"Hahaha! Sampai kapan kalian akan terus berlari gadis-gadis kecil..." Seorang pria menggunakan jubah dari bulu binatang dengan tiga garis di dahinya tampak tertawa sembari mengejar lima orang gadis."Mari bermain bersama ayah di sini... Aku jamin kalian akan puas..." Pria dengan dua taring panjang tertawa nakal sambil menjilati bibirnya."Kalian berdua! Jangan main-main lagi! Cepat bunuh mereka! Kita harus segera kembali!" Pria dengan rambut merah yang berperan sebagai pemimpin kedua pria sebelumnya menatap lima orang gadis dengan tatapan dingin."Sayang sekali... Aku padahal masih ingin bermain-main." Pria Berjubah Bulu mengepalkan tinjunya dan menyerang salah satu gadis yang tengah berlari.BAM!Serangan tinju itu diblokir oleh salah satu gadis yang menjadi pemimpin kelompok itu menggunakan harta karun berbentuk tempurung kura-kura. Meskipun berhasil memblokir serangan itu, gadis itu tetap terkena dampak, ia termundur beberapa langkah dengan darah yang mengalir di sudut bibirnya."Si
"Bajingan! Beraninya kau membunuh orang-orang ku!" Pria Berambut Merah meraung, tubuhnya tiba-tiba berubah menjadi lebih besar hingga mencapai tinggi enam meter. Ia mengeluarkan kekuatan terbaiknya untuk melawan Kai, meskipun ia memiliki tingkat Heavenly Soul First-Stage dan dua tingkat di atas Kai, ia tahu bahwa Kai tidak sesederhana itu.Melihat tubuh pria itu yang tiba-tiba menjadi lebih besar, Kai membuka lebar kedua matanya. "Mahluk apa ini?""Mereka adalah Ras Raksasa, jika mereka berubah menjadi Wujud Asli, tingkat kekuatan tubuh mereka naik menjadi dua kali lipat." Wigen menjelaskan."Ras Raksasa ya... Menarik..." Kai tampak bersemangat, ia dengan senang hati melemparkan tubuhnya ke arah Pria Berambut Merah itu.BAM!BAM!BAM!Kai dan Pria Berambut Merah itu saling bertukar pukulan. Kai tidak menggunakan teknik apapun ataupun Energi Darahnya, ia murni menggunakan kekuatan kasar dari tubuhnya. Meskipun begitu, Raksasa Berambut Merah itu masih dipukul mundur.Darah mengalir kelu
"Haha! Itu tidak seperti dirimu, kau baru saja menggoda gadis itu." Wigen tertawa setelah mendengar perkataan Kai pada Chu Yuyan."Haha... Tidak mengapa, aku hanya ingin mengetahui rasanya... Di kehidupan lamaku, aku bahkan tidak pernah berpikir untuk menggoda wanita dan sekali aku mendapatkan pasangan, yah, kau tahu sendiri bagaimana akhirnya." Kai tertawa kecil sebelum menambah kecepatannya menuju arah yang ditunjukkan oleh Chu Yuyan.Sepeninggalan Kai, Chu Yuyan mematung, ia masih mencerna maksud dari perkataan Kai, lalu buru-buru sadar saat mengingat kondisi Fan Yuxin, ia segera menolong Fan Yuxin dan memberikannya Pil Penyembuh yang diberikan oleh Kai sebelumnya.Selang beberapa menit, akhirnya Fan Yuxin terbangun dan melihat ke sekeliling. "Chu Yuyan! Apa yang kau lakukan di sini?! Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk lari?""Tenanglah Sister Senior... Musuh yang mengejar kita telah dibunuh oleh pria itu..." Chu Yuyan menopang kepala Fan Yuxin dan dengan lembut berkata."Benar! S
BOOM!BOOM!Sinar Energi berbentuk laser dengan ukuran yang cukup besar ditembakkan melalui bawah Bahtera, ratusan sinar melesat menabrak perisai pertahanan. Setiap serangan sinar ditenagai oleh puluhan ahli bela diri sekaligus.Perisai Pertahanan Prasasti Batu bergetar dan mengeluarkan suara gemuruh saat diserang dari berbagai arah, namun itu masih terlihat kokoh.Seorang penatua wanita terengah-engah dan mendatangi seorang wanita setengah baya yang berada tepat di sebelah menara. "Grand Elder Meng... Apa yang harus kita lakukan? Jika terus seperti ini... Perisai itu akan hancur."Grand Elder Meng tersenyum kecut sebelum melihat ke atas. "Terus alirkan Esensi Qi kalian ke arah Prasasti Batu! Pertahankan Sekte ini!!" Grand Elder Meng melihat ke arah wanita itu. "Tetua Lin... Patriark sedang mencoba meminta bantuan kepada leluhur, aku yakin, selama dua Divine Soul dari pihak musuh bergerak, Leluhur Besar pasti ikut bergerak. Saat ini kau hanya harus fokus untuk menguatkan mental para m
