“Ya, betul,” jawab Hu Chen pada pelayan yang menhampiri tempat ia, Mei Li dan teman-teman satu sektenya berada.“Kami membawa minuman dari Tuan Zhu Lian untuk Anda.”Baik Hu Chen, Mei Li, maupun murid-murid sekte Buaya Penjelajah yang ada di situ tidak dapat berkata-kata.Mereka hanya memperhatikan sang pelayan bersama rekannya, meletakkan 5 botol minuman keras dengan botol-botol khas yang memiliki ukuran berbeda-beda di atas meja.“Hu Chen, coba kau tanya pada pelayan itu. Berapa harga minuman-minuman ini?” bisik Mei Li pada kekasihnya. Hu Chen menurut, melakukan seperti yang dipinta sang kekasih.“Pelayan, berapa nilai minuman kami ini semuanya?”“Total semuanya, 2.2 miliar, Tuan.”“2.2 miliar?!” spontan Hu Chen mengomentari.Bukannya apa-apa. Para pendekar terutama pemilik sekte-sekte memang terkenal kaya raya. Tetapi, bukan berarti mereka bisa menghambur-hamburkan uang miliaran dalam semalam saja.Sekarang, Hu Chen, Mei Li dan para pendekar Buaya Penjelajah terperangah. Zhu Lian m
“… jika kamu tidak ingin memiliki tambang, biar aku yang kelola. Kau tetap pada rencanamu mendirikan restoran. Hasil dari tambang itu kita bagi dua.”Seraya mengucapkan kata-katanya, Weiwei mendekap tubuh Zhu Lian yang memandangi dirinya. Weiwei tersenyum tipis terkesan jenaka. Zhu Lian pun bertanya.“Apakah dirimu merasa kesal terhadap Hou?”“Sebal terhadap diriku karena termakan omongan manis dia yang mengajakku mencari tambang Kristal Pijar bersama dan menikah. Dongkol pada Hou karena dia malah sibuk membangun citra sektenya. Tidak penting sekali!” gerutu Weiwei.“Mungkin sementara ini dia sedang sibuk membentuk citra sekte kalian. Setelah itu, barulah berburu lahan Kristal Pijar,” komentar Zhu Lian berusaha menenangkan Weiwei.“Bukankah ia bisa menjalaninya sekaligus? Aku tidak suka sikapnya yang tidak konsisten. Lihat dirimu. Kau itu sakti, tetapi mencari Kristal Pijar saja tidak mau. Apalagi mendirikan sekte. Kau tetap pada jalanmu. Memiliki sebuah restoran.”Saat itu Weiwei buk
Itulah yang dipikirkan oleh oleh Zhu Lian. Sekarang, ia dan Xian Hua telah berada di sebuah kawasan Lapis 6 dari lantai 4.Yang harus kedua pendekar berbeda tingkat kultivasi itu buru adalah Kukang Penghisap Darah. Sesuai namanya, Monster Ether Realm tersebut layaknya hewan kukang. Namun, bulunya berwarna hitam dan ukuran tubuhnya besar, seperti seekor singa.Bukan beracun, kukang-kukang itu mampu menghisap darah makhluk apapun yang menjadi lawan mereka.“Zhu Lian, kau telah mengetahui cara kekuatan spiritual bekerja, bukan?” Bai Lu yang melangkah mengikuti muridnya bagai melayang di atas tanah karena sembari mengerahkan ilmu meringankan tubuh berkata-kata.“Ya, Guru. Qi kita menyerap unsur-unsur yang terkandung di sekeliling. Kemudian, elemen-elemen tersebut memberi roh kita kekuatan. Kemudian, kita menggunakannya terhadap objek tertentu atau makhluk hidup,” jawab Zhu Lian tanpa menatap ke arah Bai Lu.“Baik. Sekarang coba kamu pahami. Apa kira-kira yang membuat teknik serangan jara
