BOOM!BOOM!Sinar Energi berbentuk laser dengan ukuran yang cukup besar ditembakkan melalui bawah Bahtera, ratusan sinar melesat menabrak perisai pertahanan. Setiap serangan sinar ditenagai oleh puluhan ahli bela diri sekaligus.Perisai Pertahanan Prasasti Batu bergetar dan mengeluarkan suara gemuruh saat diserang dari berbagai arah, namun itu masih terlihat kokoh.Seorang penatua wanita terengah-engah dan mendatangi seorang wanita setengah baya yang berada tepat di sebelah menara. "Grand Elder Meng... Apa yang harus kita lakukan? Jika terus seperti ini... Perisai itu akan hancur."Grand Elder Meng tersenyum kecut sebelum melihat ke atas. "Terus alirkan Esensi Qi kalian ke arah Prasasti Batu! Pertahankan Sekte ini!!" Grand Elder Meng melihat ke arah wanita itu. "Tetua Lin... Patriark sedang mencoba meminta bantuan kepada leluhur, aku yakin, selama dua Divine Soul dari pihak musuh bergerak, Leluhur Besar pasti ikut bergerak. Saat ini kau hanya harus fokus untuk menguatkan mental para m
KRAK...KRAK...Perisai Pertahanan Sekte Gunung Bunga mulai retak dan melemah, para Murid Gunung Bunga mulai panik, mereka dengan gila-gilaan mengeluarkan tenaga dalam untuk terus memperkuat perisai, namun di bawah gempuran ratusan Kapal Perang yang ditenagai ribuan pasukan musuh, perisai itu tidak akan lebih lama bertahan."Lepaskan..." Suara yang tegas terdengar di udara saat seorang wanita setengah baya berjalan ke arah Menara Prasasti. Di sebelah kanan wanita itu terlihat seorang wanita yang membawa tongkat panjang dengan seluruh rambut yang sudah memutih, namun kecantikan alaminya tidak luntur dimakan usia."Itu Patriark! Patriark telah tiba!""Siapa sesepuh yang berada di sebelah Patriark?""Dia adalah Leluhur Besar Sekte kita..."Sorak sorai dan pembicaraan mulai terdengar di antara para murid wanita saat kedua sosok itu tiba. Para Murid Sekte Gunung Bunga segera menarik Esensi Qi mereka dari Prasasti Batu.Suara retakan kaca yang renyah terdengar saat Perisai Pertahanan pecah
Bentrokan antar kedua kubu akhirnya terjadi, jumlah yang tidak seimbang membuat kelompok Sekte Gunung Bunga tertekan, mereka saling mencari lawan bertanding masing-masing, yang sesuai dengan tingkat mereka. Adalah hal tabu dalam peperangan jika seorang senior menyerang junior, namun dalam peperangan ini kelompok musuh justru menargetkan yang terlemah terlebih dahulu dan membuat para Senior Gunung Bunga kalang kabut untuk membantu para juniornya.Saat kelompok musuh memasuki wilayah Sekte Gunung Bunga, Prasasti Roh Bumi bergetar sebelum berdengung dan mengeluarkan lingkaran cahaya yang menyebar menabrak kelompok musuh. Kultivator yang merupakan Roh Jahat berteriak sambil memegangi kepalanya, Roh Jahat yang ada di dalam tubuh inangnya bergetar saat kekuatan dari Prasasti Roh Batu menekan mereka."Bunuh Momok Yin terlebih dahulu!!" Teriakan salah satu Penatua terdengar dan beberapa murid yang berada dekat dengan Roh Jahat yang terkena dampak tekanan langsung menghunuskan pedangnya dan me
"Awas!" Salah satu Ras Raksasa menghantam pisau terbang dengan tinju kosongnya, ia merupakan ahli Heavenly Soul Mid-Stage yang mana tingkat kewaspadaan dan kekuatan Akal Spritualnya lebih tinggi.Melihat banyaknya rekan yang tewas akibat pisau terbang yang entah datang dari mana, para pasukan musuh yang memiliki tingkat kekuatan di ranah Heavenly Soul segera melindungi rekan-rekan juniornya. "Melangkah ke belakangku!"Akibat serangan pisau terbang yang mendadak ini, para pasukan Roh Jahat yang bertugas menyerang dari jarak jauh, tidak lagi fokus menyerang murid Sekte Gunung Bunga, hal ini memberikan Sekte Gunung Bunga sedikit kelonggaran dan bisa fokus melawan musuh yang ada di hadapan mereka.Melihat serangan Pisau Terbangnya diblokir, Kai tersenyum simpul. "Mencoba menangkis seranganku? Teruslah bermimpi!"Kai mengeluarkan Dua puluh Pisau Terbang yang ia dapatkan dari jarahannya dan segera mengalirkan Energi Vitalitas Darah yang cukup banyak ke dalam setiap Pisau Terbang dan membeka
