“Diam kalian semua!” Max menengahi. Ia lantas memandang wajah Daisy lembut, lalu berkata, “Daisy, jika kau memang menyukai hidangan di sini, tenang, meski suamimu tak sanggup memberikannya untukmu, aku yang akan membelikanmu.” Sejenak, Max membenahi dasi di lehernya lalu bergumam lagi, “cepat atau lambat, kau akan sadar Daisy, siapa laki-laki yang lebih unggul dan lebih pantas mendampingimu.”Richard menelan sepotong Sushi seraya mengangguk dan menunjuk ke arah Max. “Nah… Kali ini kau benar, Max!”“Richard, bahkan sampai sekarang kau tak menyadari di mana posisimu?! Max baru saja memberi pesan bahwa sejatinya kau berada jauh di bawah Max.” Clair menyela Richard. Membuat Richard mengangkat bahu seoalah bertanya, memangnya, apa peduliku?Tentu saja gerakan isyarat tubuh Richard semakin membuat Max dan teman-temannya jijik.“Ingat, Richard! Andai bukan karena pengaruh nama besar keluargaku, kau bahkan tak akan pernah mendapat izin untuk menginjakkan kaki di lantai ini!” Max pun kini terl
Max masih memiliki satu bukti yang membuatnya yakin bahwa kepala pramusaji telah salah memberikan informasi. Bukti kuat itu bisa ia gunakan untuk memojokkan Richard sekaligus menunjukkan kepada semua orang bahwa di antara dirinya dan Richard, Max-lah yang lebih unggul. Kepercayaan diri Max pun kembali meningkat.“Begini saja…” Max saat itu merogoh dompet kulit dari sakunya, mengeluarkan sesuatu dari sana lalu melempar ke atas meja. “Richard, tunjukkan kartu membermu di Green Maple Restaurant! Jika kau memang memiliki kartu member, aku akan mempercayai ucapan pramusaji. Jika kau tak memilikinya, sudah jelas bahwa pramusaji pasti salah memberi informasi!”Rosaline, Jessy, dan Clair merasa puas atas tindakan tegas yang dilakukan oleh Max. Nyali mereka yang sebelumnya menciut, kini telah membesar lagi. Mereka semakin yakin bahwa pegawai Green Maple telah melakukan kekeliruan dengan mengira Richard-lah yang memesan lantai tujuh.‘Ya! Richard sudah mengatakan bahwa ia tak memiliki kartu mem
Sambungan telepon terputus. Max diam terpaku dengan perasaan yang campur aduk. Max melirik ke arah Richard yang kini sedang tersenyum sembari merangkul pundak Daisy.“Mungkin ayahku yang sedang mabuk.” Max pura-pura menggaruk kepalanya dengan tangan yang bergetar ketakutan. “Ya, ayahku memang pemabuk berat, ha ha ha!” Max tampak berjuang keras mencairkan suasana tetapi justru ia sendiri yang terlihat paling gugup di antara yang lain.Pramusaji tersenyum puas menatap kegelisahan di wajah Max. Untuk melengkapi kegelisahan tersebut, si kepala pramusaji menambahkan, “Tuan Max, sebentar lagi Manajer Jill akan datang ke mari. Beliau adalah manajer di Green Maple Restaurant. Dia akan meluruskan masalah di sini.”Max semakin panik. “Tidak, aku sedang sangat terburu-buru! Lagipula, tak ada yang perlu diluruskan. Aku akan pergi sekarang…” Max meraih kartu member yang beberapa waktu lalu ia lempar ke atas meja.Max ingin cepat-cepat pergi dari tempat itu tetapi Richard menghadang Max. “Santai du
