Share

2. Lamaran Wanita Gila?

last update Last Updated: 2024-06-10 09:26:42

“A-apa dia bilang?!” Lelaki berambut gondrong langsung bangkit.

Dia berjalan menuju Annelies dan menariknya menjauh dari Dan Theo-pria berkemeja putih.

“Hei, Nona! Kau tahu apa yang kau katakan? Pria ini—”

“Saya tahu. Dia seorang Gigolo ‘kan? Kalian semua pria yang menerima bayaran dari wanita untuk tidur bersama. Saya juga mau membayar kalian!” sahut Annelies dengan tatapan tajam.

Semua orang tercengang seolah tak percaya dengan ucapan wanita itu.

“Kenapa? Kalian tidak mau menerima uang saya?” Annelies menantang.

Lelaki gondrong tadi mencekal Annelies lebih kuat. Namun, belum sempat menimpali, Dan Theo lebih dulu berkata, “semua uang berharga. Ayo kita lakukan, tidur bersama!”

“Dan Theo!” sambar lelaki gondrong tadi, tapi Theo tidak menggubris.

“Jadi nama Anda Dan Theo? Baiklah, ke mana kita pergi? Saya butuh kamar, secepatnya!” tukas Annelies dengan tatapan tajam, tapi entah mengapa Dan Theo bisa melihat getaran di matanya.

Pria itu mengamati penampilan Annelies yang berantakan. Annelies menekuk jari kakinya ke dalam saat Theo memperhatikannya. Tanpa diduga Dan Theo malah melepas sepatunya dan menyodorkannya ke depan Annelies.

“Pakai ini dan ikuti saya,” tuturnya.

Annelies mengernyit, jelas sekali sepatu itu kebesaran untuk kakinya yang mungil. Namun, Dan Theo sudah berjalan keluar ruangan lebih dulu.

‘Aish, kenapa dia tidak menungguku?’ batin Annelies terpaksa memakai sepatu tadi.

Baru saja hendak mangkir, lelaki gondrong tadi kembali menahannya.

“Sebaiknya kau berhenti. Kau tidak tahu siapa sebenarnya Dan Theo!” decaknya memberi peringatan.

“Tenang saja, saya akan membayar mahal!” sahut Annelies menghempas tangan lelaki itu.

Dia mengikuti Dan Theo naik ke lantai lima, lalu masuk ke ruang VIP. Alih-alih ke dalam, Annelies malah berdiri tegang di dekat pintu. Mungkin sekarang dia aman dari petugas rumah sakit jiwa atau pria misterius yang tadi melecehkannya, tapi tiba-tiba Annelies gugup saat hanya berdua dengan Theo di kamar itu.

“Masuklah, bukankah Anda tadi bersemangat?” ujar Dan Theo seraya melepas kemeja putihnya yang tersiram wine.

“Kenapa Anda melepas baju?” Annelies bertanya dengan iris membesar.

Dan Theo mendapukkan alisnya dan menjawab, “bukankah memang harus dilepas? Saya professional.”

“Sa-saya mau mandi dulu!” Annelies asal menyambar dan buru-buru ke kamar mandi.

Dia menutup pintunya dengan kencang, lalu menguncinya.

“Tu-tunggu, apa yang kau lakukan, Annelies? Kau malu?” tutur Annelies pada diri sendiri.

Dia tertawa konyol sembari melanjutkan. “Aish, sial! Kenapa harus malu? Aku kan tidak benar-benar melakukannya. Aku di sini hanya untuk sembunyi!”

Wanita itu menyugar belahan rambutnya, merasa frustasi.

Hingga beberapa menit berlalu, akhirnya Annelies keluar. Dia mengenakan bathrope putih yang tersedia di kamar mandi, lalu menghampiri Dan Theo yang duduk di sofa.

‘Sekarang dia terlihat seperti manusia,’ batin Dan Theo saat bertatapan mata dengan Annelies.

Dia bangkit seraya bertanya, “Anda mencuci rambut?”

“Iya, saya sedikit kotor, jadi ….” Annelies meredam ucapnya saat Theo mendekatinya.

