Share

Tentang Ezar

Penulis: Ursula Maria
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-09 16:08:52

 “Kamu benar-benar membuat Papa malu, Zar!” geram Guntur.

“Mau kamu itu apa?” sambung Guntur masih dengan nada tinggi.

Ezar duduk dengan posisi lebih nyaman sebelum menjawab pertanyaan dari Papanya.

“Biarkan Ezar mencari pasangan hidup sendiri!” jawab Ezar tanpa takut.

“Apa papa harus menjadi egois hanya demi seorang menantu?” sambung Ezar. Anak sulung pasangan Guntur dan Shafiyah itu sudah memikirkan matang-matang kalimat demi kalimat yang akan ia ucapkan untuk membantah permintaan sang Papa.

“Terus selama itu kamu akan bermain-main dengan banyak wanita di luaran sana!” geram sang Papa kembali.

Pria itu sudah terlalu banyak menerima laporan bagaimana perilaku putranya di luar yang selalu berganti-ganti wanita setiap malam.

“Zar, usia kamu sudah tidak muda lagi! Ikutilah perintah Papa dan Mama kali ini!” seru Guntur di tengah keputusasaannya.

Ezar terdiam tidak menghiraukan ucapan sang Papa. Karena saat ini ia masih belum siap terikat dengan ikatan apapun, Ezar masih ingin mneikmati kehidupan bebasnya bersama puluhan wanita seksi di manapun tanpa perlu merasa ada tanggung jawab.

Baginya cukup dengan mentransfer sejumlah uang ke rekening mereka untuk memuaskan hasrat kelelakiannya.

“Papa tidak mau tahu. Mau tidak mau. Setuju atau tidak kamu harus tetap menikah dengan putri sahabat Papa,” putus Guntur sambil berlalu dari hadapan Ezar.

“Siapa sih calon istri aku?” gumam Ezar dalam hati.

“Kenapa Papa sampai ngotot banget? Apa istimewanya dia?” Ezar yang mulai kepo kembali menemui papanya.

“Pa…” panggil Ezar begitu berada di ruang tengah di mana sang papa sedang duduk dengan kepala di letakkan di penyangga sofa setelah menyuarakan keputusan egoisnya.

Pandangannya menatap ke langit-langut rumahnya, napasnya naik turun dengan cepat seolah menahan sesuatu.

Mendengar ada yang memanggil, Guntur menegakkan tubuhnya.

“Kenapa lagi?” ucap Guntur dengan sinis.

“Pa…” sahut Ezar.

“Kalo hanya untuk menolak, sebaiknya tinggalkan Papa. Biarkan Papa sendiri,” maki Guntur kepada putranya itu.

“Pa…! dengerin Ezar dulu!” mohon Ezar begitu Guntur berpaling darinya.

“Siapa nama gadis itu?” tanya Ezar cepat sebelum Papanya benar-benar meninggalkan dirinya. Sehingga yang tersisa hanya penyesalan dirinya.

“Fay… Fay Amira,” jawab Papa Ezar sembari menoleh ke belakang seakan ingin tahu bagaimana reaksi putranya begitu ia mneyebut nama gadis yang akan dijodohkan dengannya itu.

“Fay…” gumam Ezar lirih seolah mengingat sesuatu.

***

“Bos…!”panggil seseorang berjaket dan berkacamata hitam yang masuk ke ruangan Ezar begitu saja bahkan tanpa mengetuk pintu.

“Gimana. Den?” tanpa terkejut sedikitpun Ezar menatap pemuda yang ia panggil Den itu.

Pemuda berusia sekitar dua puluh limaan itu menarik kurdi di depan Ezar dan memasang aksi gagahnya. Melepas kacamata dna jaket hitamnya dengan elegan.

Ezar hanya menunggu dengan sabar. Hingga Si Den menyelesaikan aktifitasnya.

“Namanya Fay Ameera,” ucap Den tanpa ditanya begitu ia selesai melepas semua atributnya.

“Itu aku udah tahu dodol. Informasi yang lain!” kali ini Ezar sedikit tidak sabar menunggu laporan pemuda yang sengaja ia bayar untuk mencari informasi tentang Fay.

Sehari setelah ia mengetahui nama gadis yang dijodohkan dengannya. Ezar segera meminta bantuan Deni untuk mencari informasi apapun tentang gadis itu.

