Beranda / Romansa / Suami Bayaranku Ternyata Big Boss / 5. Ijinkan Aku Menginap Malam Ini

Share

5. Ijinkan Aku Menginap Malam Ini

Penulis: Inura Lubyanka
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-10 09:29:05

“Dan Theo?!” Leher Annelies menegang.

Alih-alih menjawab, pria itu langsung menarik Annelies bersembunyi di balik dinding.

“Dan Theo, kenapa kau—”

“Sstt … dia akan mendengarnya,” sahut Dan Theo menutup mulut Annelies saat lelaki misterius tadi celingukan di lobi.

Manik Annelies kembali melebar ketika lelaki itu berjalan ke arah mereka. Dia kian cemas, dan Theo menyadari itu. 

“Diam dan bersembunyilah di sini,” bisik Theo menenangkan.

Tanpa menunggu sahutan Annelies, dia langsung berbalik dan memukul wajah lelaki misterius tadi hingga terhuyung.

“Argh, brengsek!” umpat lelaki itu kesal.

Dia menyipit, tapi tak bisa melihat wajah Dan Theo dengan jelas.

“Siapa kau? Beraninya ikut campur urusanku!” sambungnya geram.

Dan Theo menghampirinya, tapi lelaki itu mengeluarkan belati dan melayangkannya ke arah Theo. Beruntung Dan Theo berhasil menghindar, lalu dengan cepat menonjok wajah lelaki tadi lebih keras.

Darah menggelenyar dari sudut mulut lelaki tersebut. Dengan geram dia menggenggam belatinya, lalu mengarahkannya pada Dan Theo yang didorongnya ke tembok. Namun, belum sampai belati itu menusuk dadanya, Theo langsung menahannya. Tatapannya tampak tajam seiring tangannya yang sengaja memutar pergelangan tangan lelaki itu sampai patah.

“Argh … tanganku! Dasar brengsek!” Lelaki tadi mengerang saat belatinya jatuh.

Dia mundur sambil memegangai sebelah tangannya yang sakit.

“Sialan, dasar bajingan gila!” makinya menatap wajah Dan Theo yang terpampang dingin.

Dirinya lari menjauh, tapi saat Dan Theo hendak mengejarnya, Annelies langsung memekik, “berhenti, Dan Theo!”

“Dia menyerang Anda, kita harus menangkapnya!”

“Tidak perlu, aku tahu siapa yang melakukannya!” sahut Annelies dengan nada gemetar.

Wanita itu mengarahkan senter ponselnya ke bawah, tampak ketakutan.

Dan Theo terpaksa meredam emosi. Dia menghampiri Annelies sambil melepas mantelnya, lalu melangkupkannya pada bahu Annelies yang hanya mengenakan blouse tipis.

“Ini sudah larut, kenapa Anda masih di sini?” tanya Dan Theo merendahkan suaranya.

Annelies mengangkat pandangan seraya membalas, “kau sendiri? Kenapa ada di sini?!”

“Bukankah Anda yang meminta saya datang?” sahut Dan Theo tanpa ekspresi.

“Ah, benar. Kontrak pernikahan.” Annelies bergumam saat mengingatnya.

Akhirnya Dan Theo menyalakan pembangkit listrik di basement yang sengaja dimatikan lelaki misterius tadi. Usai listrik menyala, Annelies membawa Dan Theo ke ruangannya.

Wanita itu meraih dokumen, lalu menyerahkannya pada Dan Theo yang duduk di sofa.

“Ini kontrak perjanjian kita. Kau, ah … Anda bisa—”

“Bicaralah senyaman Anda, Nona,” sahut Dan Theo menyeringai tipis.

Itu membuat Annelies canggung, tapi saat di lobi tadi dirinya terlanjur bicara santai pada Theo karena panik.

“Baiklah, aku sudah menuliskan poin-poin hak dan kewajiban masing-masing pihak. Pernikahan ini akan berlangsung satu tahun dengan bayaran dua miliar. Kau akan menerima satu miliar untuk uang muka, lalu sisanya setelah kontrak kita berakhir. Bagaimana?” Annelies bertanya sembari menaikkan kedua alisnya.

