Itulah yang dipikirkan oleh oleh Zhu Lian. Sekarang, ia dan Xian Hua telah berada di sebuah kawasan Lapis 6 dari lantai 4.Yang harus kedua pendekar berbeda tingkat kultivasi itu buru adalah Kukang Penghisap Darah. Sesuai namanya, Monster Ether Realm tersebut layaknya hewan kukang. Namun, bulunya berwarna hitam dan ukuran tubuhnya besar, seperti seekor singa.Bukan beracun, kukang-kukang itu mampu menghisap darah makhluk apapun yang menjadi lawan mereka.“Zhu Lian, kau telah mengetahui cara kekuatan spiritual bekerja, bukan?” Bai Lu yang melangkah mengikuti muridnya bagai melayang di atas tanah karena sembari mengerahkan ilmu meringankan tubuh berkata-kata.“Ya, Guru. Qi kita menyerap unsur-unsur yang terkandung di sekeliling. Kemudian, elemen-elemen tersebut memberi roh kita kekuatan. Kemudian, kita menggunakannya terhadap objek tertentu atau makhluk hidup,” jawab Zhu Lian tanpa menatap ke arah Bai Lu.“Baik. Sekarang coba kamu pahami. Apa kira-kira yang membuat teknik serangan jara
Xian Hua tersenyum karena kata-kata sahabatnya. Memang benar. Sesi latihan Bai Lu hari itu merupakan buah pemikiran dari dia.Ide Xian Hua itu muncul agar mereka berdua dapat melihat. Seperti apa sebenarnya kekuatan sang pedagang bakmi.Persaingan yang terjadi antara Xian Hua dengan Zhu Lian tadi sengaja dibuat. Supaya, keduanya bisa mengetahui. Sampai sejauh mana kemampuan Zhu Lian apabila ‘dipaksa’ untuk terus ditingkatkan.“Aku akan terus mengasah kemampuan dia, Xian Hua. Sebab kau tahu sendiri bukan, ada legenda-legenda di negeri kita mengenai orang-orang yang memiliki kemampuan istimewa seperti itu,” ujar Bai Lu. Ia menyisip tehnya.“Meskipun dia sepertinya akan menjadi seorang Teratai Emas, jangan sampai kita menjauh dari dia. Siapa tahu kita akan menyaksikan secara langsung atau menjadi bagian dari sebuah peristiwa besar, Bai Lu,” sepakat Xian Hua.“Dan jangan lupa berdoa. Apapun yang terjadi, Tuhan tetap melindung Negeri Utama,” sambut Bai Lu.“Amin,” pungkas Xian Hua yang iku
Pria gemuk bernama Fu Chin yang kemungkinan adalah petinggi sekte Benteng Meriam itu berkata sembari beranjak. Kompak, para bawahannya segera memberi hormat sembari menyambut kata-katanya.“Baik, Tuan!”Sementara Zhu Lian dan Bai Lu melanjutkan petualangan mereka. Usai berhadapan dengan monster bison tadi, kini mereka mesti bertarung dengan katak-katak besar berkulit merah dengan bercak hitam.“Ingat Zhu Lian, terus kerahkan teknik Tendangan Tornado maut milikmu atau tangan kosong. Jangan menggunakan jurus lain,” Bai Lu mengingatkan muridnya.“Baik, Guru!” sambut Zhu Lian penuh semangat.Bagaimana dia tidak berapi-api. Kini, dia berdua saja dengan Bai Lu. Selain itu, usai mengalahkan makhluk mirip bison tadi, Sistem Kesatria Langit mengingatkan dirinya. Sinergi antara keduanya terus meningkat.Saat itu, Bai Lu dan Zhu Lian memang bekerjasama. Seperti biasa, sang guru akan memancing katak-katak tersebut. Sementara, muridnyalah yang akan menghabisi mereka.Meski demikian sebagai guru, s
Supir yang mengemudikan sedan mewah tersebut bertanya apda Zhu Lian. Sang tuan muda menjawab pertanyaan tersebut.“Ke apartemen Sunrise Park, Lei. Kawanku telah menantiku di sana.”“Baik, Tuan Muda,” senyum sang pengemudi yang mengenakan jas, sarung tangan dan kacamata tabir surya.Mobil itu pun bergerak meninggalkan shelter bus tempat Zhu Lian menanti kendaraannya. Agak jauh di belakang, sebuah kendaraan MPV berwarna silver turut beranjak.Di dalam MPV tersebut, ada 5 orang menggunakan baju pendekar berwarna biru langit nan cerah. Mereka adalah para anggota sekte Benteng Meriam.Sejak Zhu Lian dan Bai Lu beranjak dari Menara Nirwana kota Great North, mobil itu sudah mengikuti mereka.“Siapa orang itu? Tampak bagai orang penting saja dia. Dijemput menggunakan sedan mewah seperti demikian.”“Apakah dia putra dari sebuah sekte kenamaan?”“Tidak mungkin. Adik Xian Hua perempuan. Anak laki-laki Master Fan adalah seorang ilmuwan. Putra Ketua Huang masih berkuliahkedokteran, bukan?”“Kalian
