Supir yang mengemudikan sedan mewah tersebut bertanya apda Zhu Lian. Sang tuan muda menjawab pertanyaan tersebut.“Ke apartemen Sunrise Park, Lei. Kawanku telah menantiku di sana.”“Baik, Tuan Muda,” senyum sang pengemudi yang mengenakan jas, sarung tangan dan kacamata tabir surya.Mobil itu pun bergerak meninggalkan shelter bus tempat Zhu Lian menanti kendaraannya. Agak jauh di belakang, sebuah kendaraan MPV berwarna silver turut beranjak.Di dalam MPV tersebut, ada 5 orang menggunakan baju pendekar berwarna biru langit nan cerah. Mereka adalah para anggota sekte Benteng Meriam.Sejak Zhu Lian dan Bai Lu beranjak dari Menara Nirwana kota Great North, mobil itu sudah mengikuti mereka.“Siapa orang itu? Tampak bagai orang penting saja dia. Dijemput menggunakan sedan mewah seperti demikian.”“Apakah dia putra dari sebuah sekte kenamaan?”“Tidak mungkin. Adik Xian Hua perempuan. Anak laki-laki Master Fan adalah seorang ilmuwan. Putra Ketua Huang masih berkuliahkedokteran, bukan?”“Kalian
Pria muda yang berdiri tepat di depan Zhu Lian itu mengangkat dagu. Selain berusaha menyombongkan diri, ia lebih pendek dibanding Zhu Lian. Meski begitu, matanya menyorot ke arah lawan bicaranya seolah menantang.Emosi Zhu Lian bangkit gara-gara orang yang ada di hadapannya. Bukan karena tingkahnya yang menyebalkan. Akan tetapi, karena orang itu menyebut gurunya sebagai: ‘Bai Lu-ku’.“Maaf, dengan tuan siapa aku berbicara?” tanya Zhu Lian tetap kalem. Ia tahu. Laki-laki itu sepertinya sangat keki pada dia. Namun Zhu Lian bergeming. Wajahnya tidak menampakkan bahwa dia ingin meladeni orang tersebut.Yang ditanya memamerkan seringai miring disertai dengusan pelan. Barulah ia menjawab, “Aku Fu Chin, putra Fu Lau, pemimpin sekte Benteng Meriam,” jawabnya. Nada vokalnya bak ingin menebar ancaman.“Oh, baiklah. Salam untuk ayahmu, Tuan Fu Chin,” jawab Zhu Lian ogah-ogahan.Karena kata-katanya itu, Tiger yang masih kelihatan gusar sudah ingin tertawa. Begitu pun Lu Dai dan Nyonya Ta yang men
Mendengar titah atasan mereka, para pendekar sekte Benteng Meriam itu langsung maju untuk mengerubuti Zhu Lian.Melihat majikannya dikeroyok, Tiger yang tidak terima kembali ingin maju. Akan tetapi, Lu Dai kembali menahan dia.“Tidak usah kau ikut-ikutan, Tiger. Mereka itu adalah para anggota sekte! Memangnya kamu memiliki kekuatan spiritual?” sergah Lu Dai. Tiger masih bersikeras.“Tapi Madame …”“Sudah diam saja kamu di sini, Tiger. Aku yakin Zhu Lian dapat mengatasi ini!” giliran Nyonya Ta berkata dan Tiger terpaksa menurut.Sedangkan saat itu, dua orang anggota Benteng Meriam maju dan tiba di hadapan Zhu Lian untuk menghajarnya.“Makan ini, bocah laknat!” bentak pria yang datang dari arah kanan Zhu Lian. Ia sudah bersiap melepas pukulan.Duest!Belum sempat orang itu benar-benar mendekat padanya, kaki kiri Zhu Lian sudah terangkat seraya melakukan sepakan.“Ughhh …!”Telapak kakinya mendarat tepat di dada laki-laki tersebut. Tanpa disangka-sangka oleh lelaki yang mendekat pada Zhu
Begitu Fu Chin selesai berucap, ia dan teman-temannya mengambil napas seraya mengerahkan kuda-kuda. Tidak butuh waktu lama, pancaran kekuatan spiritual mereka muncul.Tiger menggeratakkan gigi. Selain emosi melihat majikannya akan dikeroyok seperti itu, ia juga tegang karena melihat gelagat yang ditunjukkan para pendekar Benteng Meriam.Bagi mereka yang memiliki qi atau kekuatan spiritual pasti dapat melihat. Ada bayangan atau pendaran cahaya muncul pada sekujur tubuh Fu Chin dan kawan-kawan.Putra pimpinan sekte Benteng Meriam itu sendiri memunculkan visualisasi seperti kepulan asap putih terang yang bergerak melingkupi sekujur tubuhnya.“Ayo, tukang bakmi sok jagoan, tunjukan seperti apa ilmu spiritualmu pada kami!”Menyadari kekuatannya mulai menanjak, Zhu Lian berpikir, ”Sebenarnya aku tidak ingin orang banyak melihat -lagi- aku mempertontonkan kemampuanku. Tapi apa boleh buat …”Menurut Zhu Lian, jika Fu Chin dan teman-temannya emosi dan mengerahkan kekuatannya dengan liar tanpa
