Awalnya Erina begitu kesal dan ingin marah ketika Fic merusak bonekanya. Ternyata Fic melakukan itu untuk memastikan jika benda yang ia simpan saat itu masih aman disana.Fic mengeluarkan sebuah kalung giok dari sana. Lalu menunjukkan pada Erina."Dulu, Ibu memberikan kalung ini padaku. Katanya ini adalah simbol keberuntungan keluarga kami. Dia sengaja memberikan ini padaku untuk menjaga keselamatan ku. Aku berpikir, kala itu aku belum bisa menjagamu. Jadi aku memutuskan untuk menyembunyikan kalung itu dalam Boneka yang akan ku berikan padamu. Aku berharap, kalung itu bisa menjaga keselamatanmu untuk mewakili aku beberapa saat sebelum aku sanggup menjagamu dan akan menjadi keberuntungan untukmu."Erina tertegun menatap kalung giok yang sudah berada ditangannya. Artinya, Fic memberikan Boneka itu padanya semata-mata karena ingin Erina berada dekat dengan kalung ini, bukan karena bonekanya."Jadi, kamu sengaja ingin melindungiku?""Ibu akan tidak setuju jika tahu aku memberikan kalung i
Fic masih mendekap Erina dari belakang, sementara punggungnya menyandar di sisi tempat tidur.Hari ini Fic merasa moment terindah sepanjang hidupnya.Ternyata, dia tidak pernah kehilangan Mentari, ternyata Mentari tidak pernah meninggalkan dirinya.Erina adalah cinta pertamanya dan Fic adalah cinta pertama Erina. Itu sudah tidak bisa dipungkiri lagi.Fic mengelus perut Erina. "Kelak setelah dia dewasa. Dia tidak boleh seperti Aku. Dia harus menjadi seorang Pemimpin yang tegas dan tanpa belas kasihan kepada para orang-orang yang berani menindas keluarganya. Tidak peduli dia akan terlahir sebagai Pria atau Wanita, aku akan mendidik demikian."Erina menoleh. "Kamu dendam terhadap kehidupan kita?""Tentu saja. Aku menjadi orang yang bodoh selama ini. Musuhku adalah keluargaku sendiri. Aku sudah curiga, tetapi aku tidak bisa berbuat apa-apa."Erina kini menarik tubuhnya dan kini menghadap suaminya."Apa rencanamu selanjutnya Fic?"Fic menatap Erina, mengusap seluruh wajah Erina dengan kedu
Setelah menelpon Adreno, Erina tersenyum geli. Dia menatap Fic yang juga menatapnya."Apa aku telah menendangku sayang?" Tanya Fic dengan nada meledek. Bukan hanya Erina saja yang saat ini sedang tertawa, tetapi Kelvin dan Nyonya Ely juga ikut tertawa. Sementara Alea tersenyum di sudut saja.Mereka saat ini berada di rumah Nyonya Ely dan sedang menyusun rencana untuk melawan Adreno.Erina tertawa kecil. "Aku tidak biasa bersandiwara. Aku hampir saja gugup.""Tidak apa-apa. Adreno penuh kelicikan. Jadi kita perlu melawannya dengan kelicikan juga.""Lalu rencana selanjutnya bagaimana?" Tanya Erina."Untuk sementara, kita akan disini Erina. Kita akan mengurus masalah ini bersama." Ucap Fic. Kemudian dia menoleh pada Alea."Kamu tidak boleh melakukan kesalahan sedikitpun."Alea mengangguk. "Aku paham. Kalau begitu aku pergi sekarang.""Baiklah. Tidak perlu khawatir, Jefri dan anak buahnya akan mengawasimu."Alea mengangguk. Tapi ketika dia hendak melangkah, Nyonya Ely memanggilnya."Alea
Kelvin segera memeriksa apa yang telah terekam oleh Kamera kecil itu.Isinya, begitu mengejutkan semua orang. Tampak begitu jelas Adreno sedang membeberkan semua kejahatannya.Erina yang mendengar pengakuan Adreno merasa begitu sedih dan meneteskan air mata. Meskipun selama ini dia tidak bisa mengingat bagaimana wajah kedua orang tuanya dan juga kenangan bersama mereka, tetapi mengetahui jika kematian kedua orang tuanya adalah rencana Adreno, Erina merasa sangat marah dan sedih. Terlebih bukan hanya Orang tuanya yang harus mati karena ulah Adreno, tetapi orang tua Fic juga.Fic cepat merangkul tubuh Erina ketika melihat tubuh istrinya bergetar."Adreno akan menerima hukuman yang setimpal. Jangan menangis. Cukup! Kamu sudah terlalu banyak kehilangan air matamu."Diantara mereka, Nyonya Sulis yang sangat marah. "Adreno Bajingan! Adreno biadab! Aku ingin dia membusuk di penjara untuk selamanya!"Tiba-tiba Erina teringat kedua orang tua Alea. Jangan sampai mereka menjadi korban kekejaman
