Davis seketika mendorong Dave ke samping ketika melihat seseorang berlari ke arahnya seraya melesatkan pisau.Davis menendang pisau hingga terjatuh, menendang perut orang itu dengan sangat keras hingga orang itu terjatuh, berguling-guling dan menabrak tong sampah.[Peringatan!][Seseorang bersiap melempar batu dari ketinggian]Davis yang akan menangkap orang tadi seketika melompat ke samping ketika melihat sebuah batu jatuh dari ketinggian. Ia berlari menuju Dave yang terbaring di tanah, membantu pria itu berdiri, menarik Dave untuk segera berlari.Davis melihat dua orang bertopeng melemparkan batu dari dua gedung di sisi kiri dan kanan. “Cepatlah, Dave!”Davis mengawasi sekeliling di saat sistem terus memberi peringatan. Ia melihat empat orang bertopeng mengikutinya dari belakang, melempar batu seukuran kepala bayi. Pria bertopeng yang akan menusuknya sudah menghilang.“Sialan! Mereka pasti bawahan The Street Boss yang ingin mencelakaiku.”Davis mengambil sebuah kayu, melompat ke kir
“Davis dan Trex sudah berada di arena pertandingan. Apa kalian siap untuk bertaruh dan memenangkan banyak uang?” teriak Don di sisi arena.Para penonton seketika berteriak heboh, memanggil Davis dan Trex dalam waktu bersamaan. Suasana sangat ramai sampai penonton meluber ke bawah tribun. Para penonton lain masih terus berdatangan dari pintu masuk. Para penjaga mengatur penonton agar tertib.“Siapa yang akan menang dan melaju ke babak semi final nanti? Apakah Dave yang berhasil menghalahkan dua petarung terkuat sebelumnya atau Trex yang memiliki gaya bertarung agresif?”Don berjalan ke tengah arena, mengangkat kedua tangan. “Malam ini adalah malam yang sangat seru karena kita akan melihat banyak pertarungan. Dua petarung akan melaju ke final untuk memperebutkan hadiah yang sangat banyak. Para tamu istimewa kita akan datang dan semakin memeriahkan permainan. Kalian semua harus hadir dan membawa uang banyak. ”Davis mengamati para penjaga di bawah dan atas tribun. Ia menerka seseorang ya
Davis segera berdiri, menahan gempuran serangan Trex yang membabi buta selagi menghindari serangan dari arah penonton. Davis terjatuh seraya memegangi perutnya yang terkena tendangan dan pukulan dari Trex.“Davis terus menerima serangan dari Trex. Apakah dia akan kalah dengan memalukan tanpa bisa mendaratkan serangan pada Trex?” Don tertawa. “Apakah ini akhir dari perjalan si petarung baru yang berhasil mengalahkan dua petarung terkuat sebelumnya?”Davis menahan kaki Trex, bergerak untuk menghindari serangan dari penonton. Ia melihat beberapa batu kerikil yang gagal menyerangnya.Trex menendang perut Davis sekuat mungkin.Davis berpura-pura memekikik kencang, memegangi perutnya sambil berguling-guling. Ia mendengar para penonton menertawakan dan mencibirnya. “Aku tidak boleh terus-menerus menerima serangan Trex. Aku harus mengakhiri pertarungan sekarang.”Davis berpura-pura memejamkan mata, terus berguling-guling, mengintip. Ketika Trex menerjang ke arahnya, ia dengan gesit berguling
