Share

Rencana Licik

Author: Mega Silvia
last update Last Updated: 2022-09-23 11:20:30

"Lho, Bapak?!" Berbeda dengan Kala, Vanilla memiliki penilaian yang baik untuk head of management itu. Meski ia masih muda, tapi Justin selalu inovatif. Terutama ia manusiawi!

"Saya yang harusnya heran. Kenapa selarut ini kamu masih ada di kantor?"

Perjalanan dari lantai 11 sampai lantai 1 jadi sangat menyenangkan setelah banyak mengobrol dengan Justin di dalam lift. Yah, meski Vanilla tidak bisa mengutarakan uneg-unegnya ke Justin.

Ia hanya bilang, sedang lembur saja waktu Justin tanya alasannya masih di kantor. Setelah keluar lift, lelaki itu lebih dulu jalan. Vanilla mengerti semua karena Justin tidak ingin dianggap akrab dengan salah satu karyawan lantas pandangan orang jadi berubah dengannya.

Vanilla tahu dari temannya, Melinda. Waktu itu tersiar desas-desus kalau ia dekat dengan Justin. Tapi Justin langsung menegurnya dan tidak mau disebut begitu. Ia cuma takut, seandainya Melinda naik jabatan. Nanti dikira, karena ia me'lobby manajemen. Sikapnya sungguh gentleman di mata Vanilla.

'Atasan yang keren tuh kayak gini. Bukan kayak Kola-Kola!' Peduli apa, toh. Kala yang lebih dulu suka salah sebut namanya.

"Saya duluan!" Meski tak sehangat seperti waktu di lift, namun Justin tetap berpamitan pada Vanilla. Vanilla hanya mengangguk sambil mengambil makanan. Karena gak fokus, makanannya jatuh sampai isinya keluar dari kantong.

"Ahk!" Buru-buru diangkatnya. Belum 5 menit! Tatapan Justin jadi memincing, sayangnya ia terlalu tak acuh menanggapi keteledoran Vanilla.

"Yah, Mbak gimana? Kok Jatuh?" kata Pak Sekuriti.

Vanilla memintanya diam. Selama gak ada yang bilang ke Kala, laki-laki itu gak akan tahu,'kan makanannya sempat jatuh ke lantai? Hehehe

Vanilla segera kembali.

Ia gak mau semakin menggerus waktu. Bisa pulang jam berapa dirinya kalau terus di sini?

"Kayaknya besok-besok aku harus bilang deh ke Pak Kala. Jangan suka pesen makanan pas OB sudah pulang. Aku juga,'kan yang ketempuan. Tapi, untung saja aku bertemu Pak Justin. Yah, minimal aku agak terhibur!" Senandikanya. Sampai di depan ruangan Kala, Vanilla gak lagi mengetuk pintu ruangan Kala. Ia gak takut. Tapi, gimana kalau seandainya Kala sedang bertelanjang dada?!

"Pak, ini makanannya!" Vanilla ingin kembali ke ruangan, tapi Kala menahannya.

"Tunggu, Vani!"

"Apa lagi, sih, Pak..." Vanilla sampai menyeret ucapan meski sekarang agak lega karena pria itu gak salah sebut lagi.

"Saya cuma mau bilang. Kalau makanan itu untuk kamu. Saya sengaja pesan buat kamu!" terangnya, dengan wajah tanpa dosa. Sesaat Vanilla mengingat kembali kejadian tadi. Padahal, hampir saja ia mau menginjak burgernya. Tapi ternyata...

"Buat saya, Pak?!" Ia terperangah

"Iyah, karena kamu sudah membuatkan saya kopi," lanjut Kala. Vanilla melirik ke cangkir itu. Masih utuh, pantas ia gak keluar tanduk dan malah baik banget. Tapi, kok ... jadi merasa bersalah gini, sih?

"Saya sudah kenyang. Buat Bapak saja!" Vanilla menolak dengan santun. Sayangnya, Kala tidak terbiasa makan malam. Ia hanya makan di bawah jam 6 sore karena itu bentuk tubuhnya sangat proposional.

"Kamu saja yang makan. Saya tahu, kamu suka cheese burger, 'kan?"