“Saya penasaran dengan sesuatu.” Pria itu terus mengikis jarak sampai kaki Annelies menatap ranjang. 

“A-apa yang Anda lakukan?!” Annelies memicing, tapi Dan Theo malah menjulurkan tubuhnya hingga Annelies ambruk ke kasur.

Alih-alih mundur, Theo justru ikut naik ke ranjang dan mengungkung Annelies dengan tubuh atletisnya. Sial, leher Annelies tiba-tiba menegang melihat dada bidang pria itu.

“Nona, mengapa Anda memilih saya?” Dan Theo bertanya dengan sorot dingin.

Bulu mata Annelies bergetar saat membalas, “ka-karena Anda yang paling tampan?”

Seketika, seringai tipis merayapi sebelah bibir Dan Theo.

Belum sempat pria itu menimpali, Annelies berkata lagi. “Jangan salah paham. Anda terlihat bisa diajak diskusi dan saya memilih Anda untuk hal lain!”

“Apa itu?” sahut Theo penasaran.

“Menikah,” balas Annelies yang sontak memicu alis pria itu menyatu. “Saya serius, menikahlah dengan saya!”

“Anda membuang waktu saya, Nona!” decak Dan Theo yang lantas menarik diri.

Dia bangun, meraih kemeja putihnya dari sofa dan memakainya lagi.

“Bukankah Anda bilang semua uang berharga?!” Annelies mendengus saat bangkit. “Saya akan membayar mahal jika Anda mau menjadi suami saya selama satu tahun!”

‘Aish, sepertinya dia memang wanita gila!’ batin Theo sibuk mengancing kemejanya.

Annelies bergegas turun dari ranjang dan kembali mendecak, “satu miliar!”

Dan Theo menyeringai mendengar tawaran itu. Dia sulit percaya. Namun, Annelies langsung melepas satu antingnya dan menyerahkannya pada Theo.

“Saya tidak bohong, saya punya uang dan saya butuh Anda untuk menjadi suami!” katanya tegas.

Dilihat sekilas, anting Annelies memang tampak mahal. Ya, itu perhiasan koleksi musim semi yang bernilai ratusan juta dari brand Calline.

“Kenapa saya harus menjadi suami Anda?” tukas Dan Theo melirik tajam.

Annelies sempat terdiam lama. Dia menurunkan pandangan dan kemudian membalas, “saya harus menikah dalam waktu 6 bulan ini dan membuktikan pada semua orang kalau saya tidak gila. Bukankah Anda bekerja seperti ini demi uang? Menerima tawaran saya akan sangat menguntungkan, tanpa perlu menjadi Gigolo lagi.”

Dan Theo mengernyit mendengarnya. Anneline tampak jujur, tapi Theo merasa wanita itu masih menyembunyikan sesuatu dan itu membuatnya semakin penasaran.

Pria itu menatap lekat, lalu berkata, “bukankah satu miliar terlalu sedikit?”

“Kita bisa negosiasikan bayarannya lagi. Lusa, datanglah ke kantor L&F Cosmetic, saya akan menyiapkan detail kontraknya,” balas Annelies meyakinkan.

“Menarik,” sahut Dan Theo disertai seringai samar.

Malam itu Annelies benar-benar tidur di Miracle Night. Namun, saat bangun di pagi hari, Dan Theo sudah tidak ada di sana. Wanita itu mengernyit saat melihat sesuatu di sofa tempat Dan Theo berbaring semalam.

‘Dress?’ batin Annelies saat meraihnya.

Sebelah alis wanita itu terangkat. Dia tak menyangka Dan Theo memperhatikan bajunya.

“Aku harap dia benar-benar menerima tawaranku,” tutur Annelies yang lantas bersiap-siap.

Dia keluar dari Miracle Night, lalu menuju mansion Langford.

Begitu tiba di sana, tempat itu kembali mewah. Nuansa kabung atas kematian Feanton sudah hilang, padahal baru dua hari lalu ayahnya tersebut meninggal.

‘Mereka begitu cepat menyingkirkan kenangan Ayah!’ batin Annelies menggertakkan giginya, saat tak melihat lukisan diri Feanton di ruang tengah.

