Share

bab V

last update Last Updated: 2021-08-16 23:57:44

Profesi Baru: Selamat Tinggal Kemiskinan

Permintaan penghormatan atas privasi itu di mata Rita telah terkompensasi oleh sekrauk perhiasan aneka rupa, pemberian Sang Arjuna Tampan, suami orang, Mas Refan. Ada batu svarovsky, emas putih batangan, berlian hitam, dan juga batu akik mustika berwarna orange, dengan isian dua jin putih. Yang terakhir ini, tetap ia perhitungkan, meski bukan Rita yang akan mengenakannya, melainkan bapak Rita di kampung. Biar anak berbakti sama bapak.

“Oh yang itu, Cece. Kata bapak, itu batu bertuah. Buat mengundang rejeki kekayaan dan asmara. Bapak aku yang mau pakai. Aku baru beli tadi, nanti nunggu Bapak mampir ke Jakarta, baru dikasiin,’’kata Rita kepada si bos, Melanie, di suatu sore pada kesempatan pertemuan berikutnya.

Sore itu, Rita membawa bosnya, Melanie ke apartemennya, di bilangan kota tua Batavia, Jakarta Utara. Rita memamerkan koleksi perhiasannya. Ortu Rita meyakini uang gampang itu bisa mengalir ke tengah keluarga berkat jimat akik bertuah berisi dua khodam jin. Salah satu khodam jin memberikan energi kuat untuk mendatangkan rejeki berlimpah bagi keluarga mereka. Sedangkan jin yang lainnya bekerja mengeluarkan energi pelet pengasihan keramat. Dalam hati,  Melanie bergumam rada bingung, “Yang pakai akik itu bapaknya, tapi yang kaya anaknya. Bisa begitu, ya..?”

Setelah berhasil tiga kali menerbangi Rie de Jenairo untuk ambil koper kosong dalam setengah tahun berselang, Rita mendapatkan job baru dari Melanie. ‘’Udah tahu, kan, kalau untungnya besar? Nah, yang ini ada lagi job, tapi bukan kamu yang berangkat. Cukup cari orang aja, kamu dapet komisinya. Per kepala, komisinya Rp 25 juta buat kamu,’’jelas Melanie mendetailkan job desk ke asistennya ini. Mulai dari rekruitmen kurir, memantau perjalanan mereka secara online, menyimpan  koper-koper itu kemudian menyerahkannya ke karyawan Melanie.

Rita masih merenungi pekerjaan yang baru dilakonnya tiga bulan terakhir, yang nama profesinya bermotto dan bertajuk Selamat Tinggal Kemiskinan ini. Detai job desk nya berupa naik turun pesawat, singgah di hotel beberapa hari, nunggu seseorang mengantarkan koper yang akan dibawanya kembali ke Indonesia. Setelah koper ada di tangannya, baru ia boleh kembali ke Indonesia. Sesederhana itu saja job desknya,  honornya enggak kira-kira. Kok bisa begitu, ya? Pikir Rita dalam hati. 

Namun diantara perkara sepele yang menyebut pekerjaannya itu sebagai pekerjaan sederhana, ia menemukan catatan pahit getir saat melakoninya, Ia menemukan satu pengalaman unik yang tak terlupakan. Pria bercambang lebat berkulit coklat yang ia yakini warga negara setempat yang menyerahkan koper untuknya di hotel kala ia berada di kota Rio de Jenairo. Dengan bahasa lokal Amerika Latin yang tak ia pahami kemudian diperjelasnya dengan bahasa isyarat, memintanya agar ia bersedia disetubuhi. Untungnya, ia menemukan ide menolak permintaan itu secara super halus, pura-pura bodoh dan pura-pura nggak paham.

Kendala kesulitan bahasa, justru menyelamatkan dia. Pria tinggi besar itu duduk di sofa hotel. Kemudian memintanya dengan bahasa isyarat agar duduk di pangkuannya. Permintaan itu ia tolak dengan bahasa non verbal menggelengkan kepala dan tangan tanda penolakan. Kemudian dengan sopan ia  menundukkan kepala dan badan 90 derajat seolah mengatakan anyong haseo ala orang Korea Selatan, atau arigato ghozaimasnya orang Jepang. Untung tamunya memahami bahasa kesopanan itu dan membalasnya  ‘’OK, OK’’.