Ada saatnya, Kala bisa sangat memperhatikan tapi disaat yang lain. Ia bisa sangat tidak peduli. Tepatnya, hanya orang-orang yang menarik di matanya yang bisa membuatnya seperti itu.

Kala ingat, waktu masih di luar negeri dan mereka meeting online. Vanilla tetap memakan burgernya meski sedang bertatapan muka. Apa wanita itu lupa kalau ia sedang mengaktifkan kamera. Tapi yang jelas, Kala gak bisa lupa sama suapan Vanilla yang besar itu. Seolah-olah ikut memakan Kala.

Vanilla mengambil bungkus burger kembali. Ia merasa tangannya sangat berat bagai memikul beban puluhan kilo. Otaknya sedang berfikir, gimana setelah Kala menyicipi kopi itu. Apa ia juga mengambil kembali burger yang ada di tangan Vanilla. Tapi, kok. Ia merasa itu pantas dilakukan oleh Kala.

"Biar sekalian saya buatkan kopi yang baru. Kopi ini sudah dingin," dalihnya. Kala menggeleng. Ia gak masalah minum kopi dingin. Lagi,'kan mubazir.

Vanilla tidak bisa lagi berkelit. Ah,ya. Ia lupa, Kala juga orang yang paling efisien. Ia bukannya pelit hanya tahu bagaimana caranya memakai seluruh miliknya dengan baik dan jauh dari kata sia-sia. Seperti dia contohnya. Mentang-mentang punya sekretaris, Kala memakainya 1x24 jam full. Sampai rumah pun, biasanya Kala bisa menelpon Vanilla sekedar mengecek email atau sebagainya.

Vanilla jadi sebal kembali.

Sudahlah, memang dia mau keluar kerja,'kan. Ngapain juga mikirin. Buat burger ini, namanya juga perusahaan memakai tenaganya sampai malam. Wajar dong, kalau Vanilla diteraktir makan.

Vanilla sudah ada di meja kerjanya. Setiap 1 menit ia selalu melirik ke ruangan Kala. Semakin lama pria itu menenggak kopinya. Semakin tersiksa juga Vanilla.

"Lo, sih. Pakai acara ngerjain Pak Kala," runtuk, Vanilla sendiri.

****

Di dalam mobil. Justin terus mengingat kecerobohan Vanilla. Bukankah itu cukup fatal untuk orang dengan status sekretaris direktur utama? Ia memang tidak tahu, makanan itu untuk siapa. Tapi, kemungkinan besar untuk Kala.

"Heh, bodoh!" kutipnya sambil mengelus rahang tegasnya. Sepertinya, Vanilla bisa menjadi celah untuknya menjatuhkan Dikala. Ini akan menarik, mengetahui rahasia Kala dari sekretarisnya yang ceroboh itu. Justin yakin, ia bisa mempengaruhi Vanilla.

"Kalau perlu! Aku akan menjadi kekasihnya demi menjatuhkanmu, Kala! Aku memang bukan salah satu keluarga Tjandra. Tapi, jika aku bisa menjatuhkan Kala, bukan berarti aku tidak mampu dinobatkan sebagai presiden direktur pada pemilihan selanjutnya. Aku cukup mempengaruhi Pak Kale, selaku presdir saat ini juga ayah dari Dikala. Aku bisa menunjukkan seolah-olah anak lelakinya itu tidak becus bekerja. Dengan begitu, kekuasaan bisa jatuh di tanganku!" Justin bergumam sembari mengepalkan tangan, seolah kedudukan teratas dari klan Tjandra sudah ada di genggamannya.

Soal putri keluarga Tjandra. Ia pun tahu, Justin mengetahui dengan jelas siapa saja pemilik darah bangsawan itu. Namun, Alinea yang kakak Kala bukanlah permasalahan baginya. Gadis lemah yang hanya suka melakukan kegiatan kemanusiaan pastinya juga tidak tertarik dengan harta melimpah. Hanya tinggal Kala, penghalang jalannya.

Kala sebenarnya mirip dengan Alinea, ia tidak begitu silau akan harta.

