Davis terkejut hingga pertahannya menurun. Ia terjatuh ke tanah, berguling dengan cepat untuk menghindari tendangan Toba. Gerakannya sudah melambat hingga berkali-kali menerima serangan dari Toba.“Aku tidak akan menjawab pertanyaanmu, Toba.”Toba berdecak. “Mari kita bertaruh. Jika aku menang dan kau kalah, kau harus menjawab pertanyaanku.”Davis merenggangkan jarak, melirik ke belakang ketika jaraknya dengan Dariel semakin mendekat. Ia nyaris terjatuh karena tenaganya nyaris habis.“Aku benar-benar merasa curang karena aku bertarung denganmu saat kau sudah sangat kelelahan, Davis. Sebagai gantinya aku bertarung cukup santai sekarang.” Toba melompat tinggi, melayangkan tendangan.Davis menahan tendangan Toba dengan kedua tangan, menahan tendangan lutut Toba dengan lututnya. Ia meringis kesakitan, berusaha mundur, tetapi Toba berhasil merobohkan pertahannya hingga ia nyaris terjatuh.Toba melesatkan tendangan dari samping hingga Davis terpental dan berguling-guling ke tanah. Para peno
Davis berhenti di depan lorong yang sudah terbakar. Ia mundur beberapa langkah karena merasakan hawa panas. “Aku tidak tahu akan sepanas ini.”“Apa yang kau lakukan, brengsek?” pekik Tonny yang datang bersama Ricky, “kau akan mati jika kau masuk ke dalam. Dave mungkin saja sudah mati sekarang.”Ricky menahan bahu Davis. “Jika kau mati, aku akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan uang banyak melalui misi yang bosmu berikan. Aku tidak ingin kehilangan kesempatan bagus ini.”“Brengsek! Apa yang sedang kalian bicarakan? Kenapa hanya aku yang tidak dilibatkan dalam pembicaraan kalian?” maki Tonny.Davis melirik cincinnya yang masih berkedip-kedip. “Sistem belum memberitahuku jika aku berhasil menyelesaikan quest utama terbaru. Banyak pertanyaan dalam kepalaku sekarang, tapi aku harus menolong Dave.”[Waktu penyelesaian Quest Utama (1) : 7 menit 30 metik]Davis mengawasi keadaan sekeliling. “Roxy masih berada di dekatku. Aku juga masih berada di sekitar arena. Jika aku menolong Dave, a
Davis tidak sadarkan diri di tengah api yang berkobar di sekeliling ruangan. Dari arah luar, Dave terus memanggil nama Davis karena pria itu belum juga keluar.“Seseorang tolong Davis! Dia masih berada di dalam!” teriak Dave sembari berguling keluar dari tempat sampah. Ia tidak memedulikan pipa yang mengenai dahinya, dan lebih peduli dengan Davis yang tidak merespons. “Aku mohon siapa pun tolong Davis!”Dariel menatap Davis seraya berjalan mendekat. Pria itu bergerak tanpa kesulitan karena perlindungan topeng rubah merahnya. Ia terkejut ketika tiba-tiba melihat Davis berlari ke arah kebakaran. “Siapa kau sebenarnya, Davis? Aku merasa kau tampak tidak asing bagiku.”“Aku ingin bertarung denganmu, tapi keadaan tiba-tiba saja kacau. Aku akan menyelamatkanmu agar kita bisa bertarung kembali di masa depan.”Dariel terdiam ketika melihat sinar kecil yang berasal dari cincin Davis. “Kau memiliki cincin yang unik. Aku melihat cincinmu terus berkedip sejak tadi.”Dariel mengambil topeng rubah
