Davis meninggalkan Ricky dan Tonny di dekat rumah Dave, lalu pergi untuk bertemu dengan Emmanuel. Mobil melaju cukup cepat, menyalib beberapa mobil di jalan raya.Davis melihat tayangan kebakaran di videotron di gedung-gedung. “Apa yang terjadi dengan Toba, Lexy, John saat kebakaran semalam? Tapi dibandingkan mereka, aku lebih penasaran dengan Roxy. Ke mana dia pergi setelah kebakaran terjadi?”“Sistem, aku ingin memastikan satu hal. Aku bisa menggunakan jasa orang lain untuk membantuku menyelesaikan quest ketika level quest adalah sulit. Bukankah begitu?”[Anda benar, Host][Host diperbolehkan menggunakan bantuan orang lain ketika Host menjalankan quest yang memiliki tingkatan sulit]“Aku sudah mendapatkan quest level sulit semalam. Kemungkinan aku akan mendapatkan quest level sulit lebih sering setelah ini. Aku bisa meminta bantuan orang lain untuk membantuku menyelesaikan quest. Tapi aku membutuhkan orang-orang terlatih dan orang yang bisa aku percaya untuk membantuku. Aku harus me
[Ding][Host Berhasil menyelesaikan Quest Utama][Quest : Mempelajari Bisnis dan Meningkatkan Kemampuan Beladiri][Hadiah : 200 EXP + $2.000.000][Waktu penyelesaian quest utama : 2 Jam][Host mendapatkan tambahan 60 exp + $120.000 Money Power karena berhasil menyelesaikan quest lebih cepat dari waktu yang ditentukan][Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 5 (26/500)][Health Point: 25/25][Kekuatan: 16 | Pertahanan : 17 | Kecerdasan : 18 | Kelincahan : 16][Money Power: $1.005.350.000]“Aku naik ke level 5.” Davis tersenyum ketika melihat layar hologram yang menunjukkan statusnya. Ia dengan cepat menghilangkan tayangan saat melihat Sean mengamatinya. “Aku berterima kasih karena kau sudah melatihku dengan baik, Sean. Aku ingin berlatih di bawah bimbinganmu lagi. Selain itu, aku juga memiliki—”“Maafkan aku, Tuan Davis. Aku sungguh menyesal karena tidak bisa memenuhi keinginan Anda. Aku mendapatkan pekerjaan di suatu tempat sehingga mulai hari ini aku berhenti
Ricky dan Tonny terkejut, tidak mengatakan apa pun.Dave memeluk makam, menangis sesegukan tanpa suara. Ia terbayang dengan kebersamaannya dengan kakaknya. Ia tahu jika hubungannya dengan kakaknya tidak terlalu baik, tetapi kakaknya tetaplah saudaranya yang membantunya di saat-saat sulit.“Sekitar lima atau enam minggu lalu, aku mengalami kecelakaan di jalan setelah keluarga yang mengadopsiku mengusirku. Aku selamat karena mendapat pertolongan dari seseorang.” Davis sengaja tidak menyebut sistem di dalam ceritanya. “Keluarga yang mengadopsiku menganggapku meninggal berdasarkan bukti dompet yang berisi identitasku di jasad seseorang yang terbakar di tempat kejadian. Mereka lalu menguburkan jasad itu di makam ini.”Davis berjongkok di samping Dave, mengelus punggung pria itu. Ia tidak mengetahui bagaiamana rasanya kehilangan keluarga karena tidak benar-benar memiliki keluarga.“Aku bersedih karena kehilangan kakakku, tapi aku juga bahagia karena dia tidak harus menderita lagi di dunia t