Kehidupan sempurna yang dimiliki sejak kecil membuat Kala tidak punya obsesi semakin memperkaya diri. Karena ia tahu. Semakin kaya dirinya, maka semakin banyak orang yang ingin menjatuhkan. Banyak yang mendekatinya hanya untuk keuntungan pribadi, juga Kala mesti membayar semuanya dengan harus terpisah dari keluarga demi pekerjaan.

Semua itu menyulitkan bagi Kala.

Andai, ia dilahirkan menjadi orang biasa dan bisa punya waktu bercengkrama dengan keluarga lebih banyak, maka Kala akan memilih jalan itu. Memilih menjadi sederhana asalkan ia bahagia sepenuhnya.

Kala cuma berusaha yang terbaik untuk hidupnya saat ini. Apabila menjadi direktur pelaksana adalah cara ia berbakti kepada kedua orangtuanya, pastinya Kala tidak akan semudah itu menyerah. Sayangnya, Justin dan yang lain tidak tahu itu.

"Keluarga Tjandra akan berada di gengamanku. Hahaha!" teriak Justin bangga pada dirinya sendiri.

Justin seketika teringat bahwa dirinya mengenal Kala saat Kala masih 11 tahun. Ketika itu, Kala masih sangat suka bermain bola. Justrin jadi berpikir bahwa orang seperti Kala bukanlah permasalahan. Mungkin, saat dewasa ia cuma jadi atlet bola.

Ia lupa dengan istilah darah lebih kental daripada air. Sepandai atau sehebat apapun dirinya, posisi direktur utama memang hanya disiapkan untuk orang yang punya ikatan darah. Alias keturunan murni keluarga pemilik pabrik sebesar ratusan hektar itu.

Seolah, apa yang ia kerjakan selama ini untuk menyenangkan para pemimpin hilang bertiup bersama angin menjadi debu yang tak berarti. Tadinya, Justin mengira ialah satu-satunya kandidat penerus. Tetapi, beberapa bulan ini keyakinannya harus terkhianati apalagi setiap kali melihat Kala di kantor. Ia benci anak itu.

"Seharusnya ia ku bunuh sejak dulu. Aku lengah, membiarkannya hidup hanya karena berfikir ia tidak berminat meneruskan perusahaan," gumam Justin kembali.

Related chapters

  • Skandal Cinta Si Boss Galak   Lelaki Gila Kerja

    Justin, pria 34 tahun yang sudah bekerja selama belasan tahun dan akhirnya bisa menduduki posisi head of management, kini harus dibuat gigit jari setelah anak piyik seperti Kala melenggang dan ditempatkan diposisi direktur, tempat yang menjadi harapannya. Tindakan Kala yang mencurigai sistem penerimaan karyawan juga membuatnya muak. Justin merasa itu sama saja Kala mencurigainya. Meski di depannya Kala terlihat menghormati dia sebagai orang yang lebih tua, tapi sesungguhnya Kala sedang mengibarkan bendera permusuhan diantara mereka."Berani-beraninya dia mengusik upeti ku!" Yah, hampir 50% mahar rekrutment karyawan baru jatuh ke tangannya. Bukan hanya itu, hampir dari setiap proyek, Justin selalu meraup keuntungan maksimal untuk dirinya. Ia merasa gak perlu takut karena menilai keluarga Tjandra sudah sangat mempercayainya. Hanya mata Kala yang tidak bisa ia tutup. Bagaimanapun, Justin berusaha meyakinkan. Kala selalu menaruh curiga padanya. Seperti kemarin, Kala melakukan kunjung

    Last Updated : 2022-10-07
  • Skandal Cinta Si Boss Galak   Penjahat Sesungguhnya

    "Aku pulang!" Vanilla berjalan tertatih sambil menyeret tas jingjingnya. Seharian memakai high heels membuat kakinya sangat perih. Tapi semua pasti terbayarkan setelah melihat Kak Senja."Heh! Anak ini. Kamu dari mana saja?!" Namun, bukan sambutan baik yang didapat. Senja malah menunggunya di depan sambil bawa tutup panci seperti mau perang."Kamu sudah gak peduli sama Kakak, ya? Mau kabur kalau Kakak ke rumah kamu, kan? Jawab, Dek?!" Dengan bantuan sodet, ia memukul tutup panci. Menghasilkan suara nyaring yang memekakan telinga siapapun. Mungkin rungu-nya Vanilla sudah berdarah saking kerasnya."Kak, please, deh!" Tidak tahu saja kakaknya bahwa untuk sampai di sini, Vanilla butuh effort yang besar. Termasuk, mempertaruhkan kariernya."Ayok bilang! Kamu pasti habis jalan sama pacar kamu, 'kan? Siapa dia? Gimana orangnya? Apa dia sudah tahu tentang kamu?!" Senja semakin merancau. Akhirnya, Vanilla masuk seraya tersungkur di lantai."Aku gini karena bos kejam itu. Aku diminta lembur te

