Lucu memang. Bagi Zhu Lian, pesan apapun dari Bai Lu terasa penting baginya walaupun isinya tidak penting sekalipun. Ia tersenyum, kemudian membalas chat dari gurunya tersebut.“Aku siap mendengarkan, Guru.”“Baiklah. Aku tahu. Tempo hari kau sudah menginjakkan kaki di lantai 5 karena tantangan dari mantan suami Kak Lu Dai. Tapi mulai besok, kita akan mulai berlatih di sana. Jadi, persiapkan fisik dan mentalmu,” ketik Bai Lu diakhiri dengan emoticon tanda tersenyum.“Baik, Guru. Aku akan mempersiapkan diri agar dapat memasuki Lantai 5 dengan baik.”“Bawa senjata-senjatamu itu untuk berjaga-jaga.”“Aku akan membawanya,”“Bagus. Sampai bertemu besok, Zhu Lian.”Sementara itu di Kastil Gong, Bai lu tengah duduk seraya menikmati sarapannya bersama Li Xian Hua pada taman yang berada di tengah Kastil Gong.Usai menghubungi Zhu Lian, putri semata wayang pimpinan sekte Thousand Rainbows itu menaruh ponselnya di atas meja. Seraya, menatap Liu Xian Hua.Keduanya saling melempar senyum tipis. Ke
Perkataan sang guru membuat Zhu Lian memandang ke arah Bai Lu yang berjalan di sebelahnya. Ia menjawab, “Sebagai seorang murid, aku hanya bisa menurut padamu, Bai Lu.”“Aku khawatir jika kau terlalu lama di lantai 4, justru perkembangan kultivasimu tidak akan signifikan. Lagi pula, kamu sudah menaklukkan Troll Mata Satu, bos di sana. Itu sebenarnya sudah cukup membuktikan bahwa kekuaran spiritualmu sudah mumpuni,” jelas Bai Lu. Para pemimpin sekte kelas Dewa seperti Grandmaster Ren, Lord Gong, Metodis Liu, Dokter Chou juga para ilmuwan pernah membersitkan teori yang menyebutkan: Ether Realm adalah sebuah dimensi lain.Pada masa Negeri Utama kuno, para ahli bela diri atau yang lebih familiar dengan sebutan kultivatorlah yang mampu menjelajahi dunia tersebut.Biasanya, gerbang menuju dimensi lain itu akan ditemukan oleh mereka yang telah mencapai tingkat kultivasi tertentu karena dianggap ‘layak’. Atau, mereka bolak-balik di sana menggunakan kekuatan spiritualnya.Gerbang-gerbang te
Untuk sejenak, Zhu Lian mengagumi ambang dengan dua daun pintu hitam nan kokoh lagi besar di hadapannya. Kemudian ia menyadari. Tidak ada tanda-tanda pintu tersebut memiliki handle atau kenop.“Menurut tebakanku …, kamu baru menyadari. Entah dengan cara apa pintu ini dapat dibuka, bukan?” Bai Lu berkata pada Zhu Lian dengan raut jenaka. Sedangkan muridnya itu semi melongo memperhatikan pintu yang sangat besar tersebut.“Y-ya …, bagaimana cara kita membuka daun pintu sebesar ini, Bai Lu?” jawab Zhu Lian terheran-heran. Gurunya langsung menjawab.“Bagaimana cara kamu masuk ke Ether Realm?”Jawaban disertai pertanyaan itu sontak membuat Zhu Lian menoleh pada Bai Lu. Ia pun berucap, “Kekuatan spiritual.” ucapnya dengan ekspresi terkagum-kagum.“Tepat sekali. Kau ingin mencobanya?” tanya Bai Lu diiringi raut nan manis.Tidak langsung menjawab, Zhu Lian kembali memandangi pintu pada dinding cadas yang menjulang di hadapannya.Perkataan Bai Lu yang bagai tantangan untuk dirinya itu membuat Z
Bermaksud mengomentari perkataan Bai Lu menganai Fu Chin, Zhu Lian tidak melanjutkan kata-katanya. Tatkala, ia mendengar semacam suara erangan dari arah depan.Sedari tadi, ia dan Bai Lu menuruni tangga gua yang terbuat dari tumpukan bebatuan. Kini, mereka telah tiba pada bagian dungeon yang persis seperti sebuah balai riung.Seterang-terangnya cahaya dari Kunang-kunang Ajaib tidak dapat menerangi seluruh ruangan itu. Sisanya remang-remang dan gelap sama sekali. Suara tersebut berasal dari agak jauh di depan Zhu Lian dan Bai Lu.“Grrr … aaah …!”“Bersiaplah Zhu Lian. Kita berada di dasar pertama dari dungeon ini. Di sini, ada makhluk yang kita kenal dengan zombie seperti di film-film,” Bai Lu berkata sembari mempersiapkan kuda-kudanya.“Ada zombie di sini?” tanya Zhu Lian agak kocak. Meski begitu, ia juga bersiap-siap mengerahkan tekniknya.“Ya. Mereka memiliki kelas-kelas juga. Sepertinya yang akan mendatangi kita pertama kali adalah mereka yang disebut dengan The Corpse.”Makhluk ya
