Davis dengan cepat menarik wanita itu ke atas jembatan. “Jangan bertindak bodoh!”“Apa yang kau lakukan?” teriak wanita itu seraya berontak, “Lepaskan aku! Jangan mengahalangiku untuk mati!”Teriakan Davis dan teriakan wanita itu seketika menarik perhatian. Beberapa pejalan kaki tampak berhenti, beberapa kerumunan menoleh ke arah jembatan, dan beberapa mobil yang melambatkan laju mobil.Davis menarik paksa wanita itu ke trotoar.“Dasar bajingan! Kenapa kau menghalangiku untuk mati?” pekik wanita berambut panjang yang menggunakan masker hitam. Wanita itu menangis sembari memeluk dirinya sendiri, lalu memukuli Davis. “Sialan!”Davis mengamati sekeliling. Banyak orang yang menjadikannya dan wanita itu sebagai tontonan, tetapi tidak ada seorang pun yang mendekat.“Kau tidak seharusnya bertindak bodoh seperti tadi. Seberat apa pun masalahmu, mengakhiri hidup bukanlah pilihan tepat,” ujar Davis seraya mengamati wanita itu yang masih menangis, “Aku yakin ada jalan keluar dari masalahmu.”Wan
Davis mencari wanita itu dan menemukannya sedang berjalan di trotoar sendirian. “Aku sebaiknya mengikuti wanita itu agar dia tidak mencelakai dirinya lagi.”Davis mengikuti wanita itu hingga tiba di pinggiran kota. Ia berjalan di lorong remang-remang yang sepi di antara dua gedung terbengkalai.Davis keluar dari lorong. Pria itu melihat banyak rumah kumuh dengan berbagai barang bekas yang tertata di samping rumah. Banyak sampah berserakan di mana-mana. “Kawasan ini tidak jauh berbeda dengan kawasan rumah Dave.”Seekor anjing tiba-tiba menggonggong ketika Davis berhenti di perempatan jalan.Davis mengabaikan anjing itu, berjalan lebih cepat ketika seorang pria tua melemparkan sesuatu ke arah anjing. Ia mengawasi sekeliling, mencari keberadaan wanita itu. “Aku kehilangan wanita itu.”Davis memasuki satu per satu gang hingga sampai di ujung kawasan. “Wanita itu bisa saja sudah pulang ke rumahnya atau dia sengaja membawaku ke tempat ini karena tahu aku mengikutinya. Apa yang sebenarnya te
“Angela mencoba bunuh diri lagi. Aku harus menolongnya.”Davis berlari sangat cepat, menarik Angela turun dari atas jembatan. “Berhenti melakukan tindakan bodoh!”Angela seketika berontak. “Lepaskan aku! Jangan menghalangiku!”Davis segera membalikkan Angela hingga ia dan wanita itu saling berhadapan. “Berhenti berbuat bodoh! Jangan pernah menyakiti dirimu lagi. Masalahmu tidak akan selesai saat kau mati.”“Kau.” Angela tercenung ketika melihat Davis. “Kenapa kau terus mengangguku sejak kemarin? Kalau saja aku tidak bertemu denganmu, aku pasti sudah berkumpul dengan ibu dan ayahku sekarang. Kau membuatku semakin menderita.”“Apa yang terjadi denganmu? Bukankah kau berjanji akan berusaha lebih keras lagi?”“Apa maksudmu?” Angela seketika tercenung. “Apa kau mengikutiku semalam?”Davis terdiam, melepas pegangan pada bahu Angela. “Jangan melakukan tindakan boloh lagi. Aku bisa membantu menyelesaikan masalahmu.” Angela berdecak, menatap lalu lalang mobil yang bergerak sangat cepat di baw
