Share

BAB 46

Penulis: deaubepine
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Jadwal sidang kolokium Maya dan Dita sudah keluar. Mereka berdua mendapatkan jadwal yang sama pada hari Selasa dan hari ini adalah Kamis berarti kurang lima hari lagi. Setelah mendapatkan informasi jadwal Maya mengajak Dita ke tempat fotocopy untuk mencetak laporannya. Berhubung kertas dan tinta printernya habis, Maya memilih untuk mencetak di dekat kampusnya. Sedangkan Dita baru saja mencetaknya semalam dengan printer miliknya sendiri, jadi Dita hanya menemani sahabatnya itu.

Setelah mencetak rangkap tiga dan menjilidnya keduanya langsung memutuskan pulang. Dita yang biasanya ikut ke rumah Maya memilih pulang ke apartemennya karena ia akan bertemu ibunya hari ini yang telah beberapa tahun berada di luar negeri.

Sesampainya di rumah Maya langsung menuju kamar dan menyalakan laptopnya. Hari ini jadwal terakhir ujian akhir semesternya di minggu ini. Dan pada minggu depan hanya tersisa seminar proposal setelah itu memasuki masa libur. Maya membuka software presentasi untuk membuat lapora
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 47

    Maya mengantar Zayyan ke mobil setelah makan malam. Zayyan meletakkan dua laptop miliknya dan Maya ke kursi belakang. Ia menepuk kepala Maya lembut dan menyuruh gadis itu langsung masuk ke rumah karena angin malam terasa dingin apalagi saat ini dia hanya mengenakan kaus lengan pendek."Langsung istirahat, nggak usah begadang. Masalah laptop serahkan sama Mas." Maya mengangguk merespon ucapannya. Ia tidak ingin gadis itu begadang sudah cukup lelah dia menangis tadi, jadi dia meminta Maya untuk segera istirahat. Tak lupa untuk menenangkannya mengenai laptop dan file proposalnya."Makasih, Mas Yan udah bantuin," ucap Maya. Dia benar-bener sangat berterimakasih pada laki-laki di hadapannya. Jika bukan karenanya pasti hingga saat ini dia masih menangis dan tidak tahu harus berbuat apa. Dia awam dengan permasalahan seperti ini."Iya, udah cepetan masuk."Zayyan masuk ke mobil setelah memastikan Maya masuk ke rumah, lalu menyalakan mobil. Dalam perjalanan ia menghubungi sekretarisnya menanya

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 48

    Layar ponsel Maya menyala, sebuah notifikasi pesan masuk muncul. Matanya melirik melihat nama Zayyan pada notifikasi tersebut. Dalam pesan tersebut Zayyan mengiriminya sebuah link disertai kalimat yang mengikuti di bawahnya. Kedua mata Maya berbinar saat melihatnya. Ia mengklik link tersebut yang membawanya menuju sebuah drive yang berisi file proposalnya. Ketika ia membukanya Maya bisa melihat keseluruhan isi proposalnya yang lengkap persis seperti versi cetaknya. Pekikan sarat bahagia pun sontak terdengar. Ia kembali ke aplikasi pesan dan mengklik icon telepon pada kontak Zayyan."Mas Yan, ini filenya udah balik lagi?" Maya langsung membuka suara setelah panggilannya terangkat. Nadanya terdengar senang sekaligus lega."Iya, tapi untuk laptop baru bisa Mas kasih besok ya. Untuk jaga-jaga selalu back up ke online, cloud dan sebagainya. Besok Minggu Mas mampir ke rumah," jawab Zayyan yang masih di kantor. Ia masih sibuk dengan pekerjaannya. Ketika stafnya yang dimintai tolong mengirim

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 49

    Maya hanya mengaduk-aduk makanannya tanpa ada niatan untuk dimakan. Moodnya terlanjur jelek gara-gara wanita bernama Rara itu. Untung saja wanita itu tidak ikut bergabung makan siang bersama sekarang, kalau sampai benar-benar wnaita itu membuntuti, dia akan langsung minta pulang saat itu juga. Walaupun begitu tetap saja moodnya sudah hancur. Dia jadi tak memiliki nafsu makan. Padahal tampilan makanan yang ada di depannya ini sangat menggoda. Gara-gara masih mengingat sikap centil Rara pada Zayyan membuat Maya jadi malas melakukan apapun."Dimakan Maya," perintah Zayyan pada Maya yang kini memasang wajah galak padanya. Keningnya mengerut bingung. Menyadari bahwa kejadian tadi menjadi alasan Maya menatapnya seperti itu, Zayyan hanya bisa menggelengkan kepala dengan pasrah."Itu baru satu kan?""Hah?" Zayyan melempar tatapan tak paham dengan maksud pertanyaan Maya. Gadis di hadapannya itu langsung berdecak kesal melihat reaksinya yang mungkin menurutnya menyebalkan. Zayyan menggaruk peli