Davis menerima botol minuman dari Dave untuk kedua kalinya malam ini. Sistem kembali memperingatkannya mengenai bahaya minuman yang Dave berikan.Davis kembali berpura-pura meminum minuman itu hingga habis, padahal ia membuangnya di toilet. Saat kembali ke arena pertandingan, suasana semakin ramai.Davis bertarung dengan Victor di babak semi final. Ia kembali menghadapi kecurangan dari Victor dan beberapa orang di tribun penonton. Bahkan, beberapa pipa sengaja dijatuhkan dari atap arena ke arahnya.Davis berpura-pura lemas sama seperti saat menghadapi Trex. Pada menit-menit awal, ia berakting nyaris kalah dari Victor.Davis harus mengakui jika Victor adalah lawan yang cukup kuat, tetapi ia sama sekali tidak menghormati pria itu karena kecurangannya. Davis akhirnya memenangkan pertandingan di saat-saat terakhir.Davis melihat Don dan beberapa orang yang tampak marah ketika ia memenangkan pertandingan. Ia menduga jika mereka tidak akan tinggal diam dan berniat kembali mencelakannya sele
Davis menatap foto lekat-lekat. Sebastian tengah berdiri di depan sebuah gerbang megah, tersenyum ke arah kamera. “Aku tidak tahu kalau kakek pernah bekerja di Oaktown.”Sebastian menatap cincin di jari Davis sekilas. “Aku mendapatkan banyak pengalaman berharga selama berada di Oaktown. Aku bertemu dengan para pebisnis sukses dan handal dan belajar banyak hal dari mereka.”“Gerbang rumah tempat kakek berfoto sangat megah dan besar.” Davis memberikan foto pada Sebastian. “Apa rumah itu milik rekan kerja Kakek?”Sebastian terdiam sejenak, mengangguk. “Kau sepertinya sangat tertarik dengan Oaktown, Davis?”“Aku mendengar jika Oaktown adalah kawasan ekslusif yang menjadi tempat tinggal para pebisnis sukses di negeri ini. Bahkan, para pebisnis dari luar negeri pun memiliki properti di sana. Bukankah itu luar biasa?”“Kau benar, Davis.” Sebasian berusaha mengambil gelas di nakas.Davis memberikan gelas pada Sebastian, lalu mengembalikan gelas ke nakas setelah Sebastian selesai minum. “Bisak
Romeo dan Gabriel tertawa terbahak-bahak.“Kau benar-benar pemimpi, Davis. Orang sepertimu tidak mungkin bisa mengajak Kakek pergi ke Oaktown. Aku dan Gabriel lebih tahu darimu mengenai dunia bisnis.”“Kau benar-benar mendalami peranmu sebagai orang kaya, Davis. Padahal kau hanya petarung jalanan yang mendapatkan uang dari hasil taruhan,” cibir Gabriel.“Tutup mulut kalian sebelum aku melemparkan kalian ke lantai bawah,” ancam Davis.Romeo dan Gabriel seketika terdiam.Romeo berdecak. “Davis, kau sangat sombong karena—”Davis menarik baju Romeo dengan kencang. “Diamlah, Romeo.”“Lepaskan tangan kotormu dari bajuku, bajingan!” Romeo tampak panik, berusaha melepas cengkeram Davis yang sangat kuat.Davis melepas pegangan, tertawa. “Kau tampak lucu saat panik barusan, Romeo. Kau benar-benar seperti bayi yang merengek.”“Bajingan!” Romeo menjauh dari Davis, merapikan bajunya yang berantakan.“Menyingkir dari jalanku.” Davis mendorong Romeo dan Gabriel.“Davis, apa yang kau bawa?” Romeo den
Malam pertandingan final akhirnya tiba. Suasana di sekitar arena sudah sangat ramai sejak pukul sembilan malam. Tempat duduk penonton diperbesar dan diperlebar. Lampu-lampu jalan terpasang di sepanjang lorong.Di markas The Street Boss, Toba tengah menonton pertarungan Davis di televisi.“Sampai kapan kau akan melihat televisi, Toba?” tanya Lexy yang datang bersama John, “kita harus segera berangkat ke arena pertandingan.”Toba mematikan rokok, berdiri dari sofa. “Aku sangat tertarik dengan pria bernama Davis. Aku akan merekrutnya menjadi bawahanku setelah final nanti. Aku harap dia tidak mengecewakanku.”“Dia memang cukup kuat. Dia berhasil sampai ke final tanpa melalukan kecurangan sekalipun.” Lexy mematikan televisi. “Aku jadi penasaran kenapa kau tidak merekrut Davis menjadi bawahan kita ketika dia berhasil memenangkan pertarungan pertama.”“Aku ingin melihat kemampuan asli Davis, dan sejauh ini aku terkesan dengan kemampuannya. Davis adalah pria berambut cokelat yang kemarin semp