“Paman dan bibiku mengambil semua uang yang aku dapatkan dari pembelian semua bajuku, tapi mereka tetap mengusirku dan menginginkanku mati. Mereka menganggap bahwa uang yang mereka terima adalah bayaran karena aku sudah menyusahkan mereka selama ini.”Davis terdiam ketika mengingat perkataan yang hampir sama dari keluarga Anderson.“Tinggalkan mereka dan mulailah hidup mandiri. Kau berhak menjalani hidup yang lebih baik. Jika kau terus bersama paman dan bibimu, kau sama saja mengubur semua potensimu.”“Kau berkata seolah hal itu mudah dilakukan.”Davis berdiri dari kursi, menghadap Angela. “Apa cita-citamu?”“Cita-citaku?” Angela memutar bola mata. “Kau bertingkah seperti guru taman kanak-kanak saat bertanya cita-citaku.”“Kau hanya perlu menjawabnya.”“Aku … aku ingin menjadi seorang desainer terkenal. Aku ingin memiliki perusahaan pakaian, kosmetik, dan aksesoris.” Angela tersenyum, kemudian terdiam dengan mata berkaca-kaca. Impiannya seperti bintang di langit yang sulit diraih. “Im
Davis dan Angela tiba di hotel setengah jam kemudian. Mereka harus menyamar dan berjalan cukup jauh untuk menghindari para berandalan.Davis berjalan menuju balkon begitu tiba di kamar hotel, melihat pemandangan malam kota. “Aku memiliki empat orang yang sudah memberikan kesetiaan mereka padaku.”[Kerja bagus, Host][Di hari-hari yang akan datang, Anda membutuhkan lebih banyak orang kepercayaan untuk membantu Anda dalam menyelesaikan quest dan membantu Anda untuk mencapai tujuan Anda][Quest akan muncul esok hari]“Aku mengerti. Aku tidak akan bisa menangani semua masalah sendiri. Aku harus memiliki orang-orang yang aku percaya dan orang-orang yang mempercayaiku.”Davis memejamkan mata sesaat, menikmati embusan angin pelan, melihat pemandangan kota yang indah. “Hampir sepanjang usiaku, aku menghabiskan banyak waktu di Leaventown. Aku baru pertama kali meninggalkan Leavetown dan mengungjungi Pixeltown.”Davis terdiam sesaat. “Aku sebaiknya mengunjungi tiap kota untuk menambah pengalama
[Ding][Quest Utama sudah dibuat][Tingkat kesulitan : Sulit][Quest : Merekrut Tujuh Anggota][Durasi Quest : 14 Hari][Hadiah : 300 EXP + $3.000.000]“Aku harus mendapatkan tujuh anggota dalam waktu dua minggu,” ujar Davis seraya melambatkan laju mobil. “Sesuai dengan tingkatan quest, quest ini cukup sulit.”[Memperbaharui Durasi dan Hadiah Quest][Durasi Quest : 7 Hari][Hadiah : 600 EXP + $6.000.000] “Hadiah EXP dan Money Power bertambah dua kali lipat dari semula. Aku bisa mencapai level 6 jika berhasil menyelesaikan quest ini. Tapi durasi quest dikurangi hingga setengahnya. Mencari tujuh orang anggota dalam waktu 7 hari memang sulit. Aku harus bisa memastikan jika orang itu benar-benar memberikan kesetian mereka padaku.”[Hadiah ditambahkan karena Host sudah mendapatkan 4 anggota di saat sistem belum memberikan quest utama]“Aku mengerti. Dave, Ricky, Tonny, dan Angela termasuk ke dalam tujuh anggota. Mereka masih-masing memiliki tingkat kesetian 90, 80, 70, dan 90. Dave dan An
Davis mengamati pemuda itu dan dua pria di depannya bergantian.“Serahkan bocah nakal itu pada kami. Kami harus membawanya pada bos kami secepatnya,” ujar salah satu pria seraya menyeka darah dengan tangan.“Jika kau menghalangi kami, kami juga akan menghabisimu,” ancam pria satunya.Davis menoleh pada pemuda yang memegang bajunya dengan erat.“Tolong aku. Mereka menculikku di jalan dan membawaku ke markas mereka. Bos mereka menyiksaku hingga aku tidak sadarkan diri. Jangan serahkan aku pada mereka.” Pemuda itu berbaju sekolah menengah atas itu bersembunyi ketika dua pria itu mendekat.“Tetaplah berada di belakangku.” Davis maju beberapa langkah. “Aku tidak menyerahkannya.”“Jangan mencampuri urusan kami atau kau akan tahu akibatnya!” Satu pria mendekat pada Davis, mengeluarkan pisau. “Paman bocah itu berhutang pada bos kami. Dia tidak bisa membayar hutang serta bunganya. Kami membawa bocah itu untuk bertanya di mana pamannya sekarang.”“Dia berbohong! Aku mendengar jika aku akan diju
