Share

Buat Kalian Saja

Penulis: Ursula Maria
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-02 02:57:24

Ezar memasuki sebuah gedung dengan percaya diri. Baru selangkah masuk, berpasang-pasang  mata wanita menatapnya penuh damba. Namun, lelaki itu terus saja melangkah tanpa mempedulikan siapapun. Bukan Ezar namanya jika ia peduli.

Pesona lelaki tampan bermata elang itu membuat banyak wanita bertekuk lutut tanpa memandang nilai nominal yang digelontorkan Ezar. Bahkan mereka rela menemani lelaki itu meski tanpa bayaran sesenpun.

Namun, pilihan kembali ke pemilik kuasa. Ezar tidak mau sembrono tidur dengan banyak wanita. Ada bodyguard terbaiknya yang siap memberikan informasi tentang gadis-gadis yang akan ia tiduri.

“Hai ganteng! Apa kabar?” sapa seorang wanita dengan segelas wine di tanganya.

“Hai…!” balas Ezar tanpa menyebutkan nama wanita tersebut.

Ezar terus melangkah ke sebuah ruangan dimana kedua sahabatnya sudah menunggunya. Wanita itu tersenyum getir karena sapaannya diacuhkan Ezar. Pria yang terkenal sebagai bintangnya pub tersebut.

“Hei Broo! Gue kira elo gak datang,” sapa Kenzo begitu Ezar masuk.

“Lama banget kayak siput elo sekarang!” ledek Nevan yang sedang memainkan hidung seorang wanita yang ada dipangkuannya dengan tangannya.

“Cerewet lo pada,” Ezar duduk begitu saja di samping Kenzo area aman dari wanita manapun.

Kenzo dan Nevan hanya terkekeh mendengar suara jutek sahabatnya itu.

“Kenapa Loe? Masih mikirin cewek yang dijodohin ama elo?” tanya Kenzo menatap Ezar prihatin.

Sedangkan Nevan mengabaikan kejutekan Ezar, ia sudah asyik dengan wanita di pangkuannya. Kenzo dan Ezar tidak mempedulikan ulah Nevan yang semakin vulgar memperlakukan pasangan bercintanya malam ini.

Keduanya sudah saling tahu kebiasaan masing-masing dan tak akan merecoki aksi Nevan, karena sahabatnya itu pasti akan segera berpindah ke kamar khusus yang tersedia di ruangan tersebut jika sudah diujung gairahnya.

Kenzo paham bagaimana kelabakannya Ezar saat tahu dirinya akan dijodohkan oleh kedua orang tuanya. Lebih parahnya ia tidak mengenal gadis tersebut.

Kenzo juga masih ingat bagaimana sahabatnya itu memilih mabuk semalaman dan tidak pulang ke rumahnya hanya karena tidak ingin berdebat dengan kedua orang tuanya.

Ezar baru pulang setelah merasa siap menolak perjodohannya. Itupun setelah Kenzo dan Mamanya memberi wejangan ala kadarnya.

Karena Mama Kenzo sangat memahami bagaimana karakter sahabat putranya itu. Mereka berdua bahkan bertiga dengan Nevan sama saja. Dua belas  dua belas.  Tidak ada bedanya.

“Elo mau yang model gimana nih?” tawar Kenzo mendapati ezar masih mematung seolah tidak ada tanda-tanda kehidupan dari sang cassanova.

Aura juteknya semakin menakutkan saja. Namun, bagi Kenzo dan Nevan itu adalah hal biasa. Pemilik Aji Company itu akan bersikap semau gue jika menghadapi permasalahan dengan keluarganya.

Sangat berbeda jika perusahan yang bermasalah ia akan bersikap kooperatif dan tegas kepada siapapun tanpa pandang bulu.

“Buat kalian ajalah. Malam ini aku hanya ingin sendiri,” Ezar menuang cairan warna merah dari botol yang tersedia di atas meja.

Perlahan pria itu menyesap minuman yang ia tuang perlahan, seolah ia menikmati cairan haram itu tanpa rasa bersalah.

“Yakin? Ada barang baru tuh!” Kenzo menunjuk ke pintu yang terbuka dan muncul dua makhluk berjenis wanita dengan pakaian serba menggoda.