Ezar hanya ingin memastikan sesuatu tentang Fay. Tentang enam belas tahun lalu.

Sehari setelah sang ibu wafat, tiba-tiba Papanya membawa seorang wanita bernama Shafiya yang sekarang menjadi Mamanya.

Betapa hancur dan terlukanya hati Ezar kecil saat itu, mnegetahui sang Papa yang ia cintai ternyata memiliki wanita lain selain mendiang Mama Echa, ibu kandungnya.

Ezar kecil yang belum bisa menerima kehadiran Shafiyah, setiap pulang sekolah hanya bisa duduk berlama-lama di halte tanpa ada niatan pulang. Karena ia merasa rumahnya bukan lagi miliknya.

Di rumah yang penuh kenangan dengan sang Mama kini dikuasai wanita lain yang harus ia akui sebagai Mama juga.

Ezar kecil tidak mau dan tidak ingin posisi Mama Echa digantikan siapapun. Karena itulah ia sengaja selalu pulang terlambat hanya untuk menghindari berlama-lama dengan sang Mama gadungannya.

Hingga suatu ketika seorang gadis cilik yang mengaku bernama Fay. Mendatanginya. Memergokinya yang sedang menangis.

Ezar masih mengingat bagaimana Fay kecilnya mengatakan kalau diirnya harus kuat. Gadis itu bahkan berjanji akan datang kembali esok.

Entah mengapa Ezar percaya dengan gadis cilik berusia lima tahun itu. Sikap centil dan cerianya sudah mencuri sedikit sisi hatinya.

Namun, Ezar tidak pernah lagi bertemu gadis bernama Fay itu. Fay tidak pernah lagi muncul dihadapannya. Padahal setiap hari ia menunggu kehadiran Fay cili di halte.

Yang Ezar tahu tentang Fay ciliknya adalah waktu itu ia mengenakan seragam TK yang ada di sebelah sekolah dasarnya.

Sampai ia lulus sekolah dasar enam bulan kemudian, Fay tidak pernah lagi muncul di hadapannya. Fay seolah menghilang begitu saja.

Bahkan ia sempat mencari gadis cilik itu di TK tempatnya sekolah. Namun, ia tidak menemukannya.

Fay seolah sengaja dikirim sesaat oleh Tuhan agar dirinya bisa bangkit dari keterpurukan. Karena setelah ucapan dari gadis cilik misterius itu, Ezar berusaha menerima keadaannya.

Ezar mulai menerima kehadiran Mama Shafiyah tanpa melupakan Mama Echa. Ternyata wanita itu tidak sejahat ibu tiri Cinderella, Mama Shafiyah sangat menyayanginya.

Walaupun tak bisa dipungkiri acapkali ia mendapat cibiran sebagai pelakor dari warga atau bahkan keluarga almurhumah Mama Echa. Namun, Mama Shafiyah berusaha tegar dan kuat dihadapan Ezar.

Ezar juga tahu bagaimana sedihnya sang Mama sambung mendapat cibiran tersebut, ia bahkan pernah memergoki wanita menangis sesenggukan di pelukan sang Papa karena merasa tidak kuat dan ingin menyerah dengan semua hinaan yang ia terima.

Sejak itu juga, Ezar berusaha menjadi anak yang baik untuk keduanya. Namun, tetap saja terkadang ia masih belum terima dengan sang Papa yang menduakan Mama Echa tercintanya sampai akhir hayatnya bahkan mendiang tidak pernah berkeluh kesah tentang Papa yang sudah memiliki wanita lain.

Yang Ezar kecil tahu, Sang Mama seringkali menangis setiap selesai salat. Bahkan setahunya Mama Echa dan Papa Guntur sudah tidak lagi sekamar, meski mereka masih serumah.

Namun, Ezar kecil yang tidak tahu apapun menganggap masih wajar. Sedikit yang dipahami anak berusia sembilan tahun tentang hubungan suami istri.

Meski tidak sekamar tetapi Mama masih melayani kebutuhan fisik Papa Guntur denagn baik. Membuatkan sarapan, mencuci pakaiannya bahkan menyiapkan keperluannya ke kantor.

Andai saja ia tahu perselingkuhan Papa sejak awal, ia pasti akan menjaga Mama Echa lebih baik. Ia takkan membiarkan Mama Echa sedih sendiri. Bahkan sakit yang di derita Mama Echa sedikit banyak karena ulah sang Papa.