“Toba menyadari penyamaranku. Bagaimana dia bisa melakukannya?” gumam Davis seraya menarik tangannya dari cengkeraman Toba, tetapi pria itu justru menahan tangannya lebih kuat.Toba berbisik, “Kau tidak perlu khawatir mendapatkan kecurangan, Davis. Aku bisa memastikan pertandingan malam ini aman. Jika kau ingin bertemu denganku, kau tidak perlu repot-repot untuk menyelinap ke markasku seperti kemarin.”Davis seketika terkejut, menatap Toba. Ia menarik tangannya dengan cepat, mendapati pergelangan tangannya memerah. “Kekuatannya luar biasa.”Toba menjauh dari Davis, tersenyum. “Hibur aku dengan kemampuanmu, Davis.”“Apakah pria itu benar-benar Davis? Pria itu tampak berbeda dengan Davis yang biasa kita lihat!” teriak Don.Davis menatap Toba yang tersenyum padanya. “Jika Toba bisa menyadari aku menyelinap ke markasnya kemarin, aku tidak terlalu heran kenapa dia bisa membongkar penyamaranku. Dia memiliki kemampuan pengamatan yang luar biasa.”Toba mengelus pergelangan tangannya.“Davis b
“Dasar brengsek! Aku tidak tahu apa yang terjadi, tetapi aku harus menggunakan kesempatan ini sebaik mungkin,” ujar Draco sembari melompati para penjaga yang tidak sadarkan diri di sepanjang lorong. Draco tersenyum, menendang seorang penjaga. “Apakah aku harus tetap menghabisi Henry Tolando sesuai perintah Logan dan Ludwig?”Draco mendengkus kesal, terkejut saat melihat layar hologram di depannya. “Apa ini? Kenapa tanganku bisa menembus layar ini?”Pedro berlari di samping Draco. “Itu adalah layar hologram, Tuan. Aku tidak tahu bagaimana pastinya, tetapi aku menduga layar hologram dan keadaan sekarang adalah ulah Logan.”Logan mendadak muncul di layar hologram. “Aku akan menjelaskan sedetail mungkin apa yang sedang terjadi sekarang. Aku menempatkan sebuah alat canggih di tubuh kalian sebelum kalian menyamar sebagai mata-mata. Alat itu aktif saat dalam keadaan darurat. Alat itu memiliki kemampuan untuk meretas semua sistem canggih, alat komunikasi sekaligus alat pelacak. Selama alat i
[Waktu penyelesaian Quest Rahasia : 30 menit 15 detik]Rombongan mobil yang membawa Lucas, Liam, dan Levon terus melaju menuju bukit, melewati tanjakan dan hutan lebat. Di saat yang sama, pertarungan terjadi halaman dan sepanjang jalan. Pasukan Logan dan Ludwig berhasil mengecoh musuh dan melakukan serangan mendadak. Asap membumbung tinggi di beberapa titik lokasi. Beberapa anggota pasukan terlihat terkapar di tanah dan jalan. Suara tembakan terdengar bersahutan berkali-kali. Dua anggota pasukan tengah menyingkirkan batang pohon yang menimpa mobil. Seorang anggota menarik Evan Mulikas dari dalam kendaraan, menjauhkan pria itu dari lokasi kecelakaan. Evan Mulikas tidak sadarkan diri setelah sebuah bom meledak di depan mobilnya. Pohon tumbang dan mengenai kendaraan hingga ia terjepit. Darah mengalir dari kepala dan wajahnya. Seorang dokter bergegas mengecek keadaannya. Di saat para pengawal utama Evan Mulikas mengobatinya, sebagian pasukannya dan pasukan aliansi bergegas mengejar Lu
