Home / Romansa / Skandal Panas Pernikahan / Chapter 1 : Nos vemos de nuevo

Share

Skandal Panas Pernikahan
Skandal Panas Pernikahan
Author: Rara Radika

Chapter 1 : Nos vemos de nuevo

Author: Rara Radika
last update Last Updated: 2024-11-29 21:55:50

“Amor!”

“Yes, Darling?”

Di sebuah aula mansion yang megah nan mewah tengah diadakan sebuah perayaan wedding anniversary sejoli yang telah merajut kasih selama empat tahun lamanya. Dirayakan dengan cukup meriah, pun dihadiri oleh banyak orang-orang penting.

Pada pesta perayaan pernikahannya yang diadakan begitu meriah si pemeran utama wanita— Lauretta justru merasa tidak senang. Hati dan pikirannya senantiasa was-was dan mengamati keadaan sekitar. Itu terjadi karena seorang tamu yang tak diundang dengan sengaja masuk menyusup ke dalam pesta.

Wanita cantik dengan balutan long dress berwarna merah itu menepi dari kerumunan tamu yang saling menyapa pun mengobrol satu sama lain, pergi menuju meja wine lalu mengambil satu di sana hingga tiba-tiba dirinya terperanjat kontan mematung ketika sebuah tangan menyenggol bokong sintalnya.

Sial!

Tatapan tajamnya senantiasa menguliti siapa saja yang dilirik. Hingga netra mengintimidasi itu terhenti pada pria tampan yang tersenyum kecil seraya mematahkan kepalanya ke samping.

“Amor!”

“Yes, Darling?” Pria ini menyaut.

Membulat mata kucing itu pada pria yang dipanggilnya, senyap untuk sesaat ia mencerna suasana yang cukup ramai. Beruntung tidak ada yang mendengar sautan Amor selain dirinya. Sementara tiga langkah darinya, pria tampan bertubuh tegap dengan balutan jas rapih itu tersenyum nakal, tangannya di depan perut memegang gelas berisikan redwine pun berdiri dengan gagahnya

Belum menyampaikan maksud kenapa ia memanggil nama tabu yang sama sekali tak ingin keluar dari mulutnya, seketika seorang gadis kecil berlari datang serta memeluk kaki Lauretta erat. Gadis kecil nan cantik bak dirinya itu mendongak seraya memanggil, “Mami?” Sebutan itu terus berulang sebelum wanita yang menjadi ibunya menyaut.

Sementara tatapan tajam yang menusuk dari mata kucing Lauretta masih setia menguliti sosok pria di hadapannya. Hingga pria itu menaikan halis, menggerakan matanya ke arah bawah pada gadis kecil yang bergelayut pada kaki jenjang Lauretta.

“Mami?”

“Mami?”

“Mami?”

Kini sahutannya mulai terdengar sangat berisik, bahkan lebih berisik dari suasana pada pesta di aula mansion mewah itu. Lauretta langsung menundukan wajah untuk meladeni kemauan gadis kecilnya.

“Ada apa, uh?”

“Mami, Mami, daddy.” Tangan mungilnya menunjuk pada latar depan aula, di mana Abramo Calbi sudah tersenyum di sana, di belakang sebuah kue besar pernikahan. Pria itu telah siap untuk merayakan pesta. Melihat dua wanita cantik berharga dalam hidupnya tengah menatap pria itu lantas tersenyum hangat.

Pesona wajah tampan dan sejuk Abramo melelehkan siapa saja yang melihatnya, begitu pula Lauretta. Sembari menuntun sang putri ia berjalan anggun menghampiri suami tercinta. Kini, berdiri lengkap keluarga kecil itu di belakang meja dengan kue besar di atas. Siap meniup lilin perayaan.

Musik romantis mulai dinyalakan. Atensi semua orang tertuju pada kebahagiaan keluarga kecil itu termasuk, atensi Amor. Berbeda dengan Amor yang berdiri di sudut ruangan seraya menyesap sedikit demi sedikit minumannya, pria ini justru menatap wajah cantik Lauretta amat tajam tidak suka. Tidak suka melihat wanita itu bahagia. Ya, bahagia bersama orang lain.

*****

Gaun tidur cantik hitam nan seksi ia baluti mantel tidur warna senada. Beringsut turun dari ranjang kaki jenjang itu lalu melangkah keluar dari kamar. Berjarak dua ruangan dari kamarnya terdapat ruang kerja Abramo, pun ruangan yang dituju Lauretta sekarang.