“Bibi Annelies?!” Samantha-putri Logan Langford itu terkejut dan menghentikan langkahnya di tengah tangga. “Apa-apaan ini? Bukankah Bibi harusnya di rumah sakit jiwa?!”

Annelies berpaling. Dengan tatapan tajamnya dia menyambar, “kenapa aku harus di rumah sakit jiwa?!”

“Kenapa lagi? Tentu saja karena Bibi gila!” dengus Samantha mengernyit jijik. “Bibi Annelies tidak ingat? Saat ucapara pemakaman Kakek, Bibi menggila seperti orang kerasukan! Bibi sangat berbahaya, jadi—”

“Tutup mulutmu, Samantha! Aku tahu kalian yang melakukannya. Kalian menjebakku!” sahut Annelies.

Samantha menyeringai, lalu turun mendekati Annelies. “Bibi tidak punya bukti. Tunggu saja, aku akan menelepon pihak rumah sakit karena ada pasien gilanya yang kabur!”

Baru saja Samantha mengeluarkan ponselnya, dia langsung tersenyum karena ada seseorang yang datang.

“Ah … sudah sampai?” katanya.

Annelies berpaling, maniknya seketika melebar saat melihat orang yang tiba.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Iren Vs
seru ceritanya lanjutlah
goodnovel comment avatar
guramebakar.jo
sangat bagus
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Suami Bayaranku Ternyata Big Boss   3. Dia Menggoda Tunanganku

    “Sayang, akhirnya kita bertemu lagi!” tukas Harvey sambil menatap lurus pada Annelies.“Sayang, aku sangat merindukanmu.” Samantha menyambar dengan suara yang dibuat imut.Dia menghampiri Harvey dengan kening mengernyit. “Kau terluka? Apa yang terjadi padamu?”Samantha menjulurkan tangan, hendak memeriksa luka di bibir dan sekitar pelipis Harvey. Namun, pria itu langsung menahan tangannya.“Ini luka kecil saat dinas di luar kota. Aku sangat merindukanmu, Sayang,” balas Harvey yang lantas memeluk Samantha.“Astaga, baru beberapa hari jauh dariku, kau langsung terluka. Aku mencemaskanmu,” sahut wanita itu menekuk bibirnya sedih.Meski Harvey mendekap dan membelai punggung Samantha, tapi sorot matanya masih terpaku pada Annelies yang berada di belakang tunangannya. Tatapannya itu seolah membayangkan bahwa wanita yang dipeluknya adalah Annelies.‘Kenapa luka Harvey sama persis dengan luka pria miesterius yang menemuiku di rumah sakit tadi malam?’ batin Annelies dengan manik gemetar. ‘Sial

    Last Updated : 2024-06-10
  • Suami Bayaranku Ternyata Big Boss   4. Siapa yang Mau Menikahi Wanita Gila?

    “Siapa yang mau menikahi wanita gila, hah?!” Samantha mendecak dengan mata terbelalak.Semua orang heran karena selama ini Annelies tak pernah dekat dengan pria dan hanya sibuk kerja. Itu membuat mendiang Feanton cemas jika Annelies jadi perawan tua. Hingga dia pun menambahkan syarat bahwa Annelies harus menikah dalam kurun waktu enam bulan untuk mendapat hak waris. Jika tidak, Feanton akan menyumbangkan seluruh asetnya ke yayasan panti jompo dan anak yatim piatu.Karena inilah Logan murka habis-habisan dan berusaha menyingkirkan Annelies. Dia yang merupakan putra tertua malah tidak mendapat apa-apa.“Benarkah? Kau mau menikah?” Seringai berbahaya merayapi bibir Logan, seiring tangannya yang melepaskan leher Annelies. Annelies menatap tajam, tapi belum sempat menimpali, Logan kembali berkata, “baiklah, kita lihat apa kau bisa melakukannya!”“Daddy! Apa yang Daddy katakan? Jika Bibi Annelies menikah … aish, intinya dia tidak boleh menikah, Daddy! Daddy ta

    Last Updated : 2024-06-10
  • Suami Bayaranku Ternyata Big Boss   5. Ijinkan Aku Menginap Malam Ini

