Beranda / Romansa / Suami Dadakan Ku Bukan Kuli Biasa / Rania dan Devan yang Kembali Dekat

Share

Rania dan Devan yang Kembali Dekat

Penulis: Popyani
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-09 16:36:42
Mimik wajah papa Akio berubah, amarah sudah menyelimuti wajah pria berdarah Jepang itu akan pertanyaan yang putri nya layangkan sebab itu mampu membangunkan emosi. Rahang nya mengeras, sorot mata papa Akio laksana belati yang siap membunuh. Dan, kemarahan pria itu mampu tertangkap oleh Sarah.

"Kamu, masih berani bertanya tentang Devan setelah apa yang kamu lakukan. Papa sudah memperingatkan mu tentang hal ini, namun kamu tetap dengan keras kepala-mu, itu!" ujar papa Akio pelan, namun penuh penekanan. Kemarahan di dalam diri nya pada Sarah--kian meletu-letup.

Kata-kata yang mengalir dari mulut sang ayah, laksana pisau--mampu mencabik-cabik hati hati Sarah. Wajah nya telah berubah mendung, bolamata Sarah sudah berkaca-kaca.

"Aku, melakukan itu semua karena aku mencintainya, Paa---? Aku melakukan semua itu karena aku mencintai nya. Apakah, aku salah---?" Suara Sarah sudah berubah parau, air mata pun sudah bercucuran membasahi kedua pipi mulus wanita itu. Sarah kini terisak, menangis pi
Popyani

Jangan lupa tinggalkan komentar, dan juga follow akun IG @popy--yanni untuk melihat visual Rania dan Devan

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Dadakan Ku Bukan Kuli Biasa    Kebersamaan Rania dan Devan

    Pernah menjalin hubungan sebagai suami-istri, namun suasana canggung begitu antara Devan dan juga Rania. Devan---, pria itu mencoba menggoda Rania, namun sang mantan istri hanya membisu, Rania nampak malu-malu.Bersama Devan membuat waktu terasa cepat untuk Rania. Tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 10 malam."Sudah jam 10 malam. Namun, kenapa--mama belum juga kembali? Bukankah, tadi dia mengatakan hanya sebentar?" gumam Rania dalam hati, wanita bersurai hitam itu nampak berpikir. Mengalihkan pandangan nya pada Devan, Rania mendapati Devan yang begitu sibuk dengan gawai nya. Pria itu seperti nya sedang memeriksa sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan. Namun, sedetik kemudian terasa ada sesuatu yang mengganggu untuk Rania, Devan yang belum juga pulang. "Ini sudah jam 10 malam-tapi dia belum juga pulang," bathin Rania, yang masih setia melemparkan pandangan nya pada Devan. Namun Rania cepat-cepat memindai pandangan nya ke arah lain--saat mendapati pergerakan sang mantan. Devan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Suami Dadakan Ku Bukan Kuli Biasa    Devan, Rania, dan Dion

    Senyum terus membingkai di wajah Dion--saat pria itu membawa langkah kaki nya menuju kamar rawat yang ditempati Rania. Mengayunkan langkah nya dengan ringan, Dion terlihat begitu bahagia. Namun---mendadak langkah kaki itu terjeda, saat mendapati kebersamaan kedua sosok yang tidak asing untuk nya. Rania dan Devan. Pasangan mantan-suami-istri itu tengah bersama, dengan Devan yang mendorong kursi roda yang diduduki Rania. Sakit, tentu saja dia rasakan--sebab Dion selama ini berharap banyak kalau Rania mau menerima cinta nya, dan kedua nya hidup bahagia bersama anak yang Rania kandung, Terus melemparkan pandangan nya pada kedua sosok itu, sampai tertelan oleh dinding ruangan. "Seperti nya aku datang bukan diwaktu yang tepat," gumam Dion, dan berbalik. Pria itumemutuskan untuk pulang, dia akan datang nanti. Beberapa menit melakukan perjalanan--Rania dan Devan akhir nya dapat tiba di ruangan, di mana bayi mereka berada. Berada di depan dinding kaca, sorot mata Rania terus tertuju pada