Pintu ruang kerja terbuka sebelum Lauretta mencapai. Timbullah seorang pria tampan dengan wajah tajamnya menatap datar pada Lauretta yang seketika menghentikan langkah. Bertukar pandang dua manusia ini dalam keheningan.

Amor yang pertama membuat gerakan, berdecak kecil bibir maroon seksinya lalu melangkah menggapai Lauretta. Ia mengedikkan dagu.

“Apa yang kau lakukan tengah malam seperti ini di sini, uh?” Gerak matanya melirik tubuh sintal di hadapannya dari atas sampai bawah. “Sengaja mau menggodaku?” imbuhnya gila.

Mata kucing Lauretta melotot tajam mengintimidasi, siap menerkam singa di hadapannya. “Persetan menggodamu! Aku mencari suamiku!” ketusnya tajam serta diperjelas.

Amor menaikkan sebelah alisnya. “Oh, hanya ada aku di sini,” tuturnya seraya maju satu langkah, merangkul pinggul Lauretta kemudian menariknya mendekat. Mereka saling menempel dengan wajah Amor yang berada tepat di sisi wajah cantik Lauretta. “Hanya ada aku di sini, Darling,” tuturnya mengulangi.

PLAK!

Tamparan panas dilayangkan Lauretta pada wajah Amor tepat setelah ia mendorong pria itu menjauh, melepaskan rangkulan tangan pada pinggulnya.

“Menyingkir dariku pria hina, aku sedang tidak ingin berurusan denganmu, cih!” decihnya memandang rendah Amor serta menatap amat jijik.

Lidahnya mendorong pipi bagian dalam, merasakan denyut panas akibat tamparan tangan lentik itu. Raut wajahnya yang tampan tidak marah mendapati hinaan dari Lauretta, ia justru malah semakin tersenyum nakal.

“Pria hina, uh? Pria hina ini justru yang selalu memuaskanmu di atas ranjang, Darling,” ungkapnya.

“Ah~ cih!” Tatapan mengejek dari mata kucing Lauretta menguliti Amor, berangsur turun menuju bawah hingga berhenti pada bawah pusar. “Aku bahkan tak menikmatinya sama sekali,” katanya angkuh seolah sedang berbicara dengan benda perkasa yang tengah tertidur milik Amor.

“Benda lembek dan tidak tahan lama itu bagaimana bisa membuat wanita puas? Pantas saja kau belum menikah,” ejeknya puas.

Amor tersenyum tipis, sedikit panas isi kepalanya karena kalimat-kalimat Lauretta yang terus merendahkan, terlebih lagi dengan ungkapan wanita itu yang mengatakan jika dirinya sama sekali tak memuaskan. Tak seorangpun pria yang tahan jika dihina tentang kejantanan.

Berdeham samar Amor maju lagi satu langkah, dengan cepat merangkul kembali pinggang sintal Lauretta hingga wanita cantik itu tak sempat menolak. Membuka pintu sebuah ruangan yang gelap, menutupnya rapat, lalu memojokkan tubuh ramping itu di dinding pun dihimpit oleh tubuh kekarnya.

“A—amor!”

“Yes, Darling?” Mematahkan kepalanya ke samping pria tampan ini siap melahap bibir manis wanitanya.

“Kau gila, bajingan!”

“Sssttt sssttt.” Amor berbisik pelan. “Kita berdua sama-sama gila, bukan?”

Bibir maroon seksi itu maju, namun dengan sigap Lauretta menoleh menghindar pun Amor yang hanya bisa mengecup pipi adik iparnya itu lantas mendesah pelan.

“Jangan gila, keparat! Sekarang lepaskan aku dan enyahlah!” Terus meronta sekuat tenaga, namun tetap kalah oleh kukungan erat pria di hadapannya.

“Bibirmu memang selalu pedas seperti ini, uh? Kau sama sekali tidak berubah, Baby.” Amor kembali berbisik dengan suaranya yang pelan pun berat, membuat Lauretta menelan ludahnya kasar.

“Aku sangat suka kau yang meracau seperti ini, itu membuatku semakin menginginkanmu.”

Keparat gila ini! Seharusnya aku tidak memancing dia!

Deru napas Amor yang semakin tak beraturan terus berhembus menerpa leher jenjang Lauretta. Pelan-pelan mendekat hingga bibir seksi pria itu mengecup amat lembut kulit mulusnya. Sesaat membuat Lauretta memejam hilang arah.