    “Dan Theo?!” Leher Annelies menegang.Alih-alih menjawab, pria itu langsung menarik Annelies bersembunyi di balik dinding.“Dan Theo, kenapa kau—”“Sstt … dia akan mendengarnya,” sahut Dan Theo menutup mulut Annelies saat lelaki misterius tadi celingukan di lobi.Manik Annelies kembali melebar ketika lelaki itu berjalan ke arah mereka. Dia kian cemas, dan Theo menyadari itu. “Diam dan bersembunyilah di sini,” bisik Theo menenangkan.Tanpa menunggu sahutan Annelies, dia langsung berbalik dan memukul wajah lelaki misterius tadi hingga terhuyung.“Argh, brengsek!” umpat lelaki itu kesal.Dia menyipit, tapi tak bisa melihat wajah Dan Theo dengan jelas.“Siapa kau? Beraninya ikut campur urusanku!” sambungnya geram.Dan Theo menghampirinya, tapi lelaki itu mengeluarkan belati dan melayangkannya ke arah Theo. Beruntung Dan Theo berhasil menghindar, lalu dengan cepat menonjok wajah lelaki tadi lebih keras.Darah menggelenyar dari sudut mulut lelaki tersebut. Dengan geram dia menggenggam bela

    Last Updated : 2024-06-10
  • Suami Bayaranku Ternyata Big Boss   6. Jangan Tinggalkan Aku

    Annelies membuka pintu lebih lebar usai beberapa saat dan masuk bersama Dan Theo.“Tempat ini agak berantakan, aku belum merapikan semuanya,” tutur wanita itu yang lantas melirik sofa. “Hanya ada satu ranjang, apa kau tidak masalah tidur di sana?”Alih-alih menjawab, Dan Theo malah balik bertanya, “apa hal seperti itu sering terjadi?”Leher Annelies menegang saat Dan Theo membahas terror tadi. Itu memicu sensasi empedu naik ke tenggorokannya dan membuatnya mual.“Ini baru pertama kali,” sahutnya dengan manik gemetar.Dia meraih bantal dan selimut, lalu menyerahkannya pada Dan Theo. “Kau bisa memakainya.”Pria itu hanya diam, tapi bisa melihat jelas bahwa Annelies masih sangat terkejut. Bahkan ketika wanita itu tidur, Dan Theo mendengar dia merintih.‘Dia mengigau?’ batin pria tersebut yang lantas bangkit dari sofa.Dirinya memeriksa Annelies yang mengigil di ranjang.‘Demam?’ geming Dan Theo saat menyentuh dahi wanita itu.Ya, tubuh Annelies sangat panas, mulutnya terus merisik dan me

    Last Updated : 2024-06-12
  • Suami Bayaranku Ternyata Big Boss   7. Apa Aku Terlihat Seperti Bajingan?

    “Apa ini jelas untuk kalian?!” tukas Annelies saat menarik diri.Sorot matanya yang tajam membuat semua wartawan diam. Bahkan Dan Theo hanya tersenyum miring melihat langkah berani istrinya ini. Satu tindakan Annelies, akan menggilas rumor buruk kesehatan jiwanya, sekaligus pengumuman perang pada Logan.“Mari, suamiku. Kita harus menetapkan tanggal dan mengurus resepsi pernikahan!” decaknya merengkuh lengan Dan Theo.“Tolong permisi,” tutur pria itu membelah kerumunan.Para wartawan itu mundur, tapi masih haus berita.“Nona, kalau begitu tolong beritahu kami tanggal dan lokasi pernikahan Anda nanti!”“Benar, Nona. Tolong katakan juga, apa keluarga Langford merestui penikahan Anda?” tanya Wartawan sambil mengejar Annelies.Seorang lainnya bahkan menghadang dan bertanya, “Jadi, apa Nona Samantha bohong soal penyakit mental Anda?”Annelies tetap bungkam, tapi para wartawan itu berdesakan dan mendorongnya hingga hampir jatuh. Beruntung Dan Theo memeganginya, hingga Annelies tak sampai amb