Xian Hua tersenyum karena kata-kata sahabatnya. Memang benar. Sesi latihan Bai Lu hari itu merupakan buah pemikiran dari dia.Ide Xian Hua itu muncul agar mereka berdua dapat melihat. Seperti apa sebenarnya kekuatan sang pedagang bakmi.Persaingan yang terjadi antara Xian Hua dengan Zhu Lian tadi sengaja dibuat. Supaya, keduanya bisa mengetahui. Sampai sejauh mana kemampuan Zhu Lian apabila ‘dipaksa’ untuk terus ditingkatkan.“Aku akan terus mengasah kemampuan dia, Xian Hua. Sebab kau tahu sendiri bukan, ada legenda-legenda di negeri kita mengenai orang-orang yang memiliki kemampuan istimewa seperti itu,” ujar Bai Lu. Ia menyisip tehnya.“Meskipun dia sepertinya akan menjadi seorang Teratai Emas, jangan sampai kita menjauh dari dia. Siapa tahu kita akan menyaksikan secara langsung atau menjadi bagian dari sebuah peristiwa besar, Bai Lu,” sepakat Xian Hua.“Dan jangan lupa berdoa. Apapun yang terjadi, Tuhan tetap melindung Negeri Utama,” sambut Bai Lu.“Amin,” pungkas Xian Hua yang iku
Pria gemuk bernama Fu Chin yang kemungkinan adalah petinggi sekte Benteng Meriam itu berkata sembari beranjak. Kompak, para bawahannya segera memberi hormat sembari menyambut kata-katanya.“Baik, Tuan!”Sementara Zhu Lian dan Bai Lu melanjutkan petualangan mereka. Usai berhadapan dengan monster bison tadi, kini mereka mesti bertarung dengan katak-katak besar berkulit merah dengan bercak hitam.“Ingat Zhu Lian, terus kerahkan teknik Tendangan Tornado maut milikmu atau tangan kosong. Jangan menggunakan jurus lain,” Bai Lu mengingatkan muridnya.“Baik, Guru!” sambut Zhu Lian penuh semangat.Bagaimana dia tidak berapi-api. Kini, dia berdua saja dengan Bai Lu. Selain itu, usai mengalahkan makhluk mirip bison tadi, Sistem Kesatria Langit mengingatkan dirinya. Sinergi antara keduanya terus meningkat.Saat itu, Bai Lu dan Zhu Lian memang bekerjasama. Seperti biasa, sang guru akan memancing katak-katak tersebut. Sementara, muridnyalah yang akan menghabisi mereka.Meski demikian sebagai guru, s
Supir yang mengemudikan sedan mewah tersebut bertanya apda Zhu Lian. Sang tuan muda menjawab pertanyaan tersebut.“Ke apartemen Sunrise Park, Lei. Kawanku telah menantiku di sana.”“Baik, Tuan Muda,” senyum sang pengemudi yang mengenakan jas, sarung tangan dan kacamata tabir surya.Mobil itu pun bergerak meninggalkan shelter bus tempat Zhu Lian menanti kendaraannya. Agak jauh di belakang, sebuah kendaraan MPV berwarna silver turut beranjak.Di dalam MPV tersebut, ada 5 orang menggunakan baju pendekar berwarna biru langit nan cerah. Mereka adalah para anggota sekte Benteng Meriam.Sejak Zhu Lian dan Bai Lu beranjak dari Menara Nirwana kota Great North, mobil itu sudah mengikuti mereka.“Siapa orang itu? Tampak bagai orang penting saja dia. Dijemput menggunakan sedan mewah seperti demikian.”“Apakah dia putra dari sebuah sekte kenamaan?”“Tidak mungkin. Adik Xian Hua perempuan. Anak laki-laki Master Fan adalah seorang ilmuwan. Putra Ketua Huang masih berkuliahkedokteran, bukan?”“Kalian
Pria muda yang berdiri tepat di depan Zhu Lian itu mengangkat dagu. Selain berusaha menyombongkan diri, ia lebih pendek dibanding Zhu Lian. Meski begitu, matanya menyorot ke arah lawan bicaranya seolah menantang.Emosi Zhu Lian bangkit gara-gara orang yang ada di hadapannya. Bukan karena tingkahnya yang menyebalkan. Akan tetapi, karena orang itu menyebut gurunya sebagai: ‘Bai Lu-ku’.“Maaf, dengan tuan siapa aku berbicara?” tanya Zhu Lian tetap kalem. Ia tahu. Laki-laki itu sepertinya sangat keki pada dia. Namun Zhu Lian bergeming. Wajahnya tidak menampakkan bahwa dia ingin meladeni orang tersebut.Yang ditanya memamerkan seringai miring disertai dengusan pelan. Barulah ia menjawab, “Aku Fu Chin, putra Fu Lau, pemimpin sekte Benteng Meriam,” jawabnya. Nada vokalnya bak ingin menebar ancaman.“Oh, baiklah. Salam untuk ayahmu, Tuan Fu Chin,” jawab Zhu Lian ogah-ogahan.Karena kata-katanya itu, Tiger yang masih kelihatan gusar sudah ingin tertawa. Begitu pun Lu Dai dan Nyonya Ta yang men