Tiga orang Raksasa bergegas menuruti perintah Petinggi Heavenly Soul, mereka memacu larinya menuju selatan dan memasuki area hutan sejauh sepuluh kilometer."Sesuai dugaanku... Mereka datang..." Kai tersenyum sebelum menghilangkan jejak energinya dan menyatu dengan hutan.Ketiga Raksasa itu mencari ke berbagai arah di tempat di mana Petinggi Holy Soul menunjuk. Salah satu Raksasa dengan tubuh jangkung berbicara. "Sebaiknya kita berpencar... Energi yang digunakan pengecut itu setara dengan Heavenly Soul Mid-Stage, kita masih sempat bertahan dari beberapa serangan sebelum meminta bantuan... Jika kalian menemukan sesuatu yang mencurigakan, segera berteriak."Kedua Raksasa lainnya mengangguk lalu mereka bertiga berpisah ke tiga arah yang berbeda. Melihat hal ini, Kai hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Sungguh keputusan yang bodoh!" Kai melapisi tinjunya dengan sepuluh Tetes Esensi Darah dan mengikuti salah satu Raksasa yang paling dekat dengannya.BAM!Teriakan menyedihkan terdengar saa
"Kembali ke neraka? Justru dirimu yang akan masuk ke dalam neraka!" Lao berteriak dan menerjang ke arah Kai diikuti oleh Raksasa Jangkung di belakangnya."Benarkah?" Kai mengangkat sebelah alisnya sebelum menghentakkan kaki kanannya dengan keras ke depan. "Lima Langkah Naga Azure! Langkah Pertama!"Ledakan Energi yang kuat menghempaskan tanah menjadi kawah yang besar, pepohonan membungkuk sebelum hancur menjadi serpihan kecil, kedua Raksasa itu berlutut di tanah hingga kedua lututnya mengebor ke dalam tanah."Sialan!! Teknik macam apa ini! Aku bahkan tidak bisa menggerakkan tubuhku." Raksasa Jangkung menggertakkan giginya sebelum memuntahkan seteguk darah.Lao tampak lebih parah kepalanya tertunduk dan tubuhnya bersimbah darah saat darah di dalam tubuhnya bergejolak akibat tekanan yang sangat kuat terhadapnya.Kai mengepalkan tinju kanannya yang dilapisi sepuluh Esensi Darah dan menghempasnya ke depan. "Tinju Pembunuh Dewa!"BAM!Energi berbentuk tinju berwarna merah menghantam Lao da
"Seorang Ahli Holy Soul datang ke sini..." Kai membuka matanya dan bergegas berdiri saat tubuhnya telah pulih setelah menyerap Gumpalan Darah, ia kini hanya tinggal sedikit lagi hingga menembus Heavenly Soul Late-Stage dalam Kultivasi Tempering tubuhnya."Di sana!" Kultivator Heavenly Soul dari Ras Imp itu merasakan Aura Kai, sebab ia sudah berada dalam jarak 10km dari Kai, maka dari itu ia bisa merasakan Aura Kai.Melihat Ahli Holy Soul itu datang ke arahnya, Kai bergegas berlari lebih jauh, untuk keluar dari jarak 10km dari musuhnya. Kai memompa aliran darahnya hingga dua kali lipat dan berlari dengan cepat."Apakah kita akan meninggalkan peperangan ini?" Wigen bertanya memastikan.Kai mengangkat sudut bibirnya. "Tentu tidak... Kita akan melawannya!""Kau gila? Dia adalah Kultivator Holy Soul First-Stage! Dua Tingkat di atasmu!" Wigen tampak terkejut dengan kegilaan Kai."Aku hanya bertaruh, jika aku kalah pun tidak akan sulit bagiku untuk melarikan diri darinya... Kemungkinan hidup
"Tidak baik!" Merasakan perubahan emosi dari Kai, Imp itu segera mundur jauh.Shu! Shu! Shu!Sepuluh Pedang Terbang melintas di udara dengan sangat cepat menuju Imp itu. Melihat serangan menyelinap yang datang, Imp itu segera memutari tongkatnya mengelilingi tubuhnya, Perisai yang terbentuk dari api muncul.Dentangan terdengar saat kesepuluh Pedang terbang menabrak Perisai Api sebelum jatuh ke tanah. Imp itu segera mengalihkan pandangannya pada Kai. "Tercela! Hampir saja aku tertipu olehmu! Tapi serangan menyedihkan seperti ini tidak akan berpengaruh padaku!""Serangan menyedihkan?" Kai tersenyum tipis.Tepat setelah Kai selesai berbicara bunyi ledakan beruntun terdengar saat sepuluh Pedang yang telah jatuh ke tanah meledak dan melepaskan Ledakan Energi Heavenly Soul Mid-Stage.Kedua pupil mata Imp itu mengecil, ia dengan segera mengeluarkan satu Harta Karun pelindung berbentuk jubah, namun akibat ledakan dari Sepuluh Energi Heavenly Soul, Jubah Pelindung itu mengalami kehancuran di b