Dariel dengan cepat memakai pakaian, mengambil topeng rubah merah dari dalam tas, berjalan ke balkon hotel. Pemandangan kota yang indah tidak semenarik fakta mengenai Davis yang berada satu kota dengannya saat ini.“Aku mencari informasi mengenai Davis, tapi aku tidak mendapatkan informasi apa pun, kecuali informasi mengenai data dirinya di catatan institusi pemerintah. Davis tidak memiliki keluarga. Informasi masa lalu dan keluarganya pun tidak bisa aku dapatkan, padahal aku sudah mengerahkan tim ahli untuk menemukan informasi tersebut. Davis sepertinya tidak ingin siapa pun mengetahui siapa dirinya sebenarnya, atau mungkin saja ada seseorang yang tidak ingin mengetahui identitasnya.”Dariel tertawa. “Kau semakin membuatku penasaran, Davis. Siapa kau sebenarnya?”Dariel memakai topeng, memotretnya, kembali melepas topeng. Pria itu membuka forum petarung jalanan, mengunggah fotonya, mengetikkan sesuatu disana. Saat akan menekan tombol kirim, ia menghapus caption dan fotonya.Dariel te
“Selamat datang di ruanganku!” teriak seorang pria sembari tersenyum riang. Pria itu memangku dua ekor kucing di tangan kiri dan kanan. Puluhan kucing berkeliaran di ruangan, saling bertengkar, mengeong, tertidur, dan berlarian ke berbagai tempat. Ruangan terlihat sangat kontras dengan kondisi gedung yang menyeramkan. Ruangan ini sangat terang dengan warna merah dan emas. Sebuah lampu gantung besar berada di langit-langit ruangan. Beberapa rumah dan mainan kucing berada di sisi kiri ruangan, sedangkan sofa, televisi, lemari-lemari, dan kolam renang berada di sebelah kanan. Daniel, Chris, dan Adrian mengamati keadaan sekitar, masih berdiri di tempat mereka. Daniel mengamati pria berkemeja warna-wani di depannya. Ia mengira jika pemimpin orang-orang bertopeng itu adalah seorang pria besar, tinggi, bertato, dan bertampang menyeramkan. Akan tetapi, pria itu justru seperti pria kutu buku dan penyayang binatang. “Senang bertemu dengan Anda.” Aaron meletakkan kedua kucing di lantai, men
Dariel memasuki rumah bersama para pengawalnya. Hujan semakin mengguyur deras di luar. Petir berkali-kali menyambar dan angin semakin kencang hingga beberapa ranting terlempar ke jendela. Suasana ruangan sangat hening, berbeda dengan suasana hari Dariel yang tegang.Dariel menempuh perjalanan hingga berjam-jam untuk di pulau ini. Ia memastikan semuanya dengan sebaik mungkin. “Aku sangat mengkhawatirkan keadaan ayah sekarang, tetapi ayah memintaku untuk melakukan ini. Aku tidak boleh mengecewakannya,” gumamnya.Dariel berusaha fokus dan tenang untuk menyelesaikan misi. Daniel memintanya untuk bertemu dengan seseorang. Pencarian orang itu tidaklah mudah, apalagi Mario berkali-kali tidak sadarkan diri di ruangannya. Selain itu, ia dan Daniel harus waspada terhadap Daniel, Deric, maupun anggota keluarga lain.Dariel mengembus napas panjang, berusaha mengendalikan diri untuk tetap tenang. Ia mengepalkan tangan erat-erat saat pikiran buruk mendadak muncul. Ia sering kali membayangkan Daniel
