Mei Li berkata pada lelaki yang ia gadang-gadang sebagai calon suaminya tersebut. Gengsi, Hu Chen yang melangkah tegak bergaya angkuh hanya melirik ke arah Warung Bakmi Pendekar.“Lantas, itu … bukankah itu adalah Nona Gong?” ujar Mei Li lagi.“Sudahlah, Mei Li. Jangan dilihat terus. Biarkan saja mantan kekasihmu itu menikmati ketenaran sekejapnya. Kau memiliki calon suami yang mewarisi tambang Kristal Pijar. Warung bakmi tidak ada apa-apanya.”Meski berkata demikian, Hu Chen juga masih saja memperhatikan kedai milik Zhu Lian yang begitu ramai. Sekian orang yang baru tiba di sana terpaksa mengantre.“Bukannya aku terkenang-kenang. Akan tetapi, bakmi olahan dia memang sedap. Kemudian, bakmi barunya itu juga membuat keta—, euh, enak,” kata Mei Li lagi.Diam-diam, Mei Li dan calon suaminya itu sudah mencoba bakmi pendekar milik Zhu Lian. Tentu saja, tanpa datang langsung ke kedai tersebut. Mereka memesannya melalui jasa layanan online.Pasangan itu mengetahui Bakmi Nikmat Pendekar karena
Pengakuan Zhu Lian membuat gurunya terdiam. Bai Lu memandangi dia dengan alis terangkat. Dia tetap menikmati hidangannya, sembari berkata. “Apa jawabanmu terhadap Lady Qian?” Ragu sejurus, Zhu Lian menjawab pertanyaan Bai Lu. “Aku bilang pada beliau: aku masih berpikir-pikir dahulu. Kau sendiri tahu. Aku ingin membesarkan warung bakmiku ini. Aku belum mengutarakannya pada Lady Qian memang. Hanya saja … pokoknya, aku butuh waktu untuk berpikir.” Bai Lu mengangguk-angguk kecil. Zhu Lian tersenyum. Dalam hatinya dia merasa riang. Guru ilmu bela dirinya itu seolah memberi sinyal sepakat dengan dirinya. “Tetapi menurutku, tidak ada salahnya juga kau menerima tawaran itu, Zhu Lian. Toh kamu sudah memiliki orang-orang kepercayaan untuk mengelola kedaimu,” Bai Lu berkomentar. Ia meneruskan. “Golden Lotus adalah … kau tahu. Orang-orang sering menyebut: Thousand Rainbows adalah sekte yang disegani. Tapi Golden Lotus itu ‘angker’. Kau paham maksudnya?” “Ya,” jawab Zhu Lian singkat dengan me
Pendekar berbaju kelabu tersebut berbicara pada si ‘konselor’ yang mengenakan busana pendekar senada dengan warna yang ia kenakan.“Aku rasa sudah cukup dulu aksi kita belakangan ini. Seperti biasa. Setiap terjadi kejanggalan akibat apa yang kita lakukan, kita mesti segera kembali ke kegelapan. Belum saatnya kita bisa petantang-petenteng di hadapan para pendekar yang lain,” titah sang Konselor.“Baik, Konselor,” sambut pendekar yang satu lagi.Keduanya bercakap-cakap seraya melangkah pada sebuah lorong yang pada kanan dan kirinya terdapat ruangan dengan kaca yang besar. Sehingga, aktivitas di dalamnya terlihat.Di sana, ada orang-orang yang menggunakan baju peneliti tengah bekerja. Ada juga yang berpapasan dengan dua pria yang sedang berbincang tersebut. Kemudian membungkuk sopan tanda memberi hormat pada si Konselor.“Aku harap kolega-kolega kita bersabar. Sementara, kita terus menjalankan rencana sesuai jadwal,” ujar sang Konselor lagi. Kawannya kembali bersuara.“Bagaimana dengan R