Bersambung ....

Related chapters

  • Skandal Panas Pernikahan   Chapter 2 : Te extraño

    Happy Reading …. Degup jantung berdetak tak menentu. Keringat dingin membasahi pelipisnya yang sudah dipolesi bedak tipis. Pagi hari di ruang makan, perasaan Lauretta sudah sangat berantakan. Seluruh keluarga besar berkumpul untuk sarapan pagi bersama. Pagi hari berjalan seperti biasa, mama serta ayah mertua Lauretta— Johanes dan Melva duduk pada ujung meja makan pun kursi utama untuk Johanes sebagai kepala keluarga tertua. Di sebelah kanan, duduk Abramo dan keluarga kecilnya. Sementara di sebelah kiri, ada pria tampan yang baru saja kembali setelah menetap selama tiga tahun di Los Angeles, siapa lagi jika bukan Amor Calbi— pria tampan mempesona berusia tiga puluh tujuh tahun pun masih lajang. Sibuk dengan pekerjaan yang ia kelola, Amor tidak pernah berpikir memiliki keluarga. Pria ini duduk menyender sedikit melorotkan tubuhnya ke bawah. Piring di hadapannya masih kosong dan ia hanya menyesap secangkir Americano. Pandangannya yang tajam terus fokus pada layar tab yang dirinya pega

    Last Updated : 2024-12-01
  • Skandal Panas Pernikahan   Chapter 3 : Aún no terminado

    “Sí, kau tahu aku gila, gila kepadamu.” Suara pintu terkunci berhasil membuat degup jantung Lauretta berdegup dua kali lipat. Wanita cantik itu melirik Amor yang melangkah kian mendekat pada dirinya. Ia tahu, tahu betul jika pria gila ini tak bisa ia hentikan. “Amor.” Lirikan Lauretta semakin tajam pada pria di hadapannya yang satu langkah lagi mampu meraih dirinya. “Yes, Darling?” “Ingat, kita sudah selesai.” Ia menegaskan, dan Amor berdecih. Melirik tidak suka lantas ia raih pinggang sintal wanitanya tanpa permisi. Merapatkan tubuh mereka tanpa jarak sedikitpun. “Selesai? Kita tidak akan pernah selesai, Baby.” Ia memiringkan wajahnya, maju untuk mengecup leher jenjang nan putih milik Lauretta yang terpampang tanpa penolakan. “Kita tidak akan pernah selesai, Baby.” Mata kucing itu mendelik memutar malas. Mendorong dada Amor hingga pelukan pada pinggangnya terlepas. Jemari lentiknya mengibas bahu serta baju seolah pelukan Amor adalah kotoran. Mengambil tissue di atas n

    Last Updated : 2024-12-11
  • Skandal Panas Pernikahan   Chapter 4 : Cena

    Lauretta baru saja keluar dari kamarnya. Mengenakan gaun cantik berwarna biru laut serta higheels senada. Penampilannya yang selalu sempurna meskipun dirinya hanya berada di dalam mansion. Dirinya melangkah menuruni tangga menuju lantai utama. Pergi pada ruang makan di mana masih kosong di sana. Ia duduk di tempatnya. “Di mana Abramo?” tanya Lauretta pada salah satu pelayan yang tengah berjaga di belakang kursinya. “Senora, senor Abramo tidak hadir dalam makan malam.” Asisten pribadi Lauretta yang berdiri tak jauh dari tempatnya melangkah mendekat. Membisikan sesuatu tepat di telinga senoranya. Lantas ia membawakan ponsel Lauretta untuk wanita cantik itu lihat. Sebuah pesan dari Abramo yang tak sempat ia baca. 'Pergilah keluar untuk makan malam. Aku memiliki urusan dan tidak akan pulang.' Ia berikan kembali ponselnya pada Sherly— asisten pribadinya. Lalu ia meminta pelayan untuk menyajikan makanan sebab yang berada di ruang makan malam ini hanyalah dirinya. Sementara Ab