“Cincinku rusak karena serangan virus berbahaya?”Dariel memastikan apa yang barusan ia dengar. Pria itu memasuki kamar, melepas pakaian, berjalan ke sisi jendela. Pemandangan indah Leaventown tidak membuatnya mengalihkan fokus dari kabar tersebut. Berita ini terdengar sangat mustahil.“Apa kau serius?” tanya Dariel penuh ketidakpercayaan, mengamati cincinnya. “Cincinku memiliki tekhnologi sangat canggih bahkan tercanggih dengan sistem keamanan terbaik. Aku yakin kau lebih mengetahui mengenai sistem di cincinku karena kau dan rekan-rekanmulah yang terus mengembankannya. Bagaimana mungkin cincinku bisa rusak karena serangan virus?”“Kami juga tidak mempercayai hal ini, tapi hal itulah yang kami peroleh setelah kami meneliti cincin Anda selama berjam-jam. Untuk bisa mendapatkan jawaban lebih pasti, kami membutuhkan cincin Anda untuk kami periksa lebih detail.”Dariel duduk sofa, berdecak. “Aku akan pulang ke Oaktown malam ini juga untuk menjelaskan detail kejadian sekaligus menyerahkan
Davis baru saja menyelesaikan olahraga pagi. Ia duduk berselonjor di pantai untuk beristirahat. Ombak kecil dan tenang membasahi kakinya. Waktu terasa berputar cepat hingga ia berada di posisinya saat ini.“Beberapa hari kemarin, aku sangat sibuk dengan kejuaraan pertarungan jalanan. Aku bahkan sampai kurang beristirahat. Itu melelahkan, tapi aku sangat menikmatinya.”Davis mengamati cincinnya. “Aku belum mendapatkan Quest Utama terbaru setelah menyelesaikan quest kemarin.”[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 5 (31/500)][Health Point: 23/25][Kekuatan: 16 | Pertahanan : 17 | Kecerdasan : 18 | Kelincahan : 16][Money Power: $1.005.300.000][Memperbaharui Quest Harian]Davis berdiri, memperhatikan layar hologram yang menunjukkan deretan angka pemprosesan hingga mencapai 100%.[Ding][Quest Harian sudah diperbaharui][Tingkat kesulitan : Mudah][Quest Harian : Berolahraga Pagi dan Berlatih Beladiri Selama Dua Jam Setiap Hari][Durasi Quest : 130 menit][Hadiah
Mobil melaju di jalan raya, memasuki jembatan panjang yang membelah sebuah sungai besar. Dua perahu besar dan beberapa perahu kecil terlihat berada di sungai.Davis melihat gedung-gedung pencakar langit yang menjulang gagah dari kejauhan. Ia melihat kemacetan di beberapa ruas jalan.Davis menatap peta di layar. “Di sebelah selatan barat Pixeltown adalah Oaktown. Jika sistem tidak melarangku, aku pasti akan pergi ke kota itu. Aku semakin penasaran dengan Oaktown dibanding kota apa pun sekarang.”Davis mengembus napas panjang, melambatkan laju mobil ketika memasuki pusat kota. “Sistem, kenapa aku belum mendapatkan quest baru?”[Setelah Anda menyelesaikan Quest Utama tingkatan sulit, sistem tidak akan memberi Anda quest selama satu hari][Sistem memberikan waktu satu hari tambahan karena Anda menyelesaikan Quest utama dan Quest utama tingkat sulit dalam waktu berdekatan][Anda bisa menggunakan waktu tersebut untuk beristirahat]“Aku memiliki jadwal libur sebanyak dua hari.” Davis tersen
Davis dengan cepat menarik wanita itu ke atas jembatan. “Jangan bertindak bodoh!”“Apa yang kau lakukan?” teriak wanita itu seraya berontak, “Lepaskan aku! Jangan mengahalangiku untuk mati!”Teriakan Davis dan teriakan wanita itu seketika menarik perhatian. Beberapa pejalan kaki tampak berhenti, beberapa kerumunan menoleh ke arah jembatan, dan beberapa mobil yang melambatkan laju mobil.Davis menarik paksa wanita itu ke trotoar.“Dasar bajingan! Kenapa kau menghalangiku untuk mati?” pekik wanita berambut panjang yang menggunakan masker hitam. Wanita itu menangis sembari memeluk dirinya sendiri, lalu memukuli Davis. “Sialan!”Davis mengamati sekeliling. Banyak orang yang menjadikannya dan wanita itu sebagai tontonan, tetapi tidak ada seorang pun yang mendekat.“Kau tidak seharusnya bertindak bodoh seperti tadi. Seberat apa pun masalahmu, mengakhiri hidup bukanlah pilihan tepat,” ujar Davis seraya mengamati wanita itu yang masih menangis, “Aku yakin ada jalan keluar dari masalahmu.”Wan