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 1 Ditinggal Pergi

    Maya memasuki kamarnya dengan berlari usai pulang dari sekolah. Hari ini ia pulang cukup terlambat membuat ia sangat terburu-buru mengganti pakaiannya. Biasanya dia akan sampai rumah pada pukul sepuluh pagi, namun sopir yang biasa menjemputnya sedang tidak masuk karena pulang kampung sehingga dirinya harus menunggu maminya datang untuk menjemputnya. Maminya yang bekerja terlambat datang karena menemui tamu dadakannya ditambah saat perjalanan pulang jalan arah menuju rumahnya malah terkena macet. Jadilah Maya sampai di rumah ketika jarum jam dinding menunjukan waktu pukul satu siang. Setelah berganti seragam sekolahnya ke pakaian rumah, ia meraih salah satu bukunya. Buku tersebut sedikit menyumbul karena ada sesuatu terselip di dalamnya. Terdapat lipatan selembar kertas dengan tulisan acaknya serta dua buah tanda tangan di bawahnya. Bibirnya tersenyum sumringah kala melihat namanya bersanding dengan nama laki-laki yang disukainya. Suara kekehan terdengar keluar dari mulutnya. Usai pu

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 2 Kena Tipu

    Helaan napas lelah keluar dari mulut Dita. Ia hanya menggelengkan kepalanya tak mengerti dengan sikap sahabatnya ini. Maya mudah sekali terhasut oleh ajakan orang-orang membuat dirinya takut jika sahabatnya ini nanti tanpa sadar jatuh ke dalam lingkaran yang tidak baik. “Aku nggak mau ya kalo satu meja kayak kemaren. Nggak ada alasan malu atau apapun, harusnya lo tau konsekuensi mengiyakan seseorang. Biar lo berani untuk bertanggungjawab,” sahut Dita yang membuat Maya bungkam tak dapat membalas. Maya hanya bisa pasrah tidak bisa membantah perkataan temannya. Ia sadar jika Dita sudah kesal dengannya begitu juga pula dia pada dirinya sendiri. Maya menyalahkan dirinya yang suka gampang terjatuh oleh ajakan orang-orang. Berawal dari teman-teman sekitarnya yang sedang membicarakan topik aplikasi kencan hingga ada beberapa yang berhasil mendapatkan pasangan membuat dia jadi penasaran dan ingin mencoba. Maka dari itulah, ia memasang aplikasi ters

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 3 Ketemu sama Mas Yan?

    “Ayo kita pulang!” ajak Adip pada pacarnya. Pria itu bergegas mengambil barang bawaannya dan menggandeng tangan kekasihnya. Namun, baru saja Adip ingin melangkah suara seseorang menahannya. “Mau kabur ke mana?” Seorang pria dengan kaos polos berwarna putih dan bawahan celana berwarna beige melangkah mendekat. Ia berdiri di depan Maya menutupi gadis itu. “Anda siapa?” tanya Adip. “Saya kakaknya. Dari tadi saya mengawasi kalian berdua di sana, baru saja pergi sebentar sudah seperti ini.” Pria itu menoleh menatap pada pacar Adip. “Dia datang mengajak bertemu adik saya dan mengaku single. Kalian mengaku bertunangan, tapi saya nggak lihat cincin yang melingkar di jari laki-laki itu.” Perkataan pria tadi sontak membuat wanita itu menarik tangan Adip dengan keras untuk mengecek jarinya. Melihat tak ada cincin di sana ia bertanya dengan marah, “di mana cincinnya?” “Dia sengaja datan