“Tidak masalah,” sahut Dan Theo yang lantas memeriksa beragam poin di dokumen tersebut.

“Ah, aku juga mau kau berhenti dari pekerjaanmu selama kontrak ini berlangsung.” Annelies kembali menginterupsi.

“Pekerjaan?” sambar Theo mengernyit.

“Ya, pekerjaanmu di Miracle Night. Selain itu, tolong lihat baik-baik poin nomor sembilan.”

Dan Theo seketika menyeringai saat membaca tulisan “No Sex!” dengan cetak tebal.

“Nona, ternyata kau orang yang konservatif,” tuturnya melirik Annelies.

“Terserah kau mau menyebutku apa, tapi yang pasti syarat itu sangat penting untukku. Aku ingin pernikahan ini berjalan aman, dan kau menjagaku selama satu tahun!” Annelies berkata tegas, tapi Dan Theo bisa melihat getir di matanya.

Dia jadi ingat ucapan Annelies saat pertama kali melamarnya. Jika dihubungkan dengan kejadian pria misterius di lobi tadi dan berita panas di media hari ini, Theo bisa menarik kesimpulan.

‘Rupanya wanita ini punya banyak musuh!’ batinnya dalam hati.

Saat itu, Annelies menyodorkan sebuah kartu pegawai pada Dan Theo.

“Apa ini?” tanya pria itu heran.

“Akses untuk masuk kantor ini. Melihatmu menangani lelaki tadi, sepertinya kau cukup pandai bela diri. Saat kontrak kita berjalan, aku juga ingin kau menjagaku di kantor,” balas Annelies menjelaskan.

Dan Theo melipat kedua tangan ke depan dada, lalu bersandar ke badan sofa.

“Baiklah, sesuai permintaan calon istriku,” sahutnya tanpa ekspresi.

Mendengar panggilan itu, Annelies merasa canggung. Tapi belum sempat menimpali, Dan Theo lebih dulu berujar, “aku punya pertanyaan.”

“Apa?”

“Kau bilang sudah tahu orang yang menyerangmu di lobi tadi. Siapa yang melakukannya?” Dan Theo bertanya dengan tatapan lekat.

Annelies berat untuk bicara, tapi karena dia sudah sepakat meminta Theo melindunginya, maka dia harus mengatakan semuanya.

“Orang itu pasti suruhan kakak tiriku. Semua orang di keluargaku ingin menyingkirkanku, bahkan mereka memaksaku masuk rumah sakit jiwa karena tidak terima Ayah mewariskan hartanya padaku,” balas Annelies yang seketika membuat Dan Theo mematung.

Situasi jadi kikuk, Annelies pun berdehem lalu berkata, “k-kau boleh membawa kontraknya. Jika setuju, kau bisa menandatanganinya.”

“Tidak perlu, aku akan tanda tangan sekarang!” sambar Dan Theo kemudian.

Begitu kesepakatan itu selesai, Dan Theo pun mengantar Annelies pulang ke apartemennya. Ya, wanita itu memilih pindah dari mansion Langford, karena dia tidak mau tinggal satu atap dengan para predator seperti Logan dan keluarganya.

Namun, begitu tiba di depan apartemen itu, Annelies langsung mendapukkan alisnya karena ada paper bag besar di dekat pintu.

“Punya siapa ini?” tukasnya penasaran.

“Kau tidak memesan sesuatu?” sahut Dan Theo.

Annelies menggeleng. “Tidak, aku tidak memesan apapun. Aku baru pindah kemarin, jadi tidak ada yang tahu alamatku juga.”

Dia perlahan melihat ke dalam paper bag itu. Maniknya sontak melebar dan menjerit.

Dan Theo buru-buru mengeceknya. Dia terkejut saat melihat bangkai burung berdarah di dalamnya.

‘Aish, sial! Siapa yang bermain terror konyol di jaman seperti ini?!’ batinnya menggertakkan gigi.

Dirinya berpaling pada Annelies dan berkata, “aku akan mengurus ini, kau masuklah dulu.”

