Esok paginya semua warga desa mengantar Elios dan lainnya sampai di depan perbatasan desa, mereka membungkukkan tubuh mereka sebagai tanda terima kasih atas bantuan yang Elios dan lainnya berikan.Tomi yang bisa merasakan ketulusan para warga merasa sangat tersentuh dan merasa tidak ikhlas meninggalkan desa rasanya ia ingin tinggal selamanya di sana bersama dengan mereka. Jika bisa memilih dirinya lebih baik tinggal di sana selamanya, di sana ia bebas melakukan apapun tanpa takut melanggar aturan, berbeda dengan istana yang penuh dengan aturan yang melarang banyak hal. Rasanya ia seperti hidup di dalam sangkar saja. Sepanjang perjalanan ia terus mengeluh tak ingin pulang dan merengek ingin kembali ke desa untuk tinggal di sana, Elios yang sudah terbiasa dengan sikap Tomi yang seperti itu tak menggubrisnya sama sekali begitu pun dengan Dokter Alvin dan juga Lipe, mereka berdua bersikap tidak mendengar apapun, kecuali Timi yang merasa telinganya terasa panas karena terus mendengar
Di tengah pelarian mereka, Elios tiba-tiba berhenti di tengah jalanDokter Alvin yang menyadari sikap Elios ikut terhenti dan bertanya apa yang sedang Elios pikirkan.Bukannya menjawab, Elios malah meminta Dokter Alvin untuk kembali pada Lipe dan membantunya karen entah kenapa perasaannya merasa sangat tidak enak dan tidak nyaman, ia tiba-tiba terus kepikiran akan gurunya.Seketika semuanya terdiam, mereka merasakan hal yang sama dengan Elios, termasuk Dokter Alvin yang sangat mengerti perasaan Elios karena ia pun merasakan hal yang sama, meski pun begitu mereka tak boleh menyia-nyiakan pengorbanannya. Ia pun memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan mereka meski di sepanjang jalan Elios terus meminta Dokter Alvin untuk kembali.Akan tetapi tak lama kemudian, Elios kembali berhenti, kepalanya menunduk sambil mengepalkan kedua tangannya lalu berkata, " Maaf Dokter Alvin tapi aku tak bisa membiarkan sesuatu buruk terjadi pada guru. " Ucapnya lalu pergi begitu saja." Elios!
Elios terdiam membatu ketika tempat yang di maksud dokter Alvin adalah tempat kelahirannya, tempat yang sangat dirindukannya, ia tak tahu bahwa tempat ini ternyata cukup dekat dengannya, padahal sudah lama dirinya mencoba menemukan tempat ini tapi tak pernah ketemu, tapi siapa sangka ternyata Dokter Alvinlah yang sengaja menyembunyikan tempat ini dengan memasang penghalang, sudah sangat lama dirinya tidak pernah ke tempat ini, ia pikir rumah ini sudah hilang atau rusak di makan usia, meski saat itu dirinya masih kecil, tapi ia masih ingat bahwa rumah ini masih sama seperti dulu tak ada yang berubah sedikit pun bahkan coretan yang menyimpan banyak sejarah itu pun masih ada di sana? , tapi bagaimana bisa?Seakan tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Elios, Dokter Alvin berkata bahwa dirinyalah yang merawatnya selama ini, di saat luang ia ke sini dan membersihkan debu serta rumput yang terus memanjang, alsan mengapa ia melakukan semua ini karena baginya tempat ini memiliki sejarah penti
Elios terdiam sambil mengernyitkan dahinya, mencoba mencerna ucapan pria yang berdiri di depannya, rasanya dia seperti tengah berbicara bahasa asing yang tidak bisa ia mengerti sana sekali, Membangkitkan ibunya? Apa maksudnya? Bagaimana bisa dia akan membangkitkan ibunya yang sudah meninggal? Apa dia pikir bahwa dia adalah dewa? Elios sungguh tak mengerti dengan jalan pikiran Tomi.Tak bisakah dia melihat situasi sekarang? Mereka sedang berusaha menemukan Lipe sekaligus menghindari pembunuh yang tengah mengincar mereka, tolong Elios sedang tidak ingin bercanda di tengah situasi seperti ini. Ia pun kemudian memutuskan untuk pergi tidur dari pada melayani candaan Tomi yang tidak bermutu itu lalu memintanya untuk tidak melakukan candaan itu. Namun, langkahnya tiba-tiba terhenti ketika Tomi berkata bahwa dirinya sangat serius dengan ucapannya dan dia sudah menemukan caranya hanya saja dia memerlukan darah dari anak kandung Alona, maka dari itu dia membutuhkan darah Elios untuk mel