[Nama Host: Davis] [Keluarga: Miller] [Status Pewaris: Level 36 (3110/3500)] [Health Point: 54/54] [Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54] [Money Power: $30.327.000.000]Hujan mengguyur sejak sore. Udara menjadi lebih dingin dibandingkan biasanya. Kilat terlihat beberapa kali di langit.Davis berada di dalam kamar, mengamati hujan dari jendela. “Dua belas hari berlalu dengan cepat bagiku. Hal ini berbeda sekali saat aku masih tergabung dalam aliansi.”“Tuan Henry dan aliansi bersiap untuk menangkap Logan dan Ludwig dalam dua hari lagi. Logan dan Ludwig juga bersiap untuk melakukan serangan. Kedua pihak mempersiapkan rencana mereka dengan sebaik mungkin.”Davis menutup jendela, duduk di sofa. “Ludwig tidak mendatangi Lucas setelah hari itu. Dia fokus untuk menyempurnakan persiapan. Meski aku sudah tahu rencana mereka dan memberi tahu rencana itu pada Tuan Henry, tetapi aku menduga ada hal yang tidak terduga yang bisa terjadi.”Davis mengembus napas panj
Hujan mengguyur sejak beberapa jam lalu. Davis berada di kamar, mengingat pertemuan dengan Mike Stormy beberapa jam lalu. Ia membuka layar hologram, tercenung selama beberapa waktu. “Sesuai dugaanku, Mike Stormy mencurigaiku membangun bisnis dengan modal dari para berandal. Selain itu, dia memerintahkan bawahannya untuk mencari informasi tentangku. Sayangnya, dia tidak akan mendapatkan apa pun. Aku pun juga belum mengetahui asal-usulku hingga sekarang.” “Aku sudah mencari informasi mengenai Mario, tetapi sistem tidak memberikan informasi apa pun. Mario tampaknya adalah orang yang masuk dalam daftar orang berbahaya. Dia lebih berbahaya dibandingkan Mike.” “Aku masih bisa mengamati keadaan Mike, tetapi aku tidak bisa mencari informasi Mario meski sudah mencoba berkali-kali.” Davis menoleh ke jendela saat petir menggelegar. Ia melihat keadaan menjadi terang sesaat. “Meski sistem tidak memberikan jawaban, aku masih bisa bertanya soal Mario pada seseorang.” Davis bergegas keluar d
[Nama Host: Davis] [Keluarga: Miller] [Status Pewaris: Level 36 (1130/3500)] [Health Point: 54/54] [Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54] [Money Power: $30.324.050.000]Davis sedang dalam perjalanan menuju lokasi pertemuan dengan Mike. Ia mengamati kondisi pusat kota yang sangat ramai. “Sistem memberikan waktu satu jam bagiku untuk bertemu dengan Mike Stormy. Waktunya lebih lama dibandingkan dengan waktu pertemuanku dengan Daisy. Apakah itu berarti Daisy lebih berbahaya dibandingkan Mike?”Davis mengembus napas panjang, membuka layar hologram, mengamati keadaan Henry Tolando dan seluruh anggota aliansi di sebuah ruangan. “Mereka berkumpul untuk membahas kabar kematian Evan Mulikas. Mereka berencana untuk mempercepat penyerangan.”Davis mengepalkan tangan erat-erat. “Firasatku mengatakan bahwa hal buruk akan terjadi. Aku harus bersiap-siap untuk kemungkinan terburuk.”Davis melirik Sammy, Don, dan Dave sekilas. “Aku yakin Tuan Henry akan menyewa Jay d
Mario masih tercenung, mengamati gambar di tangannya. Pikirannya penuh dengan kenangan masa lalu bersama putra kecil Damian dan Dominique.Mario menatap air mata yang terus menetes membasahi kertas. Bahunya berguncang berkali-kali sampai akhirnya ia menangis terisak-isak.Mario mengawasi kamar sekilas. “Apa mungkin Davis masih hidup? Aku mengira Dylan sudah meninggal, tetapi dia ternyata masih hidup. Davis kemungkinan memang masih hidup.”Mario segera menghidupkan komputer, mencari informasi mengenai Davis. Deretan informasi seketika bermunculan di layar. “Aku mengakses informasi kependudukan negara ini dan menemukan banyak sekali pria bernama Davis.”Mario menatap gambar, mencocokkan foto dengan informasi di layar. “Daisy menyerahkan kertas ini padaku beberapa hari lalu, tetapi aku baru melihat gambar pria ini sekarang. Donald mendadak datang sehingga aku belum sempat mengeceknya.”“Jika pria itu memang Davis, maka Daisy sudah bertemu dengannya.” Mario sontak terdiam, mengepalkan tan