Davis memasuki rumah, menghubungi dokter dan pengantar makanan, lalu menaiki tangga. Ia melihat Ricky dan Tonny masih menatap takjub rumahnya. “Aku tahu bagaimana perasaan Ricky dan Tonny karena aku juga bertingkah seperti itu ketika melihat rumah ini.”Ricky dan Tonny menaiki tangga, mengikuti Davis dari belakang.“Kau belum menjawab pertanyaanku. Apa ini rumahmu?” tanya Ricky seraya mengamati keadaan rumah.“Ya, tidak.” Davis berhenti sesaat ketika berada di lantai dua.“Bajingan! Jangan membuatku kebingungan.” Ricky memutar tubuh untuk melihat keadaan sekeliling. Ia tampak ragu-ragu ketika akan menyentuh sebuah lukisan.“Rumah ini … adalah rumah bosku. Dia memintaku untuk menempati rumah ini.” Davis memasuki kamar, duduk di sofa.“Seberapa kaya bosmu sebenarnya? Dia memberikanmu uang sebesar dua ratus ribu dolar hanya untuk memasuki markas The Street Boss, dan sekarang dia memberikanmu sebuah rumah mewah untuk kau tempati. Sialan, aku benar-benar iri padamu dan semakin tidak sabar
Davis meninggalkan Ricky dan Tonny di dekat rumah Dave, lalu pergi untuk bertemu dengan Emmanuel. Mobil melaju cukup cepat, menyalib beberapa mobil di jalan raya.Davis melihat tayangan kebakaran di videotron di gedung-gedung. “Apa yang terjadi dengan Toba, Lexy, John saat kebakaran semalam? Tapi dibandingkan mereka, aku lebih penasaran dengan Roxy. Ke mana dia pergi setelah kebakaran terjadi?”“Sistem, aku ingin memastikan satu hal. Aku bisa menggunakan jasa orang lain untuk membantuku menyelesaikan quest ketika level quest adalah sulit. Bukankah begitu?”[Anda benar, Host][Host diperbolehkan menggunakan bantuan orang lain ketika Host menjalankan quest yang memiliki tingkatan sulit]“Aku sudah mendapatkan quest level sulit semalam. Kemungkinan aku akan mendapatkan quest level sulit lebih sering setelah ini. Aku bisa meminta bantuan orang lain untuk membantuku menyelesaikan quest. Tapi aku membutuhkan orang-orang terlatih dan orang yang bisa aku percaya untuk membantuku. Aku harus me
[Ding][Host Berhasil menyelesaikan Quest Utama][Quest : Mempelajari Bisnis dan Meningkatkan Kemampuan Beladiri][Hadiah : 200 EXP + $2.000.000][Waktu penyelesaian quest utama : 2 Jam][Host mendapatkan tambahan 60 exp + $120.000 Money Power karena berhasil menyelesaikan quest lebih cepat dari waktu yang ditentukan][Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 5 (26/500)][Health Point: 25/25][Kekuatan: 16 | Pertahanan : 17 | Kecerdasan : 18 | Kelincahan : 16][Money Power: $1.005.350.000]“Aku naik ke level 5.” Davis tersenyum ketika melihat layar hologram yang menunjukkan statusnya. Ia dengan cepat menghilangkan tayangan saat melihat Sean mengamatinya. “Aku berterima kasih karena kau sudah melatihku dengan baik, Sean. Aku ingin berlatih di bawah bimbinganmu lagi. Selain itu, aku juga memiliki—”“Maafkan aku, Tuan Davis. Aku sungguh menyesal karena tidak bisa memenuhi keinginan Anda. Aku mendapatkan pekerjaan di suatu tempat sehingga mulai hari ini aku berhenti
Ricky dan Tonny terkejut, tidak mengatakan apa pun.Dave memeluk makam, menangis sesegukan tanpa suara. Ia terbayang dengan kebersamaannya dengan kakaknya. Ia tahu jika hubungannya dengan kakaknya tidak terlalu baik, tetapi kakaknya tetaplah saudaranya yang membantunya di saat-saat sulit.“Sekitar lima atau enam minggu lalu, aku mengalami kecelakaan di jalan setelah keluarga yang mengadopsiku mengusirku. Aku selamat karena mendapat pertolongan dari seseorang.” Davis sengaja tidak menyebut sistem di dalam ceritanya. “Keluarga yang mengadopsiku menganggapku meninggal berdasarkan bukti dompet yang berisi identitasku di jasad seseorang yang terbakar di tempat kejadian. Mereka lalu menguburkan jasad itu di makam ini.”Davis berjongkok di samping Dave, mengelus punggung pria itu. Ia tidak mengetahui bagaiamana rasanya kehilangan keluarga karena tidak benar-benar memiliki keluarga.“Aku bersedih karena kehilangan kakakku, tapi aku juga bahagia karena dia tidak harus menderita lagi di dunia t
