Sore hari, Daisy mengajak Richard untuk pergi ke Paragon Gym, tempat fitness yang paling dekat dengan mansion milik keluarga Miller. Sebelumnya, Bellatrix telah memesan membership selama sebulan penuh atas nama Richard dan Daisy. Bellatrix menyebut hal tersebut sebagai bentuk supportnya untuk mempersiapkan fisik Richard menghadapi turnamen di kota Eastland. Sejatinya, Bellatrix tentu saja memiliki tujuan yang lain.“Hei… Akhirnya kalian datang juga!” Bellatrix menyambut Daisy dan Richard yang baru memasuki Paragon Gym. “Daisy, jika sepupumu tersenyum ramah seperti itu,” Richard menyenggol pundak istrinya, “Mengapa aku justru merasa merinding ya?”Daisy tertawa dan merasa setuju, tak ada yang lebih mengerikan dari senyum ramah seseorang yang memiliki sifat licik. “Jadi, rencana busuk apa yang akan kau jalankan kali ini, Bella?”Bellatrix mendecih pelan, merasa tersinggung atas pertanyaan Daisy. Menurutnya, semenjak Daisy menjadi istri Richard, Daisy terkesan semakin berani menentang d
Setelah beristirahat sebentar untuk minum dan sekadar duduk-duduk, Richard melihat Eric berjalan mendekat ke arahnya. Richard pun beranjak berdiri lalu menyapa Eric.“Eric, aku tak sabar ingin berlatih kekuatan fisik denganmu. Jadi, kapan kita bisa memulainya?!” tanya Richard masih dengan nada sopan. Meski ia yakin ia bisa menumbangkan Eric dengan satu jari tangan, Richard membiarkan Eric berbahagia dengan praduganya.Eric tersenyum sedikit merendahkan. “Richard, ketahuilah bahwa waktuku sangat-sangat berharga. Jika kau merasa kelelahan, kita berlatih besok saja sebab aku benci dengan latihan yang tidak maksimal. Itu membuang-buang waktu lebih-lebih bagi CEO perusahaan besar sepertiku.”Richard menggaruk kepala lalu berujar, “Eric, aku sering melakukan pekerjaan kasar sebelum menjadi menantu keluarga Miller. Kurasa latihan ini tak lebih buruk dari pekerjaan-pekerjaanku sebelumnya.”Dalam bayangan kepala Richard, ia teringat ketika mendapat tugas dari Naga Langit untuk tandang ke marka
Saat itu, Eric tiba-tiba meninju telapak tangannya sendiri. Eric mendadak teringat jika beberapa waktu lalu Richard terlihat mengutak-atik weight plates miliknya. Dan, itu membuat Eric yakin bahwa Richard telah mengganti beban Weight Plates dengan ukuran beban yang lebih ringan.‘Cih! Demi terlihat kuat, kau telah bermain licik rupanya!’ Eric membatin merasa bersemangat. Akhirnya, rasa iri yang beberapa waktu lalu memenuhi dadanya, kini berangsur-angsur lenyap.“Kurang ajar! Kalian jangan memujinya lagi!” teriak Eric pada segerombol member fitness yang beberapa waktu lalu melontarkan pujian kepada Richard. “Dengar baik-baik, Richard telah mengubah beban Weight Platesnya, aku sendiri saksinya! Kurasa Richard minder dengan kekuatannya sehingga ia melakukan trik kotor itu!”Semua orang tampak mengerutkan dahi merespon teriakan Eric. Mereka berpikir sejenak dan memang apa yang baru saja diucapkan Eric terdengar lebih masuk akal. Lagipula, tubuh Richard tak terlalu kekar dan mustahil rasan
“Eric, bukankah tadi kau bilang bisa mengangkat beban itu dengan sebelah tangan? Mengapa setelah kau mengerahkan dua tanganmu, kakimu terlihat bergetar seperti tak kuat menahan beban?” Seorang pria yang berdiri di samping treadmill berkomentar.“Ya, jika itu memang hanya 40 pound, mengapa kau terlihat kesulitan begitu?!”Saat orang-orang lain mulai berkomentar, Daisy melangkah maju dan berujar pada suaminya. “Richard, lepaskan stick barmu. Eric berkata ia bisa menurunkannya dengan mudah! Mari kita lihat bagaimana caranya menurunkan stick bar itu!”Terlihat jelas saat itu jika Eric sedang berjuang mencengkram stick bar milik Richard. ‘Sial, ini sangat berat dan aku mustahil bisa mengangkatnya bahkan jika aku punya empat tangan sekalipun! Ini di luar batas kekuatan manusia!’Eric putus asa!BOOM!!!“Aaaarghhh!!!”Bellatrix menjerit begitu Richard melepas penuh pegangannya dari stick bar, Eric yang terlihat tak kuat menahan beban itu, segera melepaskan kedua tangannya dan mengakibatkan w