    Last Updated : 2022-10-07
  • Skandal Cinta Si Boss Galak   Penyiksaan di Kantor

    Kala mengetuk karena ingin meminta laporan dari Justin. Ini saja sudah satu kebaikan yang dia lakukan. Di mana lagi mendapat atasan yang turun tangan langsung untuk mendapatkan laporan dari bawahannya? Seharusnya, Justin tahu diri. Dia tidak sehebat itu sampai berfikir perusahaan sangat membutuhkannya. Beberapa hari Kala lembur demi mengecek hasil kerja Justin. Dan, dia lebih banyak kecewa dengan keputusan yang pernah pria itu ambil.Justin menyeringai di dalam otak liciknya. Melihat Melinda tersiksa, menjadi pemandangan luar biasa untuknya. Tetapi, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu. Tangan satunya meninju tembok kencang. Sedang satu lagi, menjambak rambut Melinda keras. Melinda juga mendengar itu dan jadi gugup. Bahkan, ia tidak sengaja memuntahkan air yang sempat masuk ke mulutnya."Aahhk ... sialan!" pekiknya tanpa sadar. Kala merasa ada seseorang yang berbicara kasar. Tapi, dia tidak jelas mendengar isi perkataannya."Pak Justin, tolong buka pintunya!" peringat Kala dengan sua

    Last Updated : 2022-10-07
  • Skandal Cinta Si Boss Galak   Kepribadian Aneh

    "Maksudmu? Mereka bisa datang di atas jam 10 malam dan menginap di pabrik?" Bima terkejut mendengar suara lantang Kala. "Bukan menginap, Pak. Tapi kerja. Lagipula.., gak setiap hari. Hanya disaat produksi sedang tinggi-tingginya. Kita membuka shift malam, Pak," terang Bima. Wajar jika Kala tidak tahu pengaturan pabrik. Karena ia juga baru gabung menjadi salah satu direksi disini.Kala terdiam. Kalau begitu, artinya enam bulan ke depan kemungkinan produksi malam dijalankan. Kebetulan perusahaan Adikara Tjandra mendapatkan proyek besar dan diminta proses cepat. Artinya bisa saja tindakan kekerasan maupun pelecehan terjadi di tempatnya. Tidak, Kala tidak ingin sampai terjadi. Kemaslahatan buruh dari datang sampai pulang juga merupakan tanggung jawab dirinya. Kala merasa gak bisa berpangku tangan melihat ketidak adilan di depan matanya. Ironi, perusahaan yang semestinya jadi ladang mencari amal ibadah dan berkah-Nya. Berubah jadi ketakutan dalam dada. Kala resah, andai kepimpinannya di

    Last Updated : 2022-10-07
  • Skandal Cinta Si Boss Galak   Salah Paham Di Kantor

    "Tolong ambilkan setelan jas saya," titah Kala lantas menutup telepon. Ia menunggu seraya menatap Bima masih jutek. 'Dia bikin aku pusing. Bisa-bisanya ingusan di badanku. Ahk, ini bisa hilang gak,ya?' Kala jadi over thingking. Sifatnya yang anti banget kotor malah merepotkannya. Sungguh, entah sejak kapan dirinya punya sugesti diri harus bersih sehingga terhindar dari kuman. Seingatnya waktu sekolah ia malah suka kotor-kotoran. Karena melamun, Kala jadi gak beranjak di tempatnya.'Wow... badan Pak Kala jadi banget. Otot leher, dada hingga perut semua terlihat kencang. Dia gym dimana. Aku mau juga dong. Supaya pacarku makin suka sama aku,' benak Bima mengamati tiap lekuk tubuh Kala tanpa berkedip. Ketika yang sama Vanilla masuk dengan setelan kemeja biru muda dan Jas hitam untuk Kala.Kok, ia merasa déjavu. Kenapa harus ada diposisi orang ketiga. Karena sungguh, di mata Vanilla. Kala seolah membanggakan tubuhnya ke Bima dan Bima sedang mengagumi sambil duduk selurusan kearah Kala.