    Last Updated : 2024-12-11
  • Skandal Panas Pernikahan   Chapter 5 : Sombra

    Lauretta membuka lebar-lebar jendela kamarnya. Mengambil sebuah lintingan kecil dari dalam laci kemudian ia sulut. Menghisap asap segar pun harum khas dari lintingan pada selah jemarinya. Dirinya duduk pada sofa tunggal di dekat jendela saat beberapa pelayan masuk untuk mengantarkan satu botol redwine lengkap dengan gelas dan satu mangkuk buah cerry segar. Meletakannya tepat di atas meja, di hadapan sen Senora mereka. Ia memejamkan mata menikmati efek mabuk dari alkohol yang ia tegak. Bayangan hitam pada kelopak matanya seketika berubah menjadi pecahan-pecahan kenangan yang sama sekali tak ingin ia ingat. Lantas, ia segera membuka matanya kembali. Di hadapannya ia melihat Amor yang berdiri begitu gagah. Memeluk serta mencium pundaknya dari belakang begitu mesra. Pria itu gencar membisikan kata-kata cinta padanya. Merayu, menggoda, amat mempesona. Di tepi ranjang mereka saling menatap dalam. Menyatukan bibir pun saling melumat. Lalu adegan itu berganti menjadi percintaan panas m

    Last Updated : 2024-12-12
  • Skandal Panas Pernikahan   Chapter 6 : Memoria

    Lauretta dan Abramo mendampingi putri mereka yang tengah diobati. Beberapa pelayan siaga, serta Amor juga berada di sana. Leave sebagai dokter telaten memberikan obat pada luka alergi bocah kecil itu. Alergi Auretta pada serbuk sari memanglah tak main-main. Kulitnya akan membengkak merah seperti terbakar jika ia menyentuh sedikit saja benda yang mengandung bahan alerginya. Itulah kenapa taman utama mansion tak pernah ditanami bunga apapun. Gadis kecil itu mungkin tak sengaja memegang bunga liar yang tumbuh sembarangan. Abramo pergi lebih dulu dari kamar tidur putrinya. Sudah bisa dipastikan apa yang akan dilakukan pria itu. Ia akan mencari tahu kenapa alergi Auretta bisa timbul secara tiba-tiba, kemudian menyeret semua orang yang terlibat. Gadis kecil itu terlelap kini setelah lelah meringis kesakitan. Lauretta yang duduk di tepi ranjang menatap iba wajah kecil putrinya. Alergi yang kambuh pasti begitu menyakitkan. Sesaat ia melamun memikirkan bagaimana anak sekecil itu menah

    Last Updated : 2024-12-12
  • Skandal Panas Pernikahan   Chapter 7 : LA

    Duduk menumpu kakinya seraya menikmati secangkir teh di halaman belakang mansion yang menyuguhkan pemandangan danau hijau nan indah. Wanita cantik itu terdiam cukup lama hingga atensinya teralihkan oleh suara kursi yang digeret. Bisa Lauretta lihat siapa yang duduk di kursi sampingnya tanpa menoleh. Amor. Pria itu datang dengan alasan yang sudah jelas pun Lauretta ketahui. “Maaf karena menyebabkan putrimu terluka. Mara tidak tahu dan dia membawa bunga untukku.” Lauretta menyimpan cangkir teh miliknya ke atas meja. Duduk menyender pun jemari yang saling bertaut di depan perut. Ia sangat ingin marah namun tak bisa. Itu Amor. Tidak ada yang berhak memarahinya dengan alasan apapun. “Kau tidak memberitahunya bahkan itu melibatkan dirimu?” Lauretta menatapnya tajam. “Aku tak sempat.” Bibir cantik dengan polesan lipstik merona ini berdecih pelan. “Kalian menghabiskan malam bersama tapi kau masih tak sempat memberitahunya,” tutur Lauretta kemudian melengos membuang wajahnya ke sa

    Last Updated : 2024-12-13
  • Skandal Panas Pernikahan   Chapter 8 : Parásito

    Melenggang cantik kaki jenjang yang terbalut higheels tinggi di sebuah lorong disertai pintu kamar pada sisi kanan dan kirinya. Menaiki lift menuju lantai dua. Suasana riuh club malam menyambut kala pintu besi itu terbuka. Bokong sintal itu melenggok kala dirinya melangkah. Tubuh seksi membentuk gitar spanyol mengenakan dress pendek di atas paha semakin memperlihatkan bentuk tubuhnya yang amat menggoda. Mata-mata dari pria hidung belang mengiringi setiap langkahnya. Tak mampu menggoda, hanya dapat mengamati sosok wanita cantik pemilik club malam yang memanglah tak bisa disentuh pun dijangkau. Tangannya menyelipkan sesuatu di atas nampan minuman yang dibawa oleh seorang pelayan pria sebelum memasuki ruang VVIP. Serbuk terlarang yang memang dibebas edarkan di dalam sana. Dirinya masuk ke dalam ruangan di mana seorang pria sudah menunggu di dalam sana. Minuman beralkhohol memenuhi meja, satu piring berisikan buah segar serta pelukan hangat dari dua jalang di sisi kanan serta kir

