Share

Khilaf

Pada malam harinya tubuh Nadia seakan remuk hingga gadis ini tidak mampu menutup matanya. "Abi, kamu terlalu binal, sakit tahu!" omelannya seiring mengusap-usap bagian punggung dan pinggul.

"Siapa yang binal, kamu juga menikmatinya kan." Seringai genit Abimana tidak akan pernah luntur selama Nadia masih terlihat menggoda.

Nadia tidak menggubris jawaban Abimana karena hanya akan memperpanjang topik tidak bermanfaat menurutnya. Kala hendak memejamkan mata, serentak otaknya memberitahukan hal yang sangat penting. "Abi, tadi kamu tidak memakai pengaman kan!" Wajahnya menegang, sedangkan pria yang diajak bicara hanya bersikap santai.

"Tidak, saya lupa, kejadian tadi terlalu dadakan, saya tidak sempat mempersiapkan benda seperti itu."

"Abi ...!" kesal Nadia memakai suara bervolume lebih tinggi dari biasanya.

"Mengapa marah? Saya manusia biasa bisa lupa dan khilaf." Masih santai Abimana bahkan menambah senyuman misterius.

"Tidak bisa begitu," keluh Nadia, kemudian hendak bangkit dari tempat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status