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-11
  • Suami Dadakan Ku Bukan Kuli Biasa    Perasaan Takut Mama Ani

    Esok hariSuara ketukkan membuat mama Ani yang tengah meletakkan menu ikan goreng di dalam salah satu rantang makanan seketika mengalihkan pandangan nya pada asal suara. "Apakah, ada orang yang ingin membeli bunga? Bukankah, aku sudah menulis di papan kalau toko ini akan ditutup beberapa hari ke depan?" gerutu mama Ani, wanita paruh baya itu nampak menahan kesal. Namun, bukan nya menghampir-ibu kandung dari Rania itu justru tetap melanjutkan kegiatan nya, dan memilih mengabaikan ketukkan pintu itu.Mama Ani telah kembali melanjutkan kegiatan nya. Namun, kali ini benar-benar telah melatih kesabaran nya. Sebab ketukkan yang diberi pada pintu rumah, bukan seperti sebuah ketukkan--namun seperti gedoran. Kesabaran mama Ani--akhir nya habis juga. Dengan kesal wanita paruh baya itu melepaskan kegiatan nya, dan menghampiri pintu rumah. Membuka pintu dengan asal, mama Ani bersiap akan melampiaskan emosinya. Namun,"Ka--." Sejenak mama Ani membeku, setelah mendapati sosok yang saat ini tengah

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12
  • Suami Dadakan Ku Bukan Kuli Biasa    Kakek Darma Melamar Rania Untuk Devan

    Beberapa menit melakukan perjalanan, akhir nya kendaraan yang dikemudikan papa Akio tiba disebuah restorant mewah. Tadi pagi lelaki paruh baya itu mendapat telepone dari kakek Darma, dan lelaki tua itu--meminta nya untuk bertemu. Setelah ke luar dari dalam mobil--papa Akio tak langsung membawa langkah kaki nya ke dalam restorant. Memijakkan kedua kaki nya, dengan melemparkan pandangan nya lurus pada bangunan di depan nya. Sekian lama menatap, akhir nya dengan hati yang berat papa Akio mantap membawa langkah kaki nya ke dalam. "Mari-Tuan, saya antar," ujar salah satu pelayan restorant, saat papa Akio menanyakan di mana keberadaan ruangan--yang di pesan kakek Darma. Suara pintu terbuka mengalihkan pandangan kakek Darma yang tengah sibuk dengan gawai milik nya, dan lelaki tua itu, mendapati kedatangan orang yang sudah membuat nya menunggu. "Maaf, sudah membuat anda--menunggu," ujar papa Akio, namun dengan bahasa tubuh yang kikuk. Saat ini papa Akio tengah menahan rasa malu yang ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-14
  • Suami Dadakan Ku Bukan Kuli Biasa    Memutuskan Untuk Menerima Devan Kembali

    Mendapati kedatangan kakek Darma--betapa kaget nya Rania, dia mendadak tegang. Ingin rasa nya Rania menenggelam diri ke samudra yang paling dalam yang ada di muka ini, guna untuk bersembunyi dari seorang Darma Wijata. Namun, sayang nya--keinginan nya itu hanya bisa dipendam nya di dalam hati. Menunduk, Rania tidak berani menatap kakek Darma, namun diam-diam bola mata Rania terus memantau sepasang pantofel yang terus melangkah menghampiri nya. Tubuh Rania panas dingin, berkali-kali Rania menelan saliva nya. Hingga, akhir nya Rania mendapati sepasang pantofel milik kakek Darma yang berhenti dengan jarak yang tak jauh dari nya. Hening---Hening----Hening----Sunyi menyelimuti, membuat suasana di dalam ruangan mendadak horor. Kedatangan Darma Wijaya membawa atmosfer yang berbeda di dalam ruangan.Rania menggigit bibir bawah nya pelan, lidah nya terasa keluh--bahkan Rania tak berani mengeluarkan satu kata pun. Rania berperang dengan kata hati nya. Berusaha membunuh rasa takut, Rania akh

