Share

BAB 22

Penulis: deaubepine
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sudah satu minggu terlewatkan Maya dan Dita lalui sebagai anak magang di kantor Ian. Maya sudah dua kali ini pergi keluar diajak oleh salah satu staf senior di sana mengunjungi resto milik perusahaan Ian. Di sana Maya ditunjukkan bagaimana keadaan resto serta diajak ikut meeting dan tak lupa bisa menyicipi menunya. Untuk yang terakhir ini Maya sangat menyukainya.

Waktu isirahat telah tiba. Maya beranjak dari kursinya dan melangkah menuju tempat Dita. Keduanya pun melangkah bersama menuju kantin kantor. Namun, langkah mereka tertahan. Tiba-tiba saja Ian datang dan membuat beberapa staf khususnya wanita yang tampak sangat bahagia melihat Ian. Apalagi hal ini kejadian yang sangat langka. Ian sangat jarang menunjukkan dirinya di kantor, maklum sebagai orang yang memiliki jabatan teratas, maka hanya orang tertentu yang bisa bertemu dengannya. Tapi, tak jarang mereka bisa bertemu dengan Ian secara tak sengaja. Entah ketika di lobi atau di lorong.

Ian yang terbilang masih
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 23

    Pada siang yang trik di hari Minggu ini Maya dan Dita sudah nongkrong di cafe dengan laptop terpajang di hadapan mereka. Selama kurang lebih setengah bulan menjalani masa magang, Maya dan Dita sudah mulai berpikir mencari judul untuk tugas akhir mereka nanti. Melalui magang yang mereka jalanin, dua gadis bersahabat ini sudah mendapatkan bayangan topik yang akan diangkat. Maka dari itu, mereka hari ini berencana akan pergi ke toko buku mencari sumber teori penunjang topik tugas akhir.Usai membeli buku, keduanya mampir ke cafe yang berada di lantai satu di gedung yang sama terdapatnya toko buku tersebut. Tampak terlihat dua mahasiswi ini tengah serius memandangi laptop dan buku secara bergantian. Maya yang mulai merasa lelah dan haus mengambil gelas minum dan tersadar bahwa minumannya telah habis. Ia menoleh pada Dita dan gelasnya yang juga sudah kosong."Dit, mau pesen minum lagi?" tawar Maya yang langsung diangguki oleh Dita."Iya, sama aja kayak sebelumn

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 24

    Zayyan menghabiskan waktu makan malamnya di rumah Maya. Tadinya dia ingin mengajak Maya keluar, tetapi tidak jadi karena tiba-tiba Ratih menawarkannya makan malam di sini. Saat ini Zayyan sedang duduk dengan Bimo ---ayah Maya--- berbincang banyak hal sembari menunggu Maya dan maminya memasak. sepertinya ini akan menjadi pengalaman pertamanya mencoba hasil masakan Maya.Setelah lama menunggu, akhirnya tiba juga waktunya. Zayyan melihat Maya yang sedang menata berbagai lauk pauk di meja makan. Entah mengapa melihat pemandangan ini ada rasa aneh muncul dalam hatinya."Mas Yan, kok bengong gitu? Kenapa?" Zayyan langsung tersadar dari pikirannya saat mendengar suara tanya dari Maya. Ia berdeham sedikit menyembunyikan kecanggungannya dan rasa malu yang tiba-tiba merambatnya. Untung saja jika Zayyan malu yang merah telinganya, bukan wajah atau pipinya. Jika tidak dirinya akan kesulitan menyembunyikan wajahnya.Usai semua menu tertata dan semua anggota telah duduk

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 25

    "Siang, Pak!" Terdengar suara sapaan yang tak asing itu. Para staf satu persatu khususnya wanita dengan sengaja memperlihatkan dirinya dan ikut menyapa hanya agar orang yang disapanya menyadari keberadaan mereka.Ian menganggukkan kepala dan tersenyum ringan menanggapi sapaan para bawahannya. Semenjak hari dimana ia mentraktir makan siang waktu itu, Ian jadi lebih sering lewat depan ruangan Maya dan Dita berada. Hal yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya. Setelah matanya menemukan orang yang dirinya, ia pun pergi melanjutkan urusannya."Mas Ian jadi berasa lebih sering ke sini nggak sih?" tanya Maya dengan berbisik pada Dita.Kepala Dita mengangguk merespon pertanyaan Maya."Kira-kira kenapa ya? Nggak mungkin karna kita berdua kan?""Sebagai seorang atasan, mungkin dia cuma mau cek pekerjaan bawahannya. Udah yuk ke kantin. Laper." Dita melangkah duluan meninggalkan Maya.Maya menutup kembali mulutnya melihat punggung Dita yang s