Davis mencari wanita itu dan menemukannya sedang berjalan di trotoar sendirian. “Aku sebaiknya mengikuti wanita itu agar dia tidak mencelakai dirinya lagi.”Davis mengikuti wanita itu hingga tiba di pinggiran kota. Ia berjalan di lorong remang-remang yang sepi di antara dua gedung terbengkalai.Davis keluar dari lorong. Pria itu melihat banyak rumah kumuh dengan berbagai barang bekas yang tertata di samping rumah. Banyak sampah berserakan di mana-mana. “Kawasan ini tidak jauh berbeda dengan kawasan rumah Dave.”Seekor anjing tiba-tiba menggonggong ketika Davis berhenti di perempatan jalan.Davis mengabaikan anjing itu, berjalan lebih cepat ketika seorang pria tua melemparkan sesuatu ke arah anjing. Ia mengawasi sekeliling, mencari keberadaan wanita itu. “Aku kehilangan wanita itu.”Davis memasuki satu per satu gang hingga sampai di ujung kawasan. “Wanita itu bisa saja sudah pulang ke rumahnya atau dia sengaja membawaku ke tempat ini karena tahu aku mengikutinya. Apa yang sebenarnya te
Langit sudah sepenuhnya gelap saat beberapa rombongan mobil mulai memasuki gerbang, menepi di depan sebuah bangunan mewah. Satu per satu anggota aliansi turun dari kendaraan, memasuki gedung. Mereka berbincang mengenai pesan dari Henry Tolando yang mendadak.Jack tiba beberapa menit kemudian. Pria itu turun dari mobil, mendengkus kesal saat melihat Emir dan Russel. “Dasar brengsek! Kenapa aku terus terlibat dengan sampah-sampah itu?”Jack mengabaikan Emir dan Russel, berjalan memasuki gedung. “Ayah sudah tiba lebih dahulu. Dia tampak tegang setelah mendapatkan pesan dari Tuan Henry. Sial! Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku juga menjadi tegang?”“Aku yakin Tuan Henry memiliki informasi penting. Dia tidak mungkin meminta seluruh anggota aliansi untuk berkumpul dalam waktu mendadak,” ujar Emir yang berjalan di samping Jack. “Apa kau bisa menebak?”“Tutup mulutmu, brengsek! Kita akan tahu setelah kita tiba di ruangan.” Jack mendengkus kesal, berjalan lebih cepat saat Russel juga mend
Rombongan mobil mulai meninggalkan penjara, melewati sebuah jembatan panjang.Donald melirik Dennis, tersenyum. “Kau akhirnya mau memihakku, Dennis. Aku tahu kau sudah sangat kesal pada Daniel.”Dennis mendengkus kesal. “Aku hanya tahu berandal seperti apa yang kau rekrut menjadi sekutumu. Aku sama sekali tidak ingin terlibat dalam perselisihanmu dengan Daniel.”“Kehadiranmu sekarang cukup membuatku senang.” Donald tersenyum, menoleh ke samping, mengamati laut dan pantai yang tampak ramai. “Kau akan terikat denganku selamanya, Dennis. Aku tahu kau sangat menyayangi Daisy sehingga kau tidak ingin dia menderita,” batinnya.“Sial! Aku akhirnya terseret dalam perselisihan ini.” Dennis mengepalkan tangan erat-erat, mengamati gedung pencakar langit di pusat kota Pixeltown. “Aku melakukan semua ini demi Daisy. Aku harus menjaganya sampai akhir hidupku.”“Daisy sering kali pergi menuju Leaventown akhir-akhir ini. Apakah ada sesuatu yang menarik di kota kecil itu?” tanya Donald.“Dia hanya ing
