[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 5 (51/500)][Health Point: 23/25][Kekuatan: 16 | Pertahanan : 17 | Kecerdasan : 18 | Kelincahan : 16][Money Power: $995.100.000]Davis mengembuskan napas panjang ketika selesai menyelesaikan quest harian, mengamati sungai dan jembatan. “Aku harus segera mencari pelatih beladiri yang baru. Aku juga harus mulai meningkatkan kemampuanku dalam menggunakan beberapa senjata.”Davis menoleh pada jendela kamar hotel. “Alex sepertinya sudah bangun. Aku melihat tirai sedikit terbuka. Aku memiliki rencana untuk Alex.”Davis kembali ke hotel, mengamati ponsel Alex. “Aku penasaran kenapa Alex menganggap ponsel ini sangat penting. Ponsel ini juga bukan termasuk tipe baru. Aku tidak bisa memeriksanya karena harus menggunakan sidik jarinya untuk membukanya.”Davis tercenung ketika tiba di depan kamar. “Pintu kamar terbuka. Apa mungkin Alex melarikan diri?”Davis membuka pintu lebar-lebar, melihat beberapa barang tergelatak di lantai. “A
“Aku saudara Alex,” kata Davis.Para siswa itu tertawa terbahak-bahak.“Kau saudaranya si pecundang itu?” Bosu tertawa, memperhatikan Davis dari atas hingga bawah. “Kau sama pecundangnya dengan si pecundang Alex. Kalau tidak, kau tidak akan menyembunyikan wajahmu dengan topi dan masker. Aku bisa memberitahumu di mana si pecundang Alex jika kau memberiku uang. Bagaimana?”Davis melesatkan tendangan ke arah siswa besar itu, menghentikan tendangan ketika akan mendarat di wajah Bosu. “Bagaimana jika kau memberitahuku sekarang? Aku tidak memiliki banyak waktu untuk berbicara.”Bosu dan rekan-rekannya terkejut.“Kepung dia!”“Pilihan yang salah.” Davis melompat tinggi, melayangkan tendangan pada empat orang sekaligus hingga mereka bertumbangan di tanah.Bosu dan enama siswa lain terkejut, mundur beberapa langkah.Davis bergerak cepat, menendang sebuah drum ke arah enam siswa, menendang Bosu yang akan menyerang dari arah belakang.Davis mengalahkan keenam siswa itu tanpa membiarkan mereka me
[Waktu penyelesaian Sub Quest: 1 Jam]Davis menatap pantulan dirinya di cermin, bergegas memakai baju. Sejahat apa pun keluarga Anderson padanya, mereka tidak pernah menjualnya pada orang lain.Davis menarik napas panjang, mengembus napas perlahan. “Aku harus tenang. Aku tidak boleh menggagalkan penyelamatan Alex karena emosi.”Davis bergegas keluar dari kamar, memacu mobil menuju gedung kosong. “Aku menunggu selama setengah jam di dekat gedung kosong. Tapi kedua pria itu sama sekali tidak mengatakan soal tempat Alex disekap.”“Aku berniat memaksa kedua orang pria itu bicara, tetapi akan berbahaya jika mereka melaporkan penyeranganku pada bos mereka. Aku akan kehilangan kesempatan menolong Alex karena mereka bisa saja mengubah tempat pengiriman Alex dan mengirim para berandalan untuk menangkapku. Aku tidak memiliki cukup informasi.”Davis memacu mobilnya lebih cepat, menyalip beberapa kendaraan. Ia tiba di dekat gedung beberapa menit kemudian, bersiap dengan penyamarannya.Sebuah mobi