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-15
  • Suami Dadakan Ku Bukan Kuli Biasa    Rania yang Mau Menjadi Istri Dari Devan

    Beberapa menit melakukan perjalanan, akhir nya--papa Akio dapat kembali tiba di rumah nya. Namun, bukan nya segera ke luar dari dalam mobil--lelaki berdarah Jepang itu justru masih setia duduk di kursi kemudi. Duduk termangu, pancaran mata papa Akio terlihat kosong seperti ada sesuatu yang begitu membebani pikiran nya saat ini. Seketika, terdengar desahan napas yang berat. "Papa-sangat mencintai Ibu, mu' Rania. Bahkan hanya dia lah satu-satu nya wanita yang papa cintai di dunia ini, dan karena cinta papa yang begitu besar, membuat Papa harus meninggalkan nya, dan menikah dengan wanita lain," gumam papa Akio dengan lirih, tak terasa sudah ada butir kristal yang jatuh, membasahi pipi. *** *** Suara deru mesin mobil yang memasuki pekarangan rumah-membuat mama Winda yang sedari tadi sudah menunggu kepulangan sang suami segera melangkah menuju pintu utama. Namun, langkah kaki nya terjeda saat mendapati papa Akio yang sudah berada di dalam rumah. Sangat yakin kalau papa Akio baru

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16
  • Suami Dadakan Ku Bukan Kuli Biasa    Akan Menikah Dengan Devan

    Suara ketukkan menyapa pintu ruang kerja nya, dan kakek Darma yang sedang begitu fokus dengan laptope nya seketika mengalihkan wajah nya pada asal suara. Mulut itu baru saja akan terbuka, namun kata-kata itu kembali tertelan saat mendapati kedatangan Devan. "Devan," gumam kakek Darma, dengan terus menatap cucu tunggal nya itu, di mana kini Devan sudah melangkahkan kaki nya ke dalam ruangan, "Seperti nya kau sedang bahagia. Apakah, ini ada kaitan nya dengan Rania?" tanya kakek Darma menebak, bagaimana dia mendapati wajah Devan yang nampak sumringah. Seulas senyum terukir di wajah Devan, pria itu mengangguk antusias. Dan, jawaban yang Devan berikan membuat kakek Darma sangat tertarik. Rasa penasaran sudah membelenggu lelaki tua itu. "Katakan-apa, itu?" tanya kakek Darma dengan nada suara nya yang terdengar menuntut, sepasang pupil hitam nya bergerak resah, menatap Devan dengan lekat-lekat. "Rania-mau menikah denganku, kakek! Rania mau menikah denganku!" sahut Devan dengan nada berap

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-18
  • Suami Dadakan Ku Bukan Kuli Biasa    Lamaran yang Romantis

    Kalau tengah berlangsung nya acara--tentu nya akan banyak kendaraan yang terparkir, juga di depan bangunan akan banyak orang yang berlalu-lalang dalam balutan busana pesta. Namun, hal itu tak Rania temukan, dan tentu nya menciptakan tanda tanya di dalam diri wanita bersurai hitam itum "Bukankah, kita mau ke pesta? Tapi, kenapa--"?" Rania tak mampu melanjutkan kata-kata, lidah nya mendadak keluh--Rania khawatir kalau pertanyaan yang dia layangkan akan menyinggung perasaan Deni. Pria itu adalah saudara nya. "Ayo, turunlah!" pinta Deni tiba-tiba, saat mendapati Rania hanya membisu tanpa melakukan apa pun. Rania tercengang, dia nampak gelagapan. Ragu untuk ke luar dari dalam mobil, namun--Rania tidak memiliki pilihan lain. Apa lagi kini Deni sudah membuka pintu belakang, dan menatap nya dengan tatapan yang sudah tak biasa. "Tidak usah menatapku seperti itu, aku akan turun!" ketus Rania dengan wajah masam nya, dan segera berlalu dari dalam mobil. "Ayo!" ajak Deni, dengan menyo