Mendengar titah atasan mereka, para pendekar sekte Benteng Meriam itu langsung maju untuk mengerubuti Zhu Lian.Melihat majikannya dikeroyok, Tiger yang tidak terima kembali ingin maju. Akan tetapi, Lu Dai kembali menahan dia.“Tidak usah kau ikut-ikutan, Tiger. Mereka itu adalah para anggota sekte! Memangnya kamu memiliki kekuatan spiritual?” sergah Lu Dai. Tiger masih bersikeras.“Tapi Madame …”“Sudah diam saja kamu di sini, Tiger. Aku yakin Zhu Lian dapat mengatasi ini!” giliran Nyonya Ta berkata dan Tiger terpaksa menurut.Sedangkan saat itu, dua orang anggota Benteng Meriam maju dan tiba di hadapan Zhu Lian untuk menghajarnya.“Makan ini, bocah laknat!” bentak pria yang datang dari arah kanan Zhu Lian. Ia sudah bersiap melepas pukulan.Duest!Belum sempat orang itu benar-benar mendekat padanya, kaki kiri Zhu Lian sudah terangkat seraya melakukan sepakan.“Ughhh …!”Telapak kakinya mendarat tepat di dada laki-laki tersebut. Tanpa disangka-sangka oleh lelaki yang mendekat pada Zhu
Merapal ilmu spiritual sementara ia telah menenggak pil kultivasi, sama seperti Hu Chen, wujud Duan Bao berubah dan menyerang Zhu Lian.Pertarungan antara dua pendekar itu pun terjadi. Satu kesalahan Duan Bao selama ini. Merasa ajaran ayahnya adalah yang terbaik untuk mengalahkan pendekar, ia melupakan legenda di Negeri Utama. Zhu Lian bukan orang sembarangan.Sekarang, ia merasakan kesaktian Zhu Lian yang telah mencapai tingkat Summit. Menggunakan teknik Kuda-kuda Salib Pengusir Roh Jahat, Zhu Lian berhasil merobohkan Duan Bao. Kini, si Konselor merebah tak berdaya di tanah walau berusaha untuk tersenyum.“Tetaplah berbaring di sana, Tuan Duan Bao. Kamu beruntung. Metodis Liu merasa bertanggungjawab karena sektenya telah disusupi pengikut ilmu hitam seperti kamu. Kamu hanya akan dipenjara, entah berapa lama.”Perkataan Zhu Lian ia ucapkan sembari beranjak. Pendekar-pendekar Bintang Antariksa muncul untuk membekuk Duan Bao yang masih tergeletak di tempat latihan mereka.“Ayah …, sehar
“Tendangan Kibasan Ekor Naga Mabuk Mengamuk!”Buagh!Seketika itu para pendekar yang tengah menyaksikan kota mereka terancam bersorak-sorak. Ya. God Cultivatron V hadir.Barusan, Jing Yi yang berseru dan melepas salah satu teknik andalannya. Robot yang ia kemudikan bersama dengan teman-temannya itu menyepak Si Bayangan Kelam yang berbentuk setengah bayangan hingga mundur cukup jauh.“Yeaaah!”“Bagus Zhu Lian, hajar mereka!” Dokter Chou berkomentar.“Zexian, ayo Nak, bikin ayah bangga!”“Hei, hei, Zemin. Putriku juga mengemudikan robot itu, tahu tidak!”“Dasar para kakek. Jangan meributkan hal yang tidak penting! Omong-omong, tangan kiri robot itu dikemudikan oleh Bai Lu.”Agak kocak jadinya. Para Ayah seperti membanggakan putri mereka masing-masing. Suasana jadi tambah lucu, pada saat Qian Bingbing yang entah berada di mana berbicara melalui alat komunikasi nirkabel yang mereka gunakan.“Maaf, kakek-kakek. Kalau aku boleh berbangga hati, putrinya Qian Bingbing juga ada di sana.”Walau