Sekalipun ia pernah melakoni profesi pemikat suami-suami kesepian (PSK), dan melayani permintaan persetubuhan sebagai produk utama yang ia jual, ia sukses menolak permintaan pria Amerika latin itu. Ia menghormati kesepakatan pensiun dini. Refan menyanggupi uang pensiun tiap bulan, seumur hidup. Meski kesepakatan itu  hanya sebuah konvensi atau kesepakatan tak tertulis, ia menghormatinya seperti nota agreement kontrak kerja antara bawahan dan atasan.

‘’Ih, orang antar koper, kok berani-beraninya suruh aku duduk di pangkuannya.’’ Gumamnya mengingat peristiwa itu setengah senewen.

Pekerjaan selamat tinggal kemiskinan yang dilakoninya itu memang memberikan ruang rekreatif yang sangat besar berikut gaji yang juga besar, sesuai yang dijanjikan. Bayangkan, ia digaji besar US$4000 atau setara dengan Rp 50 juta hanya untuk naik pesawat, tidur di hotel, makan di restoran mewah dan menunggu orang mengantarkan koper untukya. Akomodasi transportasi yang diberikan juga bukan angkutan umum, minimal mobil limousine sewaan. Paling buruk ia naik taxi.

Buat Rita yang tak lulus SD, ia tak perlu mahir berbahasa Inggris untuk bisa terbang ke Brazil. Juga tak perlu menguasai bahasa itu untuk menjawab petugas imigrasi dan bea cukai di bandara internasional Galeao Antonio Carlos Jobim. Satu-satunya bahasa yang ia pakai hanya bahasa tubuh.

Ia begitu yakin dan percaya diri bahwa profesi bertajuk selamat tinggal kemiskinan ini dijamin OK setidaknya dari penghormatan yang ia terima di gate pemeriksaan imigrasi. Dia jauh dihargai oleh petugas imigrasi dibanding pemuda-pemudi asal Mumbai India yang mahir berbahasa inggris dengan kepala goyang-goyang acha acha acha. Mereka justru banyak di cas cis cus interogasi petugas imigrasi. Mereka dicurigai sebagai para calon imigran gelap yang masuk wilayah Brazil dengan visa turis.

Dari sekelumit pemahaman yang ia mengerti, rombongan muda-mudi asal mumbai India itu berpendidikan tinggi, bahkan ada yang berprofesi sebagai medical doctor alias dokter. Ia memahami itu dari statemen bahasa Inggris mereka yang hanya ia pahami sepotong- sepotong. ‘’Yunifersiti, yes, ayem doktor (pelafalan dari University, yes I am a doctor),’’ia coba mengenang. Dan pemuda yang satu lagi menyebut kata “Ayem menejer” (I am manager)  dan yang satu lagi menyebut kata ticer (teacher). Ia paham dengan kata ticher, yang artinya guru dan manajer yag menandakan bahwa mereka orang berpangkat tinggi di sebuah perusahaan, seperti Refan suaminya yang suami orang itu.

‘’Lah, orang-orang berpendidikan dan berpangkat tinggi malah diinterogasi, dipersulit dan dibikin rumit. Kenapa aku enggak? Pasti ada yang salah dengan dunia ini. Oh ini mungkin zaman akhir dunia mau kiamat. Orang pinter disangka bejat, orang bejat diperlakukan terhormat?’’lamunnya mengenang.

Ia beranggapan bahwa perjalannya dilancarkan Tuhan lantaran ia sangat berbakti kepada ibu bapaknya. Sebelum berangkat, ia mengantongi restu kedua orangtua. Ia mencuci kaki ibunya dan meminum air cucian kaki. Ruwat ia percayai sebagai kiat sukses memenangi hidup di perantauan, di negeri orang.

‘’Ikutin aja ajaran orang tua jaman dulu ya, Nok? Minum cucian air kaki ibu. Soalnya surga ada di bawah telapak kaki Emak. Biar hidup kamu mulia, jalan rejekimu dimudahkan, dan dilancarkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa,”Jelas Bu Mila dengan logat medok Cirebonan. Mama Rita meyakinkan anaknya, bahwa restu orang tua itu lebih dari cukup sebagai modal hidup sukses dan bahagia.