“Cincinku rusak karena serangan virus berbahaya?”Dariel memastikan apa yang barusan ia dengar. Pria itu memasuki kamar, melepas pakaian, berjalan ke sisi jendela. Pemandangan indah Leaventown tidak membuatnya mengalihkan fokus dari kabar tersebut. Berita ini terdengar sangat mustahil.“Apa kau serius?” tanya Dariel penuh ketidakpercayaan, mengamati cincinnya. “Cincinku memiliki tekhnologi sangat canggih bahkan tercanggih dengan sistem keamanan terbaik. Aku yakin kau lebih mengetahui mengenai sistem di cincinku karena kau dan rekan-rekanmulah yang terus mengembankannya. Bagaimana mungkin cincinku bisa rusak karena serangan virus?”“Kami juga tidak mempercayai hal ini, tapi hal itulah yang kami peroleh setelah kami meneliti cincin Anda selama berjam-jam. Untuk bisa mendapatkan jawaban lebih pasti, kami membutuhkan cincin Anda untuk kami periksa lebih detail.”Dariel duduk sofa, berdecak. “Aku akan pulang ke Oaktown malam ini juga untuk menjelaskan detail kejadian sekaligus menyerahkan
Langit sudah sepenuhnya gelap saat beberapa rombongan mobil mulai memasuki gerbang, menepi di depan sebuah bangunan mewah. Satu per satu anggota aliansi turun dari kendaraan, memasuki gedung. Mereka berbincang mengenai pesan dari Henry Tolando yang mendadak.Jack tiba beberapa menit kemudian. Pria itu turun dari mobil, mendengkus kesal saat melihat Emir dan Russel. “Dasar brengsek! Kenapa aku terus terlibat dengan sampah-sampah itu?”Jack mengabaikan Emir dan Russel, berjalan memasuki gedung. “Ayah sudah tiba lebih dahulu. Dia tampak tegang setelah mendapatkan pesan dari Tuan Henry. Sial! Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku juga menjadi tegang?”“Aku yakin Tuan Henry memiliki informasi penting. Dia tidak mungkin meminta seluruh anggota aliansi untuk berkumpul dalam waktu mendadak,” ujar Emir yang berjalan di samping Jack. “Apa kau bisa menebak?”“Tutup mulutmu, brengsek! Kita akan tahu setelah kita tiba di ruangan.” Jack mendengkus kesal, berjalan lebih cepat saat Russel juga mend
Rombongan mobil mulai meninggalkan penjara, melewati sebuah jembatan panjang.Donald melirik Dennis, tersenyum. “Kau akhirnya mau memihakku, Dennis. Aku tahu kau sudah sangat kesal pada Daniel.”Dennis mendengkus kesal. “Aku hanya tahu berandal seperti apa yang kau rekrut menjadi sekutumu. Aku sama sekali tidak ingin terlibat dalam perselisihanmu dengan Daniel.”“Kehadiranmu sekarang cukup membuatku senang.” Donald tersenyum, menoleh ke samping, mengamati laut dan pantai yang tampak ramai. “Kau akan terikat denganku selamanya, Dennis. Aku tahu kau sangat menyayangi Daisy sehingga kau tidak ingin dia menderita,” batinnya.“Sial! Aku akhirnya terseret dalam perselisihan ini.” Dennis mengepalkan tangan erat-erat, mengamati gedung pencakar langit di pusat kota Pixeltown. “Aku melakukan semua ini demi Daisy. Aku harus menjaganya sampai akhir hidupku.”“Daisy sering kali pergi menuju Leaventown akhir-akhir ini. Apakah ada sesuatu yang menarik di kota kecil itu?” tanya Donald.“Dia hanya ing