    Last Updated : 2024-12-30
  • Skandal Panas Pernikahan   Chapter 9 : México

    Meksiko. Seorang pria duduk menyender pada sofa tunggal. Menumpu kaki seraya menyesap nikotin pada selah jemarinya. Di atas meja tepat di depannya, penuh botol minuman beralkohol serta sebuah nampan berisikan serbuk putih lengkap dengan dollar yang dilinting. Wajah datar tanpa ekspresi. Tatapannya tajam pun intens mengarah pada wanita di depan meja tengah melakukan pole dance. Tubuh sintal nan seksi berpakaian minim itu meliuk-liuk lihai pada tiang, bergerak begitu seductive menggiurkan. Wanita tersebut melangkah mendekati sang pria. Tangannya terulur menyentuh menggoda wajah serta dada bidang pria tersebut. Namun aksinya sama sekali tak dilirik, diabaikan begitu saja. Tak menyerah di sana, sang wanita semain liar dan kii duduk tepat di atas pangkuan. "Amor ...." Bibir sintal nan tebal seksinya berbisik di depan telinga Amor dengan suara yang amat menggoda. Tapi Amor justru tetap mengabaikannya. Pintu ruangan seketika terbuka. Mara yang berdiri di ambang pintu menatap Amor p

    Last Updated : 2025-01-01

Latest chapter

  • Skandal Panas Pernikahan   Chapter 16 el Pasado

    "Mau masuk ke dalam kamarku, Amor?" Lauretta memegang tangan Amor, menarik membuat pria itu mengikuti langkahnya untuk masuk ke dalam kamar. Bibir cantik wanita ini tertarik ke atas kala ia lihat ekspresi Mara yang amat marah pun kesal di belakang sana. Mengambil ponsel di atas ranjang kemudian ia berikan kepada Amor yang menerimanya dengan ekspresi datar. "Kau meretas ponselku, lagi, uh?" tuduhnya pada Amor. Menyebalkan karena tak bisa memiliki privasi apapun sebab setiap detail kehidupannya diawasi oleh pria ini. "Aku selalu memiliki duplikat ponselmu," timpalnnya dengan nada amat sangat datar. Seolah hal yang dia akui bukanlah hal yang besar. "Senangkah kau mengawasiku setiap saat?" "Tidak sama sekali, sebab aku lebih senang berada di sampingmu setiap saat." Lauretta berdecak samar. "Dan aku sebaliknya.” "Ingat untuk tidak mengawasi diriku lagi, tak akan pernah kuijinkan kau memasuki kehidupanku untuk kedua kalinya! Aku cukup bodoh di masalalu karena memiliki kekas

  • Skandal Panas Pernikahan   Chapter 15 Mi amor

    Santai Lauretta melangkah keluar dari kamar mandi. Terlilit handuk tipis putih menutupi tubuh sintalnya yang polos dan basah memperlihatkan belahan dadanya yang montok. Pandangannya langsung tertuju kepada Amor yang berdiri tepat di depan pintu. Namun, ia alihkan pandangannya segera kepada Alfonso yang berdori di belakang Amor. "Tolong ambilkan aku handuk yang lebih besar dari ini. Handuk kecil ini tak bisa menutupi bokongku sama sekali," gerutunya. Memang benar, bulatan bokongna masih terlihat saat ia berjalan menuju kamar, dan itu diperhatikan oleh Amor serta Alfonso. Alfonso pergi mengambilkan handuk, mengantarkannya ke dalam kamar dan untuk beberapa saat keduanya tak keluar dari sana. Membiarkan tamu tak diundang itu menunggu di depan pintu. "Hei, bawa tamu-mu pergi dari rumahku, aku tak ingin dia mengacaukannya seperti sebelumnya," kata Alfonso pada Lauuretta yang tengah mengenakan bra di depan cermin. "Kau usir saja dia, aku bahkan tak ingin keluar dari kamar ini," timp