Yang satu dengan senyum manis melambai dengan genit ke pria yang ada di sofa tersebut. Sedangkan  wanita yang memakai mini dress lengan pendek warna merah jambu hanya tersenyum kaku.

Tanpa permisi wanita bersenyum manis tadi menarik lengan rekannya mendekat ke arah Kenzo.

“Hei, Beb!” sapa wanita itu.

“Hai, Ras!” balas Kenzo dengan ramah.

Dibandingkan Ezar dan Nevan, Kenzo memang paling ramah dan hafal dengan nama wanita yang ia temui di pub tersebut. Keramahan Kenzo menjadikan dirinya menjadu runner upnya pub setelah Ezar, banyak gadis yang juga terpikat dengan pesona Kenzo.

Namun, bagi ia juga jenis lelaki pemilih seperti kedua sahabatnya Ezar dan Nevan. Bedanya Nevan sangat mudah membawa wanita bercinta dimanapun tanpa malu. Sedangkan Kenzo dan ezar mereka menyukai privat room.

Kenzo bergeser memberi akes untun Laras dan temannya untuk duduk. Kedua wanita tersebut duduk diantara Kenzo dan Ezar.

Ezar yang sudah nyaman sedikit melotot ke arah Kenzo karena kedua wanita tersebut duduk di antara mereka. Ada penolakan dalam pelototannya tetapi sengaja diacuhkan Kenzo.

“Bawa siapa, Ras?” tanya Kenzo sambil memainkan jemari lentik gadis tersebut.

“Anggun, baru semalam datang.” Laras tanpa canggung mengecup pipi Kenzo.

Ezar yang sedang bad mood untuk bermain dengan gadis malam di pub tersebut beranjak dengan membawa sebotol angggur ke sofa lain yang tak jauh dari Kenzo, Laras dan Anggun.

Bahkan Nevan sudah membopong gadisnya masuk ke privat room. Tanpa banyak tanya keduanya sudah paham akan diapakan gadis tadi oleh sahabat edannya itu.

Kenzo yang menyaksikan ekspresi Ezar, akhirnya memilih memberi waktu sahabatnya itu untuk menyendiri.

“Kalian berdua temani aku saja malam ini!” putus Kenzo dengan manisnya.

“Sanggup Mas,  dua lawan satu?” celetuk Laras dengan manjanya.

“Siapa takut? Ayo kita buktikan kalo mau?” Kenzo mengedipkan satu matanya pada Anggun yang masih mematung.

Gadis itu seolah bingung dan canggung harus bagaimana menghadapai Kenzo, sedangkan Laras ia sudah sibuk menyerang Kenzo dengan tangannya.

“Tuangkan minumanku, gadis cantik!” titah Kenzo dengan menarik dagu Anggung lembut.

Tanpa bersuara gadis itu menuangkan cairan merah di botol ke dalam gelas kristal berkaki.

Anggun menyerahkan gelas Kristal tersebut kepada Kenzo.

“Kamu dong yang bawa gelasnya ke bibirku!” pinta Kenzo.

Auto Anggun mendekatkan gelas Kristalnya ke bibir Kenzo, tanpa banyak kata lelaki itu menyeret Anggun untuk lebih dekat padanya.

Kenzo membiarkan Laras bergerilya di tubuhnya sedangkan tangannya mendekap pinggang Anggun yang masih canggung. Dengan menyesap cairan dari gelas yang disodorkan Anggun.

Kenzo mengambil alih gelas dari tanga Anggun lalu meletakkannya di meja. Sahabat ezar itu kembali memeluk pinggang Anggun, walaupun tanpa penolakan Kenzo yakin gadis itu masih canggung.

Gadis itu belum seagresif Laras yang bisa mengimbanginya walau tanpa ia balas. Tugasnya malam ini meluluhkan kepolosan Anggun.

***

Di sisi sofa lain, Ezar masih sibuk dengan sesapan di gelasnya. Otaknya seolah berputar ke masa enam belas tahun lalu.

Di halte tepi jalan raya, wajah ezar kecil yang waktu itu berusia dua belas tahun tampak sedih.  Tubuhnya ia sandarkan di tiang halte tersebut. Wajah tampannya menunduk menyembunyikan tetesan air bening yang terus saja keluar tanpa bisa dihentikan.

“Kakak kenapa?” suara gadis cilik membuyarkan kesedihannya yang begitu fokus.