Davis terkejut ketika melihat layar hologram berubah menjadi merah. Di saat yang sama, sistem terus memberinya peringatan untuk segera pergi dari tempat ini.Para berandalan tampak berlari menuju ke arah gedung. Satu tembakan, teriakan, dan benda jatuh terdengar bersatutan.“Tetap berada di belakangku,” ujar Davis seraya bersiaga, mengawasi sekeliling.“Jangan pernah berani berbicara lagi denganku, apalagi memerintahku! Kau bukan siapa-siapa bagiku!” bentak Alex.“Apa mungkin Roxy berada di dekatku?” Davis mengawasi keadaan sekitar, mencari keberadaan Dariel. “Apa dia yang menyerang bos berandalan dan bawahannya barusan?”Alex mengawasi keadaan sekeliling, berlari ke pinggiran kapal. “Aku akan tenggelam karena tidak bisa berenang jika melompat ke laut. Tapi jika aku lari ke arah bangunan, para berandalan itu akan menangkapku.”Alex menatap Davis yang tengah bertarung dengan dua berandalan yang akan menaiki kapal. “Aku tidak akan pernah mempercayaimu lagi sampai kapan pun, Davis. Aku m
[Waktu penyelesaian Sub Quest: 30 menit]“Ah.” Alex meringis kesakitan. Kepalanya pening dan pandangannya menjadi buram. Ia merasakan tubuhnya diangkat dan diseret oleh seseorang. Beberapa kali kaki, tangan, bahu, dan kepalanya membentur benda tumpul.Alex memejamkan mata karena sudah tidak memiliki tenaga. Ia masih mendengar suara keributan agak jauh.“Aku beruntung karena berhasil menangkapmu sebelum kau kabur, Alex,” ujar seorang pria yang menarik Alex ke arah bangunan, “jika kau kabur, kau akan memberiku masalah lebih besar dengan orang-orang sialan itu.”“Paman Andy,” gumam Alex dengan suara serak dan lirih.Alex membuka mata, menoleh ke depan. Meski remang-remang, ia mengenal pria kurus yang sedang menariknya. “Apa Paman datang untuk menolongku?”Andy menoleh, berdecak kesal. “Dasar sialan! Kau masih saja kuat setelah aku pukul barusan, Alex. Aku sedang menolong diriku sendiri dengan membawamu ke tempat para berandalan itu.”Alex terkejut, mengenggam ranting pohon hingga tubuhny
Dariel segera memacu speed boat lebih cepat untuk menyusul kapal, melirik Davis yang masih terkejut. “Kenapa kau terus menghindariku, Davis? Cincinmu juga terus berkedip ketika aku berada di dekatmu. Apa semua itu ada hubungannya dengan gelombang merah waktu itu?”Dariel menambah kecepatan. “Pertolonganku tidak gratis. Kau hanya membayarnya dengan sebuah pertarungan dan jawaban.”Davis mengenggam tali dengan kuat, mengamati Roxy. “Aku tidak tahu tujuan sebenarnya Roxy. Tapi dia cukup membantuku malam ini. Sistem juga tidak membatalkan sub quest dan membuat quest baru. Apa mungkin karena Roxy tidak berniat jahat padaku?”Davis mengamati cincinnya yang terus berkedip merah, menatap kapal yang nyaris tersusul sesaat lagi. “Aku harus bersiap untuk menolong Alex.”Dariel berhasil menyusul kapal, menarik tali agar Davis mendekat lebih cepat padanya.Davis bersiaga penuh ketika ia semakin dekat dengan Dariel. “Sistem sudah memulai mode penyelamatan. Aku masih penasaran kenapa Roxy seberbahay
[Peringatan!][Seseorang menembak Anda dari belakang]Davis seketika menginjak dinding kapal, terdorong ke samping. Ia bisa melihat tembakan yang mengarah padanya. Tembakan itu melesat ke ruang kosong.Davis melompat ke laut bersamaan dengan kotak kayu yang berjatuhan. Satu tangannya berpegangan pada sisi kapal, sedang satu tangannya berhasil menangkap tangan Alex. Ia dan Alex bergelantungan.“Davis,” gumam Alex dengan tatapan terkejut, menggenggam tangan Davis lebih erat. Ia masih tidak menduga orang asing seperti Davis mau membahayakan orang sepertinya. Davis mengamati sampan kecil di sampingnya. “Alex, ambil pisau di saku celanaku, lalu putuskan tali di sampan itu. Kita bisa menggunakan sampan itu untuk melarikan diri.”“Davis. Aku ….” Alex mengepalkan tangan erat-erat, mulai memanjat tubuh Davis dengan sisa tenaga yang dimilikinya.Alex beberapa kali nyaris terjatuh, dan Davis mengapit tubuh Alex dengan kedua kakinya.Alex berhasil mengambil pisau di saku celana Davis. Saat akan