Annelies yang tampak pucat hanya bisa mengangguk. Bahkan tangannya gemetar saat menekan kombinasi sandi untuk membuka kunci pintunya.

Melihat terror ini, Dan Theo menyadari bahwa situasi Annelies benar-benar serius. Dia bahkan menemui petugas keamanan untuk mengecek CCTV apartemen tersebut. Namun sialnya, kamera di sekitar unit Annelies rusak, jadi dia tidak bisa menemukan pelakunya.

‘Apa ini juga ulah Kakak tirinya?’ geming Dan Theo menerka.

Dia kembali menemui Annelies. Wanita itu tampak syok dan ketakutan.

“Kau tidak apa-apa?” tanyanya.

Annelies hanya mengangguk, lalu menjawab lemah. “Aku sudah aman, kau bisa pulang sekarang.”

“Tidak, ijinkan aku menginap malam ini!” sahut Dan Theo yang sontak membuat Annelies mengernyit.

“A-apa kau bilang?”

Bab terkait

  • Suami Bayaranku Ternyata Big Boss   6. Jangan Tinggalkan Aku

    Annelies membuka pintu lebih lebar usai beberapa saat dan masuk bersama Dan Theo.“Tempat ini agak berantakan, aku belum merapikan semuanya,” tutur wanita itu yang lantas melirik sofa. “Hanya ada satu ranjang, apa kau tidak masalah tidur di sana?”Alih-alih menjawab, Dan Theo malah balik bertanya, “apa hal seperti itu sering terjadi?”Leher Annelies menegang saat Dan Theo membahas terror tadi. Itu memicu sensasi empedu naik ke tenggorokannya dan membuatnya mual.“Ini baru pertama kali,” sahutnya dengan manik gemetar.Dia meraih bantal dan selimut, lalu menyerahkannya pada Dan Theo. “Kau bisa memakainya.”Pria itu hanya diam, tapi bisa melihat jelas bahwa Annelies masih sangat terkejut. Bahkan ketika wanita itu tidur, Dan Theo mendengar dia merintih.‘Dia mengigau?’ batin pria tersebut yang lantas bangkit dari sofa.Dirinya memeriksa Annelies yang mengigil di ranjang.‘Demam?’ geming Dan Theo saat menyentuh dahi wanita itu.Ya, tubuh Annelies sangat panas, mulutnya terus merisik dan me

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12
  • Suami Bayaranku Ternyata Big Boss   7. Apa Aku Terlihat Seperti Bajingan?

    “Apa ini jelas untuk kalian?!” tukas Annelies saat menarik diri.Sorot matanya yang tajam membuat semua wartawan diam. Bahkan Dan Theo hanya tersenyum miring melihat langkah berani istrinya ini. Satu tindakan Annelies, akan menggilas rumor buruk kesehatan jiwanya, sekaligus pengumuman perang pada Logan.“Mari, suamiku. Kita harus menetapkan tanggal dan mengurus resepsi pernikahan!” decaknya merengkuh lengan Dan Theo.“Tolong permisi,” tutur pria itu membelah kerumunan.Para wartawan itu mundur, tapi masih haus berita.“Nona, kalau begitu tolong beritahu kami tanggal dan lokasi pernikahan Anda nanti!”“Benar, Nona. Tolong katakan juga, apa keluarga Langford merestui penikahan Anda?” tanya Wartawan sambil mengejar Annelies.Seorang lainnya bahkan menghadang dan bertanya, “Jadi, apa Nona Samantha bohong soal penyakit mental Anda?”Annelies tetap bungkam, tapi para wartawan itu berdesakan dan mendorongnya hingga hampir jatuh. Beruntung Dan Theo memeganginya, hingga Annelies tak sampai amb

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12
  • Suami Bayaranku Ternyata Big Boss   8. Mereka Lebih Gila Dari Pasien Rumah Sakit Jiwa