Ezar menatap gadis cilik bermata bening dengan senyum centil khas anak usia lima tahun.

“Kakak pasti sedang sedih.” Gadis cilik itu mengusap air matanya dengan jari-jari mungilnya.

Seketika hati ezar terkesiap dengan perlakuan tersebut.

“Kata Mama, menangis itu boleh kok kalo itu membuat lega. Apa kakak sudah lega perasaannya setelah menangis?” tanya gadis itu masih dengan menghapus sisa-sisa air matanya.

Ezar tercengang dengan ucapan gadis cilik yang tidak ia tahu namanya itu.

“Fay..! ayo pulang!” sebuah suara wanita cantik mengajak gadis cilik itu pulang.

“Iya Ma, sebentar!” jawab gadis itu.

“Oh… ternyata namanya Fay,” gumam Ezar dalam hati.

“Kakak yang kuat ya! Kalo sedih ngadu aja sama Allah. Fay pulang dulu ya. Besok kita ketemu lagi. Dadada… kakak!” pamit gadis bernama Fay itu sambil berlari riang kea rah sang Mama.

***

Bab terkait

  • Stuck With Cassanova   Perasaan Fay

    Di tempat lain, tepatnya di kediaman Fay. Gadis itu terdiam di atas meja belajar yang berada di dalam kamarnya. Di depannya ada setumpuk buku dan materi diktatnya. Namun, belum ada yang ia sentuh sama sekali.Pikiranya bergerak mundur ke waktu dimana tatkala sang Mama dan Papa mengatakan bahwa dirinya akan dijodohkan dangan anak sahabat mereka.“Fay..!” panggil Papa waktu itu ketika mereka berkumpul di teras setelah menikmati sarapan di hari Minggu.“Iya Pa,” sahut Fau sambil menoleh.“Fay, nanti malam ikut Papa dan Mama menemui sahabat kita ke resto Green House,” ucap Papa dengan senyum tampannya meski usianya sudah menjelang setengah abad tapi kadar ketampanannya belum pudar sedikitpun. Mungkin ini juga yang membuat Mama semakin jatuh cinta dan lengket dengan suaminya itu.“Harus gitu Fay iku?” tanya Fay keheranan karena keduanya jarang-jarang mengikutsertakan dirinya pada acara-acara

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-04
  • Stuck With Cassanova   Tentang Ezar

    “Kamu benar-benar membuat Papa malu, Zar!” geram Guntur.“Mau kamu itu apa?” sambung Guntur masih dengan nada tinggi.Ezar duduk dengan posisi lebih nyaman sebelum menjawab pertanyaan dari Papanya.“Biarkan Ezar mencari pasangan hidup sendiri!” jawab Ezar tanpa takut.“Apa papa harus menjadi egois hanya demi seorang menantu?” sambung Ezar. Anak sulung pasangan Guntur dan Shafiyah itu sudah memikirkan matang-matang kalimat demi kalimat yang akan ia ucapkan untuk membantah permintaan sang Papa.“Terus selama itu kamu akan bermain-main dengan banyak wanita di luaran sana!” geram sang Papa kembali.Pria itu sudah terlalu banyak menerima laporan bagaimana perilaku putranya di luar yang selalu berganti-ganti wanita setiap malam.“Zar, usia kamu sudah tidak muda lagi! Ikutilah perintah Papa dan Mama kali ini!” seru Guntur di tengah keputusasaannya.Ezar terd

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-09
  • Stuck With Cassanova   Penerimaan

    “Bos...!” panggil Deni membuyarkan lamunan Ezar yang melanglang buana berselancar ke masa lalunya.“Gimana, Den?” balas Ezar kembali fokus kepada orang kepercayaannya itu.“Bos, ini riwayat pendidikan gadis itu!” Deni menyerahkan selembar kertas pada Ezar.Ezar menerima lembaran kertas putih yang diangsur oleh Deni. Dengan perlahan dan teliti netra pria berstatus single itu membaca kata demi kata yang sudah ditulis Deni.Di kertas tersebut tertulis bahwa Fay pernah bersekolah di Kelompk Bermain dan Taman Kanak-Kanak tepat di sebelah Sekolah Dasarnya. Namun, ketika memasuki semester kedua di kelompok B gadis itu pindah ke sekolah lain mengikuti kedua orang tuanya.Ezar menatap tanggal yang ditulis Deni. Tanggalnya sama dengan peristiwa dimana ia dan Fay bertemu pertama dan terakhir kalinya.Dari kertas laporan Deni, Ezar hanya bisa berspekulasi dengan dirinya sendiri. Kemana Fay setelahnya? Mengapa ga