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-19

Bab terbaru

  • Suami Dadakan Ku Bukan Kuli Biasa    Akhir Kisah Rania dan Devan

    5 bulan kemudian Oeek---- Oeek---- Suara tangisan bayi menggema di dalam ruangan operasi, dan suara tangisan bayi yang terdengar, membuat sosok-sosok dewasa itu seketika mengucapkan rasa syukur. "Selamat ya, Deni, akhir nya kamu sudah menjadi ayah," ujar Devan, menghampiri Deni dan memeluk sebentar pria itu. "Terima kasih Tuan," ujar Deni, dengan senyum lepas di wajah--kebahagiaan nyata terlihat di wajah pria itu, di mana binar bahagia nyata terlihat di bola mata nya. "Deni----," panggil Rania beberapa menit kemudian. Datang nya sosok Rania, mengembangkan senyum di wajah Deni, namun ada nya air mata yang dia temukan pada kelopak mata kakak angkat nya, membuat Deni pun tak mampu membendung kesedihan itu lagi. Bagi Deni, Rania adalah sosok kakak yang baik untuk nya. Melangkah menghampiri, Deni segera memeluk tubuh wanita itu saat sudah berada dekat dengan nya. "Kau, sudah menjadi seorang, ayah, Deni, selamat!" ujar Rania dengan lirih, sudah ada butir kristal yang mene

  • Suami Dadakan Ku Bukan Kuli Biasa    Rania dan Sarah yang Saling Menerima

    Kaget, dengan bola mata yang membeliak penuh. Namun, menyadari bagaimana sambutan nya dengan segera Rania, mengembalikan mimik wajah nya. "Maaf," ujar Rania dengan kikuk, wanita itu nampak salah tingkah merasa tidak enak hati pada Sarah. Sarah yang menunduk, seketika mendongak--iris hitam nya, begitu dalam dan tajam, menatap manik hitam Rania. Masih menatap, Sarah akhir nya bersuara. "Apakah, kau tidak akan memaafkan aku?" tanya Sarah dengan lirih, ada mendung yang sudah menyelimuti wajah cantik wanita itu bagaimana mendapati sambutan Rania akan permintaan maaf dari nya. Wajah Rania mendadak kaku, terperangah--sebab merasa Sarah sudah salah sangkah pada nya," Oh, bukan begitu maksudku, kau salah sangkah! Aku, sudah memaafkan mu, sejak kau mengijinkan Papa, dan Mamaku untuk kembali bersatu " jelas Rania. "Benarkah?" ujar Sarah dengan senyum yang mengembang di wajah, wanita yang sedang mengandung 4 bulan itu terlihat sumringah, bola mata nya pun berbinar bahagia. "Yaa!"

  • Suami Dadakan Ku Bukan Kuli Biasa    Sarah yang Menerima Deni

    Dua Minggu kemudian Duduk berdampingan, namun walaupun duduk bersama, Sarah, maupun Deni tak ada yang saling berbicara. Ntah, apa yang ada dalam pikiran kedua nya, namun kedua sosok itu lebih memilih untuk diam. Suasana canggung begitu terasa. Ingin berbicara, namun--Deni bingung harus memulai nya dari mana. Sarah terus saja mendiam kan nya. Alhasil, Deni tetap dengan diam nya--dengan sesekali melirik kan pandangan nya pada Sarah. Mendapati Sarah yang meremas jari-jari nya, pria itu hanya bisa mendesahkan napas nya berat. "Aku seperti melihat orang lain. Padahal Sarah yang aku kenal, adalah sosok yang arogant, dan suka, banyak bicara!" gumam Deni dalam hati, dengan diam-diam menatap pada Sarah. Hening--- Hening--- Sampai kapan--mereka saling, diam? Setidak nya itu lah yang ada di dalam pikiran Deni saat ini. Tak, mampu menahan diri itu lagi--Deni memilih untuk bersuara terlebih dahulu. "Kenapa, kau tidak memberitahukan padaku--kalau kau, sedang mengandung?" ujar Deni