    “Aku sangat muak, tapi malam ini kita harus datang ke mansion Langford!” Wajah Annelies berubah masam usai mendapat telepon dari kuasa hukum mendiang Feanton. Dirinya menatap sang suami, seraya melanjutkan. “Dan Theo, apapun yang mereka katakan nanti, kau tidak perlu meladeninya. Mereka lebih gila dari pasien rumah sakit jiwa!”Pria itu menaikan sebelah alisnya sebagai respon. Dan malamnya, Annelies benar-benar datang bersama Dan Theo ke mansion yang belum lama ditinggalkannya. Dia mengenakan dress formal hitam yang tampak elegan, berjalan menggandeng Dan Theo dengan setelan jas warna senada. ‘Ayah, aku tidak tahu apa maksudmu memberiku tanggung jawab besar ini. Tapi aku yakin, Ayah pasti punya tujuan ‘kan?’ batin Annelies mengingat mendiang Feanton kala melewati rumah kaca, tempat ayahnya biasa merawat bonsai.Mereka menuju ruang keluarga di bangunan utama. Di sana, semua anggota Langford sudah berkumpul.“Astaga, bukankah pertemuan ini hanya untuk anggota keluarga Langford? Kenap

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-13
  • Suami Bayaranku Ternyata Big Boss   9. Wanita dengan Lingerie Tipis

    Dan Theo mendekap Annelies, lalu berguling ke samping tepat saat Dave menghantamkan batu ke arahnya. “Brengsek!” Dave mengumpat saat mereka berhasil menghindar. Dia buru-buru lari layaknya pengecut, begitu Dan Theo hendak mengejarnya. Namun, Annelies menahan lengan Dan Theo seraya berkata, “aku ingin pulang.” Dan Theo tahu Annelies sangat terkejut, jadi dirinya pun mengantar sang istri kembali ke apartemen. Sepanjang perjalanan wanita itu hanya bungkam, itu membuat Dan Theo jadi bertanya-tanya. “Aku akan menemanimu lagi malam ini,” tutur Dan Theo melirik Annelies sekilas. “Tidak perlu, kau istirahatlah di rumah karena besok mulai pemotretan,” sahut Annelies tanpa berpaling padanya. Saat tiba di apartemennya, Annelies melihat bekas cekikan Dave yang membuat lehernya merah. ‘Kak Dave, apa kau benar-benar ingin membunuhku?’ batinnya menatap diri di cermin. Annelies menyugar rambutnya, lalu menarik resleting belakang dress-nya untuk ganti pakaian. Namun, tiba-tiba saja ad

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-14
  • Suami Bayaranku Ternyata Big Boss   10. Darah Haram Tidak Pantas Mewarisi Harta Langford

    Annelies menelan saliva berat, lalu berkata, “bu-bukankah kau ada di pihakku?”“Maksudku bukan sebagai musuh,” sahut Dan Theo menaikkan sebelah alisnya.“Lalu?!” Dagu Annelies terangkat, kini dia waspada pada Dan Theo. Pria itu malah menjulurkan wajahnya hingga hidungnya nyaris bertumbukan dengan Annelies. “Aku juga seorang pria, Annelies. Kau tidak takut aku melakukan sesuatu padamu?” bisik Dan Theo yang memicu manik Annelies selebar cakram.Wanita itu baru sadar kalau pakaiannya sangat terbuka. Dia buru-buru menutup tubuhnya dengan outer lingerie tipis itu dan berdehem canggung. “Ma-maaf, aku lupa kalau kita tinggal bersama,” tutur Annelies kikuk. Irisnya berputar, lalu melanjutkan. “Aku sangat mengantuk, aku akan tidur sekarang.”Wanita itu segera beranjak menuju kamarnya. Dan Theo melipat tangan ke depan dada, dia terus mengawasi punggung Annelies menjauh sampai masuk ke kamar.‘Menarik,’ batinnya menyeringai samar.Sementara di kamar, Annelies tak hentinya merutuki diri sendi

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-14
  • Suami Bayaranku Ternyata Big Boss   11. Bencana di Altar Penikahan