Serta-merta, Zhu Lian terkesiap. Dalam suasana pesta seperti itu, tiba-tiba saja Sistem Kesatria Langit mengirimkan notifikasi pada dia. Sehingga, Zhu Lian terpekur sejurus, untuk membaca tampilan instruksi yang muncul pada pelupuk matanya. [Host harus mesra dengan perempuan-perempuan yang dekat denganmu. Terkecuali Gong Bai Lu dan Luo Yan. Hadiah: Karisma +25%. Aura spiritual +1000 per wanita.] Sewaktu sistemnya bereaksi, Zhu Lian sempat menyangka. Jangan-jangan dia harus berhadapan dengan seseorang di situ. Lebih konyol lagi, dia berpikir ada monster muncul di Mortal Realm. Sangking terkejut dengan instruksi sistemnya, Zhu Lian melebarkan mata. Ia mengerjap. Ekspresi tersebut ternyata tertangkap oleh Serpent An. “Mengapa, Zhu Lian. Kau mulai mabuk?” tanya Serpent An. Sang pedagang bakmi bagai tersadarkan. Baru saja dia berniat untuk menjawab pertanyaan iseng Serpent An yang tersenyum padanya, Sistem Kesatria Langit kembali memberitahu dia. [Kesempatan. Kau dapat merayu Serpent
“Bibi Xin, Bibiku tampak cantik sekali, malam ini!” Zhu Lian menyambut perkataan Kucing Anggrek. Itulah Zhu Lian. Bukan karena dia buaya darat. Tetapi memang pada dasarnya, dia memiliki pembawaan manis yang spontan terhadap perempuan. Tetapi dia bukan sekedar memuji dengan maksud sekedar berbasa-basi. Kucing Anggrek memang kelihatan sangat cantik malam itu. Sama seperti Bai Lu, ia tidak mengenakan busana pendekarnya yang mahal. Melainkan, celana pendek putih dipadu atasan longgar dengan warna yang senada dengan celananya. “Sebetulnya aku ingin berduaan denganmu, tetapi pesta kalian terlalu seru. Sehingga, aku juga asyik berbincang dengan Nona Bai Lu, Dokter Luo Yan, bergunjing dengan mantan istri suamiku dan cewek-cewek yang lain.” Sembari berujar, Kucing Anggrek mendekat pada Zhu Lian. Lantas, ia melingkarkan kedua tangannya ke pinggang lelaki tampan yang ada di hadapannya. “Kalau kita hanya berdua saja, itu namanya kencan. Bukan berpesta, Bibi,” balas Zhu Lian dengan senyum man
Jawaban Zhu Lian pada Xian Hua membuat Hu Chen ingin menghilang rasanya. Salah dia sendiri. Dirinya terlalu pongah dan saat ini yang berdiri di hadapannya adalah putra dari Metodis Liu, pemimpin salah satu sekte kelas Dewa yang disegani seantero Negeri Utama.“Apakah hal seperti itu diperkenakan di kelab Inner Circle, Kak? Sebab setahuku, kawan-kawanku sudah memesan tempat ini sejak kemarin lusa,”Bertanya pada pelayan Inner Circle, mata Xian Hua terus terarah pada Hu Chen. Yang ditanya langsung menjawab.“Tentu saja tidak boleh seperti itu, Tuan Muda Liu. Yang memesan terlebih dahululah yang berhak menduduki tempat ini,” jawab si pelayan wanita.“Kau dengar itu, Hu Chen? Atau mungkin kau tidak puas dan ingin menyelesaikannya dengan cara pendekar? Boleh saja. Kami semua di sini siap menerima tantanganmu. Mungkin … kau juga ingin memanggil bapakmu kemari?”Angker. Itulah yang dirasakan oleh Hu Chen. Mei lu bersembunyi di balik calon suaminya dengan mengerutkan tubuh. Ia memandang ketak
“Ya, betul,” jawab Hu Chen pada pelayan yang menhampiri tempat ia, Mei Li dan teman-teman satu sektenya berada.“Kami membawa minuman dari Tuan Zhu Lian untuk Anda.”Baik Hu Chen, Mei Li, maupun murid-murid sekte Buaya Penjelajah yang ada di situ tidak dapat berkata-kata.Mereka hanya memperhatikan sang pelayan bersama rekannya, meletakkan 5 botol minuman keras dengan botol-botol khas yang memiliki ukuran berbeda-beda di atas meja.“Hu Chen, coba kau tanya pada pelayan itu. Berapa harga minuman-minuman ini?” bisik Mei Li pada kekasihnya. Hu Chen menurut, melakukan seperti yang dipinta sang kekasih.“Pelayan, berapa nilai minuman kami ini semuanya?”“Total semuanya, 2.2 miliar, Tuan.”“2.2 miliar?!” spontan Hu Chen mengomentari.Bukannya apa-apa. Para pendekar terutama pemilik sekte-sekte memang terkenal kaya raya. Tetapi, bukan berarti mereka bisa menghambur-hamburkan uang miliaran dalam semalam saja.Sekarang, Hu Chen, Mei Li dan para pendekar Buaya Penjelajah terperangah. Zhu Lian m