Kalau bawa barang berharga dan takut kecopetan atau dirampok, ia diajar oleh orang tuanya untuk menghafal doa  slaman slumun slamet. Ia tak perlu berguru kepada orang sakti belajar ilmu kesaktian merubah diri menjadi celeng saat berhadapan dengan siapapun yang berkemungkinan mengingini barang bawaannya. Ia tak perlu berguru ilmu kanuragan gelap ngampar  atau ilmu ngilang yang memampukannya, saat terdesak kepepet diamuk massa atau ditangkap aparat merubah wujud menjadi celeng (nama binatang : tupai).  Ia cukup merapal doa keselamatan berkalimat “ slaman slumun slamet, kethok ra kethok , kethok,  dhemit ora ndulit, setan ora doyan.” Yang artinya, pokoknya selamat, nampak tapi enggak kelihatan, dedhemit tidak akan menyentuh dan setan enggak akan doyan.  

Meski jaman now sudah dikenali bapak dan ibunya sebagai jaman edan ora eda ora keduman (artinya, jaman gila. Kalau enggak ikutan gila, enggak akan kebagian), ia memilih laku hidup di jalan konvensional, manusia pada umumnya, sakmadyo ora neko-neko, biasa aja enggak macam-macam, dan tidak melawan Tuhan. Menurut perasaannya, hidup yang selama ini ia lakoni, relatif bisa dibilang bersih dari sebutan melawan Tuhan. Jika ia saat ini ditiduri suami orang dan menjadi piaraan, ia terlalu percaya diri justru istri Refan yang layak dipersalahkan menghilangkan hak dan kesempatannya untuk menjadi seorang istri syah.   

Ada lagi, kisah unik yang melatari kesuksesannya melakoni profesi barunya ini. Ia lihai menggunakan bahasa ala kadarnya, saat ditanya petugas imigrasi, ia hanya menjawab dengan yes, no, anggukan, gelengan kepala, atau OK. Petugas imigrasipun memahami keterbatasan perempuan ini, dengan memaklumi sejumlah kondisi yang cukup mengkompasi perempan ini hingga dinyatakan tak perlu ditanya-tanyai. Perhiasan gelang emas, kalung mutiara, cincin berlian serta baju bermerek dan dandanan menor yang ia kenakan cukup membahasakan bahwa ‘’saya eligible untuk menerbangi Jakarta-Rio de Jenairo’’. Sebuah bahasa fashion yang merepresentasikan bahwa ia cukup mampu dan layak secara finansial menggunakan paspor turis ke Brazil. Petugas imigrasi akan mengerti bahwa ia bukan TKI ilegal.

Satu-satunya bahasa asing yang ia kuasai adalah bahasa Indonesia. Benar, menurutnya, bahasa Indonesia itu bahasa asing. Lantaran ia hanya familiar dengan bahasa ibu, yakni bahasa Sunda dan Jawa ngapak. Demikian juga dengan manner etika makan, bicara ataupun menggunakan fasilitas hotel dan restoran bintang lima juga tak ia pelajari.

Ia tak merasa canggung  saat orang-orang memandanginya aneh ketika makan di hotel bintang lima, makan dengan tangan terbuka. Menu ikan bakar yang disajikan, ia bahkan memilih menyuap makanan, bukan dengan sendok melainkan dengan tangan, bak petani sedang makan di tengah galengan (baca, tengah sawah). Masih bagus, menurutnya, ia tak mengangkat kakinya ke atas kursi seperti gaya makan abang-abang sopir bajaj di warteg.

Enam bulan lamanya ia telah sedikit banyak mempelajari etika makan standard lokal Jakarta di kalangan rekan seprofesi. Elegan jika makan dengan sendok. Makan dengan sumpit juga ia belajar keras meski nggak kunjung lihai. Ketika terdesak makan dengan tangan terbuka, ia disarankan teman-temannya agar makan tidak di tempat umum semacam restoran. ‘’Kalau makan pake tangan tanpa sendok, di kamar kosan kamu aja.’’ia mengenang cibiran temannya.  