    “Dasar iblis! Beraninya kau menikah setelah membunuh putriku, hah?!” decak wanita paruh baya yang memicu semua orang tercengang.Bahkan Annelies sendiri tak mengerti dan bertanya bingung. “Apa maksud Anda?!”“Jangan pura-pura bodoh, sialan!” Wanita paruh baya itu menyambar sambil melempar telur busuk lagi ke arah Annelies.Beruntung Dan Theo lekas menghalangi dan memeluk Annelies, hingga telur itu mengenai punggung lebarnya.Dia melihat Annelies memejam tegang, lalu bertutur, “kau tidak apa-apa?”Annelies perlahan membuka matanya dan lantas mengangguk. Namun, Dan Theo tau bahwa istrinya ini sangat terkejut. Terlebih ada banyak tamu penting dan media di sini.Pria tersebut menoleh pada para penjaga keamanan seraya berkata tegas. “Bawa pergi wanita itu!”“Baik, Tuan!”Namun, belum sempat penjaga itu mengusir wanita paruh baya tadi, kini seorang lelaki berkemeja hitam dan beberapa orang membawa poster wajah Annelies yang dicoret-coret, menerobos aula.“Apa-apaan ini?!” Para tamu berdiri

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-15
  • Suami Bayaranku Ternyata Big Boss   12. Hanya Kau yang Bisa Membantuku

    “Anda pasti salah. Mengapa tiba-tiba Tuan Morgan resign?!” tukas Cloe tak percaya.Jelas sekali itu meragukan, sebab Morgan adalah kepala produksi sejak pabrik L&F Cosmetic berdiri. Dia sangat loyal pada perusahaan dan tidak punya catatan buruk selama bekerja.“Beliau menyerahkan surat resign-nya pagi tadi, tapi kami semua tidak tahu alasan beliau mengundurkan diri, Nona,” sahut Staff pabrik itu.Cloe mengernyit, lalu bertanya, “selain Tuan Morgan, siapa yang bertanggung jawab atas bahan dasar produksi?”“Selama ini hanya Tuan Morgan yang menanganinya, Nona. Beliau tidak memiliki asisten,” balas Staff tadi yang kian membuat Cloe buntu.Namun, hal ini membuatnya jadi curiga. Seolah kepala produksi itu menghindari masalah tepat saat skandal besar menyeret perusahaan.“Tunjukan di mana ruangan Kepala Produksi,” tutur Cloe kemudian.“Baik, mari ikuti saya, Nona.” Staff tadi lantas memandu Cloe masuk.Sementara di kantor polisi metropolitan Linberg, Annelies sedang duduk di ruang interogas

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-15
  • Suami Bayaranku Ternyata Big Boss   13. Apa Ini Semacam Sogokan?

    “Saya mengerti Tuan-Tuan pasti khawatir tentang kestabilan L&F Company. Karena ini, saya akan memimpin perusahaan selama Annelies belum bisa menanganinya,” tukas Logan angkuh.Para pemegang saham tampak ragu, terlebih kepala Yayasan Narrow yang sejak awal mendukung Annelies.“Mendiang Tuan Feanton meninggalkan surat wasiat bahwa Nona Annelies yang berhak memimpin L&F Company!” katanya.Logan meliriknya dingin seraya menyahut “Tuan, Anda lihat sendiri Adik saya masih terlalu muda. Dia sering tersandung skandal dan masalah. Annelies kurang kompeten dan masih perlu belajar. Apa Tuan-Tuan akan mempercayakan group perusahaan besar di tangannya?!”“Tapi—”“Saya rasa Tuan Logan ada benarnya. Nona Annelies sepertinya belum mampu memimpin L&F Company.” Pemegang saham lainnya menyambar ucapan Kepala Yayasan Narrow. “Terlebih lagi saat ini L&F Cosmetic yang dia pimpin sedang kisruh. Saya jadi meragukannya jika menjadi Komisaris.”Logan tiba-tiba berdiri hingga membuat semua orang heran.“Ini sal

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-16

Bab terbaru

  • Suami Bayaranku Ternyata Big Boss   294. Aku Pasti Akan Kembali Padamu!