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 4 Pengen Nikah

    Maya menatap pemandangan di luar dengan wajah cemberut. Sementara di sampingnya Zayyan mengemudikan mobilnya mengabaikan Maya. Ketika hari hampir petang Zayyan langsung menyuruhnya pulang. Meski Maya sudah menolak dan memberi alasan bahwa ia sudah besar, pria itu tetap kekeh dengan keputusannya. Bahkan saat Maya meminta bantuan pada Ian, laki-laki itu hanya mengendikkan bahu menolaknya. Dia malah asik menghabiskan camilan yang telah dipesan oleh Zayyan lagi. Dita yang belum mengenal dekat hanya bisa diam tak membantah jadi Maya tak mendapatkan dukungan dalam memprotes Zayyan. Baru saja mereka selesai mengantarkan Dita yang mana Zayyan mengikuti mobilnya dari belakang. Kemudian Maya berpindah ke mobil Zayyan untuk mengantarnya ke rumah. Tiba-tiba mobil berhenti. Mereka berhenti di minimart dan Maya melirik ke arah Zayyan yang turun dari mobil. Pria itu tak mengatakan apapun yang membuat Maya semakin sebal. Setelah sekian tahun tidak bertemu mengapa laki-laki yan

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 5 Mas Yan Datang Ke Rumah!

    Semenjak kejadian kencannya terakhir kali Maya langsung menghapus aplikasi tersebut dari ponselnya. Ia trauma karena dituduh menjadi pelakor padahal dia ditipu saat itu. Dita pun juga mengomelinya habis-habisnya membuat telinga Maya panas mendengarnya. Tetapi, setidaknya dari kejadian itu dia bisa bertemu dengan tetangga masa kecilnya. Ian dan Zayyan yang sama-sama ia panggil Mas Yan. Ian sendiri adalah tetangganya dulu yang tiba-tiba pindah sedangkan Zayyan adalah teman sekolahnya yang sering datang untuk bermain atau mengerjakan tugas. Dulu kedua orangtua Maya sama-sama sibuk bekerja sehingga ia kadang dititipkan ke keluarga Ian. Maminya punya butik yang jaraknya hampir satu jam dari rumah sedangkan ayahnya adalah pengacara yang sangat jarang pulang. Kesibukan kedua orangtuanya membuat Maya sering datang ke rumah keluarga Ian untuk sekedar bermain hingga menunggu maminya pulang bekerja. Meski Maya merasa kesepiaan kala itu, namun kehadiran keluarga Ian serta

Bab terbaru

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 49

    Maya hanya mengaduk-aduk makanannya tanpa ada niatan untuk dimakan. Moodnya terlanjur jelek gara-gara wanita bernama Rara itu. Untung saja wanita itu tidak ikut bergabung makan siang bersama sekarang, kalau sampai benar-benar wnaita itu membuntuti, dia akan langsung minta pulang saat itu juga. Walaupun begitu tetap saja moodnya sudah hancur. Dia jadi tak memiliki nafsu makan. Padahal tampilan makanan yang ada di depannya ini sangat menggoda. Gara-gara masih mengingat sikap centil Rara pada Zayyan membuat Maya jadi malas melakukan apapun."Dimakan Maya," perintah Zayyan pada Maya yang kini memasang wajah galak padanya. Keningnya mengerut bingung. Menyadari bahwa kejadian tadi menjadi alasan Maya menatapnya seperti itu, Zayyan hanya bisa menggelengkan kepala dengan pasrah."Itu baru satu kan?""Hah?" Zayyan melempar tatapan tak paham dengan maksud pertanyaan Maya. Gadis di hadapannya itu langsung berdecak kesal melihat reaksinya yang mungkin menurutnya menyebalkan. Zayyan menggaruk peli

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 48

    Layar ponsel Maya menyala, sebuah notifikasi pesan masuk muncul. Matanya melirik melihat nama Zayyan pada notifikasi tersebut. Dalam pesan tersebut Zayyan mengiriminya sebuah link disertai kalimat yang mengikuti di bawahnya. Kedua mata Maya berbinar saat melihatnya. Ia mengklik link tersebut yang membawanya menuju sebuah drive yang berisi file proposalnya. Ketika ia membukanya Maya bisa melihat keseluruhan isi proposalnya yang lengkap persis seperti versi cetaknya. Pekikan sarat bahagia pun sontak terdengar. Ia kembali ke aplikasi pesan dan mengklik icon telepon pada kontak Zayyan."Mas Yan, ini filenya udah balik lagi?" Maya langsung membuka suara setelah panggilannya terangkat. Nadanya terdengar senang sekaligus lega."Iya, tapi untuk laptop baru bisa Mas kasih besok ya. Untuk jaga-jaga selalu back up ke online, cloud dan sebagainya. Besok Minggu Mas mampir ke rumah," jawab Zayyan yang masih di kantor. Ia masih sibuk dengan pekerjaannya. Ketika stafnya yang dimintai tolong mengirim