Zhu Lian dan Bai Lu beristirahat pada semacam balkon yang berada dalam rongga dalam dasar dungeon tersebut. Membuka perbekalan mereka dan menikmatinya, keduanya tidak menyadari. Dari balik ruangan lain di sana, ada orang yang mengintip mereka.Dari celah dinding batu yang ada di situ, 2 pria dan seorang wanita berpakaian abu-abu yang menutupi wajah mereka baik menggunakan kain maupun masker sejak tadi mengamati pasangan guru dan murid yang berada jauh di seberang mereka.“Apakah itu kekasih dari Nona Gong?” sang wanita mengintai menggunakan sebelah mata ke arah Zhu Lian dan Bai Lu yang tengah bersantai sekian meter dari tempat dia berada.“Sepertinya bukan. Setahuku, Bai Lu dekat dengan Xian Hua,” jawab salah satu pria berbusana kelabu.“Dia berselingkuh?” celetuk laki-laki yang lain.Si perempuan kembali berucap, “Wajar. Dari jarak segini dan dari celah saja aku bisa melihat lelaki tersebut memiliki postur yang lebih berdegap dibanding Liu Xian Hua.”“Masa bodoh dengan Gong Bai Lu da
Sama seperti sebelumnya, robot itu tidak menghitung detik pertama. Juga, sama sekali tidak menghitung detik yang terakhir. Tahu-tahu saja, 6 makhluk mekanis itu menembakkan sinar laser dari bagian mata ketopong mereka.Ada titik merah yang merupakan ‘mata’ dari para robot tersebut. Dari sanalah tembakan cahaya laser berwarna serupa dengan netranya yang membentuk titik muncul.Zhiuuuw …!Blar!Sudah diperngitkan Bai Lu, segera itu Zhu Lian melompat guna menghindari serangan tembakan para musuh. Begitu pula gurunya.Ada satu hal yang membuat Zhu Lian menjadi seorang petarung yang ulung. Sebenarnya, dia memiliki otak yang cemerlang. Hanya saja, dia lebih memilih untuk menjadi seorang pengusaha kuliner ketimbang cendikiawan.Sekarang, ia memperlihatkan kepandainnya. Mengerahkan ilmu meringankan tubuh untuk menghindar, Zhu Lian bukan sekedar ingin mengelak dari serangan musuh. Dia memanfaatkan teknik kekuatan spiritualnya itu untuk mendekat ke arah lawan.“Coba kita lihat. Sekuat apa kalia
Dari tempat ia berada, Bai Lu memperhatikan Zhu Lian. Muridnya itu berjungkir balik di udara. Rupanya, dia ingin melewati salah satu dari 6 Mechanima yang memiliki tinggi 3 meter lebih.Sementara melayang, Zhu Lian meraih Busur Cahaya Pelangi milik Gong Xiao Bin yang telah menjadi kepunyaannya.“Muridku itu, dia … telah menemukan kelemahan Mechanima?” Bai Lu kembali bertanya-tanya dalam benaknya.Berhasil melampaui sebuah Mechanima dan mendarat di belakangnya, Zhu Lian langsung menarik tali dari busur tersebut.Ding![Host mengaktifkan Teknik Bintang Jatuh Di Antara Badai: Panah Penembus Sukma Tingkat Pertama.]Wusssh …!“Zhu Lian telah memiliki teknik sendiri dengan panah pemberian ayahku itu?!”Bagaimana Bai Lu tidak terperangah. Begitu Zhu Lian melepas anak-anak panah berbentuk cahaya dari busurnya, batang dari anak panah itu memiliki lingkaran-lingkaran mirip bentuk awan yang terkena dampak badai.Pun, cahaya anak panah itu juga lebih besar dari yang biasa berhasil dilepaskan Zhu
Mendengar bagaimana Zhu Lian mampu mengalahkan 12 Mechanima sekaligus pada tingkat kultivasi Elevate, Xian Hua agak panas hati. Sehingga, begitu Bai Lu berkata apakah ia mau semacam bersaing dengan Zhu Lian seperti yang mereka lakukan tempo hari, dia berkata.“Kau akan membuatnya seolah kalian akan berlatih sama seperti waktu lalu?”“Tentu saja, mau seperti apa lagi?” jawab Bai Lu kontan.“Boleh juga. Semakin lama memperhatikan si pedagang bakmi itu semakin menarik saja,” Xian Hua menyahut bijak sembari tersenyum tipis.Masuk ke dalam Kastil Gong, Bai Lu dan Xian Hua melintas di sebuah lorong yang membawa mereka menuju taman di tengah-tengah istana keluarga bangsawan pendiri Kota Great North tersebut.Tapi rupanya Lord Gong atau Xiao Bin, ayah Bai Lu tengah berada di dalam ruang kerjanya, sedangkan pintu ruangan tersebut terbuka lebar. Melihat putrinya dan Xian Hua lewat di situ, ia memanggil anaknya.“Bai Lu sayang?”Segera itu Bai Lu dan Xian Hua masuk ke dalam ruangan yang pada amb