Duaaar!!! Tiga kekuatan yang paling dahsyat meledak dengan hanya sekali sentuh! Langit tergelincir dan hancur! Gelombang yang sangat kuat menyapu segalanya. Tanah yang hangus terbakar tertiup angin. Pasirnya beterbangan memenuhi angkasa. Beberapa meter tanah yang terbuka terlihat pecah dan retak-retak. Ratusan ribu pasukan yang berbaris seperti semut hampir sampai ke Gunung Naga Terperangkap beberapa kilometer lagi. Namun, mereka tersapu angin belasan meter hingga membuat mereka kacau balau dengan seluruh tubuh dilumuri pasir. "Hati-hati,” tangan Saodi yang sedang bertempur dengan Lado di udara gemetar. Dia dengan cepat menyerahkan senjata saktinya pada Pria Tua Buku dari Langit yang segera berdiri di depannya. Meskipun begitu, ledakan dan gempa susulan masih terus menerbangkan rambut mereka. Lado dan Ansel terlihat setengah melambat. Mereka terus terdorong beberapa meter ke belakang walaupun ada delapan pintu emas terbuka sepenuhnya. Mata mereka tertuju ke arah
"Wuuz, wuuz!"Napas naga iblis yang tak terhitung jumlahnya masuk dengan cepat ke dalam tubuh Michael. Cahaya ungu dan merah terlihat berkedip samar di dalam tubuh Michael yang putih seperti giok setelah ledakan transparansi menembus tubuhnya. Tubuh Michael pun bersinar kadang ungu dan kadang merah. "Dia ... apa yang dia lakukan?” "Ya Tuhan, apa pria ini gila? Dia menghisap sari naga iblis!” "Apa yang dilakukannya fatal sekali. Michael, apa kamu tahu apa yang kamu lakukan?” "Naga iblis adalah naga iblis dari dunia campuran yang sangat beracun. Pria ini menghisap sarinya. Bukankah apa yang dilakukannya sama saja dengan membawa bom ke dalam tubuhnya sendiri?” Semua orang terkesiap sambil memandang Michael yang berada di angkasa dengan tatapan tidak percaya. Michael sudah cukup mengejutkan semua orang dengan menjadi satu-satunya orang yang berdiri di angkasa. Kini kelakuan bodohnya yang menghisap sari naga iblis semakin mengejutkan mereka yang menyaksikannya. "Dia sedang
Yeni tiba-tiba ditarik kembali ke dalam kenyataan oleh beberapa kali goncangan. Dia mengangkat kepalanya dan melihat wajah Marcus yang penuh dengan amarah, kekecewaan dan juga ketakutan. Yeni mengarahkan pandangannya lagi pada Michael di udara. Dia menahan napas penuh konsentrasi. Matanya menyala seperti obor. Di mata Yeni, Michael sungguh perkasa! Michael dan Marcus sama-sama pria tapi mengapa perbedaannya jauh sekali?!"Terbuat dari apa tubuhnya?” Lado terus memasang kuda-kuda menyerang sambil menatap Michael dingin. "Anak ini tidak boleh dibiarkan hidup,” Ansel marah sambil menggertakkan gigi. Lado mengangguk dengan penuh kesadaran. Keluarga Lu dan Keluarga Ao bertempur satu sama lain baik secara terbuka maupun sembunyi-sembunyi setelah kejatuhan Keluarga Fu. Namun, mereka tidak pernah bermimpi harus kalah mendapatkan peluang emas di tengah jalan. Mereka akan mendapat masalah besar di masa yang akan datang jika tidak membunuh Michael, karena kemampuan Michael begitu
"Kakekmu tidak pergi?” Huw tercengang. Sorot matanya yang telah mati menyala kembali oleh secercah harapan, “Kamu yakin?” "Benar, Paman Huw. Kakek menyuruh kami cepat kembali karena ada hal penting yang akan dibicarakan,” jawab Aidan jujur sambil mengangguk. "Ayo kita pergi!” Huw tidak ingin menunda-nunda lagi. Dia melambaikan tangannya dan berlari ke arah markas di Lembah Abadi Terperangkap tanpa berhenti sama sekali. Di perjalanan, Huw dan rombongan bertemu dengan Keluarga Fu yang sangat ketakutan. Wajah Cameron sulit dikenali karena berubah-ubah warna dari mulai lebam, merah dan pucat. Baru saja mulut besar Cameron menceritakan mimpi besarnya tentang masa depan di hadapan seluruh Keluarga Ye. Tidak pernah terpikirkan sedikit pun olehnya Michael tiba-tiba berteriak dan berdiri mencuri perhatian. Cameron bagai ditampar dari mimpi di siang bolong. Mental Cameron terjun bebas. Mengapa Michael bisa menghantuinya di mana pun dia berada? Mengapa setiap dirinya membual,
Rauf tidak tahu harus berbuat apa untuk beberapa saat. Dia melirik Michael kemudian mengarahkan pandangannya pada Rahel yang berada di sebelah Michael. Sebagai anak buah Adit, Rauf tidak berani menjalankan perintah dewa karena dia tahu siapa yang akan berkuasa di Puncak Gunung Biru di masa yang akan datang. Rauf pun tidak berani gegabah melaksanakan perintah Lado meskipun Lado adalah seorang dewa. Adit menatap Michael dengan penuh kemarahan. Dia mengangguk pada Rauf dan memintanya melaksanakan perintah Lado. Adit tidak bodoh sama sekali seperti domba hitam Keluarga Ao. Menyentuh alis kakeknya saat ini sama saja dengan mencari masalah. Predikatnya sebagai anak kesayangan kakek akan terancam jika sampai menghalangi perlakuan baik kakeknya pada Michael. Rauf kembali tidak lama kemudian. Dia membawa sebuah kursi tandu mewah yang diangkut oleh enam belas orang. "Ayo Michael, naiklah,” Lado sangat bersemangat dan mengantar Michael berjalan masuk ke dalam kursi pengangkut.