Related chapters

  • Siluet Cinta Olive    Bab VI

    Promosi Jabatan Merasa telah pensiun dini dari profesinya sebagai PSK dan tidak lagi kelayapan di diskotek, Rita memikirkan cara merekrut pekerja malam. Job desknya travelling menerbangi rute Jakarta – Penang atau Jakarta –Johor Bahru- Malaysia. Berangkat naik pesawat, pulang lewat laut dengan rute berbeda, naik kapal feri via Penang Port menyeberangi selat selama dua jam. Begitu sampai di Pelabuhan Sri Junjungan Dumai, lanjut jalan darat dengan mobil travel menuju Pekanbaru yang akan ditempuh delapan jam. Bermalam semalam di Pekanbaru, paginya kemudian lanjut dengan pesawat ke Jakarta. Untuk rute Jakarta-Johor Bahru, berangkat naik pesawat ke Batam, menyeberangi selat naik feri dua jam dari Batam Center sampai ke Port Klang-Stulang Laut Johor Bahru. Pulangnya, lewat jalur yang sama.“Cece, berangkatnya naik pesawat. Jakarta - KL, lanjut KL-Penang. Kok pulangnya kenapa harus susah-susah lew

    Last Updated : 2021-08-17
  • Siluet Cinta Olive    Bab VII

    Diskursus Uang Gampang,Tak TerbantahkanSepuluh perempuan telah diberangkatkan ke Malaysia, dan semuanya pulang dengan selamat. Rita membukukan pendapatan kotor uang komisian seminggu itu Rp 250 juta. Dibandingkan travelling sendiri menerbangi Rio de Jenairo-Jakarta, yang hanya Rp 50 juta dua bulan sekali, menurut Rita, mendingan yang ini, merekrut dan mengontrol perjalanan kurir. Iming-iming pekerjaan yang menjanjikan selamat tinggal kemiskinan itu akhirnya menjadi kenyataan. “Wah kalau aku terus jalani pekerjaan ini, memang bener, Selamat Tinggal Kemiskinan....”gumam Rita dalam hati.Semua dari kesepuluh kurir ini merasakan berkah uang gampang, kerja ringan gaji besar dengan bekerja di Ibu Rita, yang mengaku sebagai bos trader ekspor impor. Gaji Rp 15 juta hanya dua hari kerja, dibandingkan upah tukang jahit di garmen Rp 500.000 seminggu, buat Yati, perempuan berusia 20 tahun, terasa bedanya. Ia memakai hari liburnya u

    Last Updated : 2021-08-17
  • Siluet Cinta Olive    Bab VIII

    Lihai Penuh SiasatPernikahan Refan Vs Olive baru seumur jagung. Olive melontarkan kalimat pembuka membahas keanehan rumah tangganya. Suatu siang, ia curhat ke Tubagus. Di kalimat itu ada embel-embel versus di tengah nama mereka, bukannya ‘dan’. Versus artinya melawan. Seperti siaran kejuaraan tinju kelas berat Evander Holyfield Vs Mike Tyson. Pernikahan Refan melawan Olive.Pernikahan seumur jagung, sudah tidak ada kebersamaan dan kesehatian. Aroma pernikahan mereka penuh keanehan, bak masakan tanpa garam, suami tapi seperti orang lain bahkan orang asing, istri tapi serasa bukan. Menyisakan sebuah teka-teki besar dari sebuah kontradiksi. Bak teori psikoanalisa Sigmund Freud, kesadaran Olive akan keanehan dalam rumah tangganya ini, muncul ke permukaan seperti fenomena gunung es di tengah samudera. Kesadaran muncul hanya setitik nyembul.Topik curcol mengambil kalimat pembukaan dengan kata hubung