    Last Updated : 2024-06-12
  • Suami Bayaranku Ternyata Big Boss   8. Mereka Lebih Gila Dari Pasien Rumah Sakit Jiwa

    “Aku sangat muak, tapi malam ini kita harus datang ke mansion Langford!” Wajah Annelies berubah masam usai mendapat telepon dari kuasa hukum mendiang Feanton. Dirinya menatap sang suami, seraya melanjutkan. “Dan Theo, apapun yang mereka katakan nanti, kau tidak perlu meladeninya. Mereka lebih gila dari pasien rumah sakit jiwa!”Pria itu menaikan sebelah alisnya sebagai respon. Dan malamnya, Annelies benar-benar datang bersama Dan Theo ke mansion yang belum lama ditinggalkannya. Dia mengenakan dress formal hitam yang tampak elegan, berjalan menggandeng Dan Theo dengan setelan jas warna senada. ‘Ayah, aku tidak tahu apa maksudmu memberiku tanggung jawab besar ini. Tapi aku yakin, Ayah pasti punya tujuan ‘kan?’ batin Annelies mengingat mendiang Feanton kala melewati rumah kaca, tempat ayahnya biasa merawat bonsai.Mereka menuju ruang keluarga di bangunan utama. Di sana, semua anggota Langford sudah berkumpul.“Astaga, bukankah pertemuan ini hanya untuk anggota keluarga Langford? Kenap

    Last Updated : 2024-06-13
  • Suami Bayaranku Ternyata Big Boss   9. Wanita dengan Lingerie Tipis

    Dan Theo mendekap Annelies, lalu berguling ke samping tepat saat Dave menghantamkan batu ke arahnya. “Brengsek!” Dave mengumpat saat mereka berhasil menghindar. Dia buru-buru lari layaknya pengecut, begitu Dan Theo hendak mengejarnya. Namun, Annelies menahan lengan Dan Theo seraya berkata, “aku ingin pulang.” Dan Theo tahu Annelies sangat terkejut, jadi dirinya pun mengantar sang istri kembali ke apartemen. Sepanjang perjalanan wanita itu hanya bungkam, itu membuat Dan Theo jadi bertanya-tanya. “Aku akan menemanimu lagi malam ini,” tutur Dan Theo melirik Annelies sekilas. “Tidak perlu, kau istirahatlah di rumah karena besok mulai pemotretan,” sahut Annelies tanpa berpaling padanya. Saat tiba di apartemennya, Annelies melihat bekas cekikan Dave yang membuat lehernya merah. ‘Kak Dave, apa kau benar-benar ingin membunuhku?’ batinnya menatap diri di cermin. Annelies menyugar rambutnya, lalu menarik resleting belakang dress-nya untuk ganti pakaian. Namun, tiba-tiba saja ad

    Last Updated : 2024-06-14
  • Suami Bayaranku Ternyata Big Boss   10. Darah Haram Tidak Pantas Mewarisi Harta Langford

    Annelies menelan saliva berat, lalu berkata, “bu-bukankah kau ada di pihakku?”“Maksudku bukan sebagai musuh,” sahut Dan Theo menaikkan sebelah alisnya.“Lalu?!” Dagu Annelies terangkat, kini dia waspada pada Dan Theo. Pria itu malah menjulurkan wajahnya hingga hidungnya nyaris bertumbukan dengan Annelies. “Aku juga seorang pria, Annelies. Kau tidak takut aku melakukan sesuatu padamu?” bisik Dan Theo yang memicu manik Annelies selebar cakram.Wanita itu baru sadar kalau pakaiannya sangat terbuka. Dia buru-buru menutup tubuhnya dengan outer lingerie tipis itu dan berdehem canggung. “Ma-maaf, aku lupa kalau kita tinggal bersama,” tutur Annelies kikuk. Irisnya berputar, lalu melanjutkan. “Aku sangat mengantuk, aku akan tidur sekarang.”Wanita itu segera beranjak menuju kamarnya. Dan Theo melipat tangan ke depan dada, dia terus mengawasi punggung Annelies menjauh sampai masuk ke kamar.‘Menarik,’ batinnya menyeringai samar.Sementara di kamar, Annelies tak hentinya merutuki diri sendi

    Last Updated : 2024-06-14

Latest chapter

  • Suami Bayaranku Ternyata Big Boss   246. Apa Kau Tidak Merindukanku?