“… jika kamu tidak ingin memiliki tambang, biar aku yang kelola. Kau tetap pada rencanamu mendirikan restoran. Hasil dari tambang itu kita bagi dua.”Seraya mengucapkan kata-katanya, Weiwei mendekap tubuh Zhu Lian yang memandangi dirinya. Weiwei tersenyum tipis terkesan jenaka. Zhu Lian pun bertanya.“Apakah dirimu merasa kesal terhadap Hou?”“Sebal terhadap diriku karena termakan omongan manis dia yang mengajakku mencari tambang Kristal Pijar bersama dan menikah. Dongkol pada Hou karena dia malah sibuk membangun citra sektenya. Tidak penting sekali!” gerutu Weiwei.“Mungkin sementara ini dia sedang sibuk membentuk citra sekte kalian. Setelah itu, barulah berburu lahan Kristal Pijar,” komentar Zhu Lian berusaha menenangkan Weiwei.“Bukankah ia bisa menjalaninya sekaligus? Aku tidak suka sikapnya yang tidak konsisten. Lihat dirimu. Kau itu sakti, tetapi mencari Kristal Pijar saja tidak mau. Apalagi mendirikan sekte. Kau tetap pada jalanmu. Memiliki sebuah restoran.”Saat itu Weiwei buk
Merapal ilmu spiritual sementara ia telah menenggak pil kultivasi, sama seperti Hu Chen, wujud Duan Bao berubah dan menyerang Zhu Lian.Pertarungan antara dua pendekar itu pun terjadi. Satu kesalahan Duan Bao selama ini. Merasa ajaran ayahnya adalah yang terbaik untuk mengalahkan pendekar, ia melupakan legenda di Negeri Utama. Zhu Lian bukan orang sembarangan.Sekarang, ia merasakan kesaktian Zhu Lian yang telah mencapai tingkat Summit. Menggunakan teknik Kuda-kuda Salib Pengusir Roh Jahat, Zhu Lian berhasil merobohkan Duan Bao. Kini, si Konselor merebah tak berdaya di tanah walau berusaha untuk tersenyum.“Tetaplah berbaring di sana, Tuan Duan Bao. Kamu beruntung. Metodis Liu merasa bertanggungjawab karena sektenya telah disusupi pengikut ilmu hitam seperti kamu. Kamu hanya akan dipenjara, entah berapa lama.”Perkataan Zhu Lian ia ucapkan sembari beranjak. Pendekar-pendekar Bintang Antariksa muncul untuk membekuk Duan Bao yang masih tergeletak di tempat latihan mereka.“Ayah …, sehar
“Tendangan Kibasan Ekor Naga Mabuk Mengamuk!”Buagh!Seketika itu para pendekar yang tengah menyaksikan kota mereka terancam bersorak-sorak. Ya. God Cultivatron V hadir.Barusan, Jing Yi yang berseru dan melepas salah satu teknik andalannya. Robot yang ia kemudikan bersama dengan teman-temannya itu menyepak Si Bayangan Kelam yang berbentuk setengah bayangan hingga mundur cukup jauh.“Yeaaah!”“Bagus Zhu Lian, hajar mereka!” Dokter Chou berkomentar.“Zexian, ayo Nak, bikin ayah bangga!”“Hei, hei, Zemin. Putriku juga mengemudikan robot itu, tahu tidak!”“Dasar para kakek. Jangan meributkan hal yang tidak penting! Omong-omong, tangan kiri robot itu dikemudikan oleh Bai Lu.”Agak kocak jadinya. Para Ayah seperti membanggakan putri mereka masing-masing. Suasana jadi tambah lucu, pada saat Qian Bingbing yang entah berada di mana berbicara melalui alat komunikasi nirkabel yang mereka gunakan.“Maaf, kakek-kakek. Kalau aku boleh berbangga hati, putrinya Qian Bingbing juga ada di sana.”Walau