  • Suami Dadakan Ku Bukan Kuli Biasa    Kehamilan Sarah yang terbongkar

    Malam hari "Rania----." Suara panggilan membuat lamunan panjang Rania membelah, wanita berambut indah itu seketika memindai pandangan nya pada asal suara. "Dev---,"gumam nya, saat mendapati kedatangan sang suami. Sebagai seseorang yang sangat mengenal baik Rania, tentu Devan tahu-seperti apa istri nya itu. Air muka yang Rania tunjukkan saat ini, Devan yakin ada sesuatu yang begitu membebani istri nya itu saat ini. "Kamu, baik-baik saja'kan?" tanya Devan. Menutup pintu ruangan, pria itu menyeretkan langkah berat nya menuju Rania. Rania tak langsung menyambut pertanyaan yang Devan layangkan. Pertanyaan yang pria itu berikan, kembali menyadarkan Rania atas kenyataan yang dia ketahui hari ini. Diam, iris hitam Rania begitu lekat, dan dalam, menatap manik hitam Devan. "Tidak! Aku tidak boleh memberitahukan hal ini pada Devan." Rania bermonolog dalam hati, wanita itu sedang berperang dengan suara hati nya sendiri. "Aku baik-baik saja!" sahut Rania, memutuskan pandangan-ber

  • Suami Dadakan Ku Bukan Kuli Biasa    Deni Bercerita Pada Rania

    Sarah telah kembali berada di dalam mobil. Namun, bukan nya langsung pergi meninggalkan area depan restorant, Desicner perhiasan itu justru masih setia tetap berada di sana. Begitu malu saat Rania melihat tanda merah di leher nya, membuat Sarah menenggelamkan wajah nya sedalam mungkin di antara bundaran setir, dengan tak henti-henti nya menggerutu. "Sebel! Sebel! Bagaimana, bisa aku seceroboh ini?!" gerutu Sarah, sembari memukul-mukul kuat bundaran setir. Puas meluapkan kekesalan nya, Sarah mendongak, dan wanita itu mendapati Rania yang melintasi depan mobil nya. Mendapati Rania yang tersenyum--Sarah yakin kalau saudara tiri nya itu tengah menertawakan diri nya. Masih setia memandang Rania, hingga berakhir diri nya mendapati Ibu satu anak itu yang berlalu dengan sebuah mobil mewah. Lama memandang, Sarah memutuskan pandangan setelah teringat rencana nya yang akan berziarah ke makam sang Bunda. Menghidupkan mesin mobil, dan berlalu pergi meninggalkan depan restorant. **** *****

  • Suami Dadakan Ku Bukan Kuli Biasa    Sarah yang Mengijinkan Papa Akio dan Mama Ani Kembali Bersama

    Beberapa hari ini Devan merasa ada yang berbeda dengan Deni. Orang kepercayaan, juga adik ipar nya. Menurut Devan sedang tidak baik-baik saja. Deni yang selalu smart, dan selalu terlihat gentle, akhir-akhir ini nampak tidak bersemangat. Terus memandang, Devan yang selama ini memendam rasa penasaran nya akhir nya bertanya. "Bolehkah, aku bertanya sesuatu?" tanya Devan, dengan nada suara yang terdengar ragu. Deni yang tengah memandang wajah ponsel, seketika menengadah--pria itu menatap Devan dengan lekat-lekat. Devan tak langsung melontarkan pertanyaan. Di tatap nya wajah Deni lamat-lamat, lingkaran hitam pada kelopak mata, wajah yang kusut, seperti nya pria itu akhir-akhir ini kurang beristirahat. "Apakah, kau sedang ada masalah? Sebab yang aku perhatikan beberapa hari ini kau nampak murung. Mata mu pun nampak menghitam. Bukankah, aku jarang memberikan kau pekerjaan yang membuat kau lembur. Atau jangan-jangan, kau sering menghabiskan waktu di Klup malam bersama para wani