“Alex.” Davis seketika berbalik, terkejut ketika melihat Alex berdiri tak jauh darinya. “Kenapa kau berada di sini? Kau masih harus mendapatkan perawatan dari dokter.”Alex tiba-tiba menangis, menyeka air mata yang bercucuran dengan lengan, tetapi tangisnya tidak kunjung berhenti.Alex berlari ke arah Davis, nyaris terjatuh karena tidak sengaja menginjak batu. Ia tiba-tiba memeluk Alex dengan sangat erat, menangis terisak-isak.“Alex.” Davis memeluk Alex, mengelus punggung pemuda itu. Pria itu tiba-tiba teringat pada masa lalu. Ia memeluk Sebastian dengan sangat erat di bawah guyuran hujan setelah mendapat perundungan dari keluarga Anderson.Alex memeluk Davis lebih erat. Tubuhnya berguncang sangat kencang bersamaan dengan napasnya yang tersengal-sengal. Ia merasakan kehangatan dari elusan Davis di punggungnya.“Kau sangat kuat, Alex. Kau masih bisa berlari dan memelukku sangat erat setelah melewati banyak kejadian hari ini.” Davis tersenyum, memeluk Alex lebih erat.Alex berhenti men
“Selamat datang di ruanganku!” teriak seorang pria sembari tersenyum riang. Pria itu memangku dua ekor kucing di tangan kiri dan kanan. Puluhan kucing berkeliaran di ruangan, saling bertengkar, mengeong, tertidur, dan berlarian ke berbagai tempat. Ruangan terlihat sangat kontras dengan kondisi gedung yang menyeramkan. Ruangan ini sangat terang dengan warna merah dan emas. Sebuah lampu gantung besar berada di langit-langit ruangan. Beberapa rumah dan mainan kucing berada di sisi kiri ruangan, sedangkan sofa, televisi, lemari-lemari, dan kolam renang berada di sebelah kanan. Daniel, Chris, dan Adrian mengamati keadaan sekitar, masih berdiri di tempat mereka. Daniel mengamati pria berkemeja warna-wani di depannya. Ia mengira jika pemimpin orang-orang bertopeng itu adalah seorang pria besar, tinggi, bertato, dan bertampang menyeramkan. Akan tetapi, pria itu justru seperti pria kutu buku dan penyayang binatang. “Senang bertemu dengan Anda.” Aaron meletakkan kedua kucing di lantai, men
Dariel memasuki rumah bersama para pengawalnya. Hujan semakin mengguyur deras di luar. Petir berkali-kali menyambar dan angin semakin kencang hingga beberapa ranting terlempar ke jendela. Suasana ruangan sangat hening, berbeda dengan suasana hari Dariel yang tegang.Dariel menempuh perjalanan hingga berjam-jam untuk di pulau ini. Ia memastikan semuanya dengan sebaik mungkin. “Aku sangat mengkhawatirkan keadaan ayah sekarang, tetapi ayah memintaku untuk melakukan ini. Aku tidak boleh mengecewakannya,” gumamnya.Dariel berusaha fokus dan tenang untuk menyelesaikan misi. Daniel memintanya untuk bertemu dengan seseorang. Pencarian orang itu tidaklah mudah, apalagi Mario berkali-kali tidak sadarkan diri di ruangannya. Selain itu, ia dan Daniel harus waspada terhadap Daniel, Deric, maupun anggota keluarga lain.Dariel mengembus napas panjang, berusaha mengendalikan diri untuk tetap tenang. Ia mengepalkan tangan erat-erat saat pikiran buruk mendadak muncul. Ia sering kali membayangkan Daniel
