan?” Rudolf lekas bertanya setelah teleponnya tersambung dengan salah satu perwakilan sindikat pembunuh Black Triad.“Apa kau meragukan Black Triad?!” Suara di seberang lebih terdengar seperti membentak ketimbang bertanya, membuat Rudolf lagi-lagi merasa seperti disengat lebah karena terkejut.“Bu… Bukan begitu. Maksudku, apakah saat ini Richard sialan itu sudah dihajar? Dia mematahkan empat gigiku. Aku ingin, sebelum dibawa kepadaku, orang suruhan kalian harus sudah merontokkan setidaknya tujuh gigi Richard!”“Apakah Richard sudah dihajar??! Merontokkan tujuh giginya? Ha ha! Kau meremehkan anggota Black Triad, Rudolf! Meski target kali ini terg
Richard ingin memberi pelajaran lebih berat kepada Lucius dari Black Triad. Namun, suara rintihan Daisy menghentikan niat Richard. Ia lekas melangkah pergi ke arah mobil Daisy, meninggalkan Lucius yang terkapar di tanah dalam keadaan luka-luka.Tak mau melewatkan kesempatan berharga, Lucius mengerahkan seluruh sisa tenaganya untuk kabur menjauh. Mengingat kembali serangan Richard, Lucius berpikir, andai ada tiga dirinya sekaligus, itu tak akan cukup untuk membuat kulit Richard tergores.‘Sungguh, dia bukan kuli sedot tinja! Tidak mungkin! Tidak mungkin aku kalah dari cleaning service seperti dia! Kecuali dia menyembunyikan sesuatu!’ Sepanjang pelariannya, Lucius berteriak dalam hati, seolah masih tak terima jika kekalahannya yang pertama justru disebabkan oleh laki-laki dari kasta rendahan. Hatinya bersikukuh menganggap bahwa Richard pasti memiliki sisi lain yang disembunyikan.Sementara itu, Richard yang tengah membuka pintu mobil Daisy, tampak gelisah mendengar suara serak yang kelu
“Ehm… Richard, apakah kau adalah anggota intelligent pemerintah atau non pemerintah yang sedang menyamar menjadi orang miskin?” Daisy berhenti sejenak, ia tak sabar melihat anggukan kepala dari suaminya. ‘Bukankah Richard memang terlihat keren? Pasti dia memang seorang intel!’ batin Daisy berbunga-bunga. Membayangkan Richard adalah seorang anggota intel yang hanya berpura-pura miskin demi kepentingan tugas, Daisy tiba-tiba tersenyum malu-malu juga berbunga-bunga.Tetapi, tentu saja respon Richard adalah gelengan kepala. Mengatakan tidak pada dugaan Daisy, merontokkan khayalan indah perempuan manis itu.“Kau menilaiku terlalu tinggi, Daisy. Bukankah sudah kuberi tahu bahwa aku adalah mantan cleaning servis di perusahaan Luis Jung?”Meski terkejut dan kecewa, Daisy tampak masih tak mau percaya begitu saja. Ia pun melontarkan satu pertanyaan lain. “Selain menjadi Cleaning Service, apakah kau pernah punya pekerjaan lain? Jawab dengan jujur karena aku adalah istrimu. Aku tak akan membocork
Karena terlalu lelah, Daisy mengajak Richard untuk menumpang beristirahat di kantor polisi selagi keduanya menunggu pagi. Lagipula, itu sudah pukul tiga dini hari sehingga tak akan terlalu lama untuk melihat matahari terbit. Benar saja, ketika Richard dan Daisy merasa baru memejamkan mata di ruang tunggu kantor polisi, keduanya dibangunkan oleh seorang petugas karena hari sudah pukul Sembilan pagi.Daisy menggeliat terbangun lebih awal, setelah mengucap terima kasih pada petugas yang membangunkannya, Daisy menggoyang-goyang pundak Richard yang masih terlelap.“Richard… Ini sudah pukul Sembilan pagi… Bangun….”“Eh?” Richard menyipitkan mata lalu menguap. “Sepertinya kita baru duduk sepuluh menit. Huah… Baiklah aku akan memesan Taxi. Dengan begitu kita bisa segera ke Peach Blossom Show Room dan membungkus mobil untuk dibawa pulang, dengan begitu aku bisa tidur lagi di rumah… Huaah…”Dua petugas polisi yang kebetulan lewat, tampak meringis menahan tawa mendengar ucapan Richard yang disua