Lucas, Liam, dan Levon seketika bersiaga saat mendapatkan informasi dari bawahan mereka. Suara ledakan terdengar dari arah cukup jauh. “Dasar bajingan! Bagaimana mungkin aliansi bodoh itu menemukan keberadaan kita di tempat ini?” tanya Lucas sembari mengintip keadaan luar melalui jendela. Ia melihat asap mengepul di arah barat dan timur. Lucas mendengkus kesal. “Bukankah orang-orang itu mengatakan bahwa aliansi bodoh itu tidak mungkin menemukan keberadaan kita di tempat ini?”“Aku menduga jika ada pengkhianat di antara pasukan kita, Ayah. Mengingat penjelasan Paman Ludwig sekaligus melihat tindakan pasukan khusus itu, mereka tidak mungkin berbohong dengan ucapan mereka,” kata Liam. Levon menimpali, “Ya, aku juga menduga hal yang sama, Ayah. Pengkhianat itu pasti sudah membocorkan informasi lokasi ini pada Henry Tolando dan yang lain. Kalaupun tidak ada pengkhianat di pihak kita, kemungkinan lainnya adalah aliansi memang sudah mengikuti kita sejak kita keluar dari penjara. Meski beg
Henry Tolando dan para anggota aliansi berada dalam situasi yang cukup aman sekarang. Mereka berada dalam penjagaan yang lebih ketat dibandingkan sebelumnya. Meski begitu, pasukan Logan dan Ludwig tidak tinggal diam. Mereka menyebar ke berbagai lokasi untuk menemukan tempat persembunyian anggota aliansi sekaligus untuk melakukan serangan balasan. Situasi beberapa kota masih mencekam. Para polisi terus berpatroli di berbagai jalan, mencari dan mengejar para tahanan yang melarikan diri. Pemerintah kota menetapkan situasi gawat darurat dan melarang semua warganya untuk meninggalkan rumah. Di waktu yang sama, beragam media terus memperbaharui informasi seputar kerusuhan.Pasukan khusus aliansi berjaga di depan sebuah rumah, hilir mudik memeriksa keadaan. Para penjaga menjaga lorong dengan persenjataan lengkap. Setiap pasukan saling berkomunikasi, memperbaharui informasi. Di sebuah ruangan, Draco baru saja sadarkan diri. Pria itu membuka mata perlahan, mengawasi keadaan sekeliling. Saat
Rebecca memutar bola mata. “Susan, bisakah kau duduk? Kau terus jalan mondar-mandir sampai membuatku pusing.”Emmely menyahut, “Tenanglah, Susan. Aku yakin Davis akan baik-baik saja. Para pengawalnya akan melindunginya.”“Ya, orang-orang menyeramkan itu tidak akan mungkin membiarkan Davis dalam bahaya.” Rebecca meneguk teh hangat. “Suasana berbagai kota dalam bahaya sekarang. Kita beruntung karena Leaventown masih terkendali. Orang-orang Davis juga menjaga rumah ini. Kita akan aman selama kita berada di dalam rumah.”Susan menjatuhkan diri di sofa, mengendalikan napas yang terengah-engah. “Aku tetap mengkhawatirkan Davis. Dia bahkan tidak mengangkat panggilan dan membalas pesanku sejak tadi. Aku sangat takut sekarang.”Rebecca dan Emmely memutar bola mata, mengabaikan Susan. Romeo mendengkus kesal, menggerutu, “Susan sangat menyebalkan karena terus membicarakan Davis.”Gabriel tertawa. “Aku percaya bahwa Davis akan baik-baik saja. Dia memiliki keberuntungan yang sangat banyak.”“Apa
“Apa?” Henry Tolando terkejut saat mendengar ucapan Davis di telepon. “Kau akan pergi untuk menangkap Lucas?”Harold dan para pengawal yang berjaga sontak terkejut, tetapi mereka memilih diam. Henry Tolando menjatuhkan tubuh ke soga, mencengkeram ponsel lebih erat. Ia seolah tidak peduli benda itu akan hancur. “Kenapa kau tiba-tiba berubah pikiran, Davis? Bukankah kau mengatakan akan berada di balik layar? Bagaimana jika kau tewas dalam penyerangan itu? Kelompok sialan itu mungkin saja akan muncul kembali.”Davis mengamati penampilannya di cermin, tersenyum. “Aku akan baik-baik saja, Tuan. Aku sudah menyusun rencana untuk tindakan ini. Kau juga tidak perlu khawatir jika aku tidak akan memberikan informasi padamu. Aku akan tetap memberikan informasi padamu sesuai dengan janjiku. Aku juga sudah mengirim pasukanku untuk menjagamu, Harry, dan Helga.”“Dasar bajingan tengik! Apa yang sebenarnya ada dalam otakmu? Pertarungan masih terjadi, dan kemungkinan musuh akan tahu pergerakanmu dan m