[Nama Host: Davis] [Keluarga: Miller] [Status Pewaris: Level 36 (3110/3500)] [Health Point: 54/54] [Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54] [Money Power: $30.327.000.000]Hujan mengguyur sejak sore. Udara menjadi lebih dingin dibandingkan biasanya. Kilat terlihat beberapa kali di langit.Davis berada di dalam kamar, mengamati hujan dari jendela. “Dua belas hari berlalu dengan cepat bagiku. Hal ini berbeda sekali saat aku masih tergabung dalam aliansi.”“Tuan Henry dan aliansi bersiap untuk menangkap Logan dan Ludwig dalam dua hari lagi. Logan dan Ludwig juga bersiap untuk melakukan serangan. Kedua pihak mempersiapkan rencana mereka dengan sebaik mungkin.”Davis menutup jendela, duduk di sofa. “Ludwig tidak mendatangi Lucas setelah hari itu. Dia fokus untuk menyempurnakan persiapan. Meski aku sudah tahu rencana mereka dan memberi tahu rencana itu pada Tuan Henry, tetapi aku menduga ada hal yang tidak terduga yang bisa terjadi.”Davis mengembus napas panj
Hujan mengguyur sejak beberapa jam lalu. Davis berada di kamar, mengingat pertemuan dengan Mike Stormy beberapa jam lalu. Ia membuka layar hologram, tercenung selama beberapa waktu. “Sesuai dugaanku, Mike Stormy mencurigaiku membangun bisnis dengan modal dari para berandal. Selain itu, dia memerintahkan bawahannya untuk mencari informasi tentangku. Sayangnya, dia tidak akan mendapatkan apa pun. Aku pun juga belum mengetahui asal-usulku hingga sekarang.” “Aku sudah mencari informasi mengenai Mario, tetapi sistem tidak memberikan informasi apa pun. Mario tampaknya adalah orang yang masuk dalam daftar orang berbahaya. Dia lebih berbahaya dibandingkan Mike.” “Aku masih bisa mengamati keadaan Mike, tetapi aku tidak bisa mencari informasi Mario meski sudah mencoba berkali-kali.” Davis menoleh ke jendela saat petir menggelegar. Ia melihat keadaan menjadi terang sesaat. “Meski sistem tidak memberikan jawaban, aku masih bisa bertanya soal Mario pada seseorang.” Davis bergegas keluar d
[Nama Host: Davis] [Keluarga: Miller] [Status Pewaris: Level 36 (1130/3500)] [Health Point: 54/54] [Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54] [Money Power: $30.324.050.000]Davis sedang dalam perjalanan menuju lokasi pertemuan dengan Mike. Ia mengamati kondisi pusat kota yang sangat ramai. “Sistem memberikan waktu satu jam bagiku untuk bertemu dengan Mike Stormy. Waktunya lebih lama dibandingkan dengan waktu pertemuanku dengan Daisy. Apakah itu berarti Daisy lebih berbahaya dibandingkan Mike?”Davis mengembus napas panjang, membuka layar hologram, mengamati keadaan Henry Tolando dan seluruh anggota aliansi di sebuah ruangan. “Mereka berkumpul untuk membahas kabar kematian Evan Mulikas. Mereka berencana untuk mempercepat penyerangan.”Davis mengepalkan tangan erat-erat. “Firasatku mengatakan bahwa hal buruk akan terjadi. Aku harus bersiap-siap untuk kemungkinan terburuk.”Davis melirik Sammy, Don, dan Dave sekilas. “Aku yakin Tuan Henry akan menyewa Jay d
Mario masih tercenung, mengamati gambar di tangannya. Pikirannya penuh dengan kenangan masa lalu bersama putra kecil Damian dan Dominique.Mario menatap air mata yang terus menetes membasahi kertas. Bahunya berguncang berkali-kali sampai akhirnya ia menangis terisak-isak.Mario mengawasi kamar sekilas. “Apa mungkin Davis masih hidup? Aku mengira Dylan sudah meninggal, tetapi dia ternyata masih hidup. Davis kemungkinan memang masih hidup.”Mario segera menghidupkan komputer, mencari informasi mengenai Davis. Deretan informasi seketika bermunculan di layar. “Aku mengakses informasi kependudukan negara ini dan menemukan banyak sekali pria bernama Davis.”Mario menatap gambar, mencocokkan foto dengan informasi di layar. “Daisy menyerahkan kertas ini padaku beberapa hari lalu, tetapi aku baru melihat gambar pria ini sekarang. Donald mendadak datang sehingga aku belum sempat mengeceknya.”“Jika pria itu memang Davis, maka Daisy sudah bertemu dengannya.” Mario sontak terdiam, mengepalkan tan