Ketika melewati kompleks rumah makan di wilayah New Reglan sepulang dari Paragon Gym, Richard dan Daisy dikejutkan dengan suara teriakan perempuan yang bersumber dari dalam rumah makan Ester’s Kitchen. Karena jalanan sedang macet dan teriakan perempuan itu tak kunjung berhenti, Richard memutuskan untuk menepi ke parkiran Ester’s Kitchen. “Daisy, perutku sedikit lapar dan pikiranku juga terganggu oleh teriakan perempuan itu. Satu-satunya solusi adalah, kita makan malam di Ester’s Kitchen saja.”Daisy mengangguk. Ia juga merasa tak nyaman mendengar teriakan perempuan yang tak kunjung selesai. Perempuan itu terdengar meminta tolong tetapi sepertinya tak ada yang bersedia menolongnya sehingga ia terus dan terus berteriak.Richard bergegas memarkir mobil Daisy ke tempat parkir Ester’s Kitchen. Sedikit terburu-buru, ia turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Daisy. Keduanya lantas berjalan cepat memasuki Ester’s Kitchen.“Tolong… Ampuni saya, saya tidak akan mengulangi kesalahan saya l
“Suamiku akan menyelesaikan masalah ini, kau tak perlu khawatir lagi…” bisik Daisy di telinga Wendy, membuat gadis itu semakin sesenggukan karena terharu. Setidaknya, baru kali itu ada orang yang bersedia berada di pihaknya. Bertahun-tahun menjadi budak pekerja di Ester’s Kitchen, Wendy selalu mendapat kekerasan fisik dari John Baker dan tak ada seorang pun yang berani melawan John Baker.“Keparat, lepaskan tanganmu! Kerabatku adalah kepala sipir! Aku bisa membuatmu mendekam di penjara jika kau berani macam-macam denganku!”John Baker mengibaskan tangannya demi melepas cengkraman tangan Richard. John Baker serius dengan ucapannya. Selama ini, ia mengandalkan jabatan kerabatnya itu untuk memeras banyak orang. Bersekongkol dengan kepala sipir, John Baker telah menjadi perampok yang terlindungi secara hukum.“Tuan John, katakan berapa kerugian yang anda alami setelah dipotong dengan lima tahun gaji Nona Wendy? Aku akan melunasi hutang Nona Wendy kepadamu sehingga kau tak perlu repot-repo
Setelah menyadari bahwa kompensasi yang dijanjikan Richard jauh lebih besar, John Baker memutuskan untuk melepaskan Wendy Adams. Lagipula, tak akan sulit bagi John Baker untuk mencari target budak pekerja yang baru. Ia hanya perlu membuat skenario untuk menjebak karyawannya, lalu memanfaatkan keluarganya yang menjadi kepala polisi untuk mengintimidasi korban.Dengan cara itu, John Baker sudah berkali-kali memiliki budak pekerja dan tak perlu membayar sepeser pun untuk kerja keras mereka.“Wendy, kau membawa keberuntungan besar untukku! Ha ha ha!” John Baker tertawa lantang setelah menggenggam kunci mobil Aston Martin milik Daisy. “Sekarang, kau bebas menjadi gelandangan dan mengemis di manapun kau mau! Ha ha, betapa lucunya hidup ini. Beberapa saat yang lalu kau menjadi budak pekerjaku, dan sekarang kau terbebas tetapi nasibmu tak akan lebih baik di luar sana!”Meski John Baker menyindir masa depan Wendy Adams, gadis itu tetap merasa bahagia atas kebebasannya. Menjadi gelandangan yang
“Wow, kau membawa sepuluh pengawal yang masing-masing adalah polisi dengan jabatan yang juga tinggi?” John Baker bertepuk tangan menyambut kedatangan kerabatnya di dalam Ester’s Kitchen. “Ronald, apakah ini caramu agar nanti aku memberimu jatah yang besar? Ha ha ha, kau benar-benar cerdik dan sedikit licik, seperti diriku. Ha ha ha!”Ronald terkekeh sembari menyambut jabat tangan dari John Baker. “Ha ha ha, karena kita sama-sama licik, kau jadi bisa dengan mudah menebak isi rencanaku!”Keduanya pun tertawa lepas lalu duduk satu meja bersama Richard. Kali itu, wajah John Baker semakin ceria karena ia merasa senang sekaligus merasa lebih aman.“Lihat ini, anak muda. Kepala polisi dan sepuluh perwira tinggi sudah berjaga di restoranku. Jika kau berani macam-macam, mereka memiliki hak untuk melubangi jantungmu dengan peluru, mengerti?”Richard meneguk wine miliknya lalu tersenyum tipis ke arah John Baker yang secara terang-terangan telah memberi ancaman. “Tuan John, sudah kukatan sebelum