Masa penderitaan Erina rupanya benar-benar telah berakhir setelah Adreno kini mendekam di Penjara.Adreno telah divonis hukuman pidana selama seumur hidup atas banyak sekali tuduhan. Sebenarnya, hukuman seumur hidup ini sudah termasuk ringan karena beberapa kali Fic sendiri yang meminta keringanan karena Vonis dari hakim untuk Adreno adalah hukuman mati.Namun siapa yang menyangka, jika Adreno rupanya tak sanggup untuk menatap dunia yang baginya saat ini sangat gelap dan sedang menertawakan dirinya, pada akhirnya Adreno memilih mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di sebuah kamar mandi tahanan.Sejak kejadian itu, Ibunya Rafael pergi keluar negeri untuk menutup mata dan telinganya dari kenyataan yang begitu meluluhlantakkan perasaannya. Tetapi tidak untuk Rafael, dia tetap bertahan disini karena keinginan dari Tuan Besar Alfian.Lagi pula Rafael telah menyalahkan semua ini adalah murni kesalahan dari Ayahnya. Sebab itu Rafael tidak terlalu terbebani saat Ayahnya meninggal duni
Emily Knight sudah bertunangan dengan Felix Lewis. Hubungan mereka bahkan sudah memasuki tahun yang ketiga.Kedua belah pihak keluarga Ternama itu sudah membahas lebih lanjut mengenai hubungan Putra Putri kesayangan mereka. Dan hari pernikahan akan terjadi dua bulan lagi dimulai dari sekarang.Senja itu Emily sedang berada di kamar. Dia melirik ponselnya yang bergetar.Ada beberapa pesan gambar masuk ke dalam chat WhatsApp dari sebuah nomor yang tidak dikenal.Setelah memeriksa Emily mengerutkan alisnya. Gambar itu berupa foto foto mesra Felix dengan beberapa wanita.Ini bukan lah pertama kalinya dia mendapatkan pesan gambar tidak senonoh seperti itu.Beberapa hari yang lalu dan beberapa Minggu yang lalu dia pun mendapatkannya, dan anehnya dari Nomor ponsel yang berbeda beda.Bukan Emily tidak menanyakan tentang kebenaran foto foto itu,, dia sering membahas masalah ini dengan Felix langsung. Tetapi Felix selalu mengatakan jika itu hanya segelintir orang orang yang tidak menyetujui hu
"Emi.. Emily.. Dengarkan aku dulu!" Felix berteriak memanggil pujaan hatinya, tetapi Emily tidak akan pernah ingin peduli lagi. Emily terus melangkah pergi bahkan dengan berlari."Argh…. bagaimana bisa Emily datang kemari? Dasar sial!!" Felix kemudian masuk kedalam kamar untuk memakai pakaian lengkap."Sayang. Jangan pedulikan Emily, ada aku yang mencintaimu dengan tulus disini." Wanita yang sudah telanjang itu mendekati Felix.Felix langsung menoleh. "Apa kamu yang sudah memberitahunya?" Felix tiba tiba mencekik wanita itu."Fel, Fel, lepas!"Felix mendorong wanita itu sampai terjatuh ke Ranjang."Aku bertanya, kamu yang menelponnya?" Kembali Felix bertanya. Wanita itu terdiam dan hanya menunduk."Jawab!" Felix sudah mengangkat tinggi tangannya.Wanita itu ketakutan sekali. "Maafkan aku, itu karena aku mencintaimu." Dia menjawab dengan pelan.PLAK!!!Felix menampar wajah wanita itu dengan sangat kuat."Kau gila ya? Kamu ingin melawan Emily Knight? Kamu itu hanya sampah! Mengerti? Ma
"Kamu sudah bangun?" Pria itu menyapa sambil melepas handuk begitu saja dihadapan Emily.Emily membuang muka. Pria itu hanya tersenyum kemudian berganti."Apa kamu tidak ingin mandi? Aku sudah menyiapkan pakaian ganti untukmu." Pria itu menaruh pakaian baru seorang wanita di atas Ranjang.Emily melirik sedikit saja dan kemudian melilit tubuhnya dengan selimut. Tanpa bicara Emily menyambar pakaian di atas Ranjang lalu bangun dan melangkah.Tetapi dia hampir saja terjatuh ketika merasakan kesusahan saat berjalan."Aku akan membantumu ke kamar mandi." Pria itu dengan cepat menopang tubuh Emily yang hampir terjatuh.Emily seketika memukul tangan pria itu."Lepas!""Kamu ini sedang kesusahan berjalan. Dan itu karena perbuatan ku. Jangan keras kepala!" Pria itu mengangkat tubuh Emily dan membawanya ke kamar mandi.Wajah Emily saat ini memerah antara marah dan malu, kemudian mengusir Pria itu."Keluar!""Kamu malu? Semalam aku sudah melihat semuanya."Wajah Emily semakin memerah. "Keluar cepa