Hujan mengguyur deras sejak beberapa jam lalu. Ruangan makan tampak ramai oleh cerita Sarah dan Elora. Petir beberapa kali menggelegar hingga kedua anak itu menjerit ketakutan.Suasana yang ramai perlahan sepi setelah kepergian Sarah dan Elora. Davis berpindah ke ruangan utama, menonton berita di televisi. Pembawa berita tengah menyiarkan kabar ledakan bom dan kelompok teroris di ibu kota Floxia. “Aku sudah memberi tahu Tuan Henry soal penyerangan musuh pada Evan Mulikas. Akan tetapi, aku cukup mengkhawatirkan keadaan Evan Mulikas. Dia adalah sosok penting dalam aliansi. Jika dia terluka atau sampai tewas, aliansi pasti akan melemah. Logan dan Ludwig kemungkinan besar akan langsung menyerang. Jika aliansi kalah, mereka kemungkinan akan mengincarku.”Davis mengembus napas panjang, bersandar di kursi, tertawa. “Aku tampaknya terlalu berpikir berlebihan. Evan Mulikas dan pasukannya bukanlah orang-orang lemah. Dia adalah mantan kepala kepolisian Fluxton dan para bawahannya adalah orang-o
Ludwig berjalan menuju gedung, mengawasi keadaan sekeliling saksama. Ia mengabaikan para tahanan yang berkumpul di halaman.Ludwig menghubungi Logan, berjalan lebih cepat. “Bagaimana keadaan di tempat ini? Apakah musuh mencurigai keberadaanku?”Logan menamati layar-layar yang menunjukkan Ludwig dan kondisi penjara. “Tidak ada hal yang mencurigakan hingga sekarang. Akan tetapi, kau harus tetap waspada. Ingat kau hanya memiliki waktu setengah jam. Saat ini, aku masih mengunduh data sekarang.”“Aku mengerti.” Ludwig menutup panggilan, menuruni sebuah tangga. Saat tiba di lantai bawah, ia bergabung dengan para petugas kebersihan yang lain.“Para bawahan Evan Mulikas masih berkeliaran di dalam penjara dan kepolisian hingga saat ini. Mereka mengawasi Lucas, Liam, dan Levon dengan sangat ketat. Mereka bahkan tidak mengalihkan pandangan dari Paman Lando meski dia sedang sakit. Aku tidak boleh sampai tertangkap oleh mereka.”Beberapa polisi memasuki ruangan. Pemimpin mereka memberikan arahan s
[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 36 (965/3500)][Health Point: 54/54][Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54][Money Power: $30.323.995.000]Sebastian tengah berada di sisi kolam, duduk di kursi roda. Pikirannya tertuju pada peristiwa semalam. “Davis tidak fokus dengan pertarungan. Dia tampaknya sedang memikirkan cara untuk menghadapi Logan dan Ludwig. Meski dia tidak terlibat langsung dengan dua orang itu, tetapi aku yakin dia akan turun dalam pertarungan untuk mengamankan Henry Tolando.”Sebastian menoleh ke belakang saat Sonya menghampirinya.“Apa sudah ada perkembangan dari pencarian anggota lain, Simon?” tanya Sonya sembari melirik sekeliling, memastikan keadaan aman. Ia menyimpan sebuah gelas di meja.“Grey dan Benny memberi tahuku jika mereka bertemu dengan Moses semalam. Sung dan Tora juga bertemu dengan Mathilda di lokasi berbeda. Akan tetapi, Toshi dan Taka belum bertemu siapa pun hingga saat ini. Moses dan Mathilda berak