KRAK...KRAK...Perisai Pertahanan Sekte Gunung Bunga mulai retak dan melemah, para Murid Gunung Bunga mulai panik, mereka dengan gila-gilaan mengeluarkan tenaga dalam untuk terus memperkuat perisai, namun di bawah gempuran ratusan Kapal Perang yang ditenagai ribuan pasukan musuh, perisai itu tidak akan lebih lama bertahan."Lepaskan..." Suara yang tegas terdengar di udara saat seorang wanita setengah baya berjalan ke arah Menara Prasasti. Di sebelah kanan wanita itu terlihat seorang wanita yang membawa tongkat panjang dengan seluruh rambut yang sudah memutih, namun kecantikan alaminya tidak luntur dimakan usia."Itu Patriark! Patriark telah tiba!""Siapa sesepuh yang berada di sebelah Patriark?""Dia adalah Leluhur Besar Sekte kita..."Sorak sorai dan pembicaraan mulai terdengar di antara para murid wanita saat kedua sosok itu tiba. Para Murid Sekte Gunung Bunga segera menarik Esensi Qi mereka dari Prasasti Batu.Suara retakan kaca yang renyah terdengar saat Perisai Pertahanan pecah
Bentrokan antar kedua kubu akhirnya terjadi, jumlah yang tidak seimbang membuat kelompok Sekte Gunung Bunga tertekan, mereka saling mencari lawan bertanding masing-masing, yang sesuai dengan tingkat mereka. Adalah hal tabu dalam peperangan jika seorang senior menyerang junior, namun dalam peperangan ini kelompok musuh justru menargetkan yang terlemah terlebih dahulu dan membuat para Senior Gunung Bunga kalang kabut untuk membantu para juniornya.Saat kelompok musuh memasuki wilayah Sekte Gunung Bunga, Prasasti Roh Bumi bergetar sebelum berdengung dan mengeluarkan lingkaran cahaya yang menyebar menabrak kelompok musuh. Kultivator yang merupakan Roh Jahat berteriak sambil memegangi kepalanya, Roh Jahat yang ada di dalam tubuh inangnya bergetar saat kekuatan dari Prasasti Roh Batu menekan mereka."Bunuh Momok Yin terlebih dahulu!!" Teriakan salah satu Penatua terdengar dan beberapa murid yang berada dekat dengan Roh Jahat yang terkena dampak tekanan langsung menghunuskan pedangnya dan me
"Awas!" Salah satu Ras Raksasa menghantam pisau terbang dengan tinju kosongnya, ia merupakan ahli Heavenly Soul Mid-Stage yang mana tingkat kewaspadaan dan kekuatan Akal Spritualnya lebih tinggi.Melihat banyaknya rekan yang tewas akibat pisau terbang yang entah datang dari mana, para pasukan musuh yang memiliki tingkat kekuatan di ranah Heavenly Soul segera melindungi rekan-rekan juniornya. "Melangkah ke belakangku!"Akibat serangan pisau terbang yang mendadak ini, para pasukan Roh Jahat yang bertugas menyerang dari jarak jauh, tidak lagi fokus menyerang murid Sekte Gunung Bunga, hal ini memberikan Sekte Gunung Bunga sedikit kelonggaran dan bisa fokus melawan musuh yang ada di hadapan mereka.Melihat serangan Pisau Terbangnya diblokir, Kai tersenyum simpul. "Mencoba menangkis seranganku? Teruslah bermimpi!"Kai mengeluarkan Dua puluh Pisau Terbang yang ia dapatkan dari jarahannya dan segera mengalirkan Energi Vitalitas Darah yang cukup banyak ke dalam setiap Pisau Terbang dan membeka
Tiga orang Raksasa bergegas menuruti perintah Petinggi Heavenly Soul, mereka memacu larinya menuju selatan dan memasuki area hutan sejauh sepuluh kilometer."Sesuai dugaanku... Mereka datang..." Kai tersenyum sebelum menghilangkan jejak energinya dan menyatu dengan hutan.Ketiga Raksasa itu mencari ke berbagai arah di tempat di mana Petinggi Holy Soul menunjuk. Salah satu Raksasa dengan tubuh jangkung berbicara. "Sebaiknya kita berpencar... Energi yang digunakan pengecut itu setara dengan Heavenly Soul Mid-Stage, kita masih sempat bertahan dari beberapa serangan sebelum meminta bantuan... Jika kalian menemukan sesuatu yang mencurigakan, segera berteriak."Kedua Raksasa lainnya mengangguk lalu mereka bertiga berpisah ke tiga arah yang berbeda. Melihat hal ini, Kai hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Sungguh keputusan yang bodoh!" Kai melapisi tinjunya dengan sepuluh Tetes Esensi Darah dan mengikuti salah satu Raksasa yang paling dekat dengannya.BAM!Teriakan menyedihkan terdengar saa