“Kau … tukang bakmi berengsek …, kamu—, akan ku bunuh kau …!”Semuanya berlangsung dengan cepat. Crocodile Hu hanya bisa terperangah tataka melihat fisik putranya berubah.Wajah Hu Chen menjadi pucat. Perlahan-lahan suaranya tidak lagi seperti sebelumnya, menjadi berat dan seperti menggeram.Kemudian, tubuh Hu chen juga berubah menjadi beberapa kali lipat dari postur dia yang sebenarnya. Sehingga, baju pendekar yang ia kenakan robek.“Heaaa …!”Set!Berubah menjadi seperti makhluk lain, Hu Chen melompat dan menerjang ke arah Zhu Lian. Akan tetapi, tentu saja orang yang baru dilantik menjadi kapten atau pemimpin lapangan pasukan pembunuh Bayangan Teratai Merah itu bergeming.Deps!Hu Chen melayangkan tinju pada Zhu Lian namun ditahan bagai tanpa menegrahkan tenaga oleh calon suami Qian Xue Er tersebut. Malah dengan cepat, Zhu Lian membanting tubuh Hu Chen ke tanah.Buak!Semua orang di situ tak dapat berbuat apa-apa tidak terkecuali Corcodile Hu. Mereka menyaksikan dengan mata kepala m
Begitu Qian Bingbing berkata seperti itu, Zhu Lian dan Xue Er saling menoleh tipis. Keduanya silih bertatapan malu-malu.Selama ini, Bingbing memang memiliki hubungan baik dengan keluarga Ren. Ia sudah mendengar desas-desus mengenai putra Songyun dan Daoming yang konon tidak memiliki qi.Kini, pemuda itu tinggal satu rumah dengannya. Malahan sebentar lagi seperti yang ia katakan. Zhu Lian bakal menjadi menantunya. “Ibumu itu seru orangnya, Zhu Lian. Sudah berapa kali kami berjumpa dan kami banyak persamaannya. Lihat, bahkan kami berdua saja sepertinya cocok menjadi besan,” ujar Qian Bingbing.“Kami akan menikah. Lalu bagaimana dengan Ibu dan Paman Topeng badut ini?” celetuk Xue Er sembari melahap hidangan makan malamnya.“Aku dan ibumu katakanlah … ‘agak berbeda’, Xue Er. Kami akan menikah memang. Akan tetapi, rasa-rasanya kami tidak butuh perayaan. Panggil saja pendeta kemari, dirayakan oleh sekte, sudah selesai. Tapi kalian adalah pangeran dan putri sekte masing-masing,” jelas Lin
Sang Menteri bersama Raven Zhou dan Wendu Yawen berada di ruangan dalam markas mereka yang berfungsi sebagai ruang perawatan medis, tempat Zhu Lian menjalani pemerikasaan tempo hari.Dari situ, Doaming dapat memantau medan pertempuran dan para pilot Cultivatron dari sebuah monitor berukuran besar dan monitor-monitor kecil yang berada di hadapannya.Raven Zhou dan Wendu Yawen berdiri di atas sebuah panggung besi berbentuk bundar. Di tengah-tengah palform tersebut terdapat sebuah logo yang sama dengan simbol pada Exit Portal.Dua pendekar tingkat Summit itu segera menggerak-gerakkan tangan mereka. Kemudian, keduanya merentangkan tangan, saling berhadapan.“Ha …!” hentak Raven Zhou dan Wendu Yawen.Sebuah cahaya menyilaukan tercipta. Simbol tempat mereka berpijak memancarkan cahaya biru yang sangat terang.Kemudian cahaya terang-benderang tersebut memudar. Tahu-tahu saja, sosok Xian Hua muncul, tergolek di atas platform.Chou Tien Chen yang sejak tadi berdiri di bawah pijakan berbentuk l
Pagi hari itu, Ren Daoming tengah berbincang dengan para stafnya. Wendu Yawen dan Raven Zhou ada di sana. Beberapa pendekar sekaligus cendikiawan termasuk Dokter Chou Tien Chen duduk bersama dia. Termasuk, sang putra.“Apakah memutuskan untuk memberi Xian Hua kesempatan mengendarai Cultivatron 01 merupakan tindakan yang tepat, Daoming?” tanya Dokter Chou.“Untuk mengendarainya, sipapun di antara kita bisa. Tapi terus terang, pada saat penggabungan, itu adalah sebuah pertanyaan besar. Zhu Lian telah bertualang lama bersama para gadis cantik itu dan kekuatannya tidaklah biasa. Itulah yang membuat ia mampu menyatu dengan mereka.”Doaming menjelaskan, sementara Zhu Lian duduk menyimak perbincangan yang terjadi di situ dengan lugu. Raven Zhou berkata.“Jika terjadi sesuatu, apakah itu akan menempatkan kita pada risiko yang besar, Master Daoming?”Menatap pada Raven Zhou sejenak, Daoming menjawab dengan tenang. “Sebetulnya, kita tinggal menukar Xian Hua dengan Zhu Lian secara paksa. Itu ada