Tampaknya meski sudah mengetahui apa permasalahan mereka, tapi hal ini tak membuat hubungan mereka kembali seperti dulu dan malah terlihat tidak ada perkembangan sama sekali, sebagai satu-satunya orang dewasa diantara mereka, Dokter Alvin pun kembali mencoba berbicara pada Elios serta berusaha membujuknya untuk berdamai Tomi karena bagaimana pun mereka sudah saling kenal sejak lama, jadi tak baik jika mereka terus saling bermusuhan hanya karena masalah wanita. Sebagai teman sekaligus keluarga, ada baiknya jika mereka saling memaafkan satu sama lain.Bukannya mendengar nasehat darinya, Elios malah berbalik marah dan membentaknya sambil berkata untuk tidak ikut campur masalah mereka karena ia sudah tak ingin mendengarnya. Mendapat respon yang jauh dari dugaannya, Dokter Alvin segera memperbaikinya, ia meminta maaf akan ucapan sebelumnya, tapi hal ini ia lakukan untuk kebaikan mereka bersama, " apa kamu sungguh mencintainya? Hingga kamu tak bisa memberikannya pada Tomi? " Tanyanya.E
Dokter Alvin hanya bisa menggertakkan giginya, entah bagaimana dia bisa lolos dari kematian tapi ia tak menyangka bahwa pria itu masih gigih dengan ambisi balas dendamnya. Sementara itu Elios masih tidak mengerti mengapa Fako masih belum mau melepaskannya tak bisakah dia berhenti dengan ambisinya itu, sebenarnya dendam apa yang dia miliki hingga ingin memusnahkan bangsa vampir? Dengan senang hati Tomi pun menjelaskan alasan pria itu masih menaruh dendam, tak ada yang mengetahui bahwa dia memiliki seorang adik dan adiknya itu tidak diperlakukan dengan baik oleh keluarganya sendiri karena di dalam darah adiknya itu terdapat darah goblin.Meski dia anak dari bibinya, tapi Fako sangat menyayanginya dan sudah menganggap sebagai adiknya sendiri, terlebih lagi saat bibinya mati demi melindungi anaknya itu karena keluarganya malu mengetahui kisah cintanya bersama dengan seorang Goblin dan sebagai gantinya dia harus mati jika ingin anaknya tetap hidup karena jika sampai pihak kerajaan me
Perlahan Elios berjalan mundur menjauh Dokter Alvin, sorot matanya tersirat kekecewaan yang begitu dalam, padahal ia begitu percaya pada mereka tapi mereka malah merahasiakan rahasia yang besar sebegitu tak percayanya kah mereka padanya, kini ia mulai mempertanyakan sosoknya di mata mereka. Apakah mereka benar-benar menganggapnya sebagai keluarga atau hanya sebatas karena dirinya anak dari tuan mereka terdahulu. " Elios, jangan dengarkan dia, jika bukan karena dia yang membocorkan informasi kita ke kerajaan, kita tak akan berada dalam kondisi seperti ini. " Ungkap Dokter Alvin sambil menatap melotot pada Tomi dengan tatapan penuh amarah dengan aura membunuh yang begitu kuat.Namun yang di tatap tidak merasa terganggu sama sekali dengan tatapan itu dan malah terlihat begitu santai seakan tatapan itu bukanlah apa-apa baginya. Sedangkan isi kepala Elios tengah kacau, di sisi lain ia kecewa pada Dokter Alvin karena telah merahasiakan hal besar ini darinya tapi di sisi lain ia juga san
Setiap hari ketiga menteri itu selalu mendapatkan siksaan untuk mengungkap siapa dalang di balik mereka, akan tetapi kesetiaan mereka begitu kuat hingga mampu bertahan dari siksaan itu bahkan tanpa memberi mereka darah sedikit pun.Begitu pun dengan Zaiden, ia tak pernah kehabisan akal untuk menyiksa mereka bahkan siksaan itu akan lebih kejam setiap harinya, rasanya lebih baik mati dari pada terus hidup.Menjelang hari ke empat, Enes Tikta datang dan meminta Zaiden untuk memisahkan ketiga menteri itu karena ia ingin berbicara dengan San, sang menteri pangan.Meski dirinya bukanlah menteri lagi, tapi hubungan mereka berdua masih terjalin erat, apalagi mengingat San adalah orang pertama yang merestui hubungannya dengan Kalina, mendiang ibu Alona. Sebagai teman lama tentu ia tak tega melihatnya terus di siksa seperti ini.Enes Tikta pun kemudian memerintahkan seorang penjaga untuk melepaskan ikatan San, ia kemudian memberi San sebotol berisikan darah hewan segar.San tak langsung mem