Share

Gaun

Author: Ursula Maria
last update Last Updated: 2021-05-30 16:35:05

Ezar menarik tangan Fay masuk kembali ke dalam ruangan dimana tadi gadis itu keluar. Sampai di dalam lelaki itu sibuk mencari gaun yang sesuai dengan hatinya. Hanya dalam hitungan detik tangan Ezar menyambar sebuah gaun warna yang tertutup.

“Coba, ini!” titah Ezar dengan tegas menyerahkan gaun yang ia pilih ke arah Fay.

Gadis itu dengan segan menerima gaun dari Ezar.

“Mau di sini?” tantang Fay sembari melambai ke seorang pegawai untuk membantunya membuka resliting gaun di punggung.

Mendengar ucapan Fay, Ezar segera melangkah ke luar ruangan. Pria itu tidak ingin tergoda imannya di tempat yang salah.

Fay tertawa puas setelah Ezar menghilang di balik pintu. Gadis itu merasa ada kelegaan begitu sosok pria yang menyebut dirinya calon suaminya itu keluar dengan wajah pias.

"Zar!" panggil Tante Sissy sembari menuntut Fay keluar dari ruang ganti.

Merasa namanya dipanggil Ezar menoleh. Namun, pandangannya malah tertuju pada Fay yang terlihat begitu anggun dengan balutan gaun putih pilihannya.  Ezar menatap calon istrinya itu tanpa berkedip hingga suaara deheman Tante Sissy menyadarkannya.

“Hem … sepertinya ada yang mulai falling in love nih!” goda Tante Sissy.

“Udah Tan, bungkus gaunnya. Kirim ke rumah Fay!” titah pria muda itu tanpa membalas godaan teman Mamanya itu.

“Des …!” panggil Tante Sissy kepada pegawainya yang lain.

“Iya, Bu?” Desi yang dipanggil mendekat ke arah Tante Sissy.

“Kamu siapkan gaun ini, perbaiki bagian pinggang dan lengannya,” ucap Tante Sissy sembari menunjukkan bagian pinggang dan lengan Fay yang kebesaran.

“Siap, Bu.”

“Mari Mbak ikut saya sebentar!” ajak Desi ke ruangan yang sama.

“Zar!” panggil Tante Sissy begitu Fay dan Desi masuk ke ruang ganti.

“Jangan bikin gadis itu kecewa. Dia anak baik,” pesan Tante Sissy.

“Ya Allah, sepertinya Tante sudah ngingetin aku berkali-kali deh.” Kesal Ezar.

“Anak nakal!” Tante Sissy menjewwer telinga Ezar.

“Sakit, Tan!” protes Ezar.

“Tante tahu ya, kamu itu siapa? Kamu tiak akan bisa bo’ong sama Tante. Hamper tiap malam kamu nidurin cewek berbeda. Jangan sampai dia jadi korban kamu!” Tatap tante Sissy dengan tajam.

“Mama dan Papa kamu gak akan pernah bisa ngelarang kamu! Tapi tidak dengan Tante.  Kamu sudah seperti anak Tante sendiri. Apalagi setelah  Echa meninggal,” sambung tante Sissy dengan sendu.

“Tante saat ini berbicara sebagai pengganti Mama kamu, walaupun Tante tahu Mama Shafiyah kamu itu sayang banget sama anak tirinya ini. Dia gak akan berani ngomong sevulgar ini!”

Dari tempat yang tidak jauh dari Ezar dan Tante Sissy berbincang, Fay mendengarkan semua pembicaraan mereka. Gadis itu baru tahu ternyata Tante Shafiya – Mama Ezar bukanlah Ibu kandung calon suaminya.

Ada rasa iba dan sesak di dadanya berbaur jadi satu. Membayangkan perasaan seorang Ezar yang terpaksa menerima kehadiran wanita lain sebagai ibunya disaat makam sang Mama masih basah. Bahkan belum genap tujuh hari kematian sang Mama – sudah ada wanita lain yang harus ia panggil Mama.

Rasanya sesak dan menyakitkan. Tanpa sadar, Fay terbawa perasaan dengan kemalangan nasib calon suaminya.

Sedangkan kisah Ezar si cassanova bukanlah sesuatu yang baru baginya.

