Episode 87: Atas Nama Cinta Mengorbankan Kewarasan Jiwa, Atas Nama Jati Diri Membius Kesadaran Diri. Pukul 22:23, malam bersalju. Seorang wanita muda berumur 27 tahunan tengah menanggung beban berat yang disebut kehampaan. Hampa dalam pernikahan yang dijalani. Bahkan mendekati depresi. Wajah oval murungnya yang terefleksi pada cermin dipandangi dalam keprihatinan. Ia duduk pada kursi, di hadapan meja riasnya. Merenungi betapa prihatinnya ia pada diri sendiri. Pernikahan delapan tahunan itu nyatanya tidak menghasilkan apa yang ia ekspektasikan; kebahagiaan. Buah hatinya dengan sang komisaris memang merepresentasikan ikatan cinta dalam rumah tangga. Tapi, sekaligus mengejawantahkan derita yang baru pertama kali dialami. Pria bertubuh gempal dengan penampilan busana tidurnya masuk ke dalam kamar ini. Kim Deun De Archernar tiada lain adalah suami sang wanita yang sedang gelisah itu. Deun duduk pada bibir kasur empuknya. “Sayang, besok aku harus dinas kembali. Dengan waktu pul
Bab 1: SISTEM AURA V.7.5 (Dewan Keadilan 10). 3465 / 25 / Taurus. 15:33. Bangsa Tanah …. Sesuai arahan Mayor Bintang-5 Vezier Al-Huzan, satu batalion militer tingkat Kopral Bintang-5 dan 3 dikerahkan guna menghabisi setiap insan di area ini. Tak peduli warga sipil, anak kecil, balita atau wanita hamil. Desa Neresius ini telah dipilih sang Mayor untuk diadili. Bukan hanya karena ini adalah operasi militer bertajuk 'Peradilan Pemberontakan', melainkan juga sebagai implementasi dari Quest Utama yang telah diserahkan SISTEM pada sang Mayor Vezier. 'BOOMM'. 'DHUUAARRR.' Peledak dan teriakan bersahutan bak saling berkomunikasi. Suasana kacau, rumah-rumah yang terbuat dari kayu dan tanah dibakar, darah merah berceceran mencemari lingkungan dan setiap jasad warga bergelimpangan menyedihkan. Sang mayor Bintang-5 yang gagah itu di sana, dengan asap cerutu membumbung mewarnai kehampaan. Sosok pria bersetelan zirah dengan katana yang diseret menyusuri jalanan pasir ini dan ekspresinya
Episode 88: Apa Yang Kami Takuti Hanyalah Kebodohan Diri Sendiri Demi Mengejar Jati Diri Yang Ilusi. Alternasi waktu: 3465 / 30 / Taurus, (Musim Gugur).Pukul 13:12.Butuh lima hari berikutnya bagi Kael untuk bersua dengan Arata. Rumah berarsitektur jamur di sisi hutan itu kembali diisi para penghuninya yang sibuk. Ruang Kerja ialah tempat di mana Niro dan Fang Yin membicarakan dana kelompok yang tidak bertambah malah berkurang serta mendiskusikan tokoh Dewa-Dewi yang belum ditemukan. Yasha juga ikut hadir untuk berkenalan dengan Kael, lalu menyibukkan diri bersama temannya.“… sungguh tolol kalau engkau menerimanya! Sangat gegabah!” ketus Arata dengan memunggungi sahabatnya yang dinilai kurang ajar. Begitulah keadaan ruangan sebelah; tensinya menegangkan karena sudah ribut oleh perdebatan antara Kael dan Arata. Membahas Mikael dan Satoshi yang siap Kael terima sebagai anggota baru, sebagai fakta bahwa pria berkacamata itu pun rela jabatan ketua kelompok dimandatkan pada Mikael. T
Episode 89: Persetan Harga Diri, Asalkan Uang Berjuta-Juta Bisa Membeli Akhir Yang Bahagia.Pukul 22:46.Seperti kebanyakan kelompok-Aura, bahwa dana kelompok bisa didapatkan lewat beragam cara. Baik secara individual, maupun bersama-sama. Salah satunya ialah mengikuti perlombaan lokal.Itulah yang dilakukan Kael dan anggota kelompoknya; mengikuti lomba bersama masyarakat kota Tera. Tak sedikit kelompok-Aura Umum maupun kelompok-Aura yang masih dalam tahap perjuangan pun berpartisipasi meramaikan acara. Lomba yang bukan kebetulan. Ini sebuah tradisi, dimana setiap tanggal 30 diakhir bulan selalu diadakan lomba dan acara untuk mempererat persaudaraan. Tidak hanya lomba, hiburan dan kegiatan ekonomi pun diselenggarakan dalam waktu yang sama. Dan masyarakat menyebutnya sebagai … Hari Panen. “Ayo semangat!”“Mari dipilih! Hewan peliharaan magis! Mari dapatkan segera hewan magis untuk kebutuhan petualangan!” “Ayo dipilih-dipilih Cincin Magis! Meningkatkan daya akselerasi, meningkatkan E
