"Aku hanya akan mengingatkanmu sekali, sebaiknya kau dengarkan baik-baik. Berikan pada Bai Xia Pil Pengumpul Qi satu, lalu berikan lagi setelah sepuluh hari. Jika Bai Xia sudah berhasil membuka sembilan meridiannya, berikan Pil Pemurni Qi dan Pil Pembentukan tubuh, dua minggu kemudian, berikan lagi kedua pil itu padanya dan jika Bai Xia berhasil mencapai tingkat Tiger Soul, berikan padanya Pil Pemurni Sumsum, berikan satu lagi saat ia mencapai Tiger Soul Mid-Stage, apa kau mengerti?" Kai menjelaskan.Wang Xifan mengangguk cepat. "Sangat mengerti."Kai tersenyum sebelum melemparkan tiga pil berwarna merah dengan aroma darah yang sangat kental. "Ini untukmu."Wang Xifan sangat bersemangat dan menyambar ketiga pil itu, namun ia tiba-tiba merasa heran. "Kai... Pil apa ini?""Itu disebut dengan Pil Regenerasi Vitalitas, konsumsi satu saat ini, lalu sisanya per satu bulan kemudian. Pil itu khusus aku buat untukmu dan kalau aku tidak salah menebak, setelah kau mengkonsumsi pil ketiga, kekuata
BAM!BAM!Ledakan kuat terdengar beruntun di tengah hutan. Terlihat seorang pemuda tampan dengan pakaian kulit ketat berwarna coklat dan rambut panjang yang tertiup angin sedang berdiri tepat di depan mayat dua Binatang Buas Heavenly Soul Mid-Stage.Pemuda itu tak lain adalah Liu Kai. "Rata-rata di hutan ini hanya memiliki Binatang Buas Heavenly Soul Mid-Stage yang paling kuat sejauh Akal Spritualku memandang, apakah levelku sudah naik?""Akumulasi jumlah Experience Point yang kau butuhkan masih jauh! Lagipula dari sepuluh Binatang Buas Heavenly Soul Mid-Stage yang kau bunuh, hanya tiga yang merupakan Roh Jahat." Wigen menjawab pertanyaan Kai."Kita sudah setengah jalan menuju timur, tetapi hanya sepuluh Binatang Buas Heavenly Soul Mid-Stage yang ku temui, aku rasa, baik timur maupun selatan, tingkat kekuatan keduanya sama rata." Kai menghela nafas kasar."Tetapi kau mendapatkan dua belas Esensi Darah tambahan untuk lautan darahmu..." Wigen mengingatkan."Itu juga tidak cukup, saat ini
"Hahaha! Sampai kapan kalian akan terus berlari gadis-gadis kecil..." Seorang pria menggunakan jubah dari bulu binatang dengan tiga garis di dahinya tampak tertawa sembari mengejar lima orang gadis."Mari bermain bersama ayah di sini... Aku jamin kalian akan puas..." Pria dengan dua taring panjang tertawa nakal sambil menjilati bibirnya."Kalian berdua! Jangan main-main lagi! Cepat bunuh mereka! Kita harus segera kembali!" Pria dengan rambut merah yang berperan sebagai pemimpin kedua pria sebelumnya menatap lima orang gadis dengan tatapan dingin."Sayang sekali... Aku padahal masih ingin bermain-main." Pria Berjubah Bulu mengepalkan tinjunya dan menyerang salah satu gadis yang tengah berlari.BAM!Serangan tinju itu diblokir oleh salah satu gadis yang menjadi pemimpin kelompok itu menggunakan harta karun berbentuk tempurung kura-kura. Meskipun berhasil memblokir serangan itu, gadis itu tetap terkena dampak, ia termundur beberapa langkah dengan darah yang mengalir di sudut bibirnya."Si
"Bajingan! Beraninya kau membunuh orang-orang ku!" Pria Berambut Merah meraung, tubuhnya tiba-tiba berubah menjadi lebih besar hingga mencapai tinggi enam meter. Ia mengeluarkan kekuatan terbaiknya untuk melawan Kai, meskipun ia memiliki tingkat Heavenly Soul First-Stage dan dua tingkat di atas Kai, ia tahu bahwa Kai tidak sesederhana itu.Melihat tubuh pria itu yang tiba-tiba menjadi lebih besar, Kai membuka lebar kedua matanya. "Mahluk apa ini?""Mereka adalah Ras Raksasa, jika mereka berubah menjadi Wujud Asli, tingkat kekuatan tubuh mereka naik menjadi dua kali lipat." Wigen menjelaskan."Ras Raksasa ya... Menarik..." Kai tampak bersemangat, ia dengan senang hati melemparkan tubuhnya ke arah Pria Berambut Merah itu.BAM!BAM!BAM!Kai dan Pria Berambut Merah itu saling bertukar pukulan. Kai tidak menggunakan teknik apapun ataupun Energi Darahnya, ia murni menggunakan kekuatan kasar dari tubuhnya. Meskipun begitu, Raksasa Berambut Merah itu masih dipukul mundur.Darah mengalir kelu