Kisah sang cassonova, sudah Fay ketahui sehari setelah pria muda itu datang ke rumah menyatakan kesediaannya menerima perjodohan.

Tepat sehari setelah penerimaan perjodohan. Fay mendapat undangan ulang tahun di sebuah diskotik dari salah teman kampusnya.

Tak dinyana, di lokasi ia bertemu Ezar bersama dua temannya Kenzo dan  Nevan – mereka sedang asyik bermesraan dengan tiga gadis seksi.

Fay melewati ketiganya dengan perasaan tidak baik-baik saja, tetapi tentu saja keduanya berpura-pura tidak saling mengenal.  Gadis itu masuk ke room yang di sewa temannya dengan meliirk ke arah ezar. Sebaliknya Ezar terlihat mencuri pandang ke arah Fay.

Pukul sebelas malam, Fay sengaja pamit pulang kepada pemilik pesta.

“Bas, sory ya. Aku harus balik dulu sebelum kedua orang tuaku mencariku.” Fay membisikkan alasan kepulangannya yang lebih awal kepada Sebastian si empunya hajat.

“Sayang banget, Fay. Masih jam sebelas nih!” balas Sebastian.

“Mo gimana lagi, Bapak aku killer.” Fay mengatakannya sambil bergdik ngeri.

Padahal yang benar, gadis itu merasa tidak nyaman berada di tempat remang-remang yang penuh alkohol. Bahkan sejak datang pukul Sembilan, ia belum makan atau minum apapun yang disuguhkan Sebastian.

Bukan tidak haus atau lapar, Fay hany a khawatir minuman pilihannya mengandung alkohol. Bisa-bisa ia hang over tidak pada tempatnya.

“Okay deh, makasih kedatangannya.” Sebastian akhirnya mengizinkan Fay pulang terlebih dahulu.

Saat keluar dari ruangan VIP yang Sebastian sewa, sebuah tangan menarik tubuhnya dan membekap mulutnya. Membuat Fay tidak bisa berbuat apapun.

“Diem, ini aku!” bisik orang yang membekap dan menarik tubuhnya itu.

Dari suaranya Fay yakin dia laki-laki. Gadis itu memberanikan diri melirik wajah orang yang membekapnya.

“Ezar?” pekiknya dalam hati antara lega dan khawaktir.

Lega karena dia laki-laki yang sudah ia kenal. Khawatir karena takut pria itu berbuat nekad padanya.

Sampai di tempat yang lebih sepi dan jauh dari suara dentuman musik  keras sang DJ, Ezar melepas bekapannya.

“Gue ingetin, jangan sampai orang tua elo tahu gue di sini!” bisik Ezar dengan sedikit mengancam.

“Udah tenang aja, rahasia elu aman!” balas Fay dengan kesal.

“Bagus,” bisik Ezar tersenyum puas.

“Ayo aku anter ke depan!” Ezar mengapit lengan Fay membawanya ke luar gedung tersebut.

Gadis itu menurut tanpa mendebat. Ia merasa sedikit lebih aman saat Ezar mengapitnya daripada ia berjalan sendiri.

Saat berjalan sendiri ia merasa risi dengan pandangan lelaki di sana yang terus menatapnya tajam seolah ia adalah santapan empuk. Sedangkan saat bersama Ezar tidak ada satupun mata lelaki yang berani menatapnya. Sungguh ia merasa keheranan dengan keberadaan Ezar di sana.

Baru juga selangkah menuju parkiran, “Sayang …!”

Ezar dan Fay menoleh bersamaan mendapati seorang perempuan seksi  dengan manjanya memeluk calon suaminya.

“Mau kemana?” tanya perempuan itu dengan manjanya.

“Enggak kemana-mana, tunggulah di dalam sebentar. Kamu milik aku malam ini!” Ezar tanpa sungkan memberi kecupan di pipi perempuan seksi tersebut.

Kuduk Fay meremang seketika, ada rasa jijik menjalar di sekujur tubuhnya menyaksikan sosok pria yang kelak akan jadi suaminya itu.

Otaknya seketika beralih kepada calon imamnya yang tidak lebih dari seorang lelaki petualang cinta. Ada rasa penolakan seketika untuk menikah dengan pria tersebut.