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 26

    Beberapa hari setelah pemanggilan itu, tiba-tiba saja Ian sudah tak terlihat. Entah kebetulan atau bukan, tetapi waktunya bisa pas sekali setelah kejadian tersebut. Pada hari pertama Dita menganggap mungkin pria itu sedang sibuk jadi tak sempat menampakan diri. Namun, ketika seminggu telah berlalu Dita pun menjadi keheranan. Ada rasa lega setelah melihat Ian yang sudah kembali tak menampakkan diri, tetapi ada rasa penasaran dalam hatinya. Tidak mungkin Dita akan bertanya pada pria itu. Mereka bukan siapa-siapa. Tak ada status penting di antara mereka berdua. Hanya sekedar kenalan dari teman. Dita sedikit melamun dengan pandangan tertuju dinding kaca. Pemandangan lorong yang dulu sering dilewati oleh bayangan Ian kini telah menghilang. Kedua netra Dita memandang kosong pada dinding tersebut. Hingga sebuah suara menginterupsinya. "Dit! Kok ngelamun? Kenapa?" Maya berdiri menatap cemas ada sahabatnya itu. Sudah tiga kali ia memanggilnya tapi tak ada tangga

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 27

    "Yang ini untuk Nona Maya dan ini Nona Dita." Alex menyerahkan dua buah paper bag pada Maya dan Dita. Dua orang gadis di depannya menerimanya dengan senang hati serta mengucapkan terimakasih.Pagi tadi Alex diminta Ian untuk menyerahkan paper bag tersebut pada dua perempuan yang merupakan anak magang di perusahaan ini. Alex sudah mengira ada hubungan aneh di antara bosnya itu semenjak kejadian makan siang waktu itu. Ditambah setelahnya Ian sering mondar mandir tidak jelas dilantai tempat berada dua anak magang tersebut berada. Dirinya mengira bosnya sedang mengincar salah satunya, namun rupanya ia salah.Dua anak magang berama Maya dan Dita rupanya kenalan bosnya. Maya adalah teman masa kecilnya sedangkan Dita adalah temen dari Maya. Bahkan yang mengejutkan adalah Maya merupakan calon istri Zayyan. Alex mengenal Zayyan karena ia cukup sering bertemu dengannya.Alex melirik pada Dita yang terdiam memandangi paper bag di tangannya. Jika bukan Maya, maka past

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 28

    Suara tangis terdengar begitu jelas di telinga. Seorang remaja laki-laki tengah menenangkan gadis kecil yang berada di gendongannya. Laki-laki tersebut berhenti sejenak untuk membenarkan posisi gadis berkuncir dua di kanan dan kiri yang digendong di punggungnya itu, lalu kembali melanjutkan perjalanan. Meski beberapa kali ia mencoba menenangkannya, tangisnya tetap tak berhenti."Maya mau es krim?" tanya laki-laki tersebut mencoba membujuknya dengan makanan kesukaannya agar tangisnya berhenti.Dan benar saja tangis gadis tersebut berhenti. Kepala kecilnya mengangguk dan menjawab dengan suara seraknya, "mau.""Kalo Maya udah nggak nangis lagi nanti Mas Yan beliin.""Maya nggak nangis," ucapnya masih dengan suara serak akibat menangis tadi.Remaja laki-laki tersebut tersenyum puas melihat cara bujukannya berhasil. Dua lengan kecil itu melingkar ke lehernya. Bahkan ia bisa merasakan ada basah di lehernya. Mungkin itu dari air mata Maya.