    “Ayah! Saya tidak menyetujui pernikahan ini!” Dan Theo berujar tegas. Sorot matanya amat tajam, seakan mengibarkan bendera perang pada Anthony. Namun, ayahnya juga tak gentar. Lelaki itu mengeraskan rahangnya seraya menimpali tedas. “Keputusan itu bukan ada di tanganmu, Theodore!”Tanpa menunggu balasan sang putra, Anthony langsung keluar dari ruangan tersebut. Eugen dan beberapa bawahannya pun menunduk hormat. “Awasi dia, jangan biarkan siapapun masuk. Panggil dia nanti malam saat keluarga Howard datang!” tukas Anthony memerintah. Eugen mengangkat kepala seraya menjawab tegas. “Baik, Tuan Besar!”Hingga malam harinya, Eugen benar-benar membebaskan Dan Theo. Ketika anak buahnya sibuk melepas ikatan rantainya, Eugen pun memberitahukan jadwal acara malam nanti. “Big Boss, pukul delapan malam keluarga Howard akan mendatangi Caligo. Tuan Besar meminta Anda bersiap dari sekarang,” tukas Eugen yang terus menatap Dan Theo. Lawan bincangnya yang bungkam, justru membuatnya was-was. Seba

  • Suami Bayaranku Ternyata Big Boss   293. Aku yang Mendidikmu Jadi Sempurna

    Dan Theo melirik sekitar sembari memaki dalam batin, ‘sialan! Eugen dan anggotanya pasti membawaku ke Sociolla!’Asumsi pria itu semakin kuat kala mengingat ruangan ini. Dulu, Dan Theo remaja pernah disekap berbulan-bulan di tempat ini. Dirinya disiksa habis-habisan, bahkan betisnya tertembak tiga peluru karena mencoba kabur dari mansion Caligo. Itu saat Anthony memaksa Dan Theo membunuh manusia untuk pertama kalinya!Ya, meski Dan Theo berhasil menyelesaikan tugas berat itu, tapi dirinya nyaris gila. Anthony memaksanya melenyapkan sekelompok penyusup keesokan harinya. Setiap hari, jumlah orang yang harus Dan Theo bunuh semakin bertambah. Ini benar-benar mengikis kewarasannya. Bahkan beberapa anak angkat Anthony lainnya bunuh diri karena hilang akal. Di antara mereka, hanya Dan Theo yang mendekati kesempurnaan dan mampu bertahan di bawah tekanan Anthony. Semakin lama Dan Theo menyadari bahwa dirinya akan menjadi mesin pembunuh. Dia yang tak ingin melakukannya lagi, diam-diam keluar d

  • Suami Bayaranku Ternyata Big Boss   292. Aku Merasa Ada Yang Tidak Beres, Kak!

    “J4?” Kaelus merapatkan alisnya begitu melihat tamu yang datang.Velos yang berada di sampingnya tak kalah heran. Tidak biasanya orang-orang Anthony mendatangi San Carlo langsung.“Tuan!” Lelaki berambut lurus panjang yang terikat ke bawah itu memberi salam hormat.“Ada apa kau datang ke sini, J4? Apa kau bersama Eugen?” tukas Velos menyelidik.Ya, Velos tau dia bawahan Eugen. Terakhir kali Eugen datang untuk mengawasi kinerja Dan Theo tentang Raica Ruby. Velos menebak masalah kali ini tak jauh beda.Lelaki yang dipanggil dengan kode nama J4 itu kembali mengangkat tatapan tegasnya.“Saya sendirian, Tuan Velos. Saya datang atas perintah Ketua,” tuturnya.Velos menatap lebih lekat, lalu menimpali, “katakan!”“Permintaan Raica Ruby meningkat tiga kali lipat. Ketua ingin saya ikut mengawasi proses produksi di San Carlo,” sahut J4 menjelaskan.“Tunggu, kau bilang tiga kali lipat. Bukankah ini gila?!” Kaelus langsung menyambar dengan keras.Pasalnya, untuk memenuhi satu kuota produksi, memb

  • Suami Bayaranku Ternyata Big Boss   291. Utusan Ketua Datang Ingin Bertemu Dengan Anda!