Fay membayangkan jika kelak menikah dengan pria brengsek tersebut seperti apa rumah tangganya? Bisakah ia bahagia? Apakah pernikahannya akan diwarnai banyak wanita seperti kehidupan Ezar saat ini?

Fay berteriak dalam hati, meluapkan kemarahan dan kesedihannya. Mengapa harus menikah dengan pria petualang seperti Ezar? Kepalanya cenut-cenut seketika.

“Fay …”

***

Related chapters

  • Stuck With Cassanova   Menagih Janji

    Tante Sissy mengelus rambut panjang Fay, setelah gadis itu dipanggilnya dengan lembut.“Jangan terlalu percaya sama cowok brengsek ini!” tuduh Tante Sissy kepada Ezar.Lelaki yang merasa menjadi tertuduh itupun menatap tajam ke arah Tante Sissy. Sedangkan Fay tertawa lebar tanpa suara mendengar tuduhan teman Mamanya itu. Karena tanpa Tante Sissy menyampaikan pun dia sudah tahu belang calon suaminya.“Kita balik sekarang, Tan!” pamit Ezar yang terlihat kesal. Entah ditujukan pada siapa.“Hmmm …. Hati-hati bawa anak orang!” ingat Tante Sissy sebelum Ezar menyeret calon istrinya dari ruangan besar di tengah butik milik sahabat Mama Shafiyahnya.Wanita paruh baya itu hanya tersenyum lebar dengan sedikit suara menyaksikan tingkah anak Echa – sahabatnya yang sudah meninggalkan dunia.Ezar masih menunjukkan senyum termasamnya ketika mendudukkan Fay di jok samping kemudinya. Mendapati senyum mengerika

    Last Updated : 2021-06-05
  • Stuck With Cassanova   Tretes

    Fay duduk terpaku menghadap ke sebuah meja. Dibelakang meja tersebut ada seseorang bersorban lengkap dengan thawb atau thobe pakaian gamis pria khas timur tengah.Disamping Fay ada Ezar ia sudah mengganti pakaiannya dengan stelan jas yang ada di mobilnya. Sedangkan Fay masih mengenakan kemeja kotak-kotak dan celana jeans. Kostum kebesaran kemanapun gadis itu berada.Di sebelah Ezar ada dua pria asing lagi yang tidak Fay kenal. Mereka berempat tampak bercakap sejenak. Entah apa yang mereka bahas, Fay tidak faham.“Kalian sudah siap?” ucap pria berthawb itu dengan bersahaja.Fay dan Ezar reflek mengangguk bersamaan. Dalam hati Fay mempertanyakan keputusannya ini benar atau salah. Namun, bagi Fay toh semua ini sudah ia putuskan. Resiko akan ia tanggung belakangan.Keinginannya saat ini hanya lepas dari perjodohannya dengan Ezar. Pemuda yang menantangnya bercinta semalam, sebelum menikah. Harapannya Ezar meninggalkannya setelah

    Last Updated : 2021-06-17
  • Stuck With Cassanova   Ungkapan Cinta

    Ezar menatap iba ke arah gadis yang terpejam di sebelahnya. Ada rasa bersalah menyeruak di dadanya, menyaksikan kesakitan yang dialami Fay. Selama ini ia selalu berhubungan dengan gadis-gadis yang memang sudah tidak virgin sehingga tidak ada kesulitan berarti saat melakukan penetrasi. Sedangkan bersama Fay, ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami kesulitan yang cukup berarti. Jiwa-jiwa petualangnya seolah tidak berarti dihadapan gadis yang ia impikan sejak kecil itu. Sudah lebih dari lima belas menit yang lalu Fay masih meringis menahan rasa sakit di area selangkangannya. Menahan benda asing yang menerobos miliknya walaaupun sudah dilakukan dengan sangat pelan dan hati-hati oleh pria yang tadi sudah sah menjadi suaminya. Air matanya sudah mengering seiring suksesnya Ezar menerobos gawangnya. Namun, rasa sakit itu masih terasa meski suaminya itu sudah menyelesaikan hajatnya yang ia takini tanpa ada rasa puas. Karena terganggu air matanya.