    Last Updated : 2022-10-18
  • Skandal Cinta Si Boss Galak   Pembalasan Kala

    "Kamu benar." Kala bergumam untuk fikirannya itu. Senyum tampan juga nampak di wajahnya. Pun sedikit kelegaan terlihat dari raut Vanilla. Dia sebenarnya ingin bertanya konteks benar yang Kala ucapkan. Tapi Vanilla lebih dulu mau menyelamatkan kebohongannya. Lebih baik tidak perlu memperdulikan apapun yang Kala fikirkan, daripada lelaki itu sadar kalau tadi dia sempat ingin memukul kepala Kala dari belakang."Ya, Pak. CCTV- nya gak usah diperiksa. Dipajang saja disana," katanya lagi meyakinkan agar Kala tidak membahas lagi. Kala mengangguk, dia malah memekik."Ikut saya!" Lelaki itu berdiri lebih dulu. Semakin ketar-ketirlah Vanilla. Kenapa sih dia selalu saja punya fikiran mau celakai Kala. Habis itu baru menyesal. Memangnya enak, jantung serasa diremas-remas karena takut ketahuan. Makanya kalau punya hati sama otak disingkronkan dong!Vanilla cuma bisa merapal doa. Agar langkah Kala tidak terbawa keruangan control CCTV. Tapi ternyata anggapannya salah. Kala mengajak Vanilla ke tempat

    Last Updated : 2022-10-20
  • Skandal Cinta Si Boss Galak   Cinta Lama Masih Terpatri Di Hati

    Kala kembali ke ruangan sembari menghembuskan nafas lelah. Ia mendongakkan kepala disandaran sofa. Juga memukul-mukul kening pakai kepalan tangannya. Vanilla sendiri berjinjit masuk ke area kerja. Ia tahu Kala sedang badmood. Dan rasanya Vanilla gak mau mengganggu lelaki muda itu kalau gak mau dapat intruksi yang aneh-aneh."Ahk, selamat. Hari ini aku gak boleh buat bos marah. Kalau gak mau dikasih kerjaan kayak Pak Justin." Vanilla mewanti dirinya sendiri. Sesaat ia justru kasihan sama Justin."Eeh.., apa aku boleh seneng kayak gini. Tadi itu,'kan seharusnya pekerjaan aku. Malah dilimpahkan ke Pak Justin. Kayaknya aku harus bantu dia deh," lanjut Vanilla tidak enak. Tiba-tiba saja seorang gadis muda datang. Ia terlihat begitu anggun. Sekali lihat, Vanilla tahu berapa harga dari gaun selutut yang menaungi tubuh sang gadis juga tas kecil warna hitam yang ia jinjing di sisi tubuhnya. Vaniila jadi memegangi dadanya. Gaun terakota itu kan yang pernah dipakai artis korea ternama. Sialnya

    Last Updated : 2022-10-22
  • Skandal Cinta Si Boss Galak   Mainan Baru

    "Yah. Tapi kamu juga harus sadar, kita bahkan sudah mencarinya lama, Dik. Tapi gak ketemu juga," beber Alinea supaya Kala paham. Selamanya cinta tidak bisa dipaksakan. Di sini adiknya menunggu, gimana kalau ternyata orang yang dinanti sudah menikah. Apa Kala akan patah hati? Dan Alinea tidak mau Kala melewati itu.Kala menyertikan alis. "Kakak kenapa manggil aku Dika lagi sih?" Ia memasang raut tak senang. Baginya nama itu membawanya dalam kenangan buruk termasuk ditinggal cinta pertamanya. Alin hanya terkekeh mendengar suara judes Kala."Udah. Udah.., kamu kalau manyun gitu terus yang ada anak buah kamu pada takut. Tadi itu siapa? Tuh! Dia aja takut sama kamu." Alin mendorong bahu Kala dengan telunjuknya. Kala mencibik seraya menjawab ogah-ogahan."Vanilla," ucapnya. Alinea menerawang dalam hati.'Vanilla. Kayaknya aku pernah ketemu dia tapi bukan di sini.' Alinea keluar, ia menajamkan mata dan telinga ketika tidak sengaja mendengar gerutuan Vanilla."Kak. Biar aku aja yang buat k