Dalam waktu bulan ke depan, kota Eastland akan mengadakan turnamen bela diri tahunan. Turnamen tersebut diadakan langsung oleh Walikota Eastland dengan hadiah selain berupa uang tunai, juga akan diberikan penawaran pekerjaan di jajaran pasukan keamanan keluarga walikota. Meski diadakan di kota Eastland, peserta dari luar kota tersebut tetap diizinkan untuk mengikuti turnamen.Saat itu, Bellatrix telah menggunakan relasinya untuk meloloskan Richard Forger menjadi peserta turnamen. Jika secara normal peserta turnamen harus melewati berbagai macam seleksi ketat termasuk penelusuran latar belakang keluarga, Bellatrix menyuap panitia turnamen agar tetap meloloskan Richard meski latar belakang keluarga Richard tidak jelas.Kabar tentang terdaftarnya Richard Forger menjadi peserta Turnamen Tahunan di kota Eastland baru diketahui dua hari setelah kejadian di Green Maple Restaurant. Pagi-pagi sekali, Bellatrix datang dan mengetuk pintu kamar Daisy.Saat kamar dibuka oleh Daisy, tangan kanan Be
“Daisy… Kau mimpi buruk?!”Richard mendekatkan tubuhnya pada Daisy. Seketika, Daisy merespon pertanyaan Richard dengan pelukan. Daisy mendadak memeluk Richard tanpa sebab, membuat Richard semakin yakin jika Daisy mengalami mimpi buruk.‘Aku patut berterima kasih pada mimpi buruk yang sudah mengganggumu ini, Daisy!’ Richard membatin dengan perasaan gembira tetapi juga khawatir.“Richard…” Pelan-pelan Daisy memanggil nama suaminya.“Ya?”“Richard, sebaiknya kita kabur dari rumah ini dan hidup tenang di pedesaan kecil… Apakah kau bersedia hidup sederhana bersama?”“Apa maksud ucapanmu, Daisy? Memangnya mengapa kita harus kabur dari sini?”Daisy melepas pelukannya lalu mengusap matanya yang sembab. Dengan menahan rasa sesak yang menyiksa, Daisy mula-mula bercerita tentang Turnamen Tahunan kota Eastland yang terkenal. Lebih khusus, Daisy menitikberatkan pada kejadian-kejadian mengerikan yang pernah tercatat di surat kabar tentang turnamen tersebut.Kelumpuhan permanen, beberapa bagian tubu
Sore hari, Daisy mengajak Richard untuk pergi ke Paragon Gym, tempat fitness yang paling dekat dengan mansion milik keluarga Miller. Sebelumnya, Bellatrix telah memesan membership selama sebulan penuh atas nama Richard dan Daisy. Bellatrix menyebut hal tersebut sebagai bentuk supportnya untuk mempersiapkan fisik Richard menghadapi turnamen di kota Eastland. Sejatinya, Bellatrix tentu saja memiliki tujuan yang lain.“Hei… Akhirnya kalian datang juga!” Bellatrix menyambut Daisy dan Richard yang baru memasuki Paragon Gym. “Daisy, jika sepupumu tersenyum ramah seperti itu,” Richard menyenggol pundak istrinya, “Mengapa aku justru merasa merinding ya?”Daisy tertawa dan merasa setuju, tak ada yang lebih mengerikan dari senyum ramah seseorang yang memiliki sifat licik. “Jadi, rencana busuk apa yang akan kau jalankan kali ini, Bella?”Bellatrix mendecih pelan, merasa tersinggung atas pertanyaan Daisy. Menurutnya, semenjak Daisy menjadi istri Richard, Daisy terkesan semakin berani menentang d
Setelah beristirahat sebentar untuk minum dan sekadar duduk-duduk, Richard melihat Eric berjalan mendekat ke arahnya. Richard pun beranjak berdiri lalu menyapa Eric.“Eric, aku tak sabar ingin berlatih kekuatan fisik denganmu. Jadi, kapan kita bisa memulainya?!” tanya Richard masih dengan nada sopan. Meski ia yakin ia bisa menumbangkan Eric dengan satu jari tangan, Richard membiarkan Eric berbahagia dengan praduganya.Eric tersenyum sedikit merendahkan. “Richard, ketahuilah bahwa waktuku sangat-sangat berharga. Jika kau merasa kelelahan, kita berlatih besok saja sebab aku benci dengan latihan yang tidak maksimal. Itu membuang-buang waktu lebih-lebih bagi CEO perusahaan besar sepertiku.”Richard menggaruk kepala lalu berujar, “Eric, aku sering melakukan pekerjaan kasar sebelum menjadi menantu keluarga Miller. Kurasa latihan ini tak lebih buruk dari pekerjaan-pekerjaanku sebelumnya.”Dalam bayangan kepala Richard, ia teringat ketika mendapat tugas dari Naga Langit untuk tandang ke marka