    Last Updated : 2021-06-28
  • Stuck With Cassanova   Keputusan

    Fay menatap Ezar setengah terkejut. Ia baru menyadari mereka sudah ada di kamar mandi. “Keluarlah! Aku bisa sendiri!” usir Fay. Ezar tersenyum tipis mendengar pengusiran dari Fay. “Udah, aku tungguin di sini. Aku yakin setelah ini kamu masih kesulitan kembali ke kasur!” ucap Ezar tanpa mempedulikan Fay yang terus menatapnya sebal. Fay akhirnya melanjutkan ritual mandi besarnya dengan melirik ke arah Ezar, khawatir pria tersebut mengulang perbuatannya semalam. Apalagi di tempat yang tidak nyaman ini. Ezar yang menyadari kekhawatiran Fay, hanya bisa tersenyum tipis. Pria itu mengalihkan pandangannya ke arah lain. Memberi rasa nyaman pada pasangannya semalam. “Awh ...!” pekik Fay lirih saat hendak melangkah hendak meraih handuk. Sejenak ia membenarkan ucapan Ezar. Merasakan sakit di daerah inti. “Nih!” Ezar dengan sigap menyerahkan handuk yang dimaksud Fay. Tanpa diminta, Ezar menggendong tubuh Fay ala bridal.

    Last Updated : 2021-07-22
  • Stuck With Cassanova   Menghindar

    “Gue harus ngapain?” gumamnya lirih.Berkali-kali ia menghirup dan mengeluarkan napas berat. Rasa bimbangnya begitu besar.“Gue gak mau nikah hanya karena sebuah kesalahan,” ucapnya lirih.Tangannya sibuk mencoret-coret kertas putih yang sedianya akan ia gunakan mengerjakan tugas dari dosen. Namun, tangan mungilnya lebih lincah dan kreatif. Kertas putih tersebut sudah penuh dengan gambar abstrak karyanya.“Gue bener-bener gak bisa konsen ngerjain tugas,” serunya kesal melemopar kertas penuh coretan tersebut ke keranjang sampah.Drrt … drrt …Terdengar ponselnya bordering menandakan ada panggilan masuk.Dengan enggan, Fay meraih ponsel yang ada di atas Kasur.“Apa?” sahut Fay tanpa salam begitu tahu yang memanggil adalah Ezar – lelaki yang kemarin menikahi dan merenggut mahkota.Walaupun sebenarnya, ia yang menyerahkan dengan sadar. Karena tantangan

    Last Updated : 2021-09-28
  • Stuck With Cassanova   Permintaan

    "Gue bersedia nikahin elo dengan satu syarat!" ucap Ezar di pertemuan ketiganya dengan Fay. Senyum licik tercetak jelas di wajah pemuda itu."Katakan!" jawab Fay cepat seakan tak ingin membuang waktu sia-sia karena berada di dekat Ezar.Ezar sengaja menjemput Fay di kampusnya dan membawa gadis itu makan siang di sebuah café hanya untuk mengatakan keinginannya kepada Fay Amira. Gadis yang dijodohkan kedua orangnya beberapa minggu lalu.Dari tempatnya duduk Fay melihat Ezar tersenyum licik padanya. Sumpah, Fay ingin muntah dan memaki pria itu. Tapi apa daya itu hanya keinginan terdalamnya tanpa tahu kapan bisa mewujudkannya.Pria yang ia tahu hanya berpura-pura menerima perjodohan, padahal mereka sama-sama menolak mentah-mentah diawal pertemuan. Fay masih ingat bagaimana Ezar menyatakan penolakannya dengan cara yang kasar.Namun, entah mengapa? Beberapa hari yang lalu Ezar berkunjung ke rumah dan mengatakan kepada kedua orang tuanya bahwa &nbs