“Kau … tukang bakmi berengsek …, kamu—, akan ku bunuh kau …!”Semuanya berlangsung dengan cepat. Crocodile Hu hanya bisa terperangah tataka melihat fisik putranya berubah.Wajah Hu Chen menjadi pucat. Perlahan-lahan suaranya tidak lagi seperti sebelumnya, menjadi berat dan seperti menggeram.Kemudian, tubuh Hu chen juga berubah menjadi beberapa kali lipat dari postur dia yang sebenarnya. Sehingga, baju pendekar yang ia kenakan robek.“Heaaa …!”Set!Berubah menjadi seperti makhluk lain, Hu Chen melompat dan menerjang ke arah Zhu Lian. Akan tetapi, tentu saja orang yang baru dilantik menjadi kapten atau pemimpin lapangan pasukan pembunuh Bayangan Teratai Merah itu bergeming.Deps!Hu Chen melayangkan tinju pada Zhu Lian namun ditahan bagai tanpa menegrahkan tenaga oleh calon suami Qian Xue Er tersebut. Malah dengan cepat, Zhu Lian membanting tubuh Hu Chen ke tanah.Buak!Semua orang di situ tak dapat berbuat apa-apa tidak terkecuali Corcodile Hu. Mereka menyaksikan dengan mata kepala m
Begitu Qian Bingbing berkata seperti itu, Zhu Lian dan Xue Er saling menoleh tipis. Keduanya silih bertatapan malu-malu.Selama ini, Bingbing memang memiliki hubungan baik dengan keluarga Ren. Ia sudah mendengar desas-desus mengenai putra Songyun dan Daoming yang konon tidak memiliki qi.Kini, pemuda itu tinggal satu rumah dengannya. Malahan sebentar lagi seperti yang ia katakan. Zhu Lian bakal menjadi menantunya. “Ibumu itu seru orangnya, Zhu Lian. Sudah berapa kali kami berjumpa dan kami banyak persamaannya. Lihat, bahkan kami berdua saja sepertinya cocok menjadi besan,” ujar Qian Bingbing.“Kami akan menikah. Lalu bagaimana dengan Ibu dan Paman Topeng badut ini?” celetuk Xue Er sembari melahap hidangan makan malamnya.“Aku dan ibumu katakanlah … ‘agak berbeda’, Xue Er. Kami akan menikah memang. Akan tetapi, rasa-rasanya kami tidak butuh perayaan. Panggil saja pendeta kemari, dirayakan oleh sekte, sudah selesai. Tapi kalian adalah pangeran dan putri sekte masing-masing,” jelas Lin
Sang Menteri bersama Raven Zhou dan Wendu Yawen berada di ruangan dalam markas mereka yang berfungsi sebagai ruang perawatan medis, tempat Zhu Lian menjalani pemerikasaan tempo hari.Dari situ, Doaming dapat memantau medan pertempuran dan para pilot Cultivatron dari sebuah monitor berukuran besar dan monitor-monitor kecil yang berada di hadapannya.Raven Zhou dan Wendu Yawen berdiri di atas sebuah panggung besi berbentuk bundar. Di tengah-tengah palform tersebut terdapat sebuah logo yang sama dengan simbol pada Exit Portal.Dua pendekar tingkat Summit itu segera menggerak-gerakkan tangan mereka. Kemudian, keduanya merentangkan tangan, saling berhadapan.“Ha …!” hentak Raven Zhou dan Wendu Yawen.Sebuah cahaya menyilaukan tercipta. Simbol tempat mereka berpijak memancarkan cahaya biru yang sangat terang.Kemudian cahaya terang-benderang tersebut memudar. Tahu-tahu saja, sosok Xian Hua muncul, tergolek di atas platform.Chou Tien Chen yang sejak tadi berdiri di bawah pijakan berbentuk l
Pagi hari itu, Ren Daoming tengah berbincang dengan para stafnya. Wendu Yawen dan Raven Zhou ada di sana. Beberapa pendekar sekaligus cendikiawan termasuk Dokter Chou Tien Chen duduk bersama dia. Termasuk, sang putra.“Apakah memutuskan untuk memberi Xian Hua kesempatan mengendarai Cultivatron 01 merupakan tindakan yang tepat, Daoming?” tanya Dokter Chou.“Untuk mengendarainya, sipapun di antara kita bisa. Tapi terus terang, pada saat penggabungan, itu adalah sebuah pertanyaan besar. Zhu Lian telah bertualang lama bersama para gadis cantik itu dan kekuatannya tidaklah biasa. Itulah yang membuat ia mampu menyatu dengan mereka.”Doaming menjelaskan, sementara Zhu Lian duduk menyimak perbincangan yang terjadi di situ dengan lugu. Raven Zhou berkata.“Jika terjadi sesuatu, apakah itu akan menempatkan kita pada risiko yang besar, Master Daoming?”Menatap pada Raven Zhou sejenak, Daoming menjawab dengan tenang. “Sebetulnya, kita tinggal menukar Xian Hua dengan Zhu Lian secara paksa. Itu ada