Andai ia harus dendam, yang harus ia balas adalah sang Papa. Sampai saat inipun ia masih menyimpan sakit hatinya kepada sang Papa.

Ezar tumbuh menjadi remaja lepas kontrol. Ia mengisinya dengan bermain dengan banyak wanita manapun. Karena kepiawaiannya merayu dan pengalamannya ia dijuluki cassanova.

Entah sudah berapa banyak wanita yang ia jadikan pelampiasan. Tidak ada satupun yang akan bertahan lebih dari semalam.

Berganti pasangan bukanlah hal tabu bahkan kedua sahabatnya Kenza dan Nevan banyak berguru padanya jika berurusan dengan wanita.

Sedangkan sang Papa sibuk dengan Mama Shafiyah dan kedua adiknya. Dirinya seolah tersingkirkan sesaat.

Sang Cassanova tampak menghela napas panjang dan dalam seolah melepas semua beban dan penatnya.

Ditatapnya kembali sang mata-mata sewaannya itu.

Bab terkait

  • Stuck With Cassanova   Penerimaan

    “Bos...!” panggil Deni membuyarkan lamunan Ezar yang melanglang buana berselancar ke masa lalunya.“Gimana, Den?” balas Ezar kembali fokus kepada orang kepercayaannya itu.“Bos, ini riwayat pendidikan gadis itu!” Deni menyerahkan selembar kertas pada Ezar.Ezar menerima lembaran kertas putih yang diangsur oleh Deni. Dengan perlahan dan teliti netra pria berstatus single itu membaca kata demi kata yang sudah ditulis Deni.Di kertas tersebut tertulis bahwa Fay pernah bersekolah di Kelompk Bermain dan Taman Kanak-Kanak tepat di sebelah Sekolah Dasarnya. Namun, ketika memasuki semester kedua di kelompok B gadis itu pindah ke sekolah lain mengikuti kedua orang tuanya.Ezar menatap tanggal yang ditulis Deni. Tanggalnya sama dengan peristiwa dimana ia dan Fay bertemu pertama dan terakhir kalinya.Dari kertas laporan Deni, Ezar hanya bisa berspekulasi dengan dirinya sendiri. Kemana Fay setelahnya? Mengapa ga

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-16
  • Stuck With Cassanova   Ke Butik

    Pukul sepuluh pagi, Ezar sudah duduk manis di sofa ruang tamu Fay. Tentu saja sambutan gadis itu sangat masam. Berbeda dengan Bisma dan Alia. Mama dan Papa Fay menyambutnya dengan antusias seakan ia adalah calon menantu idaman yang patut dibanggakan.Ezar menjadi semakin percaya diri dengan penerimaan calon mertuanya, ia berpura-pura tidak peduli dengan sikap cuek Fay yang sebenarnya cukup menguras emosinya. Seumuran baru kali ini dicueki dan diberi senyuman masam oleh seorang cewek.Padahal biasanya, tanpa perlu meminta atau merayu semua cewek akan mendekati dan memujinya tanpa batas walaupun terkadang ia merasa risi juga.Sedangkan dimata Fay, Ezar tak lebih dari seorang pengecut, brengsek dan lelaki tak berakhlaq. Karena sampai detik ini ia masih meragukan kesungguhhan dan ketulusan Ezar menerima perjodohan dengannya.Mengingat bagaimana reaksi pria gelay tersebut saat pertama mereka bertemu. Gadis bernata bening itu masih belum bisa move on dari peris

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-18
  • Stuck With Cassanova   Gaun

    Ezar menarik tangan Fay masuk kembali ke dalam ruangan dimana tadi gadis itu keluar. Sampai di dalam lelaki itu sibuk mencari gaun yang sesuai dengan hatinya. Hanya dalam hitungan detik tangan Ezar menyambar sebuah gaun warna yang tertutup.“Coba, ini!” titah Ezar dengan tegas menyerahkan gaun yang ia pilih ke arah Fay.Gadis itu dengan segan menerima gaun dari Ezar.“Mau di sini?” tantang Fay sembari melambai ke seorang pegawai untuk membantunya membuka resliting gaun di punggung.Mendengar ucapan Fay, Ezar segera melangkah ke luar ruangan. Pria itu tidak ingin tergoda imannya di tempat yang salah.Fay tertawa puas setelah Ezar menghilang di balik pintu. Gadis itu merasa ada kelegaan begitu sosok pria yang menyebut dirinya calon suaminya itu keluar dengan wajah pias."Zar!" panggil Tante Sissy sembari menuntut Fay keluar dari ruang ganti.Merasa namanya dipanggil Ezar menoleh. Namun, pandangannya malah tertuju