"Haha! Itu tidak seperti dirimu, kau baru saja menggoda gadis itu." Wigen tertawa setelah mendengar perkataan Kai pada Chu Yuyan."Haha... Tidak mengapa, aku hanya ingin mengetahui rasanya... Di kehidupan lamaku, aku bahkan tidak pernah berpikir untuk menggoda wanita dan sekali aku mendapatkan pasangan, yah, kau tahu sendiri bagaimana akhirnya." Kai tertawa kecil sebelum menambah kecepatannya menuju arah yang ditunjukkan oleh Chu Yuyan.Sepeninggalan Kai, Chu Yuyan mematung, ia masih mencerna maksud dari perkataan Kai, lalu buru-buru sadar saat mengingat kondisi Fan Yuxin, ia segera menolong Fan Yuxin dan memberikannya Pil Penyembuh yang diberikan oleh Kai sebelumnya.Selang beberapa menit, akhirnya Fan Yuxin terbangun dan melihat ke sekeliling. "Chu Yuyan! Apa yang kau lakukan di sini?! Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk lari?""Tenanglah Sister Senior... Musuh yang mengejar kita telah dibunuh oleh pria itu..." Chu Yuyan menopang kepala Fan Yuxin dan dengan lembut berkata."Benar! S
BOOM!BOOM!Sinar Energi berbentuk laser dengan ukuran yang cukup besar ditembakkan melalui bawah Bahtera, ratusan sinar melesat menabrak perisai pertahanan. Setiap serangan sinar ditenagai oleh puluhan ahli bela diri sekaligus.Perisai Pertahanan Prasasti Batu bergetar dan mengeluarkan suara gemuruh saat diserang dari berbagai arah, namun itu masih terlihat kokoh.Seorang penatua wanita terengah-engah dan mendatangi seorang wanita setengah baya yang berada tepat di sebelah menara. "Grand Elder Meng... Apa yang harus kita lakukan? Jika terus seperti ini... Perisai itu akan hancur."Grand Elder Meng tersenyum kecut sebelum melihat ke atas. "Terus alirkan Esensi Qi kalian ke arah Prasasti Batu! Pertahankan Sekte ini!!" Grand Elder Meng melihat ke arah wanita itu. "Tetua Lin... Patriark sedang mencoba meminta bantuan kepada leluhur, aku yakin, selama dua Divine Soul dari pihak musuh bergerak, Leluhur Besar pasti ikut bergerak. Saat ini kau hanya harus fokus untuk menguatkan mental para m
KRAK...KRAK...Perisai Pertahanan Sekte Gunung Bunga mulai retak dan melemah, para Murid Gunung Bunga mulai panik, mereka dengan gila-gilaan mengeluarkan tenaga dalam untuk terus memperkuat perisai, namun di bawah gempuran ratusan Kapal Perang yang ditenagai ribuan pasukan musuh, perisai itu tidak akan lebih lama bertahan."Lepaskan..." Suara yang tegas terdengar di udara saat seorang wanita setengah baya berjalan ke arah Menara Prasasti. Di sebelah kanan wanita itu terlihat seorang wanita yang membawa tongkat panjang dengan seluruh rambut yang sudah memutih, namun kecantikan alaminya tidak luntur dimakan usia."Itu Patriark! Patriark telah tiba!""Siapa sesepuh yang berada di sebelah Patriark?""Dia adalah Leluhur Besar Sekte kita..."Sorak sorai dan pembicaraan mulai terdengar di antara para murid wanita saat kedua sosok itu tiba. Para Murid Sekte Gunung Bunga segera menarik Esensi Qi mereka dari Prasasti Batu.Suara retakan kaca yang renyah terdengar saat Perisai Pertahanan pecah
Bentrokan antar kedua kubu akhirnya terjadi, jumlah yang tidak seimbang membuat kelompok Sekte Gunung Bunga tertekan, mereka saling mencari lawan bertanding masing-masing, yang sesuai dengan tingkat mereka. Adalah hal tabu dalam peperangan jika seorang senior menyerang junior, namun dalam peperangan ini kelompok musuh justru menargetkan yang terlemah terlebih dahulu dan membuat para Senior Gunung Bunga kalang kabut untuk membantu para juniornya.Saat kelompok musuh memasuki wilayah Sekte Gunung Bunga, Prasasti Roh Bumi bergetar sebelum berdengung dan mengeluarkan lingkaran cahaya yang menyebar menabrak kelompok musuh. Kultivator yang merupakan Roh Jahat berteriak sambil memegangi kepalanya, Roh Jahat yang ada di dalam tubuh inangnya bergetar saat kekuatan dari Prasasti Roh Batu menekan mereka."Bunuh Momok Yin terlebih dahulu!!" Teriakan salah satu Penatua terdengar dan beberapa murid yang berada dekat dengan Roh Jahat yang terkena dampak tekanan langsung menghunuskan pedangnya dan me