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-16
  • Stuck With Cassanova   Ke Butik

    Pukul sepuluh pagi, Ezar sudah duduk manis di sofa ruang tamu Fay. Tentu saja sambutan gadis itu sangat masam. Berbeda dengan Bisma dan Alia. Mama dan Papa Fay menyambutnya dengan antusias seakan ia adalah calon menantu idaman yang patut dibanggakan.Ezar menjadi semakin percaya diri dengan penerimaan calon mertuanya, ia berpura-pura tidak peduli dengan sikap cuek Fay yang sebenarnya cukup menguras emosinya. Seumuran baru kali ini dicueki dan diberi senyuman masam oleh seorang cewek.Padahal biasanya, tanpa perlu meminta atau merayu semua cewek akan mendekati dan memujinya tanpa batas walaupun terkadang ia merasa risi juga.Sedangkan dimata Fay, Ezar tak lebih dari seorang pengecut, brengsek dan lelaki tak berakhlaq. Karena sampai detik ini ia masih meragukan kesungguhhan dan ketulusan Ezar menerima perjodohan dengannya.Mengingat bagaimana reaksi pria gelay tersebut saat pertama mereka bertemu. Gadis bernata bening itu masih belum bisa move on dari peris

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-18
  • Stuck With Cassanova   Gaun

    Ezar menarik tangan Fay masuk kembali ke dalam ruangan dimana tadi gadis itu keluar. Sampai di dalam lelaki itu sibuk mencari gaun yang sesuai dengan hatinya. Hanya dalam hitungan detik tangan Ezar menyambar sebuah gaun warna yang tertutup.“Coba, ini!” titah Ezar dengan tegas menyerahkan gaun yang ia pilih ke arah Fay.Gadis itu dengan segan menerima gaun dari Ezar.“Mau di sini?” tantang Fay sembari melambai ke seorang pegawai untuk membantunya membuka resliting gaun di punggung.Mendengar ucapan Fay, Ezar segera melangkah ke luar ruangan. Pria itu tidak ingin tergoda imannya di tempat yang salah.Fay tertawa puas setelah Ezar menghilang di balik pintu. Gadis itu merasa ada kelegaan begitu sosok pria yang menyebut dirinya calon suaminya itu keluar dengan wajah pias."Zar!" panggil Tante Sissy sembari menuntut Fay keluar dari ruang ganti.Merasa namanya dipanggil Ezar menoleh. Namun, pandangannya malah tertuju

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-30
  • Stuck With Cassanova   Menagih Janji

    Tante Sissy mengelus rambut panjang Fay, setelah gadis itu dipanggilnya dengan lembut.“Jangan terlalu percaya sama cowok brengsek ini!” tuduh Tante Sissy kepada Ezar.Lelaki yang merasa menjadi tertuduh itupun menatap tajam ke arah Tante Sissy. Sedangkan Fay tertawa lebar tanpa suara mendengar tuduhan teman Mamanya itu. Karena tanpa Tante Sissy menyampaikan pun dia sudah tahu belang calon suaminya.“Kita balik sekarang, Tan!” pamit Ezar yang terlihat kesal. Entah ditujukan pada siapa.“Hmmm …. Hati-hati bawa anak orang!” ingat Tante Sissy sebelum Ezar menyeret calon istrinya dari ruangan besar di tengah butik milik sahabat Mama Shafiyahnya.Wanita paruh baya itu hanya tersenyum lebar dengan sedikit suara menyaksikan tingkah anak Echa – sahabatnya yang sudah meninggalkan dunia.Ezar masih menunjukkan senyum termasamnya ketika mendudukkan Fay di jok samping kemudinya. Mendapati senyum mengerika

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-05
  • Stuck With Cassanova   Tretes