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 29

    Bertepatan dengan berakhirnya masa magang, keesokannya tanggal merah dan esoknya lagi hari Minggu. Maka Maya diajak Zayyan pergi mengunjungi rumah orangtuanya. Dirinya akan menginap dan pulang pada hari Minggu. Pagi-pagi pukul tujuh mobil Zayyan sudah terparkir di halaman rumah Maya. Ratih pun mengajak calon menantunya itu sarapan bersama.Usai sarapan bersama, Bima berbincang sejenak pada Zayyan mendoakan perjalanan mereka seta tak lupa menitip salam untuk calon besan. Ratih pun juga menitipkan beberapa bingkisan untuk kedua orangtua Zayyan."Hati-hati ya, jangan lupa kabarin mami kalo dah sampai." Ratih memeluk lalu mengecup pipi Maya kanan dan kiri.Zayyan mengucap pamit setelah dipeluk oleh sang calon ibu mertua. Kemudian mengangguk pada Bima sebagai tanda pamitnya. Setelah itu Maya dan Zayyan masuk ke mobil. Kendaraan beroda empat itu berjalan mulus membelah jalanan.Maya menengok ke kursi belakang melihat tumpukan barang titipan dari maminya

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 30

    Maya makan sendiri ditemani oleh Zayyan. Siang tadi ia ketiduran hingga melewatkan jam makan siang, makanya saat ini dirinya hanya makan sendiri. Dewi sang calon mertua tak keliatan batang hidungnya semenjak ia memasuki ruang makan. Sementara ayah Zayyan sempat terlihat dan menyapanya dengan ringan. Terlihat tak mempermasalahkan dirinya yang tertidur hingga melewatkan makan siang.Abimana tak menyalahkan Maya sama sekali. Dia memakluminya apalagi putranya tadi sempat memberitahu kalau calon menantunya pulang larut malam karena acara perpisahan dari kantor. Sudah kurang istirahat di malam hari masih ditambah duduk hampir lima jam selama perjalanan yang pasti membuatnya semakin tidak bisa beristirahat dengan nyaman. Setelah melempar senyum dan menyuruhnya makan, Abimana menuju halaman belakang menemani sang istri yang sedang berkebun.Maya menyelesaikan makannya dengan tenang. Dia tanpa sadar hampir melahap habis semua menu makanan yang disajikan oleh Zayyan. Melihat

Bab terbaru

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 49

    Maya hanya mengaduk-aduk makanannya tanpa ada niatan untuk dimakan. Moodnya terlanjur jelek gara-gara wanita bernama Rara itu. Untung saja wanita itu tidak ikut bergabung makan siang bersama sekarang, kalau sampai benar-benar wnaita itu membuntuti, dia akan langsung minta pulang saat itu juga. Walaupun begitu tetap saja moodnya sudah hancur. Dia jadi tak memiliki nafsu makan. Padahal tampilan makanan yang ada di depannya ini sangat menggoda. Gara-gara masih mengingat sikap centil Rara pada Zayyan membuat Maya jadi malas melakukan apapun."Dimakan Maya," perintah Zayyan pada Maya yang kini memasang wajah galak padanya. Keningnya mengerut bingung. Menyadari bahwa kejadian tadi menjadi alasan Maya menatapnya seperti itu, Zayyan hanya bisa menggelengkan kepala dengan pasrah."Itu baru satu kan?""Hah?" Zayyan melempar tatapan tak paham dengan maksud pertanyaan Maya. Gadis di hadapannya itu langsung berdecak kesal melihat reaksinya yang mungkin menurutnya menyebalkan. Zayyan menggaruk peli

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 48

    Layar ponsel Maya menyala, sebuah notifikasi pesan masuk muncul. Matanya melirik melihat nama Zayyan pada notifikasi tersebut. Dalam pesan tersebut Zayyan mengiriminya sebuah link disertai kalimat yang mengikuti di bawahnya. Kedua mata Maya berbinar saat melihatnya. Ia mengklik link tersebut yang membawanya menuju sebuah drive yang berisi file proposalnya. Ketika ia membukanya Maya bisa melihat keseluruhan isi proposalnya yang lengkap persis seperti versi cetaknya. Pekikan sarat bahagia pun sontak terdengar. Ia kembali ke aplikasi pesan dan mengklik icon telepon pada kontak Zayyan."Mas Yan, ini filenya udah balik lagi?" Maya langsung membuka suara setelah panggilannya terangkat. Nadanya terdengar senang sekaligus lega."Iya, tapi untuk laptop baru bisa Mas kasih besok ya. Untuk jaga-jaga selalu back up ke online, cloud dan sebagainya. Besok Minggu Mas mampir ke rumah," jawab Zayyan yang masih di kantor. Ia masih sibuk dengan pekerjaannya. Ketika stafnya yang dimintai tolong mengirim