Saat itu, Eric tiba-tiba meninju telapak tangannya sendiri. Eric mendadak teringat jika beberapa waktu lalu Richard terlihat mengutak-atik weight plates miliknya. Dan, itu membuat Eric yakin bahwa Richard telah mengganti beban Weight Plates dengan ukuran beban yang lebih ringan.‘Cih! Demi terlihat kuat, kau telah bermain licik rupanya!’ Eric membatin merasa bersemangat. Akhirnya, rasa iri yang beberapa waktu lalu memenuhi dadanya, kini berangsur-angsur lenyap.“Kurang ajar! Kalian jangan memujinya lagi!” teriak Eric pada segerombol member fitness yang beberapa waktu lalu melontarkan pujian kepada Richard. “Dengar baik-baik, Richard telah mengubah beban Weight Platesnya, aku sendiri saksinya! Kurasa Richard minder dengan kekuatannya sehingga ia melakukan trik kotor itu!”Semua orang tampak mengerutkan dahi merespon teriakan Eric. Mereka berpikir sejenak dan memang apa yang baru saja diucapkan Eric terdengar lebih masuk akal. Lagipula, tubuh Richard tak terlalu kekar dan mustahil rasan
Ketika Richard dan Daisy tiba di kota Roxburgh, semua sosok-sosok penting di kota besar itu datang ke bandara demi menyambut kedatangan mereka. Para tokoh penting di kota Roxburgh menunduk memberi hormat, membuat orang-orang awam keheranan dan menerka-nerka sehebat apa latar belakang sosok yang baru saja turun dari pesawat. Daisy merangkul siku Richard, menyatakan betapa bahagianya dia berada di sisi suaminya. Ketika mereka tiba di mansion mewah mereka, Daisy dan Richard menemukan ada tumpukan hadiah yang membanjiri halaman depan rumah mereka. Richard segera menghubungi Wendy Adams, meminta gadis itu untuk membagi-bagikan tumpukan hadiah kepada orang-orang yang membutuhkan. Saat semuanya telah beres, Daisy berujar kepada sang suami sembari membanting tubuhnya ke atas ranjang, “Akhirnya semua selesai juga… Ah… Aku ingin beristiraat.” Richard melirik Daisy lalu tersenyum nakal, “Siapa bilang kau boleh beristirahat?” “Eh?” Daisy menelan ludah saat Richard tiba-tiba telah mendekat ke
Richard dan Daisy telah tiba di ruang pesta beberapa puluh menit sebelum acara dimulai. Karena belum banyak tamu yang datang, Daisy tak begitu menduga jika pesta malam itu akan dihadiri oleh puluhan kepala negara dan ratusan konglomerat dunia.Ketika sedang menikmati anggur dan kudapan-kudapan kecil, mata Richard menangkap pemandangan yang mengejutkan. Ia melihat ada dua sosok perempuan yang sedang bertingkah norak. Richard nyaris tersedak, tetapi bibirnya menyunggingkan senyum jahat, untuk pertama kalinya, Richard merasa tindakan ayahnya cukup berguna.Melihat kedua perempuan itu kini sedang berjalan menuju ke arahnya, Richard segera berbisik kepada Daisy. “Aku ingin ke toilet, nikmatilah semua yang ingin kau nikmati.”Richard pergi begitu saja sementara Daisy tak begitu memedulikan kepergian suaminya sebab pandangannya tertuju pada sekelompok orang yang tengah duduk di meja bundar yang sama.‘Bukankah wajah-wajah mereka tak asing?’ Daisy membatin. Keningnya berkerut saat mencoba mem