[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 36 (800/3500)][Health Point: 54/54][Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54][Money Power: $30.323.830.000]Davis dan henry Tolando berada di sebuah ruangan. Sammy dan para pengawal menunggu di luar ruangan, begitu pun dengan Harry dan para bawahan Henry Tolando.Langit sore terlihat indah dari arah jendela. Kawanan burung bergerak serempak menuju arah selatan. Beberapa pengunjung tampak keluar masuk kawasan.“Aku akan langsung berbicara pada intinya, Tuan.” Davis mengembus napas panjang. “Timku sudah mendapatkan lokasi keberadaan Logan dan Ludwig. Mereka berada di Somacity, sebuah kota yang terletak di wilayah timur ibu kota Floxia. Mereka sering bertemu di sebuah rumah di kawasan elit.”Davis mengirimkan lokasi rumah itu pada Henry Tolando.Henry Tolando bergegas memeriksa alamat, menghubungi Harold. Wajahnya tampak tegang dan kesal. “Harold, kirimkan pasukan kita ke alamat itu.”“Tunggu, Tuan. Ak
Lima hari berjalan sangat lambat bagi Dariel. Ia terus berada di rumah untuk menjaga Daniel.Dariel sedang berlatih bersama Adrian di ruangan olahraga. Sayangnya, ia tidak fokus hingga berkali-kali terkena serangan.Adrian menendang Dariel hingga pria itu terjatuh dan ambruk di arena. “Kau tidak fokus dalam berlatih, Tuan Muda. Aku sebaiknya memberimu waktu untuk beristirahat. Aku berharap kau bisa fokus setelahnya.”Dariel mengembus napas panjang, mengamati langit-langit ruangan. “Aku akan tertidur selama beberapa waktu di sini.”“Baiklah, aku tidak akan mengganggumu, Tuan Muda.” Adrian berjalan ke sisi arena, meneguk minuman sembari mengamati Dariel. “Tuan Dylan mengatakan jika Donald dan Deric pergi untuk mencari sekutu. Dariel pasti tertekan dengan kabar tersebut. Dia ... masih belum siap menghadapi keluarganya sendiri.”Adrian meninggalkan ruangan olahraga, berdiri di samping kursi. “Kau adalah pria yang baik, Tuan Muda. Sayangnya, kau harus menanggung dosa dan kesalahan dari aya
“Apa kau setuju jika dia menjadi menggantikan Draco, Tuan?” tanya Logan.Ludwig mendengkus kesal, mengembus napas panjang. “Dia adalah kaki tangan, Draco. Aku pikir tidak ada sosok lain yang lebih layak selainnya.”Logan berdiri dari sofa. “Kau akan pergi ke Leaventown hari ini, Pedro. Seperti yang sudah aku jelaskan padamu melalui telepon, kau akan menggantikan Draco untuk menjadi mata-mata. Targetmu adalah Jeremy, Erwin, atau anggota utama aliansi yang lain.”“Aku mengerti.” Pedro mengganggu. “Jika tidak ada lagi hal yang perlu aku dengar, aku akan segera pergi ke Leaventown sekarang juga.”“Kau boleh pergi sekarang. Semua persiapanmu sudah aku siapkan.”Pedro meninggalkan ruangan, menutup pintu. Ia bergegas memasuki mobil, meninggalkan bangunan. “Aku mendengar Henry Tolando memanggil Draco ke kediamannya. Akan tetapi, hal yang menggaguku adalah si Dewa Kematian Seberapa kuat dia sampai Draco kalah melawannya?”Pedro mengepalkan tangan erat-erat. “Aku tahu seberapa kuat Draco. Dia t
Dariel tiba di kediaman utama pukul dua pagi. Pria itu bergegas memasuki kamar Daniel, terkejut saat seorang dokter memeriksa ayahnya.“Ayah.” Dariel terpaksa menunggu di sofa selama beberapa waktu. Ia tidak mengalihkan pandangan sedetik pun dari Daniel. Kekhawatiran tampak jelas di wajahnya.Dariel merasa sangat tegang selama dalam perjalanan pulang. Meski kendaraan melaju sangat cepat, tetapi ia merasa waktu berjalan lambat.Dariel menghampiri Daniel setelah dokter meninggalkan ruangan. Ia duduk di samping ranjang, mengamati keadaan ayahnya.Daniel tampak lebih kurus dan pucat akhir-akhir ini meski kondisinya sempat membaik.Daniel menyentuh tombol di jam tangannya. Ruangan seketika terkunci dengan rapat. Ia membuka mata perlahan, tersenyum saat melihat Dariel. Ia tentu merasa sangat bangga pada putra semata wayangnya itu.“Dariel, aku senang kau tiba tepat waktu. Aku mengkhawatirkan keselamatanmu selama kau menuju rumah.” Daniel menyentuh tangan Dariel, mencengkeram kuat.“Ayah, ka