    Last Updated : 2021-08-17
  • Siluet Cinta Olive    Bab IX

    Teka-Teki Yang TerkuakOlive membaca gelagat aneh suaminya, saat menghadiri joint meeting kedua perusahaan tempat mereka bekerja, di kantor Olive. Refan terlihat gusar, siang itu. Sebentar-sebentar mengechek ponselnya, dilakukan Refan saat tengah mempresentasikan paparan inisialisasi proyek bersama ini.Refan menjelaskan kontribusi perusahaan PT Osfon dalam perencanaan awal proyek ini, memaparkan komposisi sumber daya manusia, alat-alat, metode serta hal teknis lainnya. Tiba-tiba Refan meminta izin kepada pimpinan rapat untuk meninggalkan ruangan karena keperluan mendadak. Padahal, semestinya ia yang menempati posisi strategis dalam proyek bersama itu, tak boleh meninggalkan tahapan penting pendiskusian draft perencanaan proyek.“Untuk penjelasan lebih lanjut dari perusahaan saya, akan dijelaskan oleh Bapak Rudy, Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis, sebagai divisi langsung yang ikut bertanggung jawab atas kelancaran proy

    Last Updated : 2021-08-17
  • Siluet Cinta Olive    Bab X

    Puzzle Siluet PerselingkuhanPagi itu, Olive tiba di kantor. Dengan sasaran utama segera menuju ruang kerja Tubagus. Ia bermaksud menunjukkan rekaman audio visual suaminya bersama perempuan yang diduga kuat adalah simpanannya, membawa bayi baru lahir pasca melahirkan di RS Jakarta. “”Suamiku diambil kuntilanak, Gus......’’ jerit Olive lirih seraya menangis.Saat membuka laptopnya, Bagus menyergah. “Bener, kan, apa kataku dulu?” Tiga rekaman video pendek-pendek dengan durasi total 15 menit itu membeberkan, betapa benar pria yang menikahinya hanya memerankan skenario pernikahan sandiwara.“Trus, mau difollow up lagi?”tanya Bagus. Olive mengungkapkan rasa penasarannya mengungkap identitas perempuan yang melahirkan bayi dari suaminya ini. “Gus, kamu kan ahli IT yang pakar di software. Bisa tolong retas email pribadi Refan? Siapa tahu dari situ aku bisa ambil kesimpulan identitas dia, siapa

    Last Updated : 2021-08-17
  • Siluet Cinta Olive    Bab XI

    Konsultasi Penasihat Kekacauan RanjangSetelah menunggu keluarnya hasil investigasi team agen paparazzi selama dua pekan, para paparazzi melaporkan bahwa kuntilanak itu telah resign dari tempat kerjanya sejak enam bulan lalu. Refan masih bertandang ke club itu, hanya mengantar atasannya, seorang pria bule. Tidak ada aroma perselingkuhan atau kedekatan dengan perempuan lain di club itu. Pasangan selingkuh Refan juga tidak pernah lagi mangkal di diskotek bekas tempat kerjanya. Kini Olive bingung, upaya menggali lebih jauh sepak terjang kuntilanak itupun mentok.Sedangkan menyerahkan nomer kontak WA dan HP suaminya ke polisi, kata Bagus, itu berisiko. ’Itu sama halnya, membeberkan hal-hal pribadi, termasuk sepak terjang suami kamu ke polisi. Apa kamu nggak takut, kamu bisa kebawa-bawa juga? Pertimbangkan baik-baik, Non,’’Kata Bagus menasehati.Meski telah diwanti-wanti, Olive merasa enggak paham juga. Bagaimanapun, r

    Last Updated : 2021-08-17
  • Siluet Cinta Olive    Bab XII

    Training Service RanjangSepuluh menit berselang, Mba Widya akhirnya kembali. Olive makin penasaran dengan apa yang dituturkan konsultan ini. Seumur-umur baru ia dengar sekarang.Pensiunan penari erotis ini, melanjutkan kisahnya. Ia mengaku pernah punya side job sebagai LC (lady companion/ yang bertugas nemenin tamu) dan therapist. Untuk pekerjaan side job sebagai therapist, ia bekerja sebagai tenaga pemijit di spa plus-plus. Ia membenarkan terkenal sebagai therapist sekwilda lantaran daya tariknya ada di sekitar wilayah dada. Mendengar penuturan panjang lebar Widya, Olive merasa begitu plain alias tawar, bloon, lantaran tak punya pegangan apapun untuk memuaskan suaminya di ranjang.‘’Pelanggan saya, hampir semua tipe pelanggan setia. Kalau saya enggak masuk kerja, yang mereka cari tetap saya dan tidak mau digantikan LC atau penari lain, atau therapist lain,’’jelasnya.Ia menjelaskan se