    Last Updated : 2022-10-24

Latest chapter

  • Skandal Cinta Si Boss Galak   Pria Di Masa Lalu

    "Kalau begitu. Kapan kamu bisa mulai bekerja?" Alinea terlihat antusias. Baginya, tidak perlu meragukan kehebatan Malik sebab dari dulu anak itu sudah rajin."Saya bisa mulai kapan pun," jawab Malik, diplomatis.Alinea semakin puas dengan jawaban Malik. Dia memerintah, Riski-- selaku petugas tata usaha untuk memproses administrasi penerimaan guru baru. "... Kalau begitu, mari saya antar kamu melihat sekeliling!"Karena Alinea punya waktu, dia sendiri yang akan mengantarkan Malik melihat-lihat area sekolah, dan yang pertama mereka sambangi yaitu lapangan basket indoor. Tempat yang akan sering Malik kunjungi.Berhubung anak murid sedang berada di kelas, jadi lapangan basket itu sepi.Hanya ada hembusan angin dari ventilasi udara juga hentakkan kaki mereka berdua."Ini lapangan basketnya ... ."Tangan Alinea terjulur ke depan, mempersilahkan Malik melihatnya sendiri."Oh. Mungkin kamu sudah sering lihat. Tapi, ya ... 4 tahun ini ada beberapa yang berubah karena sekolah sudah merenovasi

  • Skandal Cinta Si Boss Galak   Kenangan Masa Lalu

    "Memangnya mana yang membuatmu kerepotan?" Kala berusaha biasa saja, padahal dia mengerti Vanilla sedang marah. Tapi Kala mau mengajarkan Vanilla bentuk tanggung jawab. Bisa dibilang, Kala berselera pada wanita tangguh serta pantang menyerah."Semuanya," jawab Vanilla enteng. Kala menggeleng, "Ya sudah. Sini saya bantu." Kala mendorong Vanilla agar menjauh, lalu dia ke arah ruang Vanilla. Vanilla terangga, nampaknya mimpi jadi sepasang kekasih yang harmonis mesti berakhir."Kenapa sih aku mesti sayang sama cowok nyebelin kayak gitu!" Vanilla sudah duduk di bangkunya. Sementara Kala ada di belakang, sedang menyilangkan tangan di dada."Kamu sudah mengerjakan setengahnya kan?" "Hah!" Vanilla menoleh sedikit. Habis sudah. Dia belum sampai detail tugas hanya mengerjakan tugas minggu kemarin.Lagian, siapa suruh Kala mengacaukan perasaan sampai Vanilla malas bekerja.'Ya ampun ... ada tali aja gak sih, tali. Rasanya mau gantung diri aja di pohon toge.' Satu sisi, Vanilla gak mau terl

  • Skandal Cinta Si Boss Galak   Suka Duka Pacaran Sama Bos

    "Itu kakak saya yang buat. Hari ini dia ke rumah saya, dan memasakkan saya nasi goreng." Kala menjelaskan dengan tenang. Matanya terus melihat ke arah Vanilla seolah menunggu tanggapan kekasihnya itu.Vanilla berubah tegang. Dia sudah marah tanpa mau mendengar penjelasan lebih dulu. Mana salah sangka lagi. Segera dia menelan ludah kasar. Gleekk!"Maaf," cicit Vanilla menggigit lidah. Daripada dia yang menggigit lebih baik Kala. Kala menaiki dagu Vanilla dengan jempolnya. Lalu mencium bibir Vanilla kilat. Itu membuat Vanilla melepaskan gigitan. Senyum tidak bersalah tersunggil, kemudian pria itu meminta Vanilla untuk tersenyum. "Ayok mana senyumnya!" Kala menarik sudut bibir Vanilla pakai jari. Kontan Vanilla menggeleng. "Kamu tuh seneng,ya kalo aku jadi badut kamu!" Kala tidak bereaksi. Tapi dia heran darimana prasangka itu. Yang membingungkan ucapan Vanilla selanjutnya. "Tapi aku bersedia kok dianggap badut buat kamu." Vanilla tersenyum ceria.Jika dengan semua tingkahnya dia bi