    “Tolong beri jalan. Saya harus segera menyusulnya!” tukas Annelies yang berusaha keluar.Namun, perawat perempuan di hadapannya langsung berkata, “Nyonya, ini sudah malam. Sebaiknya Anda kembali istirahat.”“Ti-tidak! Mereka akan membawanya pergi. Jika aku tidak menyusulnya, aku akan kehilangan jejak Dan Theo!” Annelies menyambar dengan tatapan panik.Sang suster mengernyit. Irisnya melirik ke sekitar ruang rawat dan tidak mendapati suami Annelies di sana. Dia pun curiga ada suatu hal, sebab tak biasanya pria itu meninggalkan istrinya sendiri. Jika tidak menunggu di depan, biasanya Dan Theo memang menemani Annelies di dalam ruang rawat saat wanita itu terlelap.“Nyonya, sebenarnya apa yang terjadi?” tanya Perawat tadi menyidik.“Se-seseorang, hah … tidak, ada beberapa orang yang membawa pergi suamiku!” Annelies merengkuh tangan Perawat tadi dengan buncah. “Suster, tolong hentikan mereka. Tolong beritahukan pada penjaga untuk menangkap mereka!”Mendengar itu iris sang perawat langsung

  • Suami Bayaranku Ternyata Big Boss   290. Wanita Itu Benar-Benar Gila!

    “Big Boss!” Eugen menunduk hormat saat Dan Theo menghampirinya.Ya, beberapa bulan tak bertemu, orang kepercayaan pemilik organisasi Caligo itu tampak lebih garang. Meski Dan Theo tidak begitu menyukai Eugen, tapi dia tak pernah melupakan jasanya yang telah mempertaruhkan nyawa dan terluka berat, demi menyelamatkan Annelies dulu.“Bicaralah, waktumu hanya sepuluh menit!” tukas Dan Theo disertai ekspresi datarnya.“Tuan Anthony meminta Anda kembali ke Sociolla, Big Boss!” sahut Eugen langsung ke inti.Mendengar itu, kening Dan Theo langsung mengenyit. Ayahnya pasti tidak akan menurunkan perintah karena hal sepele. Dan dia sepertinya tahu alasannya.“Jika karena masalah Jesslyn, katakan pada Ayah untuk tidak khawatir. Aku akan menanganinya sendiri dan kembali ke Sociolla kalau sudah waktunya.” Dan Theo berujar tenang, tapi sorot matanya tampak menggertak.“Ini tidak sesederhana yang Big Boss pikirkan,” balas Eugen terlihat berani. “Jika bisa selesai semudah itu, Tuan Anthony tidak akan

  • Suami Bayaranku Ternyata Big Boss   289. Kau Sudah Menjadi Miliknya Sebelum Bertemu Denganku

    “Annelies, kau tahu, aku tidak akan pernah meninggalkanmu!” Dan Theo berkata tenang, tapi sorot maniknya menyimpan getaran.Sang istri mengencangkan lehernya. Membayangkan Dan Theo memasangkan cincin, bahkan memeluk Jesslyn, sungguh menyesakkan dadanya.“Tidak, kau sudah menjadi miliknya sebelum bertemu denganku,” sahut Annelies dengan tatapan dingin. “Kau menipuku. Kau membuatku bergantung padamu dan tidak bisa hidup tanpamu. Kau sudah berhasil, Dan Theo. Pasti sangat menyenangkan melihatku seperti orang bodoh selama ini!”“Istriku—”“Sekarang pergilah. Pergi dan jangan muncul di hadapanku lagi!” Annelies segera menyambar tanpa memberi suaminya kesempatan bicara.Bahkan wanita itu langsung melengos. Dia benar-benar tak ingin melihat wajah Dan Theo.Namun, sang pria yang duduk di sebelah brankarnya tak bisa memaksa. Dan Theo tahu Annelies pasti kesal padanya.Dengan penuh sesal, dia lantas berkata, “maafkan aku, Annelies. Aku akan meninggalkan buburnya di sini. Aku mohon, makanlah sed