Hari masih pagi ketika Richard turun dari mobil dan berjalan menuju ke halaman kastil mendiang ibunya. Saat tiba di halaman kastil, bibir Richard refleks membentuk sebuah senyuman saat ia melihat Daisy sedang mengajari Alexander King menanam bunga.Ketika Daisy melihat kedangan sang suami, wajahnya berbinar-binar gembira. Tangan Daisy melambai-lambai lalu mengajak Richard untuk turut menanam bunga.“Tidak, terima kasih. Itu bukan gayaku,” sahut Richard merespon ajakan Daisy. “Aku akan masuk ke dalam, selesaikan saja kegiatanmu,” imbuh Richard seraya berjalan ke arah kastil. Sudah lama sekali ia tak berkunjung ke kediaman mendiang ibunya.“Menantuku, ayah akan pulang. Temuilah suamimu. Dan, jangan lupa sampaikan padanya tentang acara makan malam kecil-kecilan yang akan kuadakan nanti malam.” Alexander King melepas sarung tangan yang ia kenakan lalu berpamitan untuk kembali pulang ke kastil utama.Daisy mengerutkan dahi karena ada satu poin penting yang membuatnya terkejut. “Ayah belum
Kastil Manoko… Terlepas dari insiden penyerangan Richard kepada Alexander King, proses pemakaman Hazelle King tetap berlangsung dengan khidmat. Daun-daun pohon maple yang berjatuhan menjadi pelengkap prosesi pemakaman Hazelle pada senja hari itu. Satu demi satu para pengiring telah pergi hingga menyisakan dua orang saja yang masih berada di area pemakaman keluarga Naga Langit. Mereka adalah Richard Forger dan Alexander King. Mulanya, Alexander King terlihat ingin meninggalkan makam terlebih dahulu, namun, ucapan Richard menahan langkahnya. “Apa tujuanmu memilihku menjadi pewaris tahta Naga Langit?” tanya Richard tanpa menoleh ke belakang ke arah sang ayah. Alexander King diam mematung, keduanya kini saling memunggungi satu sama lain. Karena Alexander King tak memberi jawaban, Richard bergumam lagi. “Kau meremehkan putra sulungmu, Pak Tua. Hazelle jauh lebih pantas menjadi penerus Naga Langit. Harus kuakui, keputusanmu benar-benar bodoh!” Alexander King tersenyum tipis. “Kau benar
Suara ledakan keras yang baru saja terdengar di telinga Daisy memang bersumber dari kastil utama Naga Langit. Lebih tepatnya, di halaman depan kastil.Tak hanya mendengar satu kali, Daisy dan Rock mendengar ada ledakan yang bertubi-tubi. Meski demikian, Rock sama sekali tak melakukan apa-apa selain membiarkan hal itu terjadi, sebab ia sudah bisa menebak apa yang sedang terjadi di halaman kastil Naga Langit.!!Tubuh Alexander King terhempas menabrak dinding kastil Naga Langit, menciptakan kerusakan parah pada dinding yang terhantam tubuhnya. Karena kekuatan yang menghempaskan tubuhnya begitu kuat, timbul ledakan keras setiap kali tubuh Alexander King menghantam dinding kastil.Bebatuan dan debu-debu menghambur ke udara. Kehancuran demi kehancuran terus terjadi seiring dengan terhempasnya tubuh Alexander King berkali-kali.Tak ada yang berani mengambil sikap atas apa yang menimpa Alexander King, sebab pria itu memang meminta semua pasukannya untuk tak melakukan apa-apa.“Hazelle tewas
Tak hanya mengevakuasi para anggota Red Skull yang nyaris tenggelam ke laut, pasukan Tom Haley juga menemukan Rock yang berada dalam keadaan terikat di salah satu kapal milik Red Skull. Begitu Rock bebas, ia bergerak cepat menghubungi Alexander King yang berada di Manoko, mengabarkan tentang rencana kedatangan Richard dan Daisy ke sana.“Aku sudah tahu. Termasuk, kematian Hazelle, aku juga sudah mengetahuinya.”Itu adalah kalimat yang diucapkan oleh Alexander King saat Rock berhasil menghubunginya. Saat itu, Alexander King menutup telepon Rock lalu melanjutkan menyesap teh hijau sembari menatap langit hitam di balkon kamarnya.Satu demi satu keluarga yang ia cintai telah mati. Hanya menyisakan Richard seorang, tetapi Richard justru memutuskan untuk keluar dari silsilah keluarga Alexander King.“Lucu sekali…” gumam Alexander King seperti sedang menertawai kehidupannya sendiri. Terlepas dari itu semua, ia cukup menikmati keheningan malam itu sembari menanti kedatangan jasad putra kandun