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-30
  • Stuck With Cassanova   Menagih Janji

    Tante Sissy mengelus rambut panjang Fay, setelah gadis itu dipanggilnya dengan lembut.“Jangan terlalu percaya sama cowok brengsek ini!” tuduh Tante Sissy kepada Ezar.Lelaki yang merasa menjadi tertuduh itupun menatap tajam ke arah Tante Sissy. Sedangkan Fay tertawa lebar tanpa suara mendengar tuduhan teman Mamanya itu. Karena tanpa Tante Sissy menyampaikan pun dia sudah tahu belang calon suaminya.“Kita balik sekarang, Tan!” pamit Ezar yang terlihat kesal. Entah ditujukan pada siapa.“Hmmm …. Hati-hati bawa anak orang!” ingat Tante Sissy sebelum Ezar menyeret calon istrinya dari ruangan besar di tengah butik milik sahabat Mama Shafiyahnya.Wanita paruh baya itu hanya tersenyum lebar dengan sedikit suara menyaksikan tingkah anak Echa – sahabatnya yang sudah meninggalkan dunia.Ezar masih menunjukkan senyum termasamnya ketika mendudukkan Fay di jok samping kemudinya. Mendapati senyum mengerika

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-05
  • Stuck With Cassanova   Tretes

    Fay duduk terpaku menghadap ke sebuah meja. Dibelakang meja tersebut ada seseorang bersorban lengkap dengan thawb atau thobe pakaian gamis pria khas timur tengah.Disamping Fay ada Ezar ia sudah mengganti pakaiannya dengan stelan jas yang ada di mobilnya. Sedangkan Fay masih mengenakan kemeja kotak-kotak dan celana jeans. Kostum kebesaran kemanapun gadis itu berada.Di sebelah Ezar ada dua pria asing lagi yang tidak Fay kenal. Mereka berempat tampak bercakap sejenak. Entah apa yang mereka bahas, Fay tidak faham.“Kalian sudah siap?” ucap pria berthawb itu dengan bersahaja.Fay dan Ezar reflek mengangguk bersamaan. Dalam hati Fay mempertanyakan keputusannya ini benar atau salah. Namun, bagi Fay toh semua ini sudah ia putuskan. Resiko akan ia tanggung belakangan.Keinginannya saat ini hanya lepas dari perjodohannya dengan Ezar. Pemuda yang menantangnya bercinta semalam, sebelum menikah. Harapannya Ezar meninggalkannya setelah

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-17
  • Stuck With Cassanova   Ungkapan Cinta

    Ezar menatap iba ke arah gadis yang terpejam di sebelahnya. Ada rasa bersalah menyeruak di dadanya, menyaksikan kesakitan yang dialami Fay. Selama ini ia selalu berhubungan dengan gadis-gadis yang memang sudah tidak virgin sehingga tidak ada kesulitan berarti saat melakukan penetrasi. Sedangkan bersama Fay, ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami kesulitan yang cukup berarti. Jiwa-jiwa petualangnya seolah tidak berarti dihadapan gadis yang ia impikan sejak kecil itu. Sudah lebih dari lima belas menit yang lalu Fay masih meringis menahan rasa sakit di area selangkangannya. Menahan benda asing yang menerobos miliknya walaaupun sudah dilakukan dengan sangat pelan dan hati-hati oleh pria yang tadi sudah sah menjadi suaminya. Air matanya sudah mengering seiring suksesnya Ezar menerobos gawangnya. Namun, rasa sakit itu masih terasa meski suaminya itu sudah menyelesaikan hajatnya yang ia takini tanpa ada rasa puas. Karena terganggu air matanya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-28
  • Stuck With Cassanova   Keputusan