Ansel berjalan ke luar masuk tenda dengan cemas. Keringat bercucuran deras seperti hujan dari tubuh beberapa murid yang berjaga di luar markas karena merasakan tekanan yang luar biasa dari dalam tenda. "Lapor!” Ansel yang berada di dalam tenda tiba-tiba mendengar suara panggilan dari luar tenda. Dia melihat ke luar tenda dan mendapati kakak beradik dari Keluarga Ao datang ditemani Huw, Guru Agung, Marcus dan istrinya yang bergegas masuk. "Kakek.” "Senang bertemu dengan Tuan Ao.” "Senang bertemu dengan Dewa.” Huw dan rombongan berlutut sebagai tanda hormat saat bertemu dengan orang penting seperti Ansel. Marcus bahkan semakin senang saat bertatap muka dengan Ansel. Dia membersihkan tenggorokannya dan memberi hormat dengan sekencang-kencangnya untuk menarik perhatian Ansel. "Bangunlah, semuanya,” ucap Ansel sambil menatap Huw dan rombongan. "Baik,” semua orang mengangguk serempak kemudian berdiri satu per satu. "Kakek, ada urusan penting apa yang membuat kak
Cameron semakin depresi dan pikirannya melayang. Perjalanan yang dilakukannya sia-sia. Wajahnya membengkak dalam sekejap saat dia berpura-pura tak berdaya. Terlebih lagi, Michael masih hidup. Keluarga Yefu pun bersikap sangat dingin padanya. Mengkhianati Michael, membunuh murid-muridnya yang tergabung dalam kelompok Yefu dan berpartisipasi dalam pengepungan Michael sepertinya sudah cukup membunuh Keluarga Ye. Anggota Keluarga Yefu sudah pernah melihat kemampuan Michael. Kedua keluarga terlihat depresi dan juga gugup hingga membuat suasana sangat dingin. "Hehe, sebagian orang pandai sekali bermain petak umpet di belakang kita. Michael juga masih hidup. Aku pikir kita semua tidak akan bisa tidur nyenyak mulai sekarang,” omel seorang tetua Keluarga Ye yang sama-sama semakin lama semakin tertekan. "Apa kalian tidak lihat tadi? Michael menjadi orang terhormat kedua setelah pemimpin di Puncak Gunung Biru. Tapi apa yang telah kita lakukan padanya? Haha, Michael dan kita pernah ber
Semua orang turut bahagia sesaat setelah Cameron berteriak. Dewa Laut Abadi mengirim seseorang untuk mengundangnya secara langsung. Sungguh luar biasa! Ini cara yang Cameron inginkan. Cameron tersenyum bangga saat memikirkannya. Kekuatannya seolah-olah telah kembali pada posisi sebagai dewa keluarga. Cameron menarik kerah bajunya dan berpura-pura ditahan saat melihat banyak para tetua Keluarga Yefu bersiap mengikuti Marcus. Dia mendesah, “Lebih baik kita pulang saja meskipun Ansel mengundang kita.” "Cameron, apa yang kamu lakukan?” tanya salah satu tetua Keluarga Ye dengan buru-buru. "Ya, Dewa Keluarga Ao mengundang kita. Mengapa kita tidak memenuhi undangannya?” "Ya, ya!” Para tetua Keluarga Ye cemas sekaligus curiga. Mereka tidak mengerti mengapa Cameron melepaskan kesempatan emas ini. Bahkan tetua Keluarga Fu pun bertanya-tanya. Cameron berpura-pura mendesah. Dia menggelengkan kepala dan menatap semua orang, “Ansel adalah salah satu dewa terkuat di du
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua