Davis mencari wanita itu dan menemukannya sedang berjalan di trotoar sendirian. “Aku sebaiknya mengikuti wanita itu agar dia tidak mencelakai dirinya lagi.”Davis mengikuti wanita itu hingga tiba di pinggiran kota. Ia berjalan di lorong remang-remang yang sepi di antara dua gedung terbengkalai.Davis keluar dari lorong. Pria itu melihat banyak rumah kumuh dengan berbagai barang bekas yang tertata di samping rumah. Banyak sampah berserakan di mana-mana. “Kawasan ini tidak jauh berbeda dengan kawasan rumah Dave.”Seekor anjing tiba-tiba menggonggong ketika Davis berhenti di perempatan jalan.Davis mengabaikan anjing itu, berjalan lebih cepat ketika seorang pria tua melemparkan sesuatu ke arah anjing. Ia mengawasi sekeliling, mencari keberadaan wanita itu. “Aku kehilangan wanita itu.”Davis memasuki satu per satu gang hingga sampai di ujung kawasan. “Wanita itu bisa saja sudah pulang ke rumahnya atau dia sengaja membawaku ke tempat ini karena tahu aku mengikutinya. Apa yang sebenarnya te
“Angela mencoba bunuh diri lagi. Aku harus menolongnya.”Davis berlari sangat cepat, menarik Angela turun dari atas jembatan. “Berhenti melakukan tindakan bodoh!”Angela seketika berontak. “Lepaskan aku! Jangan menghalangiku!”Davis segera membalikkan Angela hingga ia dan wanita itu saling berhadapan. “Berhenti berbuat bodoh! Jangan pernah menyakiti dirimu lagi. Masalahmu tidak akan selesai saat kau mati.”“Kau.” Angela tercenung ketika melihat Davis. “Kenapa kau terus mengangguku sejak kemarin? Kalau saja aku tidak bertemu denganmu, aku pasti sudah berkumpul dengan ibu dan ayahku sekarang. Kau membuatku semakin menderita.”“Apa yang terjadi denganmu? Bukankah kau berjanji akan berusaha lebih keras lagi?”“Apa maksudmu?” Angela seketika tercenung. “Apa kau mengikutiku semalam?”Davis terdiam, melepas pegangan pada bahu Angela. “Jangan melakukan tindakan boloh lagi. Aku bisa membantu menyelesaikan masalahmu.” Angela berdecak, menatap lalu lalang mobil yang bergerak sangat cepat di baw
“Paman dan bibiku mengambil semua uang yang aku dapatkan dari pembelian semua bajuku, tapi mereka tetap mengusirku dan menginginkanku mati. Mereka menganggap bahwa uang yang mereka terima adalah bayaran karena aku sudah menyusahkan mereka selama ini.”Davis terdiam ketika mengingat perkataan yang hampir sama dari keluarga Anderson.“Tinggalkan mereka dan mulailah hidup mandiri. Kau berhak menjalani hidup yang lebih baik. Jika kau terus bersama paman dan bibimu, kau sama saja mengubur semua potensimu.”“Kau berkata seolah hal itu mudah dilakukan.”Davis berdiri dari kursi, menghadap Angela. “Apa cita-citamu?”“Cita-citaku?” Angela memutar bola mata. “Kau bertingkah seperti guru taman kanak-kanak saat bertanya cita-citaku.”“Kau hanya perlu menjawabnya.”“Aku … aku ingin menjadi seorang desainer terkenal. Aku ingin memiliki perusahaan pakaian, kosmetik, dan aksesoris.” Angela tersenyum, kemudian terdiam dengan mata berkaca-kaca. Impiannya seperti bintang di langit yang sulit diraih. “Im
