Share

Rusuh

"Bu, pamit sebentar. Aku mau keluar dengan Nia," ucap Khanif pada ibu yang sedang duduk di ruang keluarga.

"Ajak ibu sekalian, boleh?" tanyaku pada Khanif dengan setengah berbisik.

"Nggak usah, Nia. Kalian pergi saja. Ibu di makan di rumah, sayang makanannya, nikmati kebersamaan kalian."

Aku tidak menyangka ibu mampu menangkap ucapanku. Mencoba memastikan bahwa penolakannya bukan sebuah keterpaksaan. Rasanya tidak rela meninggalkannya sendirian.

"Kalau ibu nggak mau, aku saja yang ikut." Mas Gilang ikut memberikan suara, padahal sama sekali tidak diminta.

"Gilang, masuk. Jangan campuri urusan rumah tangga adikmu!" tegas ibu. Wanita paruh baya itu merubah posisinya, menatap tajam ke arah putranya.

"Minta ikut makan malam doang, Bu. Bukan campurin masalah lainnya," bantah mas Gilang.

"Jangan bicara lagi, Gilang. Ibu pusing mendengar suaramu," gerutu ibu. Dia bangkit dari sofa, mencekal pergelangan tangan mas Gilang dengan erat, perlahan ditarik menjauh dari posisi kami. Aku hanya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Dhivia Rifki
kenal deh sm Kanif
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status