    Cloe buru-buru mendorong Annelies ke belakang, hingga kedua wanita itu ambruk tersungkur. “Brengsek!” Seorang pria bermasker hitam yang mengemudikan kendaraan itu mengumpat tajam.Dia memukul kemudi saat gagal menabrak Annelies. “Hah, sial! Kenapa harus muncul jalang lainnya dan membuat misiku gagal?!”Sepasang maniknya seketika melebar saat melirik spion. Dari belakang, rupanya Kaelus berusaha mengejarnya. “Bajingan itu lagi. Kenapa dia sangat merepotkan?!” cibirnya kesal. Detik berikutnya pria bermasker hitam itu dikejutkan oleh deruan pistol yang terarah ke mobilnya. Ya, Kaelus rupanya melesatkan peluru dan berniat menghentikan pria tersebut. Sayangnya, pria masker hitam itu semakin menancap gas hingga mobilnya berhasil keluar dari basement. ‘Hah, sial!’ batin Kaelus penuh umpatan. Iris tajamnya menatap penuh amukan seraya melanjutkan. ‘Apa bajingan itu ada kaitannya dengan orang yang menyerang Dan Theo?’“Tuan Kaelus!” Fokus pria itu teralihkan saat Cloe memanggilnya. Kael

  • Suami Bayaranku Ternyata Big Boss   245. Kesempatan Ketiga Sudah Habis

    “Kau pikir bisa kabur, jalang sialan?!” bisik pria bermasker hitam itu yang lantas menarik Annelies dengan kuat.“Argh!” Sang wanita memekik seiring tubuhnya yang tersungkur ke lantai.Sikunya yang tadi menatap meja, sekarang mungkin memar karena menghantam kerasnya ubin. Dia menyeret raganya mundur saat pria tadi mengeluarkan belatinya lagi.“Kesempatan ketiga sudah habis. Percuma kau lari karena ke mana pun kau pergi, aku akan menemukanmu!” tukasnya menatap tajam di tengah remangnya lampu.Pria itu berjongkok di hadapan Annelies. Dia menyeringai sengit dan lantas menudingkan ujung belatinya di bawah dagu Annelies.“Ini saatnya membayar harga benda itu dengan nyawamu!” sambung pria tadi yang semakin menekan ujung belatinya.Darah segar tampak menggelenyar ke leher Annelies. Namun, sensasi tegang yang mendominasi justru menyamarkan rasa sakit di bawah dagunya.“Bunuh! Cepat bunuh aku jika kau mampu!” cecar Annelies memprovokasi.“Hah! Sialan!” Pria tadi mengumpat berang.Dirinya berni

  • Suami Bayaranku Ternyata Big Boss   244. Kau Harus Menebus Dosa-Dosamu

    ‘Hah ….’ Napas Annelies tercekat melihat rekaman video tersebut.Maniknya berubah seluas cakram saat seorang pria tinggi besar, menghantamkan emas batangan pada kepala Feanton. Lelaki tua itu tak sempat menghindar, hingga seketika ambruk ke lantai dengan gelenyar darah yang mengalir deras dari kepala.Annelies yang menyaksikan aksi pria itu sontak membeku. Irisnya terpaku pada sang ayah yang kehilangan banyak darah, tapi pria didekatnya hanya terdiam seolah tak melakukan kesalahan.“Ayah ….” Bulu mata Annelies gemetar seiring eluhnya yang mengalir ke pipi.Sensasi tegang bercampur amarah membengkak dalam dadanya, ketika menilik arloji khusus yang dikenakan pria dalam video. Ya, meski pria itu menutupi wajahnya dengan masker, tapi Annelies sangat mengenali jam tangan yang dia pakai.“Kak Logan, kenapa kau tega membunuh Ayah?! Ke-kenapa … kenapa kau melakukannya?!” tutur Annelies kebak dendam.Tubuhnya lemas. Bahkan sensasi empedu terus naik ke tenggorokannya hingga membuatnya mual.Sem

  • Suami Bayaranku Ternyata Big Boss   243. Rekaman 20 April?