  • Skandal Panas Pernikahan   Chapter 14 muñeca sexual

    Untuk melangkahkan kaki masuk ke dalam kamar hotel yang beberapa tahun sudah ia tinggalkan, Lauretta membutuhkan keberanian khusus sebab banyak kenangan yang akan muncul di setiap sudut ruangan. Di atas ranjang, di dalam kamar mandi, di atas meja, dan jendela kaca. Lauretta bisa melihat dirinya sendiri disudutkan oleh Amor di tempat tersebut. Hotel bintang lima yang dikelola khusus oleh Amor Calbi hingga seluruh kamar yang berada di lantai atas adalah miliknya. Salah satunya kamar VVIP terbesar dan ia letakkan nama Lauretta di dalam, khusus untuk dirinya dan wanita cantik itu. Tempat ini merupakan saksi betapa panas hasrat bercinta keduanya. Dalam waktu empat puluh delapan jam di dalam kamar tak membuat mereka merasa bosan. Panas membara berapi-api atmosfir di dalam kamar dipenuhi hasrat yang menggelora. Pandangan Lauretta menelisik pada setiap sudut ruangan. Tak ada satupun benda yang terganti maupun tergeser sejak tiga tahun yang lalu. Semuanya sama persis dengan terakhir kal

  • Skandal Panas Pernikahan   Chapter 13 ka Cocaína

    Duduk menyender Lauretta pada sofa tunggal di dalam kamarnya, beserta dua kaki yang ia naikkan ke atas meja masih lengkap dengan higheels yang ia kenakan. Menyender kepalanya pada senderan kursi, mendongak ke atas wajah cantiknya pun memejam. Kalimat-kalimat sialan yang diucapkan Hector padanya kini memenuhi kepala, membuat pening dan menambah beban. "Aku lebih baik mati," gumamnya rendah. "Kau memang akan segera mati." Mata Lauretta kontan terbuka lebar kala seseorang berbicara padanya. Pria sialan lainnya datang yaitu Amor Calbi, pria yang tak tahu diri meskipun sudah ditolak puluhan kali. Amor melemparkan satu lembar kertas berisikan hasil lab pada Lauretta. Wanita itu mengeryit lantas membaca laporan yang Amor bawa tanpa mengubah sedikit pun posisi duduknya. "Ah~" Ia meremasnya hingga kusut lalu melempar pada sudut ruangan. Wajahnya datar tak peduli apapun menatap pada Amor. "Sí, sudah kulihat. Sekarang pergilah." Wajah Amor amat datar nan dingin meskipun kekesalan

  • Skandal Panas Pernikahan   Chapter 12 Clan fiescho

    Hujan rintik mengguyur pekarangan mansion. Membasahi setiap helai daun serta ranting yang tak sengaja jatuh berguguran diterpa angin. Kabut tipis menghalangi pemandangan, membuat suasana di pagi hari semakin sendu. Asap tebal keluar dari bibir seksi yang dipoles lipstik merona. Wajah datar serta tatapan lurus ke depan, pandangan yang kosong pun tak berkedip. Hanya tangannya yang bergerak mengarahkan batang nikotin yang terselip di jemari ke arah bibirnya. Suara sepatu pentofel menghentak lantai terdengar mendekat. Sama sekali yak membuyarkan kekosongan dalam pikiran wanita cantik itu. Tanpa menoleh ia mengetahui siapa yang baru saja datang pun kini berdiri di sampingnya. Seorang pria yang bisa ia kenali bahkan hanya dengan mencium aromanya. "Kau tidak akan datang jika tak diundang, sí? Ini kunjungan pertamamu sejak kau menikah." Tubuh besar nan berotot dibalut kemeja putih rapi. Tato memenuhi lengan kiri pria itu. Wajahnya yang tampan pun garang dipenuhi jambang yang cukup leba

  • Skandal Panas Pernikahan   Chapter 11 Droga

    Amor mendorong, menyudutkan tubuh Lauretta pada tembok lalu ia balikkan tubuh wanita cantik itu menghadapnya. Menghimpit dua kaki Lauretta menggunakan kakinya agar dia tak bisa bergerak memberontak. “Aku benci kau yang seperti ini, Amor!” cerca Lauretta. Menggerakan kakinya dalam himpitan Amor serta tangannya yang diborgol dibelakang tubuh. Meskipun mustahil ia terlepas, tapi dia enggan untuk diam. Tak bisa dipungkiri lagi gangguan Amor yang tak ada habisnya. Lauretta pikir ia telah terbebas dari jerat pria tak memiliki otak ini. Namun dirinya salah. Semakin lama Amor tak menganggu, maka akan semakin berat kala gangguannya datang. “Apa yang ingin kau lakukan sekarang, uh? Memperkosaku?” Lauretta mengangkat dagunya, menantang pria itu berani. Keadaan tubuh yang tak terikat sama sekali tak menyudutkan nyalinya. “Itu tidak dihitung memperkosa jika kau sama maunya, Babe,” balas Amor. Mengelus pipi mulus Lauretta seraya ia jumput surai basah wanitanya ke belakang telinga. Bajingan