    Last Updated : 2021-04-30
  • Stuck With Cassanova   Buat Kalian Saja

    Ezar memasuki sebuah gedung dengan percaya diri. Baru selangkah masuk, berpasang-pasang mata wanita menatapnya penuh damba. Namun, lelaki itu terus saja melangkah tanpa mempedulikan siapapun. Bukan Ezar namanya jika ia peduli.Pesona lelaki tampan bermata elang itu membuat banyak wanita bertekuk lutut tanpa memandang nilai nominal yang digelontorkan Ezar. Bahkan mereka rela menemani lelaki itu meski tanpa bayaran sesenpun.Namun, pilihan kembali ke pemilik kuasa. Ezar tidak mau sembrono tidur dengan banyak wanita. Ada bodyguard terbaiknya yang siap memberikan informasi tentang gadis-gadis yang akan ia tiduri.“Hai ganteng! Apa kabar?” sapa seorang wanita dengan segelas wine di tanganya.“Hai…!” balas Ezar tanpa menyebutkan nama wanita tersebut.Ezar terus melangkah ke sebuah ruangan dimana kedua sahabatnya sudah menunggunya. Wanita itu tersenyum getir karena sapaannya diacuhkan Ezar. Pria yang terkenal sebagai b

    Last Updated : 2021-05-02
  • Stuck With Cassanova   Perasaan Fay

    Di tempat lain, tepatnya di kediaman Fay. Gadis itu terdiam di atas meja belajar yang berada di dalam kamarnya. Di depannya ada setumpuk buku dan materi diktatnya. Namun, belum ada yang ia sentuh sama sekali.Pikiranya bergerak mundur ke waktu dimana tatkala sang Mama dan Papa mengatakan bahwa dirinya akan dijodohkan dangan anak sahabat mereka.“Fay..!” panggil Papa waktu itu ketika mereka berkumpul di teras setelah menikmati sarapan di hari Minggu.“Iya Pa,” sahut Fau sambil menoleh.“Fay, nanti malam ikut Papa dan Mama menemui sahabat kita ke resto Green House,” ucap Papa dengan senyum tampannya meski usianya sudah menjelang setengah abad tapi kadar ketampanannya belum pudar sedikitpun. Mungkin ini juga yang membuat Mama semakin jatuh cinta dan lengket dengan suaminya itu.“Harus gitu Fay iku?” tanya Fay keheranan karena keduanya jarang-jarang mengikutsertakan dirinya pada acara-acara

    Last Updated : 2021-05-04

Latest chapter

  • Stuck With Cassanova   Menghindar

    “Gue harus ngapain?” gumamnya lirih.Berkali-kali ia menghirup dan mengeluarkan napas berat. Rasa bimbangnya begitu besar.“Gue gak mau nikah hanya karena sebuah kesalahan,” ucapnya lirih.Tangannya sibuk mencoret-coret kertas putih yang sedianya akan ia gunakan mengerjakan tugas dari dosen. Namun, tangan mungilnya lebih lincah dan kreatif. Kertas putih tersebut sudah penuh dengan gambar abstrak karyanya.“Gue bener-bener gak bisa konsen ngerjain tugas,” serunya kesal melemopar kertas penuh coretan tersebut ke keranjang sampah.Drrt … drrt …Terdengar ponselnya bordering menandakan ada panggilan masuk.Dengan enggan, Fay meraih ponsel yang ada di atas Kasur.“Apa?” sahut Fay tanpa salam begitu tahu yang memanggil adalah Ezar – lelaki yang kemarin menikahi dan merenggut mahkota.Walaupun sebenarnya, ia yang menyerahkan dengan sadar. Karena tantangan

  • Stuck With Cassanova   Keputusan

    Fay menatap Ezar setengah terkejut. Ia baru menyadari mereka sudah ada di kamar mandi. “Keluarlah! Aku bisa sendiri!” usir Fay. Ezar tersenyum tipis mendengar pengusiran dari Fay. “Udah, aku tungguin di sini. Aku yakin setelah ini kamu masih kesulitan kembali ke kasur!” ucap Ezar tanpa mempedulikan Fay yang terus menatapnya sebal. Fay akhirnya melanjutkan ritual mandi besarnya dengan melirik ke arah Ezar, khawatir pria tersebut mengulang perbuatannya semalam. Apalagi di tempat yang tidak nyaman ini. Ezar yang menyadari kekhawatiran Fay, hanya bisa tersenyum tipis. Pria itu mengalihkan pandangannya ke arah lain. Memberi rasa nyaman pada pasangannya semalam. “Awh ...!” pekik Fay lirih saat hendak melangkah hendak meraih handuk. Sejenak ia membenarkan ucapan Ezar. Merasakan sakit di daerah inti. “Nih!” Ezar dengan sigap menyerahkan handuk yang dimaksud Fay. Tanpa diminta, Ezar menggendong tubuh Fay ala bridal.