Davis dan Angela tiba di hotel setengah jam kemudian. Mereka harus menyamar dan berjalan cukup jauh untuk menghindari para berandalan.Davis berjalan menuju balkon begitu tiba di kamar hotel, melihat pemandangan malam kota. “Aku memiliki empat orang yang sudah memberikan kesetiaan mereka padaku.”[Kerja bagus, Host][Di hari-hari yang akan datang, Anda membutuhkan lebih banyak orang kepercayaan untuk membantu Anda dalam menyelesaikan quest dan membantu Anda untuk mencapai tujuan Anda][Quest akan muncul esok hari]“Aku mengerti. Aku tidak akan bisa menangani semua masalah sendiri. Aku harus memiliki orang-orang yang aku percaya dan orang-orang yang mempercayaiku.”Davis memejamkan mata sesaat, menikmati embusan angin pelan, melihat pemandangan kota yang indah. “Hampir sepanjang usiaku, aku menghabiskan banyak waktu di Leaventown. Aku baru pertama kali meninggalkan Leavetown dan mengungjungi Pixeltown.”Davis terdiam sesaat. “Aku sebaiknya mengunjungi tiap kota untuk menambah pengalama
[Ding][Quest Utama sudah dibuat][Tingkat kesulitan : Sulit][Quest : Merekrut Tujuh Anggota][Durasi Quest : 14 Hari][Hadiah : 300 EXP + $3.000.000]“Aku harus mendapatkan tujuh anggota dalam waktu dua minggu,” ujar Davis seraya melambatkan laju mobil. “Sesuai dengan tingkatan quest, quest ini cukup sulit.”[Memperbaharui Durasi dan Hadiah Quest][Durasi Quest : 7 Hari][Hadiah : 600 EXP + $6.000.000] “Hadiah EXP dan Money Power bertambah dua kali lipat dari semula. Aku bisa mencapai level 6 jika berhasil menyelesaikan quest ini. Tapi durasi quest dikurangi hingga setengahnya. Mencari tujuh orang anggota dalam waktu 7 hari memang sulit. Aku harus bisa memastikan jika orang itu benar-benar memberikan kesetian mereka padaku.”[Hadiah ditambahkan karena Host sudah mendapatkan 4 anggota di saat sistem belum memberikan quest utama]“Aku mengerti. Dave, Ricky, Tonny, dan Angela termasuk ke dalam tujuh anggota. Mereka masih-masing memiliki tingkat kesetian 90, 80, 70, dan 90. Dave dan An
Davis mengamati pemuda itu dan dua pria di depannya bergantian.“Serahkan bocah nakal itu pada kami. Kami harus membawanya pada bos kami secepatnya,” ujar salah satu pria seraya menyeka darah dengan tangan.“Jika kau menghalangi kami, kami juga akan menghabisimu,” ancam pria satunya.Davis menoleh pada pemuda yang memegang bajunya dengan erat.“Tolong aku. Mereka menculikku di jalan dan membawaku ke markas mereka. Bos mereka menyiksaku hingga aku tidak sadarkan diri. Jangan serahkan aku pada mereka.” Pemuda itu berbaju sekolah menengah atas itu bersembunyi ketika dua pria itu mendekat.“Tetaplah berada di belakangku.” Davis maju beberapa langkah. “Aku tidak menyerahkannya.”“Jangan mencampuri urusan kami atau kau akan tahu akibatnya!” Satu pria mendekat pada Davis, mengeluarkan pisau. “Paman bocah itu berhutang pada bos kami. Dia tidak bisa membayar hutang serta bunganya. Kami membawa bocah itu untuk bertanya di mana pamannya sekarang.”“Dia berbohong! Aku mendengar jika aku akan diju
Dariel dengan cepat memakai pakaian, mengambil topeng rubah merah dari dalam tas, berjalan ke balkon hotel. Pemandangan kota yang indah tidak semenarik fakta mengenai Davis yang berada satu kota dengannya saat ini.“Aku mencari informasi mengenai Davis, tapi aku tidak mendapatkan informasi apa pun, kecuali informasi mengenai data dirinya di catatan institusi pemerintah. Davis tidak memiliki keluarga. Informasi masa lalu dan keluarganya pun tidak bisa aku dapatkan, padahal aku sudah mengerahkan tim ahli untuk menemukan informasi tersebut. Davis sepertinya tidak ingin siapa pun mengetahui siapa dirinya sebenarnya, atau mungkin saja ada seseorang yang tidak ingin mengetahui identitasnya.”Dariel tertawa. “Kau semakin membuatku penasaran, Davis. Siapa kau sebenarnya?”Dariel memakai topeng, memotretnya, kembali melepas topeng. Pria itu membuka forum petarung jalanan, mengunggah fotonya, mengetikkan sesuatu disana. Saat akan menekan tombol kirim, ia menghapus caption dan fotonya.Dariel te
“Aku akan menyita ponselmu agar kau tidak bisa memberi tahu keberadaanku di forum.” Davis tersenyum, mengamati keadaan jalan.Alex berlari ke arah Davis, dengan cepat berhenti ketika Davis melesatkan tendangan ke depan wajahnya. Ia meneguk ludah, terjatuh karena terkejut. “Wajahku pasti babak belur kalau sampai terkena tendangan itu.”“Aku akan memberikan ponselmu ketika kau selesai diobati. Ikuti aku.” Davis keluar dari gang, berjalan di trotoar. Para berandalan sudah tidak lagi terlihat.Alex mengambil jaket, memakainya sembari berlari mengejar Davis. Ia cemberut karena sadar tidak mungkin bisa mengalahkan Davis. “Kenapa kau menolongku lagi?”“Aku melihat kau seperti orang yang membutuhkan pertolongan.”“Luka-lukaku akan sembuh setelah beberapa hari. Ini bukan masalah besar. Aku sering mendapatkan luka-luka ini. Kembalikan ponselku sekarang atau aku akan berteriak pada orang-orang jika kau menculikku.”“Jika kau berteriak, kau akan melihat ponselmu hancur menjadi kepingan kecil.”
Langit sudah sepenuhnya gelap saat beberapa rombongan mobil mulai memasuki gerbang, menepi di depan sebuah bangunan mewah. Satu per satu anggota aliansi turun dari kendaraan, memasuki gedung. Mereka berbincang mengenai pesan dari Henry Tolando yang mendadak.Jack tiba beberapa menit kemudian. Pria itu turun dari mobil, mendengkus kesal saat melihat Emir dan Russel. “Dasar brengsek! Kenapa aku terus terlibat dengan sampah-sampah itu?”Jack mengabaikan Emir dan Russel, berjalan memasuki gedung. “Ayah sudah tiba lebih dahulu. Dia tampak tegang setelah mendapatkan pesan dari Tuan Henry. Sial! Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku juga menjadi tegang?”“Aku yakin Tuan Henry memiliki informasi penting. Dia tidak mungkin meminta seluruh anggota aliansi untuk berkumpul dalam waktu mendadak,” ujar Emir yang berjalan di samping Jack. “Apa kau bisa menebak?”“Tutup mulutmu, brengsek! Kita akan tahu setelah kita tiba di ruangan.” Jack mendengkus kesal, berjalan lebih cepat saat Russel juga mend
Rombongan mobil mulai meninggalkan penjara, melewati sebuah jembatan panjang.Donald melirik Dennis, tersenyum. “Kau akhirnya mau memihakku, Dennis. Aku tahu kau sudah sangat kesal pada Daniel.”Dennis mendengkus kesal. “Aku hanya tahu berandal seperti apa yang kau rekrut menjadi sekutumu. Aku sama sekali tidak ingin terlibat dalam perselisihanmu dengan Daniel.”“Kehadiranmu sekarang cukup membuatku senang.” Donald tersenyum, menoleh ke samping, mengamati laut dan pantai yang tampak ramai. “Kau akan terikat denganku selamanya, Dennis. Aku tahu kau sangat menyayangi Daisy sehingga kau tidak ingin dia menderita,” batinnya.“Sial! Aku akhirnya terseret dalam perselisihan ini.” Dennis mengepalkan tangan erat-erat, mengamati gedung pencakar langit di pusat kota Pixeltown. “Aku melakukan semua ini demi Daisy. Aku harus menjaganya sampai akhir hidupku.”“Daisy sering kali pergi menuju Leaventown akhir-akhir ini. Apakah ada sesuatu yang menarik di kota kecil itu?” tanya Donald.“Dia hanya ing