Pria muda yang berdiri tepat di depan Zhu Lian itu mengangkat dagu. Selain berusaha menyombongkan diri, ia lebih pendek dibanding Zhu Lian. Meski begitu, matanya menyorot ke arah lawan bicaranya seolah menantang.Emosi Zhu Lian bangkit gara-gara orang yang ada di hadapannya. Bukan karena tingkahnya yang menyebalkan. Akan tetapi, karena orang itu menyebut gurunya sebagai: ‘Bai Lu-ku’.“Maaf, dengan tuan siapa aku berbicara?” tanya Zhu Lian tetap kalem. Ia tahu. Laki-laki itu sepertinya sangat keki pada dia. Namun Zhu Lian bergeming. Wajahnya tidak menampakkan bahwa dia ingin meladeni orang tersebut.Yang ditanya memamerkan seringai miring disertai dengusan pelan. Barulah ia menjawab, “Aku Fu Chin, putra Fu Lau, pemimpin sekte Benteng Meriam,” jawabnya. Nada vokalnya bak ingin menebar ancaman.“Oh, baiklah. Salam untuk ayahmu, Tuan Fu Chin,” jawab Zhu Lian ogah-ogahan.Karena kata-katanya itu, Tiger yang masih kelihatan gusar sudah ingin tertawa. Begitu pun Lu Dai dan Nyonya Ta yang men
Mendengar titah atasan mereka, para pendekar sekte Benteng Meriam itu langsung maju untuk mengerubuti Zhu Lian.Melihat majikannya dikeroyok, Tiger yang tidak terima kembali ingin maju. Akan tetapi, Lu Dai kembali menahan dia.“Tidak usah kau ikut-ikutan, Tiger. Mereka itu adalah para anggota sekte! Memangnya kamu memiliki kekuatan spiritual?” sergah Lu Dai. Tiger masih bersikeras.“Tapi Madame …”“Sudah diam saja kamu di sini, Tiger. Aku yakin Zhu Lian dapat mengatasi ini!” giliran Nyonya Ta berkata dan Tiger terpaksa menurut.Sedangkan saat itu, dua orang anggota Benteng Meriam maju dan tiba di hadapan Zhu Lian untuk menghajarnya.“Makan ini, bocah laknat!” bentak pria yang datang dari arah kanan Zhu Lian. Ia sudah bersiap melepas pukulan.Duest!Belum sempat orang itu benar-benar mendekat padanya, kaki kiri Zhu Lian sudah terangkat seraya melakukan sepakan.“Ughhh …!”Telapak kakinya mendarat tepat di dada laki-laki tersebut. Tanpa disangka-sangka oleh lelaki yang mendekat pada Zhu
Begitu Fu Chin selesai berucap, ia dan teman-temannya mengambil napas seraya mengerahkan kuda-kuda. Tidak butuh waktu lama, pancaran kekuatan spiritual mereka muncul.Tiger menggeratakkan gigi. Selain emosi melihat majikannya akan dikeroyok seperti itu, ia juga tegang karena melihat gelagat yang ditunjukkan para pendekar Benteng Meriam.Bagi mereka yang memiliki qi atau kekuatan spiritual pasti dapat melihat. Ada bayangan atau pendaran cahaya muncul pada sekujur tubuh Fu Chin dan kawan-kawan.Putra pimpinan sekte Benteng Meriam itu sendiri memunculkan visualisasi seperti kepulan asap putih terang yang bergerak melingkupi sekujur tubuhnya.“Ayo, tukang bakmi sok jagoan, tunjukan seperti apa ilmu spiritualmu pada kami!”Menyadari kekuatannya mulai menanjak, Zhu Lian berpikir, ”Sebenarnya aku tidak ingin orang banyak melihat -lagi- aku mempertontonkan kemampuanku. Tapi apa boleh buat …”Menurut Zhu Lian, jika Fu Chin dan teman-temannya emosi dan mengerahkan kekuatannya dengan liar tanpa
“… ada Camar Putih juga di sini. Kakak menginap saja bersama kami. Supaya, kita akan berpesta piyama bersama. Hahaha!”Pesan dari Bangau Jambon itu hanya sekedar candaan. Yang sebenarnya terjadi, ia dan sobat sesama Ronin-nya itu sering bercerita pada kedua orang tuanya. Bagaimana, pedagang bakmi viral di Gang Biru III tersebut adalah kawan baik mereka.Ditambah kisah bagaimana Zhu Lian menyelamatkan keduanya dari para Goblin, semakinlah orang tua Bangau Jambon ingin berjumpa dengan dirinya.Ingin menghormati ayah Bangau Jambon yang merupakan salah seorang guru seni ilmu bela diri, Zhu Lian pun memenuhi permintaan Ronin wanita tersebut. Namun lantas, Sistem Kesatria Langit mengirimkan notifikasi padanya.Ding![Terimalah ajakan Bangau Jambon untuk menginap di rumahnya bersama Camar Putih. Hadiah: karisma +5%. Aura spiritual +500.]Membaca pesan dari sistemnya tersebut, Zhu Lian menghela napas. Dia berkata-kata dalam hati. “Baiklah. Toh hanya menginap. Tidak masalah.”Akhirnya, Zhu Lia