Hujan mengguyur deras sejak beberapa jam lalu. Ruangan makan tampak ramai oleh cerita Sarah dan Elora. Petir beberapa kali menggelegar hingga kedua anak itu menjerit ketakutan.Suasana yang ramai perlahan sepi setelah kepergian Sarah dan Elora. Davis berpindah ke ruangan utama, menonton berita di televisi. Pembawa berita tengah menyiarkan kabar ledakan bom dan kelompok teroris di ibu kota Floxia. “Aku sudah memberi tahu Tuan Henry soal penyerangan musuh pada Evan Mulikas. Akan tetapi, aku cukup mengkhawatirkan keadaan Evan Mulikas. Dia adalah sosok penting dalam aliansi. Jika dia terluka atau sampai tewas, aliansi pasti akan melemah. Logan dan Ludwig kemungkinan besar akan langsung menyerang. Jika aliansi kalah, mereka kemungkinan akan mengincarku.”Davis mengembus napas panjang, bersandar di kursi, tertawa. “Aku tampaknya terlalu berpikir berlebihan. Evan Mulikas dan pasukannya bukanlah orang-orang lemah. Dia adalah mantan kepala kepolisian Fluxton dan para bawahannya adalah orang-o
Ludwig berjalan menuju gedung, mengawasi keadaan sekeliling saksama. Ia mengabaikan para tahanan yang berkumpul di halaman.Ludwig menghubungi Logan, berjalan lebih cepat. “Bagaimana keadaan di tempat ini? Apakah musuh mencurigai keberadaanku?”Logan menamati layar-layar yang menunjukkan Ludwig dan kondisi penjara. “Tidak ada hal yang mencurigakan hingga sekarang. Akan tetapi, kau harus tetap waspada. Ingat kau hanya memiliki waktu setengah jam. Saat ini, aku masih mengunduh data sekarang.”“Aku mengerti.” Ludwig menutup panggilan, menuruni sebuah tangga. Saat tiba di lantai bawah, ia bergabung dengan para petugas kebersihan yang lain.“Para bawahan Evan Mulikas masih berkeliaran di dalam penjara dan kepolisian hingga saat ini. Mereka mengawasi Lucas, Liam, dan Levon dengan sangat ketat. Mereka bahkan tidak mengalihkan pandangan dari Paman Lando meski dia sedang sakit. Aku tidak boleh sampai tertangkap oleh mereka.”Beberapa polisi memasuki ruangan. Pemimpin mereka memberikan arahan s
[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 36 (965/3500)][Health Point: 54/54][Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54][Money Power: $30.323.995.000]Sebastian tengah berada di sisi kolam, duduk di kursi roda. Pikirannya tertuju pada peristiwa semalam. “Davis tidak fokus dengan pertarungan. Dia tampaknya sedang memikirkan cara untuk menghadapi Logan dan Ludwig. Meski dia tidak terlibat langsung dengan dua orang itu, tetapi aku yakin dia akan turun dalam pertarungan untuk mengamankan Henry Tolando.”Sebastian menoleh ke belakang saat Sonya menghampirinya.“Apa sudah ada perkembangan dari pencarian anggota lain, Simon?” tanya Sonya sembari melirik sekeliling, memastikan keadaan aman. Ia menyimpan sebuah gelas di meja.“Grey dan Benny memberi tahuku jika mereka bertemu dengan Moses semalam. Sung dan Tora juga bertemu dengan Mathilda di lokasi berbeda. Akan tetapi, Toshi dan Taka belum bertemu siapa pun hingga saat ini. Moses dan Mathilda berak