Episode 90: Cinta Sejati Ini Tak Akan Terbeli Dengan Pengorbanan Menyakitkan. Alternasi waktu: 3465 / 01 / Gemini, (Musim Gugur).Dipagi hari yang cukup cerah, semua anggota kelompok kembali menjalani tugas dan kesibukannya masing-masing. Kael mengisi waktunya dengan memancing di danau Omega. Dari pagi hingga siang hari ia habiskan waktunya untuk itu. Meski tak ayal, kepergiannya dari sana dilandaskan akan keterusikannya oleh duel antara Auranias merah dan Auranias pingai. Selagi menunggu jam tiga sore untuk latihan bareng dengan anggota kelompok, di sisi rumah jamur Kael memilih berlatih sendiri lebih dulu. Dia melompat tinggi dua meteran dengan panah yang membidas dua anak panah sekaligus. Memberi 'Cletap' 'Cletap' bunyi yang dihasilkan dua anak panah saat menancap pada batang pohon Ek. Kael berlari dengan panah yang menargetkan dedaunan berguguran. 'Syut' 'Syut' 'Syut' dari ketiga anak panah yang melesat, hanya satu yang berhasil mengenai sehelai daun. Lalu ia berlari lagi den
Episode 91: Bagaikan Bunga Matahari, Naluri Mencari Mati Mengikuti Hati Nurani. Alternasi waktu: 3465 / 02 / Gemini, (Musim Gugur).11:43.Ada anggapan bahwa, mengandalkan diri sendiri tidak lebih baik saat mampu saling mengandalkan satu sama lain. Demikian, alasan mengapa kini pertarungan itu memakan 3 jam lebih waktu yang ada, dan Arata Asahi De Antares, juga rekan barunya sang alkemis-Aura—Liora De Atria—saling mengandalkan guna melumpuhkan siluman. Dalam keadaan seperti ini, makhluk hidup cenderung mempertahankan nyawa dan keutuhan dirinya walau kesadaran menunjukkan bila tindakannya adalah melindungi kriminalitas. Dan tidak hanya siluman yang mewujudkan kecenderungan itu, Arata dan Liora pun melakukannya secara alami. Sesosok siluman tipe Alkana; bernama Propana. 3 meteran tingginya, dia punya wujud aneh bagaikan akar atau ginseng, dengan bunga matahari sebagai bentuk kepalanya, tapi dengan hanya tiga kelopak berwarna kuning yang mengitari kepalanya. Memang makhluk itu lebih
Episode 92: Cinta Makan Hati Maka Bunuh Diri Adalah Solusi Adalah Religi. Alternasi waktu: 3465 / 03 / Gemini, (Musim Gugur). Pukul 11:23. Demi mencari titisan Dewa-Dewi serta dana tambahan, Kael De Rigel memforsir diri sendiri bergerak lebih ekstensif. Memeras daya pikirnya, membentuk solusi untuk dipraktikannya. Satu kilometer dari arah Timur Kota Tera terdapat kota Bar-Bara. Di sinilah dirinya sekarang. Pergi bersama rombongan pendemo bayaran untuk meramaikan demonstran yang berunjuk rasa di depan kantor wakil rakyat kota Bar-Bara. ”Dari para pemimpin pertama hingga para pemimpin di hari ini, semuanya tidak becus mengurus negara! Banyak memikirkan perut kosongnya sendiri!“ Ratusan warga turun ke jalan. Mengangkat spanduk, atau papan sebagai media penyampai aspirasi dan tuntutan mereka, orasi tak luput dikerjakan: “Turunkan harga bahan pokok! Turunkan harga-harga!” ”Tokoh kalis imajinatif yang kita tunggu-tunggu itu tidak pernah ada! Maka serahkan keadilan itu pada kami!“
Episode 93: Rasa Syukur Adalah Syarat Utama Bahagia. 22:20. Rencana bisa gagal, bisa juga lancar dan membawa kemenangan. Setelah kembali pada kota Tera dengan kereta api, Kael menemui Jiang Jie malam itu juga. Persetan dengan memancing gosip, atau memicu prasangka buruk tetangga kalau seorang pria asing masuk ke rumah wanita bersuami malam-malam. Kael disambut ramah oleh Jiang Jie. Mereka berbincang berdua di ruangan keluarga bercat monokrom dengan perabotan beragam bentuk dan TV 1X2 meter yang terpajang di dinding di samping jendela kaca—TV menyala, menyiarkan berita. Kael sempat menolak tawaran makan malam karena sudah makan malam pada kereta api. Sehingga di atas meja pentagon di tengah-tengah mereka hanya disajikan kudapan dan dua gelas teh. “Maksud kedatanganku tiada lain dan tiada bukan hanya untuk meminjam uang. Sebesar satu juta Kinh.” Kael menyampaikan motif kehadirannya dengan tanpa malu-malu. “Guna dimanfaatkan dalam bisnis.” Sudut alis hitam Jiang Jie berkedut un