Jangan lupa tinggalkan komentar, dan juga follow akun IG @popy--yanni untuk melihat visual Rania dan Devan
Beberapa menit melakukan perjalanan, akhir nya--papa Akio dapat kembali tiba di rumah nya. Namun, bukan nya segera ke luar dari dalam mobil--lelaki berdarah Jepang itu justru masih setia duduk di kursi kemudi. Duduk termangu, pancaran mata papa Akio terlihat kosong seperti ada sesuatu yang begitu membebani pikiran nya saat ini. Seketika, terdengar desahan napas yang berat. "Papa-sangat mencintai Ibu, mu' Rania. Bahkan hanya dia lah satu-satu nya wanita yang papa cintai di dunia ini, dan karena cinta papa yang begitu besar, membuat Papa harus meninggalkan nya, dan menikah dengan wanita lain," gumam papa Akio dengan lirih, tak terasa sudah ada butir kristal yang jatuh, membasahi pipi. *** *** Suara deru mesin mobil yang memasuki pekarangan rumah-membuat mama Winda yang sedari tadi sudah menunggu kepulangan sang suami segera melangkah menuju pintu utama. Namun, langkah kaki nya terjeda saat mendapati papa Akio yang sudah berada di dalam rumah. Sangat yakin kalau papa Akio baru
Suara ketukkan menyapa pintu ruang kerja nya, dan kakek Darma yang sedang begitu fokus dengan laptope nya seketika mengalihkan wajah nya pada asal suara. Mulut itu baru saja akan terbuka, namun kata-kata itu kembali tertelan saat mendapati kedatangan Devan. "Devan," gumam kakek Darma, dengan terus menatap cucu tunggal nya itu, di mana kini Devan sudah melangkahkan kaki nya ke dalam ruangan, "Seperti nya kau sedang bahagia. Apakah, ini ada kaitan nya dengan Rania?" tanya kakek Darma menebak, bagaimana dia mendapati wajah Devan yang nampak sumringah. Seulas senyum terukir di wajah Devan, pria itu mengangguk antusias. Dan, jawaban yang Devan berikan membuat kakek Darma sangat tertarik. Rasa penasaran sudah membelenggu lelaki tua itu. "Katakan-apa, itu?" tanya kakek Darma dengan nada suara nya yang terdengar menuntut, sepasang pupil hitam nya bergerak resah, menatap Devan dengan lekat-lekat. "Rania-mau menikah denganku, kakek! Rania mau menikah denganku!" sahut Devan dengan nada berap
Kalau tengah berlangsung nya acara--tentu nya akan banyak kendaraan yang terparkir, juga di depan bangunan akan banyak orang yang berlalu-lalang dalam balutan busana pesta. Namun, hal itu tak Rania temukan, dan tentu nya menciptakan tanda tanya di dalam diri wanita bersurai hitam itum "Bukankah, kita mau ke pesta? Tapi, kenapa--"?" Rania tak mampu melanjutkan kata-kata, lidah nya mendadak keluh--Rania khawatir kalau pertanyaan yang dia layangkan akan menyinggung perasaan Deni. Pria itu adalah saudara nya. "Ayo, turunlah!" pinta Deni tiba-tiba, saat mendapati Rania hanya membisu tanpa melakukan apa pun. Rania tercengang, dia nampak gelagapan. Ragu untuk ke luar dari dalam mobil, namun--Rania tidak memiliki pilihan lain. Apa lagi kini Deni sudah membuka pintu belakang, dan menatap nya dengan tatapan yang sudah tak biasa. "Tidak usah menatapku seperti itu, aku akan turun!" ketus Rania dengan wajah masam nya, dan segera berlalu dari dalam mobil. "Ayo!" ajak Deni, dengan menyo
Suasana bahagia tengah menyelimuti diri Devan. Rania yang mau kembali menerima cinta nya setelah sekian lama kedua nya berpisah, membuat lelaki bertubuh jangkung itu tak mampu menyembunyikan kebahagiaan di dalam diri. Pria itu mengabadikan moment-moment bahagia nya dan Rania malam ini. Memotret menu-menu yang tersaji di atas meja, kebersamaan kedua nya, juga cincin berlian yang kini tersematkan di jari manis Rania. Cincin sebagai pengikat, Rania telah kembali menjadi milik nya. Devan segera mengunggah di akun I* milik nya, tidak perduli tanggapan orang-orang nanti pada nya dan Rania, sebab dia dan Sarah baru saja berpisah. Dan, tak lupa sebuah caption manis Devan sematkan untuk ibu dari anak nya itu. MY LOVE RANIA. Setelah berhasil mengunggah, Devan mengurai senyum di wajah-dan ternyata sedari tadi Rania memperhatikan pria itu. "Dev---," panggil Rania dengan lembut, dan Devan segera berpaling menatap Rania dengan tatapan penuh tanda tanya, " Apa, yang membuatmu tersenyum?" lanjut