“… ada Camar Putih juga di sini. Kakak menginap saja bersama kami. Supaya, kita akan berpesta piyama bersama. Hahaha!”Pesan dari Bangau Jambon itu hanya sekedar candaan. Yang sebenarnya terjadi, ia dan sobat sesama Ronin-nya itu sering bercerita pada kedua orang tuanya. Bagaimana, pedagang bakmi viral di Gang Biru III tersebut adalah kawan baik mereka.Ditambah kisah bagaimana Zhu Lian menyelamatkan keduanya dari para Goblin, semakinlah orang tua Bangau Jambon ingin berjumpa dengan dirinya.Ingin menghormati ayah Bangau Jambon yang merupakan salah seorang guru seni ilmu bela diri, Zhu Lian pun memenuhi permintaan Ronin wanita tersebut. Namun lantas, Sistem Kesatria Langit mengirimkan notifikasi padanya.Ding![Terimalah ajakan Bangau Jambon untuk menginap di rumahnya bersama Camar Putih. Hadiah: karisma +5%. Aura spiritual +500.]Membaca pesan dari sistemnya tersebut, Zhu Lian menghela napas. Dia berkata-kata dalam hati. “Baiklah. Toh hanya menginap. Tidak masalah.”Akhirnya, Zhu Lia
Mengambil napas, Zhu Lian berkata pada dirinya sendiri. “Selalu begini. Untuk soal seperti ini, kadang aku sangat beruntung,” canda dia, setelah melihat notifikasi dari sistemnya.Itulah Zhu Lian. Dia tidak merasa dirinya setampan itu walau sesungguhnya wajah dia dan secara keseluruhan penampilan fisiknya istimewa di hadapan para wanita.Ia tidak menyadari. Kemungkinan, wujud maupun pembawaan Zhu Lian adalah definisi seksi bagi kaum hawa. Sehingga, sejak remaja dia sering kali ‘seberuntung’ itu.Ada perempuan yang sekonyong-konyong bak tergila-gila pada dirinya, menggoda hingga cemburu atau tidak rela melihat dia bersama wanita lain.“Kak Zhu Lian …, apakah Kakak sudah tertidur di sana? Hihihi …!” terdengar suara Bangau Jambon mengguyoni tamunya.“Kak, Bangau Jambon tidak suka jika tempat tidurnya dinaiki seseorang yang belum membersihkan diri. Ayo kemarilah, mandi dulu. Setelahnya, barulah kita bertiga tidur bersama di sana!” bujuk Camar Putih. Sama seperti kawannya, dia juga cekikik
Lucu memang. Bagi Zhu Lian, pesan apapun dari Bai Lu terasa penting baginya walaupun isinya tidak penting sekalipun. Ia tersenyum, kemudian membalas chat dari gurunya tersebut.“Aku siap mendengarkan, Guru.”“Baiklah. Aku tahu. Tempo hari kau sudah menginjakkan kaki di lantai 5 karena tantangan dari mantan suami Kak Lu Dai. Tapi mulai besok, kita akan mulai berlatih di sana. Jadi, persiapkan fisik dan mentalmu,” ketik Bai Lu diakhiri dengan emoticon tanda tersenyum.“Baik, Guru. Aku akan mempersiapkan diri agar dapat memasuki Lantai 5 dengan baik.”“Bawa senjata-senjatamu itu untuk berjaga-jaga.”“Aku akan membawanya,”“Bagus. Sampai bertemu besok, Zhu Lian.”Sementara itu di Kastil Gong, Bai lu tengah duduk seraya menikmati sarapannya bersama Li Xian Hua pada taman yang berada di tengah Kastil Gong.Usai menghubungi Zhu Lian, putri semata wayang pimpinan sekte Thousand Rainbows itu menaruh ponselnya di atas meja. Seraya, menatap Liu Xian Hua.Keduanya saling melempar senyum tipis. Ke
Perkataan sang guru membuat Zhu Lian memandang ke arah Bai Lu yang berjalan di sebelahnya. Ia menjawab, “Sebagai seorang murid, aku hanya bisa menurut padamu, Bai Lu.”“Aku khawatir jika kau terlalu lama di lantai 4, justru perkembangan kultivasimu tidak akan signifikan. Lagi pula, kamu sudah menaklukkan Troll Mata Satu, bos di sana. Itu sebenarnya sudah cukup membuktikan bahwa kekuaran spiritualmu sudah mumpuni,” jelas Bai Lu. Para pemimpin sekte kelas Dewa seperti Grandmaster Ren, Lord Gong, Metodis Liu, Dokter Chou juga para ilmuwan pernah membersitkan teori yang menyebutkan: Ether Realm adalah sebuah dimensi lain.Pada masa Negeri Utama kuno, para ahli bela diri atau yang lebih familiar dengan sebutan kultivatorlah yang mampu menjelajahi dunia tersebut.Biasanya, gerbang menuju dimensi lain itu akan ditemukan oleh mereka yang telah mencapai tingkat kultivasi tertentu karena dianggap ‘layak’. Atau, mereka bolak-balik di sana menggunakan kekuatan spiritualnya.Gerbang-gerbang te