    Fay menatap Ezar setengah terkejut. Ia baru menyadari mereka sudah ada di kamar mandi. “Keluarlah! Aku bisa sendiri!” usir Fay. Ezar tersenyum tipis mendengar pengusiran dari Fay. “Udah, aku tungguin di sini. Aku yakin setelah ini kamu masih kesulitan kembali ke kasur!” ucap Ezar tanpa mempedulikan Fay yang terus menatapnya sebal. Fay akhirnya melanjutkan ritual mandi besarnya dengan melirik ke arah Ezar, khawatir pria tersebut mengulang perbuatannya semalam. Apalagi di tempat yang tidak nyaman ini. Ezar yang menyadari kekhawatiran Fay, hanya bisa tersenyum tipis. Pria itu mengalihkan pandangannya ke arah lain. Memberi rasa nyaman pada pasangannya semalam. “Awh ...!” pekik Fay lirih saat hendak melangkah hendak meraih handuk. Sejenak ia membenarkan ucapan Ezar. Merasakan sakit di daerah inti. “Nih!” Ezar dengan sigap menyerahkan handuk yang dimaksud Fay. Tanpa diminta, Ezar menggendong tubuh Fay ala bridal.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-22
  • Stuck With Cassanova   Menghindar

    “Gue harus ngapain?” gumamnya lirih.Berkali-kali ia menghirup dan mengeluarkan napas berat. Rasa bimbangnya begitu besar.“Gue gak mau nikah hanya karena sebuah kesalahan,” ucapnya lirih.Tangannya sibuk mencoret-coret kertas putih yang sedianya akan ia gunakan mengerjakan tugas dari dosen. Namun, tangan mungilnya lebih lincah dan kreatif. Kertas putih tersebut sudah penuh dengan gambar abstrak karyanya.“Gue bener-bener gak bisa konsen ngerjain tugas,” serunya kesal melemopar kertas penuh coretan tersebut ke keranjang sampah.Drrt … drrt …Terdengar ponselnya bordering menandakan ada panggilan masuk.Dengan enggan, Fay meraih ponsel yang ada di atas Kasur.“Apa?” sahut Fay tanpa salam begitu tahu yang memanggil adalah Ezar – lelaki yang kemarin menikahi dan merenggut mahkota.Walaupun sebenarnya, ia yang menyerahkan dengan sadar. Karena tantangan

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-28

Bab terbaru

  • Stuck With Cassanova   Menghindar

    “Gue harus ngapain?” gumamnya lirih.Berkali-kali ia menghirup dan mengeluarkan napas berat. Rasa bimbangnya begitu besar.“Gue gak mau nikah hanya karena sebuah kesalahan,” ucapnya lirih.Tangannya sibuk mencoret-coret kertas putih yang sedianya akan ia gunakan mengerjakan tugas dari dosen. Namun, tangan mungilnya lebih lincah dan kreatif. Kertas putih tersebut sudah penuh dengan gambar abstrak karyanya.“Gue bener-bener gak bisa konsen ngerjain tugas,” serunya kesal melemopar kertas penuh coretan tersebut ke keranjang sampah.Drrt … drrt …Terdengar ponselnya bordering menandakan ada panggilan masuk.Dengan enggan, Fay meraih ponsel yang ada di atas Kasur.“Apa?” sahut Fay tanpa salam begitu tahu yang memanggil adalah Ezar – lelaki yang kemarin menikahi dan merenggut mahkota.Walaupun sebenarnya, ia yang menyerahkan dengan sadar. Karena tantangan

  • Stuck With Cassanova   Keputusan

    Fay menatap Ezar setengah terkejut. Ia baru menyadari mereka sudah ada di kamar mandi. “Keluarlah! Aku bisa sendiri!” usir Fay. Ezar tersenyum tipis mendengar pengusiran dari Fay. “Udah, aku tungguin di sini. Aku yakin setelah ini kamu masih kesulitan kembali ke kasur!” ucap Ezar tanpa mempedulikan Fay yang terus menatapnya sebal. Fay akhirnya melanjutkan ritual mandi besarnya dengan melirik ke arah Ezar, khawatir pria tersebut mengulang perbuatannya semalam. Apalagi di tempat yang tidak nyaman ini. Ezar yang menyadari kekhawatiran Fay, hanya bisa tersenyum tipis. Pria itu mengalihkan pandangannya ke arah lain. Memberi rasa nyaman pada pasangannya semalam. “Awh ...!” pekik Fay lirih saat hendak melangkah hendak meraih handuk. Sejenak ia membenarkan ucapan Ezar. Merasakan sakit di daerah inti. “Nih!” Ezar dengan sigap menyerahkan handuk yang dimaksud Fay. Tanpa diminta, Ezar menggendong tubuh Fay ala bridal.