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 47

    Maya mengantar Zayyan ke mobil setelah makan malam. Zayyan meletakkan dua laptop miliknya dan Maya ke kursi belakang. Ia menepuk kepala Maya lembut dan menyuruh gadis itu langsung masuk ke rumah karena angin malam terasa dingin apalagi saat ini dia hanya mengenakan kaus lengan pendek."Langsung istirahat, nggak usah begadang. Masalah laptop serahkan sama Mas." Maya mengangguk merespon ucapannya. Ia tidak ingin gadis itu begadang sudah cukup lelah dia menangis tadi, jadi dia meminta Maya untuk segera istirahat. Tak lupa untuk menenangkannya mengenai laptop dan file proposalnya."Makasih, Mas Yan udah bantuin," ucap Maya. Dia benar-bener sangat berterimakasih pada laki-laki di hadapannya. Jika bukan karenanya pasti hingga saat ini dia masih menangis dan tidak tahu harus berbuat apa. Dia awam dengan permasalahan seperti ini."Iya, udah cepetan masuk."Zayyan masuk ke mobil setelah memastikan Maya masuk ke rumah, lalu menyalakan mobil. Dalam perjalanan ia menghubungi sekretarisnya menanya

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 46

    Jadwal sidang kolokium Maya dan Dita sudah keluar. Mereka berdua mendapatkan jadwal yang sama pada hari Selasa dan hari ini adalah Kamis berarti kurang lima hari lagi. Setelah mendapatkan informasi jadwal Maya mengajak Dita ke tempat fotocopy untuk mencetak laporannya. Berhubung kertas dan tinta printernya habis, Maya memilih untuk mencetak di dekat kampusnya. Sedangkan Dita baru saja mencetaknya semalam dengan printer miliknya sendiri, jadi Dita hanya menemani sahabatnya itu.Setelah mencetak rangkap tiga dan menjilidnya keduanya langsung memutuskan pulang. Dita yang biasanya ikut ke rumah Maya memilih pulang ke apartemennya karena ia akan bertemu ibunya hari ini yang telah beberapa tahun berada di luar negeri.Sesampainya di rumah Maya langsung menuju kamar dan menyalakan laptopnya. Hari ini jadwal terakhir ujian akhir semesternya di minggu ini. Dan pada minggu depan hanya tersisa seminar proposal setelah itu memasuki masa libur. Maya membuka software presentasi untuk membuat lapora

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 45

    Zayyan dan Maya memasuki private room resto bersama. Dita, Ian dan Zayn sedang di luar di taman rooftop hotel. Zayyan memesankan makanan untuk Maya karena ia tahu selama acara gadis itu tidak sempat makan. Maya bergumam puas saat merasakan makanan masuk ke dalam perutny. Dia sangat lapar, tetapi selama acara pertunangannya tadi tidak bisa makan karena tidak ada nafsu untuk makan. Baru setelah dia duduk memasuki resto Maya mulai merasakan lapar. Untungnya Zayyan peka sudah memesankan makanan sebelumnya agar tidak menunggu terlalu lama."Mau lagi?" Zayyan melihat menu lasagna dalam sekejap habis dilahap oleh Maya. Melihat Maya yang menganggukkan kepala berkali-kali membuat Zayyan tersenyum.Maya duduk bersandar pada kursi dengan ekspresi kekenyangan. Dia benar-benar sangat kekenyangan hingga ia bisa merasakan perutnya sangat penuh hingga dirinya susah untuk duduk dengan tegap. Badannya bersandar lemas tak sanggup untuk bergerak. Dihadapannya Zayyan menatap Maya dengan tatapan geli yang