[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 36 (800/3500)][Health Point: 54/54][Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54][Money Power: $30.323.830.000]Davis dan henry Tolando berada di sebuah ruangan. Sammy dan para pengawal menunggu di luar ruangan, begitu pun dengan Harry dan para bawahan Henry Tolando.Langit sore terlihat indah dari arah jendela. Kawanan burung bergerak serempak menuju arah selatan. Beberapa pengunjung tampak keluar masuk kawasan.“Aku akan langsung berbicara pada intinya, Tuan.” Davis mengembus napas panjang. “Timku sudah mendapatkan lokasi keberadaan Logan dan Ludwig. Mereka berada di Somacity, sebuah kota yang terletak di wilayah timur ibu kota Floxia. Mereka sering bertemu di sebuah rumah di kawasan elit.”Davis mengirimkan lokasi rumah itu pada Henry Tolando.Henry Tolando bergegas memeriksa alamat, menghubungi Harold. Wajahnya tampak tegang dan kesal. “Harold, kirimkan pasukan kita ke alamat itu.”“Tunggu, Tuan. Ak
Lima hari berjalan sangat lambat bagi Dariel. Ia terus berada di rumah untuk menjaga Daniel.Dariel sedang berlatih bersama Adrian di ruangan olahraga. Sayangnya, ia tidak fokus hingga berkali-kali terkena serangan.Adrian menendang Dariel hingga pria itu terjatuh dan ambruk di arena. “Kau tidak fokus dalam berlatih, Tuan Muda. Aku sebaiknya memberimu waktu untuk beristirahat. Aku berharap kau bisa fokus setelahnya.”Dariel mengembus napas panjang, mengamati langit-langit ruangan. “Aku akan tertidur selama beberapa waktu di sini.”“Baiklah, aku tidak akan mengganggumu, Tuan Muda.” Adrian berjalan ke sisi arena, meneguk minuman sembari mengamati Dariel. “Tuan Dylan mengatakan jika Donald dan Deric pergi untuk mencari sekutu. Dariel pasti tertekan dengan kabar tersebut. Dia ... masih belum siap menghadapi keluarganya sendiri.”Adrian meninggalkan ruangan olahraga, berdiri di samping kursi. “Kau adalah pria yang baik, Tuan Muda. Sayangnya, kau harus menanggung dosa dan kesalahan dari aya
“Apa kau setuju jika dia menjadi menggantikan Draco, Tuan?” tanya Logan.Ludwig mendengkus kesal, mengembus napas panjang. “Dia adalah kaki tangan, Draco. Aku pikir tidak ada sosok lain yang lebih layak selainnya.”Logan berdiri dari sofa. “Kau akan pergi ke Leaventown hari ini, Pedro. Seperti yang sudah aku jelaskan padamu melalui telepon, kau akan menggantikan Draco untuk menjadi mata-mata. Targetmu adalah Jeremy, Erwin, atau anggota utama aliansi yang lain.”“Aku mengerti.” Pedro mengganggu. “Jika tidak ada lagi hal yang perlu aku dengar, aku akan segera pergi ke Leaventown sekarang juga.”“Kau boleh pergi sekarang. Semua persiapanmu sudah aku siapkan.”Pedro meninggalkan ruangan, menutup pintu. Ia bergegas memasuki mobil, meninggalkan bangunan. “Aku mendengar Henry Tolando memanggil Draco ke kediamannya. Akan tetapi, hal yang menggaguku adalah si Dewa Kematian Seberapa kuat dia sampai Draco kalah melawannya?”Pedro mengepalkan tangan erat-erat. “Aku tahu seberapa kuat Draco. Dia t
Dariel tiba di kediaman utama pukul dua pagi. Pria itu bergegas memasuki kamar Daniel, terkejut saat seorang dokter memeriksa ayahnya.“Ayah.” Dariel terpaksa menunggu di sofa selama beberapa waktu. Ia tidak mengalihkan pandangan sedetik pun dari Daniel. Kekhawatiran tampak jelas di wajahnya.Dariel merasa sangat tegang selama dalam perjalanan pulang. Meski kendaraan melaju sangat cepat, tetapi ia merasa waktu berjalan lambat.Dariel menghampiri Daniel setelah dokter meninggalkan ruangan. Ia duduk di samping ranjang, mengamati keadaan ayahnya.Daniel tampak lebih kurus dan pucat akhir-akhir ini meski kondisinya sempat membaik.Daniel menyentuh tombol di jam tangannya. Ruangan seketika terkunci dengan rapat. Ia membuka mata perlahan, tersenyum saat melihat Dariel. Ia tentu merasa sangat bangga pada putra semata wayangnya itu.“Dariel, aku senang kau tiba tepat waktu. Aku mengkhawatirkan keselamatanmu selama kau menuju rumah.” Daniel menyentuh tangan Dariel, mencengkeram kuat.“Ayah, ka