[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 36 (800/3500)][Health Point: 54/54][Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54][Money Power: $30.323.830.000]Davis dan henry Tolando berada di sebuah ruangan. Sammy dan para pengawal menunggu di luar ruangan, begitu pun dengan Harry dan para bawahan Henry Tolando.Langit sore terlihat indah dari arah jendela. Kawanan burung bergerak serempak menuju arah selatan. Beberapa pengunjung tampak keluar masuk kawasan.“Aku akan langsung berbicara pada intinya, Tuan.” Davis mengembus napas panjang. “Timku sudah mendapatkan lokasi keberadaan Logan dan Ludwig. Mereka berada di Somacity, sebuah kota yang terletak di wilayah timur ibu kota Floxia. Mereka sering bertemu di sebuah rumah di kawasan elit.”Davis mengirimkan lokasi rumah itu pada Henry Tolando.Henry Tolando bergegas memeriksa alamat, menghubungi Harold. Wajahnya tampak tegang dan kesal. “Harold, kirimkan pasukan kita ke alamat itu.”“Tunggu, Tuan. Ak
Lima hari berjalan sangat lambat bagi Dariel. Ia terus berada di rumah untuk menjaga Daniel.Dariel sedang berlatih bersama Adrian di ruangan olahraga. Sayangnya, ia tidak fokus hingga berkali-kali terkena serangan.Adrian menendang Dariel hingga pria itu terjatuh dan ambruk di arena. “Kau tidak fokus dalam berlatih, Tuan Muda. Aku sebaiknya memberimu waktu untuk beristirahat. Aku berharap kau bisa fokus setelahnya.”Dariel mengembus napas panjang, mengamati langit-langit ruangan. “Aku akan tertidur selama beberapa waktu di sini.”“Baiklah, aku tidak akan mengganggumu, Tuan Muda.” Adrian berjalan ke sisi arena, meneguk minuman sembari mengamati Dariel. “Tuan Dylan mengatakan jika Donald dan Deric pergi untuk mencari sekutu. Dariel pasti tertekan dengan kabar tersebut. Dia ... masih belum siap menghadapi keluarganya sendiri.”Adrian meninggalkan ruangan olahraga, berdiri di samping kursi. “Kau adalah pria yang baik, Tuan Muda. Sayangnya, kau harus menanggung dosa dan kesalahan dari aya
“Apa kau setuju jika dia menjadi menggantikan Draco, Tuan?” tanya Logan.Ludwig mendengkus kesal, mengembus napas panjang. “Dia adalah kaki tangan, Draco. Aku pikir tidak ada sosok lain yang lebih layak selainnya.”Logan berdiri dari sofa. “Kau akan pergi ke Leaventown hari ini, Pedro. Seperti yang sudah aku jelaskan padamu melalui telepon, kau akan menggantikan Draco untuk menjadi mata-mata. Targetmu adalah Jeremy, Erwin, atau anggota utama aliansi yang lain.”“Aku mengerti.” Pedro mengganggu. “Jika tidak ada lagi hal yang perlu aku dengar, aku akan segera pergi ke Leaventown sekarang juga.”“Kau boleh pergi sekarang. Semua persiapanmu sudah aku siapkan.”Pedro meninggalkan ruangan, menutup pintu. Ia bergegas memasuki mobil, meninggalkan bangunan. “Aku mendengar Henry Tolando memanggil Draco ke kediamannya. Akan tetapi, hal yang menggaguku adalah si Dewa Kematian Seberapa kuat dia sampai Draco kalah melawannya?”Pedro mengepalkan tangan erat-erat. “Aku tahu seberapa kuat Draco. Dia t
Dariel tiba di kediaman utama pukul dua pagi. Pria itu bergegas memasuki kamar Daniel, terkejut saat seorang dokter memeriksa ayahnya.“Ayah.” Dariel terpaksa menunggu di sofa selama beberapa waktu. Ia tidak mengalihkan pandangan sedetik pun dari Daniel. Kekhawatiran tampak jelas di wajahnya.Dariel merasa sangat tegang selama dalam perjalanan pulang. Meski kendaraan melaju sangat cepat, tetapi ia merasa waktu berjalan lambat.Dariel menghampiri Daniel setelah dokter meninggalkan ruangan. Ia duduk di samping ranjang, mengamati keadaan ayahnya.Daniel tampak lebih kurus dan pucat akhir-akhir ini meski kondisinya sempat membaik.Daniel menyentuh tombol di jam tangannya. Ruangan seketika terkunci dengan rapat. Ia membuka mata perlahan, tersenyum saat melihat Dariel. Ia tentu merasa sangat bangga pada putra semata wayangnya itu.“Dariel, aku senang kau tiba tepat waktu. Aku mengkhawatirkan keselamatanmu selama kau menuju rumah.” Daniel menyentuh tangan Dariel, mencengkeram kuat.“Ayah, ka