    Last Updated : 2021-08-17
  • Siluet Cinta Olive    Bab XIII

    Gulana Yang Menyulut Petaka Mau dibawa ke mana rumah tangga kita? Kalimat itu menjadi pijakan Olive dalam menetapkan keputusan. Sikap apa yang akan ia kemukakan di hadapan Refan. Ia masih mempertimbangkan nasihat Tubagus, agar ia tak perlu melangkah jauh untuk menyadap percakapan telfon maupun WA. Sebab, konsultan IT yang Tubagus tawarkan adalah seorang polisi. Jika ia tak yakin Refan bersih, sebaiknya ia menahan diri. Olive mengingat nasihat itu. Makanya, ia memilih diam di enam bulan terakhir ini, mungkin sampai satu setengah tahun ke depan. Sampai joint project yang ia kepalai mencapai tahap penutupan. Kendati, ia menyadari, makin lama tidak ada lagi yang perlu dinanti dari pernikahannya ini. Menunggu jabang bayi, menurutnya itu jauh asap dari api. Ia tak kunjung digauli. Sudah setahun enam bulan. Ia menganggap pengabaian hak-haknya selaku istri, menjadi sepi omongan, sepi keributan, juga tidak ada mekanisme

    Last Updated : 2021-08-17

Latest chapter

  • Siluet Cinta Olive    Bab CXIV

    Perlawanan Sayap Patah, Suami Tertebus Sore itu cukup panas. Suhu udara Jakarta 28 derajat. Hangat tergolong panas. Namun, sore itu sangat sejuk buat Refan dan Olive. Sementara buat sebelas orang pengacara kuasa hukum pembela Refan, cuaca hari itu sangat segar menyemangati mereka. Detik-detik pelepasan klien mereka sedang berlangsung. Kemenangan mereka di depan mata. ‘’Selamat, Bapak Refan, buat prestasinya, luput dari jerat hukum,’’Kompol Agung menyalami Refan dengan sebuah senyuman. Refan membalas dengan senyuman asli, benar-benar tersenyum. ‘’Selamat, Pak Irawan. Sukses dalam tugas, ya, Pak?” Kompol Agung juga menyalami Ketua Tim Kuasa Hukum beranggotakan 10 orang pengacara ini. ‘’Terima kasih, Bapak Agung,’’balas Irawan. ‘’Saran dan masukan saya buat Bapak Refan dan juga 11 orang kuasa hukumnya. Barangkali bisa disampaikan ke khalayak yang lain. Tapi secara khusus siang ini saya pesan buat Bapak Refan. Bahwa jerat hukum narkoba itu sulit buat mengurainya, buat lepas dari itu.

  • Siluet Cinta Olive    Bab CXIII

    Akhir dari Perang DinginIrawan dan Olive sedang mendiskusikan perihal keterkaitan keuangan suaminya dengan selingkuhannya. Namun, Irawan menggiring Olive agar ia memiliki strategi defensif yang lebih baik saat menghadapi suami yang berselingkuh. Irawan melihat Olive terlalu lembek menghadapi perselingkuhan suaminya. Sebagai akibatnya sangat fatal, kesehatan suaminya menjadi taruhan.‘’Saya punya klien orang-orang hebat sekelas Bapak Refan di habitat pekerjaannya masing-masing. Kasus pemakai narkoba. Kemiripannya sama. Mereka mengalami gangguan kejiwaan. Terlihat dari penjelasan keluarganya bahwa klien saya itu konsul ke dokter psikhiater. Umumnya mereka itu sama seperti Ibu, terlalu lembek, tidak mau sedikit galak. Akibatnya, racun narkoba masuk terus. Pemakaian narkoba jangka panjang bikin syaraf dan otak putus,’’ papar Irawan.‘’Bukannya Bapak pernah bilang, suami saya bukan sekedar dira