  • Skandal Cinta Si Boss Galak   Ada Yang Cemburu

    Alinea mampir ke rumah Kala. Baru tumben melihat dia masih tidur di jam segini. Sembari menggulung tangan di dada. Alinea jadi tersenyum tipis. Saat Kala terlihat tidak sempurna, dia baru seperti manusia. Sedang, selama ini adik kesayangannya itu persis robot humanoid yang berjalan sesuai dengan isi perintah. Satu sisi, Alinea juga iba. Mengapa Kala diwajibkan meneruskan pabrik keluarga meski Kala tidak ingin. Ada rasa bersalah bergelayut di dada Alinea. Andai dia bisa menanggung itu semua. Biar dia saja yang dipekerjakan bagai sapi perah.Walaupun orang lain menilai Kala sebagai pria dewasa yang pekerja keras juga tidak bisa mentolerir kesalahan. Tapi, di mata Alinea dia tetap adik bungsunya yang menggemaskan. Terkadang Alinea bisa mendengar jeritan hati Kala, sayangnya dia sendiri terikat dalam silsilah keluarga milliader yang untuk mempertahankan itu mereka mesti pontang-panting.Yah, mau jadi miskin atau kaya. Tetap dibutuhkan usaha untuk bertahan hidup. Hanya caranya saja yang b

  • Skandal Cinta Si Boss Galak   Cinta Palsu

    Kala tersenyum lebar. Tangannya merangkul pinggul Vanilla supaya lebih dekat dengannya."Kalau gitu, kamu gak akan keberatan kan, kalau aku meluk kamu kayak gini?" Vanilla menggeleng dengan senyum simpul, membalas pelukkan Kala dengan meletakkan tangan di dada si bos. Tentu dia tidak akan protes Kala memperlakuannya lebih intim dari seharusnya. Inilah yang Vanilla harapkan dari Kala."Itu artinya, Bapak juga cinta sama saya?" tanyanya semangat. Kala berdehem, sebenarnya Kala belum mengerti siapa yang ada di hatinya. Nada--cinta pertamanya, atau Vanilla. Tapi keduanya tidak bisa dia lepaskan begitu saja. 'Maafkan aku, Van.' Kala bermonolog. Dia yakin kebingungan ini akan segera berakhir jika dia bertemu keduanya secara langsung. Tapi masalahnya, bagaimana caranya bertemu dengan Nada. Kala sudah beberapa kali menunggunya di tempat yang sama dan saat ini dia lelah untuk menunggu lagi. Mungkin, hadirnya Vanilla bisa menjadi pengganti Nada dalam hatinya. Kala mendekatkan wajahnya di

  • Skandal Cinta Si Boss Galak   Do You Love Me?

    Keadaan berubah canggung. Vanilla yang di atasnya terlihat begitu cantik di mata Kala, meski kenyataan, pipinya belepotan saus pizza. Vanilla menyadari ada bekas makanan di bibir bawahnya. Dia jadi menjulurkan lidah sedikit lantas berniat menjilat sisa makanan itu. Saat dia lakukan, Kala meruntuki pemandangan di depannya. Dia fikir, berani sekali gadis itu menggodanya. Cepat Kala menahan tengkuk Vanilla dan menaiki kepala, dia melumat bibir Vanilla tergesa. Kala tidak ingin membuang kesempatan yang Vanilla berikan atau sebenarnya dia sudah gagal menahan hasratnya."Em... Em...!" Vanilla melenguh. Tidak mengerti mengapa sang bos begini. Tetapi dia lumayan menyukai lumatan itu karena dia mencintai Kala. Dia sadari perasaannya pada bosnya itu semakin lama semakin dalam dan rasanya sulit untuk disangkal. Dan, dia tidak bisa mengabaikan kebahagiaan yang meletup-letup dalam dada. Vanilla jadi banyak bergerak, dari mencengkram baju Kala sampai menggigit bibir bawah Kala. Kala menarik bibi