    “Siapa yang datang?” Annelies bertanya pelan, tapi nadanya menyimpan rasa was-was.“Putra Pimpinan, Direktur. Beliau datang bersama Tuan Casper,” sahut Cloe dari seberang.Annelies terdiam. Jika itu putra pimpinan, maka berarti Lewis Langford. Perasaan tak nyaman semakin mendominasi Annelies. Pasalnya Lewis baru saja mengunjungi kediamannya. Lalu untuk apa pemuda itu mencarinya sampai ke L&F Cosmetic?“Nona Cloe, pastikan mereka tidak masuk ke ruangan saya dan katakan bahwa saya tidak bisa ke kantor hari ini,” tukas Annelies.“Mo-mohon maaf, Direktur. Mereka sedang menunggu di ruangan Anda. Saya benar-benar mohon maaf karena sembarangan membawa mereka masuk,” sahut Cloe terdengar penuh sesal.Ya, biasanya Annelies memang meminta tamu penting menunggu di ruangannya. Jadi Cloe juga melakukan hal yang sama kali ini. Namun, situasinya agak riskan karena sebelumnya Lewis memasang kamera pengintai di penthousenya.“Baiklah, tidak masalah. Tolong sampaikan kalau saya akan menemui mereka ke k

  • Suami Bayaranku Ternyata Big Boss   242. Kenapa Kau Menanggung Semuanya Sendiri?

    “Aku meminta beberapa orang mengikuti bajingan itu. Mereka menemukannya sudah tidak bernyawa di dermaga De Forte,” tukas Velos dengan amukan tertahan. Kaelus mengusap kasar dagunya, lalu membalas, “kau sudah mencaritahu siapa dia?”“Dia bukan orang San Carlo, aku tidak bisa menemukan identitasnya. Sepertinya dia orang khusus yang dikirim untuk membunuh Annelies. Tapi karena Dan Theo melindungi istrinya, bajingan itu malah menyerangnya!” Velos menjelaskan dengan ekspresi tajamnya. “Apa itu Blackhole? Bukankah kau bilang antek-antek Blackhole yang sering menggunakan racun semacam ini?” Kaelus bertanya seiring alisnya yang bertaut. “Aku rasa tidak, Kak. Bajingan itu tidak memiliki tato Blackhole,” sanggah Velos yang memang masuk akal. “Melihat dia buru-buru dibunuh setelah gagal melenyapkan Annelies, mungkin orang yang menyuruhnya sangat frustasi. Aku akan menyelidiki ini lebih dalam. Dia hampir membunuh Dan Theo, kita tidak bisa membiarkannya begitu saja!”Sementara di dalam ruang sa

  • Suami Bayaranku Ternyata Big Boss   241. Bukan Kau yang Ingin Aku Temui

    “Katakan sekali lagi!” ujar Annelies yang seketika memicu antek-antek Caligo berpaling padanya.Begitu Annelies mendekat, dua antek di sana saling melempar pandangan di antara mereka. Salah satu lelaki itu mengenali Annelies.“Hei, dia wanita yang pernah dibawa Big Boss ke sini,” bisiknya pada sang rekan.“Kau yakin?” sahut lelaki di hadapannya.Antek tadi mengangguk samar, tatapannya pun amat serius.Dia beralih pada Annelies seraya berkata, “Nona, sedang apa Anda di sini? Ini bukan tempat yang bisa dimasuki sembarang orang.”“Jelaskan maksud ucapan kalian tadi!” Annelies mendesak mereka bicara.Mereka seketika bungkam. Bisa berbahaya jika keduanya membicarakan tentang Dan Theo. Apalagi tidak ada satu pun di antara antek-antek Caligo itu yang tahu keadaan pastinya.“Nona, Big Boss sedang tidak ada di markas. Kami akan melaporkan kedatangan Anda pada Tuan Kaelus dan Tuan Velos, lalu mengantar Anda pulang,” tutur salah satu antek tersebut.“Tidak, jawab saja pertanyaanku!” sambar wanit

  • Suami Bayaranku Ternyata Big Boss   240. Aku Harus Memastikannya Langsung!