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 44

    Waktu berlalu sangat cepat dan kini tibalah acara yang ditunggu-tunggu. Hari ini tanggal 31 Desember tepatnya di malam hari kurang dari lima jam lagi pergantian tahun akan segera tiba. Di sebuah lapangan yang cukup luas terlihat dekorasi dengan dominasi warna putih dan biru muda. Dua buah meja besar berjajar berbagai hidangan yang memeriahkan acara hari ini. Semua tamu telah hadir tinggal menunggu datangnya sang bintang utama. Beberapa kursi juga berjajar rapi di sana.Dita datang sudah dari tadi. Kali ini dia mengenakan gaun berwarna lilac yang lembut. Rambutnya yang pendek dia beri hiasan bando hitam dengan aksesoris mutiara kecil. Wajahnya yang polos ia beri beberapa pulasan makeup tipis. Hari ini Dita tampak sangat berbeda dari biasanya. Ian pun sampai terdiam tak dapat bereaksi saking terpukaunya dengan Dita. Biasanya ia hanya sering melihat wajah polos Dita dan dandanan bold ketika berada di club. Kini ditambah hari ini makeupnya tampak berbeda, tetapi hal itu justru memberikan

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 43

    "Kok Dita bisa di sini, Yan?" tanya Ian yang saat ini sedang dipasrahi mengurus kentang oleh Zayyan. Sedangkan Zayyan sedang memanasi pannya."Nggak sengaja ketemu," jawabnya."Di mana?" Ian penasaran karena jelas dari penampilan Dita sangat santai, tidak terlihat seperti sedang pergi ke suatu tempat. Apalagi yang ia tahu Zayyan dan Maya hari ini pergi ke butik.Zayyan melirik ke arah Ian. Dia hanya diam memandanginya membuat Ian gugup tak beralasan. "Kenapa liatin gue gitu?" tanya Ian dengan gugup. Bahkan suaranya sedikit melengking tanpa ia sadari."Kentang," ucap Zayyan singkat, lalu pergi mengambil daging yang sudah ia bumbui. Ian menatap sahabatnya bingung dan tersadar bahwa sedari tadi kentangnya masih ia genggam tanpa melakukan apapun. Setelah itu Zayyan sibuk memasak daging dan Ian mengukus kentang.Meja ruang tamu kini beralih fungsi menjadi meja makan. Maya, Zayyan, Dita dan Ian duduk melingkar dan menikmati menu makan siang hari ini. Maya berseru memuji hasil masakan Zayyan

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 42

    Pada hari Minggu Zayyan datang menjemput Maya ke rumah. Pria itu mengajak Maya ke butik untuk mencari gaun yang akan dikenakan di acara pertunangan mereka. Pukul sepuluh pagi mobil Zayyan terparkir di depan sebuah ruko berlantai dua. Terlihat ada kaca besar transparan yang memperlihatkan manekin mengenakan gaun yang menjuntai dengan indah."Selamat datang, ada yang bisa saya bantu?" Seorang staf wanita datang menyambut mereka berdua. Zayyan langsung minta ditunjukan koleksi gaun terbaru bulan ini. Kemudian staf tersebut menuntun mereka berdua menuju sebuah ruangan. Di dalamnya ada staf wanita lain yang sepertinya berkedudukan lebih tinggi dari staf sebelumnya."Kalau boleh tahu gaun seperti apa yang ingin Anda cari?" tanya staf tersebut yang di tangannya membawa buku katalog yang tebal. Zayyan dan Maya yang duduk berdampingan di sofa disodorkan katalog tersebut. Staf tersebut menjelaskan berbagai model gaun dengan beberapa style yang berbeda.Maya membuka satu persatu halaman buku kat

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 41

    Maya menghiraukan pertanyaan maminya dengan langsung meminta ayahnya menjalankan mobilnya. Ratih tak memaksa dan hanya menggeleng pasrah. Setelah Dita masuk ke mobil perjalanan pun dimulai. Perjalanan yang terasa singkat itu membuat Maya lupa dengan perkataan Ian tadi. Kini ada tiga mobil masuk ke perkarangan rumah Maya. Untungnya dia memiliki halaman yang luas jadi masih cukup untuk menampung hingga empat mobil. Dita tak ingin berlama-lama gadis itu langsung pamit. Ratih tak menahannya karena nanti dia dan keluarga Zayyan ingin membicarakan sesuatu. Maka, pasti dia jadi merasa tidak enak jika mengabaikan Dita."Kaki ada kan? Jalan aja bisa." Zayyan menolak meminjamkan mobilnya pada Ian. Dia masih marah dengan insiden tadi. Dia tak mempedulikan Ian yang bingung pulang naik apa. Laki-laki itu datang ke apartemennya jadi otomatis mobilnya terparkir di sana. Mereka berdua datang dengan mobil miliknya. Ian ingin kembali dengan mobilnya karena otomatis Zayyan bisa pulang diantar oleh mobil

DMCA.com Protection Status