  • Stuck With Cassanova   Ungkapan Cinta

    Ezar menatap iba ke arah gadis yang terpejam di sebelahnya. Ada rasa bersalah menyeruak di dadanya, menyaksikan kesakitan yang dialami Fay. Selama ini ia selalu berhubungan dengan gadis-gadis yang memang sudah tidak virgin sehingga tidak ada kesulitan berarti saat melakukan penetrasi. Sedangkan bersama Fay, ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami kesulitan yang cukup berarti. Jiwa-jiwa petualangnya seolah tidak berarti dihadapan gadis yang ia impikan sejak kecil itu. Sudah lebih dari lima belas menit yang lalu Fay masih meringis menahan rasa sakit di area selangkangannya. Menahan benda asing yang menerobos miliknya walaaupun sudah dilakukan dengan sangat pelan dan hati-hati oleh pria yang tadi sudah sah menjadi suaminya. Air matanya sudah mengering seiring suksesnya Ezar menerobos gawangnya. Namun, rasa sakit itu masih terasa meski suaminya itu sudah menyelesaikan hajatnya yang ia takini tanpa ada rasa puas. Karena terganggu air matanya.

  • Stuck With Cassanova   Tretes

    Fay duduk terpaku menghadap ke sebuah meja. Dibelakang meja tersebut ada seseorang bersorban lengkap dengan thawb atau thobe pakaian gamis pria khas timur tengah.Disamping Fay ada Ezar ia sudah mengganti pakaiannya dengan stelan jas yang ada di mobilnya. Sedangkan Fay masih mengenakan kemeja kotak-kotak dan celana jeans. Kostum kebesaran kemanapun gadis itu berada.Di sebelah Ezar ada dua pria asing lagi yang tidak Fay kenal. Mereka berempat tampak bercakap sejenak. Entah apa yang mereka bahas, Fay tidak faham.“Kalian sudah siap?” ucap pria berthawb itu dengan bersahaja.Fay dan Ezar reflek mengangguk bersamaan. Dalam hati Fay mempertanyakan keputusannya ini benar atau salah. Namun, bagi Fay toh semua ini sudah ia putuskan. Resiko akan ia tanggung belakangan.Keinginannya saat ini hanya lepas dari perjodohannya dengan Ezar. Pemuda yang menantangnya bercinta semalam, sebelum menikah. Harapannya Ezar meninggalkannya setelah

  • Stuck With Cassanova   Menagih Janji

    Tante Sissy mengelus rambut panjang Fay, setelah gadis itu dipanggilnya dengan lembut.“Jangan terlalu percaya sama cowok brengsek ini!” tuduh Tante Sissy kepada Ezar.Lelaki yang merasa menjadi tertuduh itupun menatap tajam ke arah Tante Sissy. Sedangkan Fay tertawa lebar tanpa suara mendengar tuduhan teman Mamanya itu. Karena tanpa Tante Sissy menyampaikan pun dia sudah tahu belang calon suaminya.“Kita balik sekarang, Tan!” pamit Ezar yang terlihat kesal. Entah ditujukan pada siapa.“Hmmm …. Hati-hati bawa anak orang!” ingat Tante Sissy sebelum Ezar menyeret calon istrinya dari ruangan besar di tengah butik milik sahabat Mama Shafiyahnya.Wanita paruh baya itu hanya tersenyum lebar dengan sedikit suara menyaksikan tingkah anak Echa – sahabatnya yang sudah meninggalkan dunia.Ezar masih menunjukkan senyum termasamnya ketika mendudukkan Fay di jok samping kemudinya. Mendapati senyum mengerika