  • Suami Dadakan Ku Bukan Kuli Biasa    Satu Malam Bersama Deni

    Beberapa menit kemudian "Apa, menginap di sini?!" sahut Deni. Bola mata nya membeliak, kaget juga sedikit shyok setelah mendengar keinginan Sarah barusan. "I-ya," sahut Sarah dengan ragu, sambutan Deni menciptakan mimik wajah yang berubah pada wanita itu. Sarah nampak menahan malu. "Nggak!" Deni menolak dengan tegas, dan penolakan keras dari pria itu menciptakan kekecewaan, juga sedih di wajah Sarah. Namun, hanya sesaat saja. Seketika wanita cantik berdarah Jepang Indonesia itu, kembali memohon pada Deni. Memegang tangan pria itu dengan erat-erat, dan menatap nya dengan memohon. "Den, aku mohon-kali ini saja. Aku sedang benar-benar membutuhkan seseorang untuk berkeluh kesah. Kematian Mama, dan hubungan ku dan Papa yang merenggang, membuat aku merasakan rumahku seperti di neraka," pinta Sarah. Memasang wajah memelas nya, Sarah menatap Deni dengan bola mata berair. "Bukankah, kau memiliki teman? Jika kau tidak nyaman berada di rumah mu, kau bisa pergi menginap di rumah mer

  • Suami Dadakan Ku Bukan Kuli Biasa    Sarah Mendatangi Deni

    Waktu telah berada di pukul 11 malam. Di saat banyak penghuni bumi sudah menjemput alam mimpi nya, hal serupa tak berlaku bagi Sarah. Walaupun telah dilanda rasa kantuk yang teramat sangat--namun Desicner cantik itu tak kunjung dapat tidur. Bangkit dari tidur nya, Sarah mengacak-ngacak rambut nya frustasi. "Kenapa, aku terus memikirkan omongan Rania, terus-sih?!" gerutu Sarah, dengan wajah frustasi nya. Karena tak dapat kunjung tidur, berakhir Sarah memutuskan untuk pergi ke dapur. Dia akan mengambil beberapa cemilan ringan, dan juga minuman soda, guna untuk menemani nya menonton film. Kedua kaki Sarah telah memijak di lantai dasar. Akan melangkah menuju arah dapur, namun hal itu Sarah urungkan saat dari jauh lebih tak sengaja wanita berkulit putih itu mendapati keberadaan papa Akio. "Papa," gumam Sarah, dengan pandangan tak terputus dari papa Akio, di mana pria paruh baya itu tengah berdiri di depan jendela kaca besar, sembari melemparkan pandangan nya ke arah luar. Lama me

  • Suami Dadakan Ku Bukan Kuli Biasa    Dilema nya Sarah

    Beberapa menit menempuh perjalanan dengan kendaraan roda empat nya Sarah akhir nya kembali tiba di rumah nya. Namun, saat mobil milik nya telah terparkir wanita cantik itu tak langsung berlalu dari dalam mobil. Masih setia berada di kursi nya, dengan pandangan yang menerawang begitu jauh. Seperti ada sesuatu yang begitu membebani pikiran nya. Sekian detik berada di sana, Sarah akhir nya berlalu dari dalam mobil. Menyeretkan langkah kaki nya ke dalam rumah, Sarah mendapati suasana rumah yang dalam keadaan lengang. Menelusuri setiap sudut ruangan, Sarah nampak seperti tengah mencari sesuatu. Hingga, terdengar suara langkah kaki, dan dia mendapati kedatangan salah satu pelayan rumah. "Bibi----," panggil Sarah dengan setengah teriakkan, dan itu membuat pelayan tua itu menghentikan langkah kaki nya, dan menghampiri nya. "Nona," ujar nya dengan sopan. "Di mana, Papa?" tanya Sarah dengan nada suara nya yang terdengar menuntut. "Tuan Besar sedang berada di taman samping rumah," j

DMCA.com Protection Status