  • Siluet Cinta Olive    Bab CXII

    Pembuktian Dua Lacak Jejak TerakhirDari mana datangya lintah? Dari darat turun ke kali. Dari mana datangnya Rita? Dari diskotek turun ke kantor polisi. Ini peribahasa yang mencibir Refan sejak tadi. Ia mendengar seorang polisi berkelakar tentang perilaku selingkuhnya. Ia merasa sangat malu dan geram.Sepi kembali mencekam. Refan masih meniduri sofa panjang berlapis kain wool kuning. Berusaha tidur, namun ia gelisah. Dari terbaring, kembali berubah posisi ke duduk. Ia yakin Rita berada hanya berjarak beberapa meter dari gedung ini. Ia merasa sangat heran, kenapa kisah cinta yang ia tutup rapat seakan hanya dia dan iblis yang tahu, dipisahkan di tempat ini dengan cara ditelanjangi banyak pihak. Ketika rombongan pengacara, istri dan ibunya meninggalkannya di tempat itu seorang diri malam ini, ia merasakan lagi kesepian ini sebagai sebuah hukuman Tuhan. Sebuah karma. Jika bukan, tidak mungkin perasaan yang ia alami seperti ini.Ia mel

  • Siluet Cinta Olive    Bab CXI

    Harta Dalam Pernikahan dengan Mafia Narkoba, Disita Negara Refan adalah orang pertama yang kaget dan tidak bisa terima penjelasan itu. Namun ia menahan diri seolah tanpa ekspresi meski dalam batinnya marah, kecewa tak terperi. Yang jelas sedih mendengar hal itu adalah Olive. Ia berpikir, mulai malam ini ia beristirahat dari penat mengumpulkan data pembelaan untuk suaminya. Namun, Olive juga berusaha berwajah dingin seolah tak perlu bereaksi. Namun, yang wajahnya tak bisa dibohongi dan tak bisa menyembunyikan ekspresi kagetnya adlah Tante Anita. ‘’Loh, kenapa?” Tanya Tante Anita. Irawan segera menghadap Kompol Agung dan membahas hal itu tidak di hadapan kliennya. Dari kejauhan terlihat Polisi dan Irawan terlibat negosiasi yang alot. Namun tak berapa lama kemudian, Irawan kembali ke ruangan di mana klien dan keluarganya sedang berkumpul. Tim kuasa hukum Refan berada di pihak yang diombang-ambingkan nasibnya. Di dalam hati s

  • Siluet Cinta Olive    Bab CX

    Detik-Detik Penentuan ''Kutunggu Cinta.Apakah berpihak kepadaku. Ku meminta jawab saat ini.''Sebuah puisi yang dituliskan entah oleh siapa di sebuah brosur sekolah playgroup yang sengaja dimasukkan orang ke celah di bawah pintu unit apertemennya. Olive berterima kasih atas tanda alam yang dianugerahkan Tuhan lewat brosur ini. Ia meminggirkannya ke tong sampah. Brosur itu ia baca sesaat sebelum meninggalkan apartemennya, malam itu Waktu menunjukkan pukul 20.10. Langit Jakarta tak segelap rona hidup yang baru saja melewati rumah tangga Olive-Refan. Olive dan mertuanya sedang dalam perjalanan menuju BNN Cawang. Mercedes Benz S-Class Hitam bernomor polisi B 1988 RO itu memasuki jalan besar Gatot Subroto menuju arah Cawang. Mereka masih membahas perselingkuhan Refan dengan penari striptis mafia narkoba, Rita Anastasia ‘’Nak, kamu memang beda dibandingkan para istri kebanyakan. Ekspresi kamu itu melihat kelakuan anak Tant

  • Siluet Cinta Olive    Bab CIX

    Mencerna Sebuah Kehilangan Hari ini pertempuran wanita murahan Vs wanita rumahan sepertinya segera berakhir, Olive mencerna makna kehilangan. Ia menemukan kembali hati suaminya utuh, meski raganya babak belur. Suaminya lolos dari lubang maut jerat hukum cinta sang mafia narkoba, Rita Anastasia. Bisa maut service ranjang Rita Anastasia yang merasuk di tubuh Refan juga telah habis. Refan Mananta akhirnya menyadari ia meminum racun mut setiap hari. Namun bersyukur ia punya Tuhan yang memberi dia seorang penolong, istri yang baik budi. Irawan menghubungi istri kliennya, Olivia Mananta memberitahukan bahwa malam itu sekitar pukul 11. 00 dalam tiga jam ke depan suaminya akan dibebaskan BNN. Irawan meminta Olive agar menyiapkan penyambutan terbaik atas kemenangan suaminya melawan mafia narkoba yang menjeratnya dalam masalah besar ini. Olive sedang kelelahan beristrahat di rumah. Namun ia siaga dengan ponselnya kalau-kalau pengac