  • Skandal Cinta Si Boss Galak   Wanita Selalu Benar

    Tidak ada satu pun suara yang keluar dari bibir Kala juga Vanilla. Setelah aksi Vanilla menomproknya tanpa aba-aba lalu mereka berakhir di lantai dengan posisi Kala yang seolah masih duduk dan Vanilla menindihnya saja seharusnya sudah bisa mengundang suara teriakkan Kala. Bagaimana tidak, punggungnya sakit terhantam batang senderan kursi jangan lupakan kepalanya yang kejedot tanpa penghalang apapun. Semoga saja dia tidak geger otak.Alih-alih marah, Kala malah menatap intens bola mata Vanilla. Terlihat begitu jernih. Bibirnya yang mungil amat menggairahkan. Dia sendiri tidak tau apa yang Vanilla fikirkan tentangnya. Tapi yang pasti, Kala tidak ingin menyesali kejadian ini. Jantungnya berdetak lebih cepat dengan perasaan yang menghangat."Pak! Bapak gak kenapa-napa? Bapak sakit,ya?" "Ahk, kamu bisa gak turun dulu dari atas saya?" Vanilla langsung menyadari posisinya segera bersinggut ke samping dia juga menarik Kala. "Huft! Kamu kuat juga,ya!" Entah itu kalimat pujian atau sindiran.

  • Skandal Cinta Si Boss Galak   Vanilla Sang Penggoda

    Tidak tau harus marah bagaimana lagi. Vanilla jadi bertanya. "Emangnya Bapak pesen apa buat makan malam kita?" "Bebek goreng sambel ijo," gumam Kala mencoba memastikan apa Vanilla suka dengan pilihannya. Sayangnya Vanilla menggeleng beberapa kali."Kenapa? Kamu gak suka bebek goreng?!" "Bukan gitu, Pak. Kan yang makan saya. Karena Bapak kan tidak terbiasa makan malam. Terus kenapa Bapak gak tanya saya dulu?" Betulan dikasih hati minta limpah, nih anak. "Terus kamu mau makan apa?" Kala menanggapinya santai saja. Mungkin dia sudah mulai terbiasa mendengar aksi protes Vanilla. "Pizza. Kalo gak pizza, saya gak mau kerja!" Dia melipat tangan di dada. Tapi sebenarnya Vanilla ragu apa Kala mau menuruti keinginan dirinya. Tapi gak tau ahk, namanya juga coba-coba.Kala menarik nafas lalu mengeluarkan perlahan. "Ya, kamu boleh pesan." Kali ini Kala akan memberikan keluluasan untuk Vanilla memilih makanannya. "Sambil pesan. Kamu bisa cariin saya file gak?" Kala, si mister anti sia-sia langs

  • Skandal Cinta Si Boss Galak   Bertandang Ke Rumah Bos

    Mobil Justin semakin liar mengejar Melinda dan tidak ada pilihan lain untuk Melinda selain mempercepat laju motornya. Sampai juga dia melihat secercah kesempatan, yaitu sebentar lagi Melinda keluar dari parkir dalam gedung itu. Berbarengan dengan hampir sampainya Melinda, Justin memperlambat laju mobilnya."Hah! Hah! Ya ampun, Pak, hampir aja!" keluh pak Satpam sembari mengelus dada. Beliau berusaha mengejar sampai bawah. Justin mencoba keluar dari mobil lengkap dengan alat bantunya. "Maaf, Maaf banget." Justin mendekati Melinda yang kebetulan memberhentikan motor sangking lemasnya. "Kamu gakpapa?!" Tatapannya terlihat sangat cemas. Pak Satpam memandangi percakapan Melinda dan Justin. "Kaki saya sakit. Ini saja saya memaksakan diri membawa mobil sendiri. Tanpa sadar saya malah bisa mencelakai orang lain!" Pak Satpam itu mengangguk-angguk. Mungkin dia gampang untuk ditipu Justin. Tapi Melinda tidak. Satu yang dia sadari... Justin bisa sangat gila, bahkan mampu menghabisi nyawanya.

DMCA.com Protection Status