Henry Tolando menatap bangunan mewah di depannya sekilas, berlari menuju teras. Ia bergegas pergi setelah membaca pesan Davis.“Davis! Di mana kau?” teriak Henry Tolando sekeras mungkin. Ia berusaha mengendalikan napas yang terengah-engah. “Dasar bajingan!”Davis berhenti di tengah tangga saat mendengar teriakan, menoleh ke arah pintu. “Apa mungkin Tuan Henry datang?”Sammy bergegas menghampiri Davis. “Tuan Henry baru saja tiba, Davis.”Davis tersenyum. “Bukakah pintu untuknya. Ini saatnya aku memberinya sebuah kejutan.”“Kau benar-benar licik, Davis.” Sammy tersenyum, membuka pintu.“Di mana Davis?” Henry Tolando memelotot tajam, mengawasi keadaan sekeliling. Ia berjalan saat melihat Davis di tangga.“Kau mengejutkanku, Tuan. Apa yang terjadi? Apa kau marah karena petarungmu kalah dalam pertarungan tadi?” tanya Davis tanpa bergerak dari posisinya saat ini.“Hentikan basa-basimu, sialan! Aku ingin berbicara denganmu sekarang!” Henry Tolando terdiam saat melihat beberapa pengawal Davis
“Itu bukan masalah besar, Tuan Muda. Aku akan menemani Anda bertemu Davis. Aku yakin Davis pasti akan terkejut,” ujar Harry.Dariel berdiri dari sofa. “Ya, aku sejujurnya ingin bertanya beberapa hal pada Davis, terutama dari mana dia mendapatkan Si Dewa Kematian. Dia memiliki selera yang bagus.”Jack, Emir, dan Russel tampak kesal mendengarnya.Daisy dan Helga memasuki ruangan.“Dariel,” panggil Daisy. Ia terkejut saat melihat Jack, Emir, Russel, dan Harry hingga berhenti berjalan.Helga temenung di belakang Daisy, bertatapan dengan Harry sesaat. Ia melirik Jack yang terus mengamatinya. “Situasi menjadi canggung,” gumamnya.Dariel berkata, “Kau datang terlambat, Daisy. Pertandingan baru saja selesai.”Daisy memutar bola mata. “Aku memang sengaja datang terlambat. Aku tidak suka teriakan para penonton dan pertarungan di arena. Bisakah kita berbicara berdua, Dariel?”Jack, Emir, Russel, Harry, dan Helga meninggalkan ruangan.Harry mendekati Helga. “Apa yang sudah kau lakukan dengan Dais
Pertarungan semakin memanas saat Draco melayangkan banyak serangan pada Jay. Para penonton bersorak heboh, termasuk Dariel dan Henry Tolando. Jay terdesak hingga ke sisi arena. Para penantang lain ikut menyerang.Draco mendengkus kesal, berusaha menahan para penantang lain agar tidak mengganggu pertarungannya dengan Jay. “Dasar brengsek! Berhenti mengganggu pertarunganku!”Draco berlari secepat mungkin, melompat tinggi, melayangkan tendangan sekuat mungkin. Jay berhasil menangkap kaki Draco, tetapi ia berpura-pura ambruk dan terdorong ke tanah. Para penonton kembali bersorak.“Apa yang terjadi? Si Dewa Kematian terdesak sehingga ia tersudut ke sisi arena? Apakah dia akan kalah dan harus menyerahkan gelarnya pada penantang baru?” teriak si pembawa acara.“Dasar bajingan!” ketus Toba saat ia terdorong karena dorongan beberapa penantang. Ia menoleh ke belakang saat beberapa penonton terus mencibirnya. “Aku pasti akan menghajar kalian setelah pertandingan ini usai.”Toba berlari mengikuti