Henry Tolando menatap bangunan mewah di depannya sekilas, berlari menuju teras. Ia bergegas pergi setelah membaca pesan Davis.“Davis! Di mana kau?” teriak Henry Tolando sekeras mungkin. Ia berusaha mengendalikan napas yang terengah-engah. “Dasar bajingan!”Davis berhenti di tengah tangga saat mendengar teriakan, menoleh ke arah pintu. “Apa mungkin Tuan Henry datang?”Sammy bergegas menghampiri Davis. “Tuan Henry baru saja tiba, Davis.”Davis tersenyum. “Bukakah pintu untuknya. Ini saatnya aku memberinya sebuah kejutan.”“Kau benar-benar licik, Davis.” Sammy tersenyum, membuka pintu.“Di mana Davis?” Henry Tolando memelotot tajam, mengawasi keadaan sekeliling. Ia berjalan saat melihat Davis di tangga.“Kau mengejutkanku, Tuan. Apa yang terjadi? Apa kau marah karena petarungmu kalah dalam pertarungan tadi?” tanya Davis tanpa bergerak dari posisinya saat ini.“Hentikan basa-basimu, sialan! Aku ingin berbicara denganmu sekarang!” Henry Tolando terdiam saat melihat beberapa pengawal Davis
“Itu bukan masalah besar, Tuan Muda. Aku akan menemani Anda bertemu Davis. Aku yakin Davis pasti akan terkejut,” ujar Harry.Dariel berdiri dari sofa. “Ya, aku sejujurnya ingin bertanya beberapa hal pada Davis, terutama dari mana dia mendapatkan Si Dewa Kematian. Dia memiliki selera yang bagus.”Jack, Emir, dan Russel tampak kesal mendengarnya.Daisy dan Helga memasuki ruangan.“Dariel,” panggil Daisy. Ia terkejut saat melihat Jack, Emir, Russel, dan Harry hingga berhenti berjalan.Helga temenung di belakang Daisy, bertatapan dengan Harry sesaat. Ia melirik Jack yang terus mengamatinya. “Situasi menjadi canggung,” gumamnya.Dariel berkata, “Kau datang terlambat, Daisy. Pertandingan baru saja selesai.”Daisy memutar bola mata. “Aku memang sengaja datang terlambat. Aku tidak suka teriakan para penonton dan pertarungan di arena. Bisakah kita berbicara berdua, Dariel?”Jack, Emir, Russel, Harry, dan Helga meninggalkan ruangan.Harry mendekati Helga. “Apa yang sudah kau lakukan dengan Dais
Pertarungan semakin memanas saat Draco melayangkan banyak serangan pada Jay. Para penonton bersorak heboh, termasuk Dariel dan Henry Tolando. Jay terdesak hingga ke sisi arena. Para penantang lain ikut menyerang.Draco mendengkus kesal, berusaha menahan para penantang lain agar tidak mengganggu pertarungannya dengan Jay. “Dasar brengsek! Berhenti mengganggu pertarunganku!”Draco berlari secepat mungkin, melompat tinggi, melayangkan tendangan sekuat mungkin. Jay berhasil menangkap kaki Draco, tetapi ia berpura-pura ambruk dan terdorong ke tanah. Para penonton kembali bersorak.“Apa yang terjadi? Si Dewa Kematian terdesak sehingga ia tersudut ke sisi arena? Apakah dia akan kalah dan harus menyerahkan gelarnya pada penantang baru?” teriak si pembawa acara.“Dasar bajingan!” ketus Toba saat ia terdorong karena dorongan beberapa penantang. Ia menoleh ke belakang saat beberapa penonton terus mencibirnya. “Aku pasti akan menghajar kalian setelah pertandingan ini usai.”Toba berlari mengikuti