Perlahan-lahan, matahari tenggelam mengiringi kematian Hazelle King. Dalam suasana berkabung, Richard mengirim telepati kepada pasukan Red Skull dan meminta mereka untuk bergegas menjauh dari pulau Sangorufu. Tak lama lagi, bom dipulau itu akan mengeluarkan gelombang kejut yang cukup besar.Beberapa detik sebelum ledakan besar terjadi di pulau Sangorufu, beberapa kapal pasukan Red Skull telah berhasil membuat jarak aman dari ledakan, termasuk kapal Richard yang sedari awal telah digerakkan oleh kekuatan Richard untuk menjauh dari pulau Sangorufu.Namun, beberapa kapal lain mengalami nasib buruk karena gagal membuat jarak aman dan akhirnya terdampak ledakan besar. Penumpang-penumpang kapal itu menjerit lalu berjatuhan ke laut. Puing-puing kapal yang terbakar berserakan di atas permukaan laut, membuat para korban yang jatuh semakin kesulitan untuk menyelamatkan diri.Beruntung, tak lama berselang datanglah tim evakuasi yang dipimpin oleh Tom Haley.Tom Haley yang mendapat laporan adanya
Tanpa diduga oleh siapa pun, terdengar suara letusan tembakan dari arah kapal tempat Richard mengistirahatkan Hazelle dan Daisy. Kekhawatiran Richard kian membesar ketika ia mendengar jeritan Daisy mengiringi suara tembakan itu.Mengingat, suara tembakan tak pernah menjadi pertanda baik bagi siapa pun, Richard melesatkan tubuhnya ke kapal tempat Daisy dan Hazelle berada.Benar saja, ketika Richard telah tiba di dek kapal, ia melihat Daisy dan Hazelle bersimbah darah. Jantung Richard seperti berhenti berdetak saat ia melihat lubang merah menganga di dada Hazelle King.Meski Hazelle menampakkan senyum damai, Richard menghambur menghampiri Hazelle yang terkulai di atas dek kapal.“Hazelle mencoba untuk melindungiku, Richard… Dia terluka karena aku… Ini salahku…” Daisy menundukkan kepala hingga kepalanya nyaris menyentuh lantai kapal. Tangisan Daisy pecah sebagaimana ia merasa bersalah terhadap Hazelle dan Richard.“Daisy…” Hazelle menggelengkan kepala menatap adik iparnya, seolah memberi
Jack Moriarty merasa nyawanya tak mungkin terselamatkan. Ketika ia tahu kematian sudah datang semakin dekat, beberapa waktu lalu dia akhirnya membuat kesepakatan dengan Richard. Jack Moriarty bersedia membantu Richard semampu dirinya, sebagai timbal balik, Jack meminta Richard untuk menyelamatkan Kelly dan janin yang ada di dalam perut Kelly, kekasih Jack.Richard setuju, dan begitulah, keduanya lantas saling bekerja sama untuk menemukan solusi terbaik menyelamatkan orang-orang yang mereka sayangi.‘Jack, cepat katakan apa yang ingin kau katakan!’ Richard tak sabar untuk mendengar pesan telepati dari Jack. Hanya saja, bukannya mendengar pesan dari Jack, Richard justru dikejutkan oleh suara lain.“Richard Forger…!”Hammer Moriarty telah terbebas dari kelumpuhan. Wajahnya berseri-seri saat melihat betapa ambisiusnya Richard yang ingin menyelamatkan Hazelle King. “Hei, bukankah ada obrolan kita yang terputus? Kau lupa?”Richard menoleh ke arah Hammer Moriarty dengan dahi berkerut.“Forge