Unggahan Devan tentang diri nya yang akan kembali menikah dengan Rania--tentu sangat membuat publik heboh. Baru saja membuat heboh media dengan batal nya pernikahan nya dan Sarah, kini pria itu kembali mempublikasikan hubungan nya dan Rania, dan yang lebih mencengangkan kalau kedua nya akan segera menikah. Sarah. Sampai saat ini wanita itu belum berani kembali menunjukkan wajah nya kembali ke muka umum. Di luar sana masih panas-panas nya orang membicarakan dia, apa lagi nama nya cukup dikenal masyarakat luas-sebagai seorang Desicner perhiasan, juga anak dari Akio Haruto. Namun, tentu nya Sarah tidak benar-benar menganggur, wanita cantik itu tetap kerja dari rumah-memantau usaha nya lewat on-line. Sarah saat ini tengah sibuk dengan laptope nya. Begitu khyusuk, menatap satu-persatu desain perhiasan yang telah tersimpan dalam falsdisck. Saat begitu fokus dengan kegiatan nya--tiba-tiba gawai milik Sarah berdering, tanpa melihat siapa yang melakukan panggilan telepone wanita cantik itu s
Pernikahan Devan, dan Rania hari ini saja sudah membuat nya begitu kesal, sebab seharusnya yang menempati posisi sebagai pengantin wanita nya adalah Sarah, bukan Rania putri tiri nya. Hampir seharian ini mama Winda menghabiskan waktu di depan layar televisi menonton beberapa channel yang menayangkan cuplikan-cuplikan akad nikah Devan dan Rania, yang di adakan disalah satu tempat suci. Menolak untuk hadir karena memiliki harga diri yang tinggi, namun tetap saja terselip rasa penasaran di dalam diri Ibu satu anak itu. "Pasti wanita miskin itu saat ini tengah menyombongkan diri sebab pada akhir nya anak nya yang menikah dengan Devan, bukan anakku-Sarah!" gerutu mama Winda dengan wajah masam nya, tak sudi lagi menonton mama Winda memindah channel. Gerakan jari mama Winda melambat saat mendapati salah satu stasiun yang menayangkan siang langsung, di mana papa Akio dan keluarga Wijaya, juga Rania, tengah melakukan jumpa pres. Penasaran apa yang akan disampaikan dalam jumpa pers itu mama W
Pernikahan Devan dan Rania, kian membawa duka dan lara di hati seorang Sarah Silviana Aksara. Belum juga luka itu sembu dengan kandas nya pernikahan nya dan Devan, kini dia kembali mendapatkan luka baru yang digoreskan oleh pria yang sama. Suara dering telepone menyapa gawai milik Sarah yang tersimpan di atas cabinet kecil. Sarah yang tengah termenung dalam kesendirian nya, seketika mengalihkan pandangan pada asal suara. Mengusap jejak yang masih tertinggal pada kedua pipi, satu tangan Sarah terulur menggapai HP milik nya. Dahi Sarah berkerut samar, setelah mendapati nama Della--yang tertulis pada layar HP nya. Della adalah orang kepercayaan dari wanita cantik itu. "Hallo." Suara serak Sarah menyapa. "Maaf-Bu, kalau saya mengganggu waktu anda." "Katakan, Della-ada apa? Apakah, ada sesuatu yang penting?" tanya Sarah, dengan nada suara nya yang terdengar menuntut. "Maafkan saya, Bu. {Dan, mendengar perkataan maaf membuat mimik wajah Sarah berubah, perasaan nya pun mulai was-was}
Ucapan mama Winda membuat ketiga sosok itu terperanjat, dan melupakan perasaan khawatir mereka pada Sarah. Papa Akio nampak marah, sementara Devan sudah menduga hal ini pasti akan terjadi. Pria itu segera mendekat pada Rania, Devan seperti ingin melindungi sang istri--takut, kalau tiba-tiba mama Winda melakukan sesuatu yang tidak di-inginkan. "Apa, yang kamu katakan-Winda?! Mana bisa kamu mengatakan seperti itu. Rania, dan Ani, tidak ada kaitan nya dengan apa yang terjadi pada Sarah! Dan, kamu pun tahu itu. Jadi, berhenti menyalahkan orang lain!" protes papa Akio dengan wajah yang sudah dibalut emosi, pria berdarah Jepang itu tidak terima dengan apa yang mama Winda katakan tentang mantan istri juga putri nya. Mama Winda tersenyum getir, hati nya kian perih dengan pembelaan dari papa Akio, "Kamu, bilang--semua ini tidak ada kaitan nya dengan Ani, dan juga Rania?" ujar nya, menjeda ucapan sejenak, saat sesak semakin membelenggu di dalam rongga dada. Mama Winda menghembuskan napas ny