    ***“Daddy, ini saya.” Lewis berkata setelah mengetuk pintu ruang kerja Logan malam itu.Dari dalam terdengar suara sang ayah yang mengijinkannya masuk. Dan itu membuat Lewis tak ragu membuka pintu.Ternyata di sana ada Casper yang berdiri di sebelah Logan. Mengingat pertarungan yang dia lakukan bersama asisten ayahnya melawan geng Ceko, membuat Lewis jadi lebih santai terhadapnya. Namun, melihat Logan lebih mempercayai Casper dibanding dirinya, sungguh mengganggu pikiran Lewis.“Daddy, saya ingin bicara empat mata,” tukas Lewis melirik Casper sekilas.Casper yang sadar akan keadaan itu pun berkata, “Tuan, kalau begitu saya pamit dulu.”Dirinya menunduk hormat pada Logan dan hendak pergi.Namun, belum sampai beranjak, Logan malah berujar tegas. “Tetap di sini!”“Dan kau, cepat bicara. Karena aku masih ada urusan dengan asistenku!” sambung Logan saat beralih menatap Lewis.Sang putra melirik Casper sinis. Meski tak nyaman, dia tak bisa menentang keinginan Logan atau berakhir diabaikan.

  • Suami Bayaranku Ternyata Big Boss   239. Dia Bukan Tipe Orang yang Akan Mengabaikanku

    ‘Aku akan menelepon Annelies!’ batin Kaelus yang kini merogoh ponsel dari saku celananya.Belum sampai menekan nomor wanita tersebut, tiba-tiba perhatian pria itu langsung tersita pada bunyi pekak beling yang pecah. Kaelus seketika berpaling ke sumber suara. Agaknya itu berasal dari lantai atas.Namun, tanpa Kaelus tahu, rupanya di sana Annelies sedang berhadapan dengan pemuda yang menatapnya amat sinis.“Hah! Maaf, gelasnya licin. Saya tidak sengaja menjatuhkannya, Bibi!” tukas Lewis dengan raut wajah datarnya.Ya, dia memang Lewis Langford. Entang mengapa tiba-tiba pemuda itu mendatangi Annelies. Mereka tidak pernah akrab, kedatangan Lewis tentunya membuat Annelies curiga.Wanita itu menatap pecahan cangkir minuman yang baru saja dia sodorkan pada Lewis.Dirinya mengangkat pandangan, lalu bertanya dingin. “Kenapa kau mendatangiku?”“Sudah saya bilang, saya merindukan Bibi!” sahut Lewis menatapnya lekat.Sial, kalimat singkat itu malah membuat Annelies merinding. Pasalnya, yang dia t

  • Suami Bayaranku Ternyata Big Boss   238. Hadiah Rumah Pengantin Baru

    “A-apa yang kau katakan? Itu tidak mungkin!” Velos berujar dengan wajah tegang.“Ka-kami juga tidak tahu, Tuan. Tiba-tiba saja, Big Boss mengalami henti jantung. Lalu kami segera memanggil Dokter untuk memeriksanya,” tutur antek Caligo yang bertugas menjaga ruang rawat itu.Ini di luar dugaan Velos. Pasalnya tadi malam reaksi Dan Theo cukup baik terhadap penawar yang dia berikan. Namun, jika jantungnya tiba-tiba berhenti, ini bisa berbahaya!Pria itu menekan belakang kepalanya dengan sebelah tangan, lalu bertanya, “sudah berapa lama Dokter di dalam?”“Sekitar sepuluh menit, Tuan,” sahut antek Caligo tampak gelisah juga.Sensasi pening menyerang Velos. Untuk sesaat, dirinya menyesal telah memberikan penawar tersebut. Dengan tatapan kalutnya, lelaki itu pun menonjok dinding dengan keras. Tangan kirinya gemetar seiring gelenyar merah yang mengalir dari tangannya.Akan tetapi, Velos sama sekali tak merasa sakit pada tangan itu. Justru dadanya sangat sesak, resah karena dokter tak kunjung

DMCA.com Protection Status