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 47

    Maya mengantar Zayyan ke mobil setelah makan malam. Zayyan meletakkan dua laptop miliknya dan Maya ke kursi belakang. Ia menepuk kepala Maya lembut dan menyuruh gadis itu langsung masuk ke rumah karena angin malam terasa dingin apalagi saat ini dia hanya mengenakan kaus lengan pendek."Langsung istirahat, nggak usah begadang. Masalah laptop serahkan sama Mas." Maya mengangguk merespon ucapannya. Ia tidak ingin gadis itu begadang sudah cukup lelah dia menangis tadi, jadi dia meminta Maya untuk segera istirahat. Tak lupa untuk menenangkannya mengenai laptop dan file proposalnya."Makasih, Mas Yan udah bantuin," ucap Maya. Dia benar-bener sangat berterimakasih pada laki-laki di hadapannya. Jika bukan karenanya pasti hingga saat ini dia masih menangis dan tidak tahu harus berbuat apa. Dia awam dengan permasalahan seperti ini."Iya, udah cepetan masuk."Zayyan masuk ke mobil setelah memastikan Maya masuk ke rumah, lalu menyalakan mobil. Dalam perjalanan ia menghubungi sekretarisnya menanya

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 46

    Jadwal sidang kolokium Maya dan Dita sudah keluar. Mereka berdua mendapatkan jadwal yang sama pada hari Selasa dan hari ini adalah Kamis berarti kurang lima hari lagi. Setelah mendapatkan informasi jadwal Maya mengajak Dita ke tempat fotocopy untuk mencetak laporannya. Berhubung kertas dan tinta printernya habis, Maya memilih untuk mencetak di dekat kampusnya. Sedangkan Dita baru saja mencetaknya semalam dengan printer miliknya sendiri, jadi Dita hanya menemani sahabatnya itu.Setelah mencetak rangkap tiga dan menjilidnya keduanya langsung memutuskan pulang. Dita yang biasanya ikut ke rumah Maya memilih pulang ke apartemennya karena ia akan bertemu ibunya hari ini yang telah beberapa tahun berada di luar negeri.Sesampainya di rumah Maya langsung menuju kamar dan menyalakan laptopnya. Hari ini jadwal terakhir ujian akhir semesternya di minggu ini. Dan pada minggu depan hanya tersisa seminar proposal setelah itu memasuki masa libur. Maya membuka software presentasi untuk membuat lapora

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 45

    Zayyan dan Maya memasuki private room resto bersama. Dita, Ian dan Zayn sedang di luar di taman rooftop hotel. Zayyan memesankan makanan untuk Maya karena ia tahu selama acara gadis itu tidak sempat makan. Maya bergumam puas saat merasakan makanan masuk ke dalam perutny. Dia sangat lapar, tetapi selama acara pertunangannya tadi tidak bisa makan karena tidak ada nafsu untuk makan. Baru setelah dia duduk memasuki resto Maya mulai merasakan lapar. Untungnya Zayyan peka sudah memesankan makanan sebelumnya agar tidak menunggu terlalu lama."Mau lagi?" Zayyan melihat menu lasagna dalam sekejap habis dilahap oleh Maya. Melihat Maya yang menganggukkan kepala berkali-kali membuat Zayyan tersenyum.Maya duduk bersandar pada kursi dengan ekspresi kekenyangan. Dia benar-benar sangat kekenyangan hingga ia bisa merasakan perutnya sangat penuh hingga dirinya susah untuk duduk dengan tegap. Badannya bersandar lemas tak sanggup untuk bergerak. Dihadapannya Zayyan menatap Maya dengan tatapan geli yang

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 44

    Waktu berlalu sangat cepat dan kini tibalah acara yang ditunggu-tunggu. Hari ini tanggal 31 Desember tepatnya di malam hari kurang dari lima jam lagi pergantian tahun akan segera tiba. Di sebuah lapangan yang cukup luas terlihat dekorasi dengan dominasi warna putih dan biru muda. Dua buah meja besar berjajar berbagai hidangan yang memeriahkan acara hari ini. Semua tamu telah hadir tinggal menunggu datangnya sang bintang utama. Beberapa kursi juga berjajar rapi di sana.Dita datang sudah dari tadi. Kali ini dia mengenakan gaun berwarna lilac yang lembut. Rambutnya yang pendek dia beri hiasan bando hitam dengan aksesoris mutiara kecil. Wajahnya yang polos ia beri beberapa pulasan makeup tipis. Hari ini Dita tampak sangat berbeda dari biasanya. Ian pun sampai terdiam tak dapat bereaksi saking terpukaunya dengan Dita. Biasanya ia hanya sering melihat wajah polos Dita dan dandanan bold ketika berada di club. Kini ditambah hari ini makeupnya tampak berbeda, tetapi hal itu justru memberikan