    Fay duduk terpaku menghadap ke sebuah meja. Dibelakang meja tersebut ada seseorang bersorban lengkap dengan thawb atau thobe pakaian gamis pria khas timur tengah.Disamping Fay ada Ezar ia sudah mengganti pakaiannya dengan stelan jas yang ada di mobilnya. Sedangkan Fay masih mengenakan kemeja kotak-kotak dan celana jeans. Kostum kebesaran kemanapun gadis itu berada.Di sebelah Ezar ada dua pria asing lagi yang tidak Fay kenal. Mereka berempat tampak bercakap sejenak. Entah apa yang mereka bahas, Fay tidak faham.“Kalian sudah siap?” ucap pria berthawb itu dengan bersahaja.Fay dan Ezar reflek mengangguk bersamaan. Dalam hati Fay mempertanyakan keputusannya ini benar atau salah. Namun, bagi Fay toh semua ini sudah ia putuskan. Resiko akan ia tanggung belakangan.Keinginannya saat ini hanya lepas dari perjodohannya dengan Ezar. Pemuda yang menantangnya bercinta semalam, sebelum menikah. Harapannya Ezar meninggalkannya setelah

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-17
  • Stuck With Cassanova   Ungkapan Cinta

    Ezar menatap iba ke arah gadis yang terpejam di sebelahnya. Ada rasa bersalah menyeruak di dadanya, menyaksikan kesakitan yang dialami Fay. Selama ini ia selalu berhubungan dengan gadis-gadis yang memang sudah tidak virgin sehingga tidak ada kesulitan berarti saat melakukan penetrasi. Sedangkan bersama Fay, ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami kesulitan yang cukup berarti. Jiwa-jiwa petualangnya seolah tidak berarti dihadapan gadis yang ia impikan sejak kecil itu. Sudah lebih dari lima belas menit yang lalu Fay masih meringis menahan rasa sakit di area selangkangannya. Menahan benda asing yang menerobos miliknya walaaupun sudah dilakukan dengan sangat pelan dan hati-hati oleh pria yang tadi sudah sah menjadi suaminya. Air matanya sudah mengering seiring suksesnya Ezar menerobos gawangnya. Namun, rasa sakit itu masih terasa meski suaminya itu sudah menyelesaikan hajatnya yang ia takini tanpa ada rasa puas. Karena terganggu air matanya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-28

Bab terbaru

  • Stuck With Cassanova   Menghindar

    “Gue harus ngapain?” gumamnya lirih.Berkali-kali ia menghirup dan mengeluarkan napas berat. Rasa bimbangnya begitu besar.“Gue gak mau nikah hanya karena sebuah kesalahan,” ucapnya lirih.Tangannya sibuk mencoret-coret kertas putih yang sedianya akan ia gunakan mengerjakan tugas dari dosen. Namun, tangan mungilnya lebih lincah dan kreatif. Kertas putih tersebut sudah penuh dengan gambar abstrak karyanya.“Gue bener-bener gak bisa konsen ngerjain tugas,” serunya kesal melemopar kertas penuh coretan tersebut ke keranjang sampah.Drrt … drrt …Terdengar ponselnya bordering menandakan ada panggilan masuk.Dengan enggan, Fay meraih ponsel yang ada di atas Kasur.“Apa?” sahut Fay tanpa salam begitu tahu yang memanggil adalah Ezar – lelaki yang kemarin menikahi dan merenggut mahkota.Walaupun sebenarnya, ia yang menyerahkan dengan sadar. Karena tantangan

  • Stuck With Cassanova   Keputusan

    Fay menatap Ezar setengah terkejut. Ia baru menyadari mereka sudah ada di kamar mandi. “Keluarlah! Aku bisa sendiri!” usir Fay. Ezar tersenyum tipis mendengar pengusiran dari Fay. “Udah, aku tungguin di sini. Aku yakin setelah ini kamu masih kesulitan kembali ke kasur!” ucap Ezar tanpa mempedulikan Fay yang terus menatapnya sebal. Fay akhirnya melanjutkan ritual mandi besarnya dengan melirik ke arah Ezar, khawatir pria tersebut mengulang perbuatannya semalam. Apalagi di tempat yang tidak nyaman ini. Ezar yang menyadari kekhawatiran Fay, hanya bisa tersenyum tipis. Pria itu mengalihkan pandangannya ke arah lain. Memberi rasa nyaman pada pasangannya semalam. “Awh ...!” pekik Fay lirih saat hendak melangkah hendak meraih handuk. Sejenak ia membenarkan ucapan Ezar. Merasakan sakit di daerah inti. “Nih!” Ezar dengan sigap menyerahkan handuk yang dimaksud Fay. Tanpa diminta, Ezar menggendong tubuh Fay ala bridal.

