Share

BAB 39. Sedang tak ingin menyebut namanya.

Aku mematung di tempat setelah membukakan pintu dan mengetahui siapa yang tiba-tiba bertamu ke rumahku.

Sosok itu yang masih membuatku merasakan gejolak tak biasa dalam dadaku, kini tengah menatapku di depan pintu. Tak hanya di depan pintu. Tapi juga di depanku. Tepat di depan mata.

Oh, dia. Aku sedang tak ingin menyebut namanya. Bisa bisanya dia datang bagai kurir ekspress dalam sanubari. Lalu, dengan cepat pula dia mengacaukan hatiku.

Sungguh terlalu dia ini. Ya, Dia!

"Kamu, gak mau nyuruh saya masuk?" tanyanya. Aku masih berdiam diri di tempatku semula. Memandangnya dengan wajah sengit.

"Ekhem! Oke, kalau kamu gak mau nyuruh saya masuk, biar saya di luar aja."

Aku masih diam. Tatapanku semakin tajam menghujam ke arahnya. Namun, Dia seakan tak menyadari kesalahannya padaku. Wajahnya tetap datar. Dan si-al! Dia masih aja keliatan ganteng di mataku.

Dasar mata lucknut! Bisa bisanya meng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status