Davis sontak berdiri, menatap layar tidak berkedip. “Quest Rahasia muncul kembali.”Davis tersenyum dan tegang di waktu yang bersamaan. Ia seolah merasa ruangan menjadi sangat hening hingga ia bisa mendengar napasnya. [Apakah Host akan menerima Quest Rahasia?][Ya/Tidak?]Davis menoleh pada Sammy, Don, Trex, dan para pengawal. Jarinya berada di tengah-tengah antara tombol “Ya” dan “Tidak”. “Aku harus menolong Jack, Edwin, Russel, dan Rolando saat menerima quest rahasia pertama kali. Itu quest yang sangat sulit. Aku bahkan nyaris gagal menyelesaikannya. Quest apa yang akan aku terima sekarang?”[Jika Host tidak memberikan jawaban dalam waktu 60 detik, sistem akan menganggap host tidak menerima Quest Rahasia][Memulai waktu mundur : 60]Davis memejamkan mata, dan tiba-tiba saja melihat semua cuplikan peristiwa aneh yang beberapa kali ia lihat. “Wajah mereka masih terhalang cahaya, kecuali Dylan dan Mario. Siapa mereka sebenarnya?”Davis membuka, melihat waktu terus terhitung mundur.
Lucas, Liam, dan Levon keluar dari mobil, mengamati halaman luas dan sebuah bangunan cukup besar di depan mereka. “Apakah kita benar-benar harus bersembunyi di tempat ini?” tanya Levon sembari mengamati keadaan sekeliling. “Tempat ini adalah sebuah peternakan.”Liam melirik para pria bertopeng di dekat mobil. “Mereka tidak mungkin membawa kita ke tempat yang salah. Tempat ini jauh dari keramaian dan situasinya sangat tenang.”Lucas berjalan menuju pintu, membuka pintu perlahan. Pria itu terdiam saat melihat tumpukan jerami, kotak kayu, dan beberapa kursi dan ranjang kayu.Lucas, Liam dan Levon memasuki gedung, menyentuh beberapa barang, menyebar ke sekeliling. Tidak banyak benda yang berada di ruangan ini. “Kita beruntung karena ruangan ini bersih. Tempat ini lebih baik dibandingkan dengan penjara sialan itu,” ketus Levan sembari menyentuh sebuah pisau di dinding kayu. Seorang pria bertopeng mendekati Lucas, Liam, dan Levon. Pria itu memberikan tiga ponsel pada mereka. “Kami sudah
“Benda itu adalah alat pelacak, alat komunikasi sekaligus alat perekam canggih yang ditanam di tubuh Draco dan Pedro. Alat itu baru aktif beberapa menit lalu,” ujar Davis sembari mengamati informasi di layar hologram. Davis mengepalkan tangan erat-erat. “Aku harus memuji kecerdasan Logan. Dia mampu menciptakan alat-alat canggih itu. Dia pasti mendapatkan informasi dari alat-alat itu.”Davis termenung selama beberapa waktu. “Aku penasaran dengan kotak yang Draco dan Pedro sebut sebelumnya?”“Aku harus mencari kotak itu secepat mungkin agar Draco dan Pedro tidak menemukannya. Akan tetapi, jarakku terlalu jauh sekarang!”Davis mengawasi keadaan sekeliling. Lampu masih padam dan hotel hanya memakai listrik cadangan sekarang. Para tamu masih berselisih dengan para pegawai dan polisi di teras, lobi, dan halaman. Mereka terus memaksa untuk pergi. “Davis, apa yang akan kau lakukan sekarang?” tanya Sammy. “Aku harus kembali ruanganku sekarang juga. Aku harus melakukan sesuatu.”Don menyahut