Share

29. Amarah Intan.

Kita berdua mulai berjalan masuk melewati para bapak-bapak yang sedang duduk sambil merokok, karena waktu acara masih ba'da isya sedangkan bapak-bapak ini ba'da magrib sudah nongol. Itu artinya mereka melewatkan jam sholat isya. Kita berdua menggunakan gamis yang pantas. Bukan untuk menghadiri acara, tapi untuk menunjukkan kesan bahwa betapa bodohnya Mas Dika yang menduakan wanita anggun dan secantik diriku.

Sesampainya di depan pintu rumah, tampak dengan jelas Mas Dika duduk sambil memangku seorang balita perempuan. Di antara para ibu-ibu yang memuji dan mencolek pipi tembem bayi tersebut. Sedangkan di sebelahnya duduk seorang wanita yang tersenyum manis melihat keakraban itu. Bisa jadi mereka adalah keluarga dari perempuan itu atau tetangga yang sangat dekat dengan mereka.

Jangan ditanya bagaimana perasanku saat ini. Bagai tercincang dengan samurai panjang. Bukan lagi sakit, tapi serasa ingin mati.

"Mas Dika!" teriakku lantang. Membuat semua orang yang ada di sana terkejut. Begi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status