  • Stuck With Cassanova   Ungkapan Cinta

    Ezar menatap iba ke arah gadis yang terpejam di sebelahnya. Ada rasa bersalah menyeruak di dadanya, menyaksikan kesakitan yang dialami Fay. Selama ini ia selalu berhubungan dengan gadis-gadis yang memang sudah tidak virgin sehingga tidak ada kesulitan berarti saat melakukan penetrasi. Sedangkan bersama Fay, ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami kesulitan yang cukup berarti. Jiwa-jiwa petualangnya seolah tidak berarti dihadapan gadis yang ia impikan sejak kecil itu. Sudah lebih dari lima belas menit yang lalu Fay masih meringis menahan rasa sakit di area selangkangannya. Menahan benda asing yang menerobos miliknya walaaupun sudah dilakukan dengan sangat pelan dan hati-hati oleh pria yang tadi sudah sah menjadi suaminya. Air matanya sudah mengering seiring suksesnya Ezar menerobos gawangnya. Namun, rasa sakit itu masih terasa meski suaminya itu sudah menyelesaikan hajatnya yang ia takini tanpa ada rasa puas. Karena terganggu air matanya.

  • Stuck With Cassanova   Tretes

    Fay duduk terpaku menghadap ke sebuah meja. Dibelakang meja tersebut ada seseorang bersorban lengkap dengan thawb atau thobe pakaian gamis pria khas timur tengah.Disamping Fay ada Ezar ia sudah mengganti pakaiannya dengan stelan jas yang ada di mobilnya. Sedangkan Fay masih mengenakan kemeja kotak-kotak dan celana jeans. Kostum kebesaran kemanapun gadis itu berada.Di sebelah Ezar ada dua pria asing lagi yang tidak Fay kenal. Mereka berempat tampak bercakap sejenak. Entah apa yang mereka bahas, Fay tidak faham.“Kalian sudah siap?” ucap pria berthawb itu dengan bersahaja.Fay dan Ezar reflek mengangguk bersamaan. Dalam hati Fay mempertanyakan keputusannya ini benar atau salah. Namun, bagi Fay toh semua ini sudah ia putuskan. Resiko akan ia tanggung belakangan.Keinginannya saat ini hanya lepas dari perjodohannya dengan Ezar. Pemuda yang menantangnya bercinta semalam, sebelum menikah. Harapannya Ezar meninggalkannya setelah

  • Stuck With Cassanova   Menagih Janji

    Tante Sissy mengelus rambut panjang Fay, setelah gadis itu dipanggilnya dengan lembut.“Jangan terlalu percaya sama cowok brengsek ini!” tuduh Tante Sissy kepada Ezar.Lelaki yang merasa menjadi tertuduh itupun menatap tajam ke arah Tante Sissy. Sedangkan Fay tertawa lebar tanpa suara mendengar tuduhan teman Mamanya itu. Karena tanpa Tante Sissy menyampaikan pun dia sudah tahu belang calon suaminya.“Kita balik sekarang, Tan!” pamit Ezar yang terlihat kesal. Entah ditujukan pada siapa.“Hmmm …. Hati-hati bawa anak orang!” ingat Tante Sissy sebelum Ezar menyeret calon istrinya dari ruangan besar di tengah butik milik sahabat Mama Shafiyahnya.Wanita paruh baya itu hanya tersenyum lebar dengan sedikit suara menyaksikan tingkah anak Echa – sahabatnya yang sudah meninggalkan dunia.Ezar masih menunjukkan senyum termasamnya ketika mendudukkan Fay di jok samping kemudinya. Mendapati senyum mengerika