Henry Tolando menatap bangunan mewah di depannya sekilas, berlari menuju teras. Ia bergegas pergi setelah membaca pesan Davis.“Davis! Di mana kau?” teriak Henry Tolando sekeras mungkin. Ia berusaha mengendalikan napas yang terengah-engah. “Dasar bajingan!”Davis berhenti di tengah tangga saat mendengar teriakan, menoleh ke arah pintu. “Apa mungkin Tuan Henry datang?”Sammy bergegas menghampiri Davis. “Tuan Henry baru saja tiba, Davis.”Davis tersenyum. “Bukakah pintu untuknya. Ini saatnya aku memberinya sebuah kejutan.”“Kau benar-benar licik, Davis.” Sammy tersenyum, membuka pintu.“Di mana Davis?” Henry Tolando memelotot tajam, mengawasi keadaan sekeliling. Ia berjalan saat melihat Davis di tangga.“Kau mengejutkanku, Tuan. Apa yang terjadi? Apa kau marah karena petarungmu kalah dalam pertarungan tadi?” tanya Davis tanpa bergerak dari posisinya saat ini.“Hentikan basa-basimu, sialan! Aku ingin berbicara denganmu sekarang!” Henry Tolando terdiam saat melihat beberapa pengawal Davis
“Itu bukan masalah besar, Tuan Muda. Aku akan menemani Anda bertemu Davis. Aku yakin Davis pasti akan terkejut,” ujar Harry.Dariel berdiri dari sofa. “Ya, aku sejujurnya ingin bertanya beberapa hal pada Davis, terutama dari mana dia mendapatkan Si Dewa Kematian. Dia memiliki selera yang bagus.”Jack, Emir, dan Russel tampak kesal mendengarnya.Daisy dan Helga memasuki ruangan.“Dariel,” panggil Daisy. Ia terkejut saat melihat Jack, Emir, Russel, dan Harry hingga berhenti berjalan.Helga temenung di belakang Daisy, bertatapan dengan Harry sesaat. Ia melirik Jack yang terus mengamatinya. “Situasi menjadi canggung,” gumamnya.Dariel berkata, “Kau datang terlambat, Daisy. Pertandingan baru saja selesai.”Daisy memutar bola mata. “Aku memang sengaja datang terlambat. Aku tidak suka teriakan para penonton dan pertarungan di arena. Bisakah kita berbicara berdua, Dariel?”Jack, Emir, Russel, Harry, dan Helga meninggalkan ruangan.Harry mendekati Helga. “Apa yang sudah kau lakukan dengan Dais
Pertarungan semakin memanas saat Draco melayangkan banyak serangan pada Jay. Para penonton bersorak heboh, termasuk Dariel dan Henry Tolando. Jay terdesak hingga ke sisi arena. Para penantang lain ikut menyerang.Draco mendengkus kesal, berusaha menahan para penantang lain agar tidak mengganggu pertarungannya dengan Jay. “Dasar brengsek! Berhenti mengganggu pertarunganku!”Draco berlari secepat mungkin, melompat tinggi, melayangkan tendangan sekuat mungkin. Jay berhasil menangkap kaki Draco, tetapi ia berpura-pura ambruk dan terdorong ke tanah. Para penonton kembali bersorak.“Apa yang terjadi? Si Dewa Kematian terdesak sehingga ia tersudut ke sisi arena? Apakah dia akan kalah dan harus menyerahkan gelarnya pada penantang baru?” teriak si pembawa acara.“Dasar bajingan!” ketus Toba saat ia terdorong karena dorongan beberapa penantang. Ia menoleh ke belakang saat beberapa penonton terus mencibirnya. “Aku pasti akan menghajar kalian setelah pertandingan ini usai.”Toba berlari mengikuti