  • Skandal Panas Pernikahan   Chapter 10 Hombre loco

    Lauretta mengecup lembut tangan kecil putrinya yang baru saja sembuh dari reaksi alergi. Kembali mulus kulit putihnya sepert sedia kala setelah dia kembali dari pengobatanya di luar negeri. Ia menjemput putrinya secara pribadi ke bandara. Membuat kejutan pada putri kecilnya setelah mereka dipisahkan jarak dan waktu selama dua minggu penuh. Tak lepas bocah kecil itu memeluk serta mencium maminya penuh rasa rindu. Satu buket coklat disodorkan tepat di hadapan Auretta. Kontan tersenyum ceria wajah cantiknya. Segera ia lepaskan pelukan pada maminya, dan beralih memeluk sang pemberi coklat. "¡Tío!" (Paman) Lauretta berpikir jika Tio yang datang ialah Leave. Sebab ialah satu-satunya sahabat Abramo yang paling dekat dengan Auretta. Namun Lauretta salah. Ketika dirinya menoleh ia mendapati Amor tengah memeluk putrinya. Tanpa Lauretta tahu jika akhir-akhir ini putri kecilnya sering kali berhubungan dengan Amor. Tionya ini merasa bersalah padanya karena menyebabkan dia dirawat di ru

  • Skandal Panas Pernikahan   Chapter 9 : México

    Meksiko. Seorang pria duduk menyender pada sofa tunggal. Menumpu kaki seraya menyesap nikotin pada selah jemarinya. Di atas meja tepat di depannya, penuh botol minuman beralkohol serta sebuah nampan berisikan serbuk putih lengkap dengan dollar yang dilinting. Wajah datar tanpa ekspresi. Tatapannya tajam pun intens mengarah pada wanita di depan meja tengah melakukan pole dance. Tubuh sintal nan seksi berpakaian minim itu meliuk-liuk lihai pada tiang, bergerak begitu seductive menggiurkan. Wanita tersebut melangkah mendekati sang pria. Tangannya terulur menyentuh menggoda wajah serta dada bidang pria tersebut. Namun aksinya sama sekali tak dilirik, diabaikan begitu saja. Tak menyerah di sana, sang wanita semain liar dan kii duduk tepat di atas pangkuan. "Amor ...." Bibir sintal nan tebal seksinya berbisik di depan telinga Amor dengan suara yang amat menggoda. Tapi Amor justru tetap mengabaikannya. Pintu ruangan seketika terbuka. Mara yang berdiri di ambang pintu menatap Amor p

  • Skandal Panas Pernikahan   Chapter 8 : Parásito

    Melenggang cantik kaki jenjang yang terbalut higheels tinggi di sebuah lorong disertai pintu kamar pada sisi kanan dan kirinya. Menaiki lift menuju lantai dua. Suasana riuh club malam menyambut kala pintu besi itu terbuka. Bokong sintal itu melenggok kala dirinya melangkah. Tubuh seksi membentuk gitar spanyol mengenakan dress pendek di atas paha semakin memperlihatkan bentuk tubuhnya yang amat menggoda. Mata-mata dari pria hidung belang mengiringi setiap langkahnya. Tak mampu menggoda, hanya dapat mengamati sosok wanita cantik pemilik club malam yang memanglah tak bisa disentuh pun dijangkau. Tangannya menyelipkan sesuatu di atas nampan minuman yang dibawa oleh seorang pelayan pria sebelum memasuki ruang VVIP. Serbuk terlarang yang memang dibebas edarkan di dalam sana. Dirinya masuk ke dalam ruangan di mana seorang pria sudah menunggu di dalam sana. Minuman beralkhohol memenuhi meja, satu piring berisikan buah segar serta pelukan hangat dari dua jalang di sisi kanan serta kir

DMCA.com Protection Status