  • Stuck With Cassanova   Gaun

    Ezar menarik tangan Fay masuk kembali ke dalam ruangan dimana tadi gadis itu keluar. Sampai di dalam lelaki itu sibuk mencari gaun yang sesuai dengan hatinya. Hanya dalam hitungan detik tangan Ezar menyambar sebuah gaun warna yang tertutup.“Coba, ini!” titah Ezar dengan tegas menyerahkan gaun yang ia pilih ke arah Fay.Gadis itu dengan segan menerima gaun dari Ezar.“Mau di sini?” tantang Fay sembari melambai ke seorang pegawai untuk membantunya membuka resliting gaun di punggung.Mendengar ucapan Fay, Ezar segera melangkah ke luar ruangan. Pria itu tidak ingin tergoda imannya di tempat yang salah.Fay tertawa puas setelah Ezar menghilang di balik pintu. Gadis itu merasa ada kelegaan begitu sosok pria yang menyebut dirinya calon suaminya itu keluar dengan wajah pias."Zar!" panggil Tante Sissy sembari menuntut Fay keluar dari ruang ganti.Merasa namanya dipanggil Ezar menoleh. Namun, pandangannya malah tertuju

  • Stuck With Cassanova   Ke Butik

    Pukul sepuluh pagi, Ezar sudah duduk manis di sofa ruang tamu Fay. Tentu saja sambutan gadis itu sangat masam. Berbeda dengan Bisma dan Alia. Mama dan Papa Fay menyambutnya dengan antusias seakan ia adalah calon menantu idaman yang patut dibanggakan.Ezar menjadi semakin percaya diri dengan penerimaan calon mertuanya, ia berpura-pura tidak peduli dengan sikap cuek Fay yang sebenarnya cukup menguras emosinya. Seumuran baru kali ini dicueki dan diberi senyuman masam oleh seorang cewek.Padahal biasanya, tanpa perlu meminta atau merayu semua cewek akan mendekati dan memujinya tanpa batas walaupun terkadang ia merasa risi juga.Sedangkan dimata Fay, Ezar tak lebih dari seorang pengecut, brengsek dan lelaki tak berakhlaq. Karena sampai detik ini ia masih meragukan kesungguhhan dan ketulusan Ezar menerima perjodohan dengannya.Mengingat bagaimana reaksi pria gelay tersebut saat pertama mereka bertemu. Gadis bernata bening itu masih belum bisa move on dari peris

  • Stuck With Cassanova   Penerimaan

    “Bos...!” panggil Deni membuyarkan lamunan Ezar yang melanglang buana berselancar ke masa lalunya.“Gimana, Den?” balas Ezar kembali fokus kepada orang kepercayaannya itu.“Bos, ini riwayat pendidikan gadis itu!” Deni menyerahkan selembar kertas pada Ezar.Ezar menerima lembaran kertas putih yang diangsur oleh Deni. Dengan perlahan dan teliti netra pria berstatus single itu membaca kata demi kata yang sudah ditulis Deni.Di kertas tersebut tertulis bahwa Fay pernah bersekolah di Kelompk Bermain dan Taman Kanak-Kanak tepat di sebelah Sekolah Dasarnya. Namun, ketika memasuki semester kedua di kelompok B gadis itu pindah ke sekolah lain mengikuti kedua orang tuanya.Ezar menatap tanggal yang ditulis Deni. Tanggalnya sama dengan peristiwa dimana ia dan Fay bertemu pertama dan terakhir kalinya.Dari kertas laporan Deni, Ezar hanya bisa berspekulasi dengan dirinya sendiri. Kemana Fay setelahnya? Mengapa ga

  • Stuck With Cassanova   Tentang Ezar

    “Kamu benar-benar membuat Papa malu, Zar!” geram Guntur.“Mau kamu itu apa?” sambung Guntur masih dengan nada tinggi.Ezar duduk dengan posisi lebih nyaman sebelum menjawab pertanyaan dari Papanya.“Biarkan Ezar mencari pasangan hidup sendiri!” jawab Ezar tanpa takut.“Apa papa harus menjadi egois hanya demi seorang menantu?” sambung Ezar. Anak sulung pasangan Guntur dan Shafiyah itu sudah memikirkan matang-matang kalimat demi kalimat yang akan ia ucapkan untuk membantah permintaan sang Papa.“Terus selama itu kamu akan bermain-main dengan banyak wanita di luaran sana!” geram sang Papa kembali.Pria itu sudah terlalu banyak menerima laporan bagaimana perilaku putranya di luar yang selalu berganti-ganti wanita setiap malam.“Zar, usia kamu sudah tidak muda lagi! Ikutilah perintah Papa dan Mama kali ini!” seru Guntur di tengah keputusasaannya.Ezar terd

DMCA.com Protection Status