  • Stuck With Cassanova   Gaun

    Ezar menarik tangan Fay masuk kembali ke dalam ruangan dimana tadi gadis itu keluar. Sampai di dalam lelaki itu sibuk mencari gaun yang sesuai dengan hatinya. Hanya dalam hitungan detik tangan Ezar menyambar sebuah gaun warna yang tertutup.“Coba, ini!” titah Ezar dengan tegas menyerahkan gaun yang ia pilih ke arah Fay.Gadis itu dengan segan menerima gaun dari Ezar.“Mau di sini?” tantang Fay sembari melambai ke seorang pegawai untuk membantunya membuka resliting gaun di punggung.Mendengar ucapan Fay, Ezar segera melangkah ke luar ruangan. Pria itu tidak ingin tergoda imannya di tempat yang salah.Fay tertawa puas setelah Ezar menghilang di balik pintu. Gadis itu merasa ada kelegaan begitu sosok pria yang menyebut dirinya calon suaminya itu keluar dengan wajah pias."Zar!" panggil Tante Sissy sembari menuntut Fay keluar dari ruang ganti.Merasa namanya dipanggil Ezar menoleh. Namun, pandangannya malah tertuju

  • Stuck With Cassanova   Ke Butik

    Pukul sepuluh pagi, Ezar sudah duduk manis di sofa ruang tamu Fay. Tentu saja sambutan gadis itu sangat masam. Berbeda dengan Bisma dan Alia. Mama dan Papa Fay menyambutnya dengan antusias seakan ia adalah calon menantu idaman yang patut dibanggakan.Ezar menjadi semakin percaya diri dengan penerimaan calon mertuanya, ia berpura-pura tidak peduli dengan sikap cuek Fay yang sebenarnya cukup menguras emosinya. Seumuran baru kali ini dicueki dan diberi senyuman masam oleh seorang cewek.Padahal biasanya, tanpa perlu meminta atau merayu semua cewek akan mendekati dan memujinya tanpa batas walaupun terkadang ia merasa risi juga.Sedangkan dimata Fay, Ezar tak lebih dari seorang pengecut, brengsek dan lelaki tak berakhlaq. Karena sampai detik ini ia masih meragukan kesungguhhan dan ketulusan Ezar menerima perjodohan dengannya.Mengingat bagaimana reaksi pria gelay tersebut saat pertama mereka bertemu. Gadis bernata bening itu masih belum bisa move on dari peris

  • Stuck With Cassanova   Penerimaan

    “Bos...!” panggil Deni membuyarkan lamunan Ezar yang melanglang buana berselancar ke masa lalunya.“Gimana, Den?” balas Ezar kembali fokus kepada orang kepercayaannya itu.“Bos, ini riwayat pendidikan gadis itu!” Deni menyerahkan selembar kertas pada Ezar.Ezar menerima lembaran kertas putih yang diangsur oleh Deni. Dengan perlahan dan teliti netra pria berstatus single itu membaca kata demi kata yang sudah ditulis Deni.Di kertas tersebut tertulis bahwa Fay pernah bersekolah di Kelompk Bermain dan Taman Kanak-Kanak tepat di sebelah Sekolah Dasarnya. Namun, ketika memasuki semester kedua di kelompok B gadis itu pindah ke sekolah lain mengikuti kedua orang tuanya.Ezar menatap tanggal yang ditulis Deni. Tanggalnya sama dengan peristiwa dimana ia dan Fay bertemu pertama dan terakhir kalinya.Dari kertas laporan Deni, Ezar hanya bisa berspekulasi dengan dirinya sendiri. Kemana Fay setelahnya? Mengapa ga

  • Stuck With Cassanova   Tentang Ezar

    “Kamu benar-benar membuat Papa malu, Zar!” geram Guntur.“Mau kamu itu apa?” sambung Guntur masih dengan nada tinggi.Ezar duduk dengan posisi lebih nyaman sebelum menjawab pertanyaan dari Papanya.“Biarkan Ezar mencari pasangan hidup sendiri!” jawab Ezar tanpa takut.“Apa papa harus menjadi egois hanya demi seorang menantu?” sambung Ezar. Anak sulung pasangan Guntur dan Shafiyah itu sudah memikirkan matang-matang kalimat demi kalimat yang akan ia ucapkan untuk membantah permintaan sang Papa.“Terus selama itu kamu akan bermain-main dengan banyak wanita di luaran sana!” geram sang Papa kembali.Pria itu sudah terlalu banyak menerima laporan bagaimana perilaku putranya di luar yang selalu berganti-ganti wanita setiap malam.“Zar, usia kamu sudah tidak muda lagi! Ikutilah perintah Papa dan Mama kali ini!” seru Guntur di tengah keputusasaannya.Ezar terd

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status