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 43

    "Kok Dita bisa di sini, Yan?" tanya Ian yang saat ini sedang dipasrahi mengurus kentang oleh Zayyan. Sedangkan Zayyan sedang memanasi pannya."Nggak sengaja ketemu," jawabnya."Di mana?" Ian penasaran karena jelas dari penampilan Dita sangat santai, tidak terlihat seperti sedang pergi ke suatu tempat. Apalagi yang ia tahu Zayyan dan Maya hari ini pergi ke butik.Zayyan melirik ke arah Ian. Dia hanya diam memandanginya membuat Ian gugup tak beralasan. "Kenapa liatin gue gitu?" tanya Ian dengan gugup. Bahkan suaranya sedikit melengking tanpa ia sadari."Kentang," ucap Zayyan singkat, lalu pergi mengambil daging yang sudah ia bumbui. Ian menatap sahabatnya bingung dan tersadar bahwa sedari tadi kentangnya masih ia genggam tanpa melakukan apapun. Setelah itu Zayyan sibuk memasak daging dan Ian mengukus kentang.Meja ruang tamu kini beralih fungsi menjadi meja makan. Maya, Zayyan, Dita dan Ian duduk melingkar dan menikmati menu makan siang hari ini. Maya berseru memuji hasil masakan Zayyan

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 42

    Pada hari Minggu Zayyan datang menjemput Maya ke rumah. Pria itu mengajak Maya ke butik untuk mencari gaun yang akan dikenakan di acara pertunangan mereka. Pukul sepuluh pagi mobil Zayyan terparkir di depan sebuah ruko berlantai dua. Terlihat ada kaca besar transparan yang memperlihatkan manekin mengenakan gaun yang menjuntai dengan indah."Selamat datang, ada yang bisa saya bantu?" Seorang staf wanita datang menyambut mereka berdua. Zayyan langsung minta ditunjukan koleksi gaun terbaru bulan ini. Kemudian staf tersebut menuntun mereka berdua menuju sebuah ruangan. Di dalamnya ada staf wanita lain yang sepertinya berkedudukan lebih tinggi dari staf sebelumnya."Kalau boleh tahu gaun seperti apa yang ingin Anda cari?" tanya staf tersebut yang di tangannya membawa buku katalog yang tebal. Zayyan dan Maya yang duduk berdampingan di sofa disodorkan katalog tersebut. Staf tersebut menjelaskan berbagai model gaun dengan beberapa style yang berbeda.Maya membuka satu persatu halaman buku kat

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 41

    Maya menghiraukan pertanyaan maminya dengan langsung meminta ayahnya menjalankan mobilnya. Ratih tak memaksa dan hanya menggeleng pasrah. Setelah Dita masuk ke mobil perjalanan pun dimulai. Perjalanan yang terasa singkat itu membuat Maya lupa dengan perkataan Ian tadi. Kini ada tiga mobil masuk ke perkarangan rumah Maya. Untungnya dia memiliki halaman yang luas jadi masih cukup untuk menampung hingga empat mobil. Dita tak ingin berlama-lama gadis itu langsung pamit. Ratih tak menahannya karena nanti dia dan keluarga Zayyan ingin membicarakan sesuatu. Maka, pasti dia jadi merasa tidak enak jika mengabaikan Dita."Kaki ada kan? Jalan aja bisa." Zayyan menolak meminjamkan mobilnya pada Ian. Dia masih marah dengan insiden tadi. Dia tak mempedulikan Ian yang bingung pulang naik apa. Laki-laki itu datang ke apartemennya jadi otomatis mobilnya terparkir di sana. Mereka berdua datang dengan mobil miliknya. Ian ingin kembali dengan mobilnya karena otomatis Zayyan bisa pulang diantar oleh mobil

DMCA.com Protection Status