  • Siluet Cinta Olive    Bab CVIII

    Titik Terang Olive merasakan kelelahannya memuncak hari ini. Ia berharap dua rekening bank ini adalah pencarian terakhirnya. Ia sungguh kecewa, ketika sampai di kantor Bank, itu Customer Service (CS) mengatakan akan tutup dalam satu jam ke depan dan tidak menerima permintaan pelayanan yang membutuhkan waktu tunggu cukup lama. Maka ia meminta kepada staf CS itu agar mengerjakan print out rekening bank suaminya esok hari. ‘’Jika Ibu bisa kerjakan selesai besok siang jam 12, saya ambil ke sini jam 12. Saya minta nomor ponselnya, boleh? Saya akan memberikan tips yang layak untuk kerja keras Ibu. Karena saya sadar, yang saya minta itu cetak buku rekening koran selama 5 tahun,’’jelas Olive ke staf CS Bank OCBC NISP Gedung wisma 46. Staf perempuan berambut panjang dengan bulu mata lentik itu langsung membelalakkan matanya, lalu tersenyum. ‘’Ibu sangat membutuhkan segera ya, Bu? Saya bisa kerjakan setelah ini. Berhubung i

  • Siluet Cinta Olive    Bab CVII

    Sesal Itu Pasti Belakangan Jam tangan menunjukkan Pukul 11.30. Olive bersiap meluncur ke BNN untuk membesuk suaminya. Namun sebelum berangkat ke sana, ia merasa perlu menghubungi pengacaranya.‘’Halo, selamat siang, Pak Irawan. Bapak sudah ketemu suami saya hari ini? Ada kabar apa, Bapak?” Tanya Olive saat menghubungi Irawan, siang itu.‘’Sudah, Ibu. Saya sudah ketemu beliau. Saya juga sudah menghadap Kepala Deputy IV BNN Pak Benny. Saya beritahukan kepada BNN, bahwa kuasa hukum Pak Refan sudah mendaftarkan praperadilan ke PN Selatan,’’‘’Terus itu reaksi BNN gimana, Pak?”‘’Ya, itu ancaman buat mereka. Itu akan menurunkan kredibilitas kinerja mereka. Karena kalau menang atau tidak di praperadilan, kita tetap akan laporkan kinerja institusi BNN ke Indonesia Police Watch. Terus bukan itu saja, kita akan laporkan juga ke lembaga PBB United Nations

  • Siluet Cinta Olive    Bab CVI

    Menghitung Hari Dag Dig Dug Hari keempat penangkapan Refan Mananta. Hari masih pagi. Olive tak jenak bekerja. Sebentar-sebentar ia melihat jam. Ia ingin jam cepat menunuju 11.30, dia harus mengunjungi suaminya. Saat ini baru jam 09.00. Lalu ia pergi menuju ruangan Tubagus, seperti biasa ingin minta saran dan masukan. Ia melihat Tubagus berada di kabin server IT, maka ia tak berani mengganggu. Namun karena telah satu jam Tubagus tak kunjung nongol ke luar kabin, maka ia memberanikan diri masuk ke ruangan Tubagus. ‘’Gus....Gus....Lagi sibuk ya, Gus?” ‘’Hem...kenapa, Non?’’ Tubagus mencondongkan kepala ke luar kabin. ‘’Aku duduk di sini aja boleh ya, Gus? Aku ganggu kamu sehari ini, boleh? Mau ngomongin itu tuh?” ‘’Boleh....Tapi aku di sini, ya Non? Soalnya ini sedikit lagi kelar. Paling setengah jam,’’jelas Bagus. ‘’Ok, makasih, Gus,’’jawab Olive. ‘’Udah, kamu sambil cerita, aku dengerin,’’Jawab Tu

DMCA.com Protection Status