  • Suami Bayaranku Ternyata Big Boss   288. Kehamilan Saya Tidak Akan Mengubah Apapun

    “Annelies?” Dan Theo melebarkan irisnya dengan bingung.Pria itu menilik sang istri lebih lekat, lalu ragu-ragu bertanya, “istriku, kau … tidak mengenaliku? Aku—”“Saya tidak mau bicara dengan orang asing. Tolong pergilah!” Annelies menyahut pelan, tapi raut wajahnya sangat muram.“Tunggu sebentar, sepertinya ada yang salah. Aku akan memanggil Dokter untuk memeriksamu!” Dan Theo berujar cemas.Ya, bagaimana mungkin dia tetap tenang kalau sang istri tidak mengingatnya? Dan Theo bingung, padahal kepala Annelies tidak membentur sesuatu. Sebab itu, dirinya berniat segera memanggil dokter.Namun, belum sampai beranjak, Annelies lantas berkata, “Dokter sudah cukup memeriksa. Saya hanya ingin Anda pergi, Tuan Theodore Caligo!”Wanita tersebut lebih meninggikan nada di akhir kalimatnya. Dan itu membuat sang pria tertegun dengan alis menyatu.“Annelies, apa yang baru saja kau katakan? Kenapa kau ….” Dan Theo tiba-tiba meredam ucapannya sendiri.Agaknya dia tahu, kenapa Annelies mengambil sikap

  • Suami Bayaranku Ternyata Big Boss   287. Kau Sendiri yang Memulai Perang Ini!

    ‘Kau tahu, Nona tidak menerima kegagalan!’ batin anak buah Jesslyn sambil menginjak gas mobilnya amat dalam.Ya, dia sengaja menabrak sang rekan yang tak berhasil menyuntikkan racun pada Annelies. Jesslyn memang memberinya perintah untuk menghabisi rekannya itu jika dia gagal.Lelaki itu merasakan guncangan keras saat menabrak rekannya tadi. Alih-alih berhenti, dia hanya melirik sekilas dari kaca spion dan mendapati sang rekan terkapar di tengah aspal. Tapi bukannya peduli, lelaki tersebut malah semakin memacu mobilnya dengan kencang.Antek Jesslyn itu melirik bangku samping mobilnya dan baru menyadari topi rekannya tertinggal di sana.“Aish, brengsek!” Lelaki tersebut mengumpat geram.Dia lantas meraih topi tadi dan membuangnya dari jendela. Kakinya menginjak pedal gas lebih dalam, membuat kendaraannya melaju cepat menuju jembatan San Manila.Ya, setelah cukup lama mengemudi, lelaki itu berbelok dan menuruni bawah jembatan layang di area sungai San Manila. Di sana Jesslyn sudah menun

  • Suami Bayaranku Ternyata Big Boss   286. Harusnya Aku Mematahkan Kakinya

    “Aish, sialan!” Perawat gadungan tadi mengumpat geram.Dia amat kesal. Niatnya ingin menusuk perut samping Dan Theo malah gagal, karena pria itu malah mencekal bilah tajam belati tersebut. “Kalau begitu, aku pastikan kau tidak bisa menggunakan tangan ini lagi, brengsek!” sambung Perawat itu sangat geram.Dia semakin menekan ujung senjata tajam di genggaman Dan Theo, hingga gelenyar merah menetes dari tangan suami Annelies tersebut. Namun, detik berikutnya Dan Theo langsung menyingkur cepat. Sebelah tangannya mencekal lengan perawat tersebut, lalu membantingnya dengan kasar ke lantai. Lelaki itu jatuh dengan punggung menghantam kerasnya ubin, seiring belatinya yang terpental dari genggaman.“Argh ….” Erangan pun lolos dari mulut Perawat gadungan itu. Dia berpaling melirik senjata tajamnya yang terlepas. Tangannya pun menjulur, hendak meraihnya. Namun, belum sampai menyentuh belati itu, Dan Theo lebih dulu menginjak punggung tangan perawat tersebut.“Aish, enyahlah, brengsek!” umpat

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status