  • Stuck With Cassanova   Ungkapan Cinta

    Ezar menatap iba ke arah gadis yang terpejam di sebelahnya. Ada rasa bersalah menyeruak di dadanya, menyaksikan kesakitan yang dialami Fay. Selama ini ia selalu berhubungan dengan gadis-gadis yang memang sudah tidak virgin sehingga tidak ada kesulitan berarti saat melakukan penetrasi. Sedangkan bersama Fay, ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami kesulitan yang cukup berarti. Jiwa-jiwa petualangnya seolah tidak berarti dihadapan gadis yang ia impikan sejak kecil itu. Sudah lebih dari lima belas menit yang lalu Fay masih meringis menahan rasa sakit di area selangkangannya. Menahan benda asing yang menerobos miliknya walaaupun sudah dilakukan dengan sangat pelan dan hati-hati oleh pria yang tadi sudah sah menjadi suaminya. Air matanya sudah mengering seiring suksesnya Ezar menerobos gawangnya. Namun, rasa sakit itu masih terasa meski suaminya itu sudah menyelesaikan hajatnya yang ia takini tanpa ada rasa puas. Karena terganggu air matanya.

  • Stuck With Cassanova   Tretes

    Fay duduk terpaku menghadap ke sebuah meja. Dibelakang meja tersebut ada seseorang bersorban lengkap dengan thawb atau thobe pakaian gamis pria khas timur tengah.Disamping Fay ada Ezar ia sudah mengganti pakaiannya dengan stelan jas yang ada di mobilnya. Sedangkan Fay masih mengenakan kemeja kotak-kotak dan celana jeans. Kostum kebesaran kemanapun gadis itu berada.Di sebelah Ezar ada dua pria asing lagi yang tidak Fay kenal. Mereka berempat tampak bercakap sejenak. Entah apa yang mereka bahas, Fay tidak faham.“Kalian sudah siap?” ucap pria berthawb itu dengan bersahaja.Fay dan Ezar reflek mengangguk bersamaan. Dalam hati Fay mempertanyakan keputusannya ini benar atau salah. Namun, bagi Fay toh semua ini sudah ia putuskan. Resiko akan ia tanggung belakangan.Keinginannya saat ini hanya lepas dari perjodohannya dengan Ezar. Pemuda yang menantangnya bercinta semalam, sebelum menikah. Harapannya Ezar meninggalkannya setelah

  • Stuck With Cassanova   Menagih Janji

    Tante Sissy mengelus rambut panjang Fay, setelah gadis itu dipanggilnya dengan lembut.“Jangan terlalu percaya sama cowok brengsek ini!” tuduh Tante Sissy kepada Ezar.Lelaki yang merasa menjadi tertuduh itupun menatap tajam ke arah Tante Sissy. Sedangkan Fay tertawa lebar tanpa suara mendengar tuduhan teman Mamanya itu. Karena tanpa Tante Sissy menyampaikan pun dia sudah tahu belang calon suaminya.“Kita balik sekarang, Tan!” pamit Ezar yang terlihat kesal. Entah ditujukan pada siapa.“Hmmm …. Hati-hati bawa anak orang!” ingat Tante Sissy sebelum Ezar menyeret calon istrinya dari ruangan besar di tengah butik milik sahabat Mama Shafiyahnya.Wanita paruh baya itu hanya tersenyum lebar dengan sedikit suara menyaksikan tingkah anak Echa – sahabatnya yang sudah meninggalkan dunia.Ezar masih menunjukkan senyum termasamnya ketika mendudukkan Fay di jok samping kemudinya. Mendapati senyum mengerika

