Share

26. Kebohongan baru.

Aku berpindah ke kamar Ammar, berpikir siapa tahu suamiku itu tidur di kamar putranya. Namun nyatanya tetap saja, tak kutemui keberadaannya.

Di tengah kepusingan memikirkan keberadaan suamiku itu. Aku merasakan tenggorokanku begitu kering, hingga menelan ludah saja terasa sakit. Aku melangkahkan kakiku menuruni tangga satu demi satu berniat turun ke dapur.

Kubuka kulkas dan menuangkan sebotol air dingin ke dalam gelas. Dinginnya air itu mengalir lancar di tenggorokan hingga lambungku. Samar-samar telingaku menangkap deru mobil yang memasuki halaman rumah.

"Seperti suara mobil Mas Dika. Dari mana ia jam segini? Sejak kapan ia ke luar rumah?" pikirku dengan dahi yang berkerut.

Aku masih berdiri di dapur, namun menghadap ke arah pintu dapur yang berhadapan langsung pada tangga.

Langkah kaki itu kian mendekat memecah kesunyian. Begitu ringan dan nyaris tak bersuara. Untung saja aku dianugerahi pendengaran yang cukup tajam. Aku melipat tanganku sambil menyandarkan punggungku pada pungg
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status