Bai Lu mendatangi Zhu Lian dari arah belakang. Tempat mereka berada adalah sebuah ruangan santai yang memiliki balkon.Sedangkan Xue Er dan Feihong ada di bawahnya, duduk-duduk pada sebuah ruangan lain yang begitu lega layaknya sebuah hangar. Di sana, Jing Yi dan Zexian juga duduk bersama mereka.“Ya, Guru?” sahut Zhu Lian tidak seserius itu.“Kau masih mau memanggilku ‘guru’?” canda Bai Lu.“Bagaimana pun juga kamu adalah guru keduaku, bahkan orang yang mau mengajariku bertualang,” kata Zhu Lian.“Dan ternyata sebetulnya kau tidak juga membutuhkan seorang guru,” Bai Lu berkata seraya tersenyum.“Tidak juga. Sekuat apapun seorang pendekar, ia membutuhkan seorang mentor, bukan?” ujar Zhu Lian lagi.“Jika aku adalah guru, bagaimana dengan Xue Er?”Pertanyaan Bai Lu membuat Zhu Lian terdiam. Terus terang, mendengar nama kekasihnya itu disebut saja, hati Zhu Lian bak bergetar.Dia bagai percaya tidak percaya. Ia sudah memastikan bahwa dirinya sudah bertekad bakal menikahi Xue Er yang begi
Hu Chen tercengang. Xue Er berkata-kata di belakangnya. Tubuhnya tidak dapat digerakkan sementara ia merasakan ada sesuatu yang menjalar dalam badannya.Si Buaya Penjelajah melakukan kebodohan. Baru saja, Xue Er memperagakan teknik tingkat Summit miliknya yang bernama Ilusi Klon Para Penari Maut.Selain itu, dia langsung mengerahkan jurus totoknya yang disebut Sentuhan Bayangan Racun Perampas Sukma.Xue Er berkata lagi, “Kau beruntung karena hasrat pembunuhku tidak sedang menggelora, Hu Chen. Tapi sekali lagi kamu berani berada di dekatku, kau bahkan tidak akan menyadari bahwa aku telah merenggut nyawamu.”Selanjutnya, Hu Chen merasa salah satu titik pada tulang punggungnya disentuh. Ia dapat kembali bergerak. Begitu ia membalikkan badan, dirinya melihat. Xue Er sudah ada berada dengan Zhu Lian jauh di sudut ruangan sebelah sana.“Aku melihatnya, berengsek. Apa yang kau katakan pada Xue Er sehingga si Putri Teratai Emas mengamuk, Hu Chen?”Untuk yang kedua kali, Hu Chen dibuat terkeju
Sekali lagi, Xue Er merapal kekuatan spiritualnya. “Kak Zhu Lian, aku mengasihimu dan ini adalah kekuatan cinta,” Xue Er berkata dalam benaknya.Seketika itu tangan kanan God Cultivatron V yang berwarna keemasan menyala layaknya bara api. Lalu, Xue Er berucap.“Tinju Badai Sakti Pemurni Jiwa!”Kekuatan spiritual berkaitan dengan kekuatan pikiran juka tekad. Nama-nama teknik yang dimiliki para pendekar tercetus begitu saja dalam pikiran mereka secara spontan.Sementara Bai Lu yang pernah menggunakan busur panah ayahnya mengucapkan jurus yang pernah ia kerahkan, Xue Er menciptakan dan menamai tekniknya sendiri.“Xue Er …” ucap Zhu Lian kagum dalam dirinya.Tangan kanan God Cultivatron V yang mengepal pun menghentak ke depan. Seketika itu, bara pada lengan mesin tempur tersebut melesat ke arah Jenderal Kelam.Pancaran energi tersebut berbentuk sebuah kepalan berwarna layaknya api tersebut menerpa tubuh makhluk itu.Bwussshhh …!“Hriaaaakh …!”Dalam hitungan detik, tubuh dari monster raks