  • Stuck With Cassanova   Gaun

    Ezar menarik tangan Fay masuk kembali ke dalam ruangan dimana tadi gadis itu keluar. Sampai di dalam lelaki itu sibuk mencari gaun yang sesuai dengan hatinya. Hanya dalam hitungan detik tangan Ezar menyambar sebuah gaun warna yang tertutup.“Coba, ini!” titah Ezar dengan tegas menyerahkan gaun yang ia pilih ke arah Fay.Gadis itu dengan segan menerima gaun dari Ezar.“Mau di sini?” tantang Fay sembari melambai ke seorang pegawai untuk membantunya membuka resliting gaun di punggung.Mendengar ucapan Fay, Ezar segera melangkah ke luar ruangan. Pria itu tidak ingin tergoda imannya di tempat yang salah.Fay tertawa puas setelah Ezar menghilang di balik pintu. Gadis itu merasa ada kelegaan begitu sosok pria yang menyebut dirinya calon suaminya itu keluar dengan wajah pias."Zar!" panggil Tante Sissy sembari menuntut Fay keluar dari ruang ganti.Merasa namanya dipanggil Ezar menoleh. Namun, pandangannya malah tertuju

  • Stuck With Cassanova   Ke Butik

    Pukul sepuluh pagi, Ezar sudah duduk manis di sofa ruang tamu Fay. Tentu saja sambutan gadis itu sangat masam. Berbeda dengan Bisma dan Alia. Mama dan Papa Fay menyambutnya dengan antusias seakan ia adalah calon menantu idaman yang patut dibanggakan.Ezar menjadi semakin percaya diri dengan penerimaan calon mertuanya, ia berpura-pura tidak peduli dengan sikap cuek Fay yang sebenarnya cukup menguras emosinya. Seumuran baru kali ini dicueki dan diberi senyuman masam oleh seorang cewek.Padahal biasanya, tanpa perlu meminta atau merayu semua cewek akan mendekati dan memujinya tanpa batas walaupun terkadang ia merasa risi juga.Sedangkan dimata Fay, Ezar tak lebih dari seorang pengecut, brengsek dan lelaki tak berakhlaq. Karena sampai detik ini ia masih meragukan kesungguhhan dan ketulusan Ezar menerima perjodohan dengannya.Mengingat bagaimana reaksi pria gelay tersebut saat pertama mereka bertemu. Gadis bernata bening itu masih belum bisa move on dari peris

  • Stuck With Cassanova   Penerimaan

    “Bos...!” panggil Deni membuyarkan lamunan Ezar yang melanglang buana berselancar ke masa lalunya.“Gimana, Den?” balas Ezar kembali fokus kepada orang kepercayaannya itu.“Bos, ini riwayat pendidikan gadis itu!” Deni menyerahkan selembar kertas pada Ezar.Ezar menerima lembaran kertas putih yang diangsur oleh Deni. Dengan perlahan dan teliti netra pria berstatus single itu membaca kata demi kata yang sudah ditulis Deni.Di kertas tersebut tertulis bahwa Fay pernah bersekolah di Kelompk Bermain dan Taman Kanak-Kanak tepat di sebelah Sekolah Dasarnya. Namun, ketika memasuki semester kedua di kelompok B gadis itu pindah ke sekolah lain mengikuti kedua orang tuanya.Ezar menatap tanggal yang ditulis Deni. Tanggalnya sama dengan peristiwa dimana ia dan Fay bertemu pertama dan terakhir kalinya.Dari kertas laporan Deni, Ezar hanya bisa berspekulasi dengan dirinya sendiri. Kemana Fay setelahnya? Mengapa ga

  • Stuck With Cassanova   Tentang Ezar

    “Kamu benar-benar membuat Papa malu, Zar!” geram Guntur.“Mau kamu itu apa?” sambung Guntur masih dengan nada tinggi.Ezar duduk dengan posisi lebih nyaman sebelum menjawab pertanyaan dari Papanya.“Biarkan Ezar mencari pasangan hidup sendiri!” jawab Ezar tanpa takut.“Apa papa harus menjadi egois hanya demi seorang menantu?” sambung Ezar. Anak sulung pasangan Guntur dan Shafiyah itu sudah memikirkan matang-matang kalimat demi kalimat yang akan ia ucapkan untuk membantah permintaan sang Papa.“Terus selama itu kamu akan bermain-main dengan banyak wanita di luaran sana!” geram sang Papa kembali.Pria itu sudah terlalu banyak menerima laporan bagaimana perilaku putranya di luar yang selalu berganti-ganti wanita setiap malam.“Zar, usia kamu sudah tidak muda lagi! Ikutilah perintah Papa dan Mama kali ini!” seru Guntur di tengah keputusasaannya.Ezar terd

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status