Bai Lu mendatangi Zhu Lian dari arah belakang. Tempat mereka berada adalah sebuah ruangan santai yang memiliki balkon.Sedangkan Xue Er dan Feihong ada di bawahnya, duduk-duduk pada sebuah ruangan lain yang begitu lega layaknya sebuah hangar. Di sana, Jing Yi dan Zexian juga duduk bersama mereka.“Ya, Guru?” sahut Zhu Lian tidak seserius itu.“Kau masih mau memanggilku ‘guru’?” canda Bai Lu.“Bagaimana pun juga kamu adalah guru keduaku, bahkan orang yang mau mengajariku bertualang,” kata Zhu Lian.“Dan ternyata sebetulnya kau tidak juga membutuhkan seorang guru,” Bai Lu berkata seraya tersenyum.“Tidak juga. Sekuat apapun seorang pendekar, ia membutuhkan seorang mentor, bukan?” ujar Zhu Lian lagi.“Jika aku adalah guru, bagaimana dengan Xue Er?”Pertanyaan Bai Lu membuat Zhu Lian terdiam. Terus terang, mendengar nama kekasihnya itu disebut saja, hati Zhu Lian bak bergetar.Dia bagai percaya tidak percaya. Ia sudah memastikan bahwa dirinya sudah bertekad bakal menikahi Xue Er yang begi
Hu Chen tercengang. Xue Er berkata-kata di belakangnya. Tubuhnya tidak dapat digerakkan sementara ia merasakan ada sesuatu yang menjalar dalam badannya.Si Buaya Penjelajah melakukan kebodohan. Baru saja, Xue Er memperagakan teknik tingkat Summit miliknya yang bernama Ilusi Klon Para Penari Maut.Selain itu, dia langsung mengerahkan jurus totoknya yang disebut Sentuhan Bayangan Racun Perampas Sukma.Xue Er berkata lagi, “Kau beruntung karena hasrat pembunuhku tidak sedang menggelora, Hu Chen. Tapi sekali lagi kamu berani berada di dekatku, kau bahkan tidak akan menyadari bahwa aku telah merenggut nyawamu.”Selanjutnya, Hu Chen merasa salah satu titik pada tulang punggungnya disentuh. Ia dapat kembali bergerak. Begitu ia membalikkan badan, dirinya melihat. Xue Er sudah ada berada dengan Zhu Lian jauh di sudut ruangan sebelah sana.“Aku melihatnya, berengsek. Apa yang kau katakan pada Xue Er sehingga si Putri Teratai Emas mengamuk, Hu Chen?”Untuk yang kedua kali, Hu Chen dibuat terkeju
Sekali lagi, Xue Er merapal kekuatan spiritualnya. “Kak Zhu Lian, aku mengasihimu dan ini adalah kekuatan cinta,” Xue Er berkata dalam benaknya.Seketika itu tangan kanan God Cultivatron V yang berwarna keemasan menyala layaknya bara api. Lalu, Xue Er berucap.“Tinju Badai Sakti Pemurni Jiwa!”Kekuatan spiritual berkaitan dengan kekuatan pikiran juka tekad. Nama-nama teknik yang dimiliki para pendekar tercetus begitu saja dalam pikiran mereka secara spontan.Sementara Bai Lu yang pernah menggunakan busur panah ayahnya mengucapkan jurus yang pernah ia kerahkan, Xue Er menciptakan dan menamai tekniknya sendiri.“Xue Er …” ucap Zhu Lian kagum dalam dirinya.Tangan kanan God Cultivatron V yang mengepal pun menghentak ke depan. Seketika itu, bara pada lengan mesin tempur tersebut melesat ke arah Jenderal Kelam.Pancaran energi tersebut berbentuk sebuah kepalan berwarna layaknya api tersebut menerpa tubuh makhluk itu.Bwussshhh …!“Hriaaaakh …!”Dalam hitungan detik, tubuh dari monster raks