Share

Bab IV

Author: Kezia Zakiyah Ma
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Diskursus Asal Usul Uang Gampang

Kencan dengan Rita memang jauh beda dengan mengencani Olive. Kencan dengan Olive membedakan rupa, sensasi dan rasa. Packingannya sopan, alim, menjaga kesucian dan satu hal pasti, agak ‘dingin’, sedingin es. Refan bisa tampil alim di hadapan Olive. Meski sesungguhnya ia cukup nakal saat dilayani Rita. Di alam bawah sadar Refan, ia menyukai sosok binal yang mampu mengimbanginya mengarungi bahtera asmara.

Rita bukan perempuan matre, itu nilai plusnya. Setidaknya ia cukup waktu menyimpulkan, dari enam bulan berselang tiap sabtu malam. Ketika menikmati suguhan cinta Rita. Sekalipun Rita bekerja di dunia malam, Refan melihat Rita berbeda dengan cewek-cewek lain. Rita bukan tukang porot. Namun, ia mengakui Rita memang tipe perempuan pemburu uang gampang.  

Malam itu, Refan memintanya berhenti dari pekerjaannya. Namun, buat Rita jenis pekerjaan yang baru setahunan dilakoninya ini mutlak, tak boleh diganggu gugat. Bahwa untuk hidup enak memang hanya bisa diperoleh dengan meregang urat kemaluan. Ketika tawaran dan saran agar Rita berhenti dari profesinya itu berubah kesan menjadi sebuah ultimatum, Rita mulai menimbang-nimbang pro kontra tawaran itu.

Sebuah diskursus teori kemakmuran yang diyakininya turun temurun dari nenek moyang, bahwa hidup makmur mulia paling gampang hanya dari selangkangan, melayang-layang memenuhi pikirannya.  Seperti suara tawon mengelilingi kepalanya, ultimatum Refan menyengatnya. Filosofi hidupnya menemukan titik runtuh hari itu. Jujur, ia tak ingin kehilangan jaminan kemakmuran dengan melepas profesi yang dimatanya sangat menjanjikan. Maka ia mengajukan pertanyaan kasar yang dikemasnya sesopan mungkin.  

“Terus, aku makan apa, Mas? Lagian udah biasa kerja malem, kok, disuruh banting setir jadi perempuan rumahan. Nanti, lah, aku pikirin. Kasih aku waktu, ya Mas,”Jawab Rita dengan sangat sopan berusaha menegosasi tawaran pelanggan setianya ini.

Permintaan Refan menyisakan perenungan panjang di benak Rita, malam itu. Panjangnya melebihi jam-jam panjang kenikmatan terpanjang yang pernah mereka lalui bersama. Hanya karena ada sedikit cinta di hati Rita, akhirnya seminggu kemudian, di malam ritual birahi mereka berdua. Rita menyerah kalah, tak mampu menolak permintaan fans ranjangnya ini. Refan terobsesi, tak ingin simpanannya itu dinikmati pria lain, apapun dalihnya. Wow, semula hanya fans, lalu berubah jadi posesif.

Atas nama cinta, akhirnya Rita memutuskan. Keputusan bulatnya ia kemukakan malam itu sebelum ia tenggelam dalam kubang kenikmatan.  Karena ada cinta di hati untuk Mas Refan, akhirnya Rita mengiyakan ultimatum itu, pensiun dari dunia malam. Namun, Rita memilih tetap tampil elegan secara moral bak perempuan yang  mandiri secara finansial, steady di jalur bukan tipe wanita perongrong, tapi dengan sebuah kompensasi.  Ia menerima tawaran kerja dari Melanie, seorang PR di tempat kerjanya yang mendadak pensiun dan menghilang dari peredaran. 

                                                            ###

Suatu siang, Melanie menelfon Rita mengajaknya ketemuan di sebuah restoran wagyu  di bilangan Plaza Indonesia.

“Kamu tahu nggak, Rita. Dapet uang besar itu nggak kudu ngeregang selangkangan. Kalau kamu mau tahu banget pekerjaan macam apa itu, ini kerja halal yang menghasilkan uang, lebih dari cukup. Dan tentu lebih mulia dari pekerjaan kita dulu,”Jelas Melanie memulai promosinya menawarkan pekerjaan.

Ia menceritakan kisah suksesnya punya pacar baru sangat tajir. Pekerjaan itu dikelola oleh pacar barunya. Tawaran itu dituturkan Melanie setelah bercerita panjang lebar tentang pacarnya, pria kulit hitam yang mengaku berkewarganegaraan Mexico, berkenalan dengannya dan menyodorkan kartu nama tertulis profesi pekerja sosial di sebuah lembaga internasional.

"Oww.. Pekerjaan dari lembaga internasional, "pikir Rita. 

Meski agak penasaran, Rita menahan keingintahuannya tentang jenis pekerjaan yang ditawarkan mantan rekan kerjanya itu. “Boleh, lah, Cece (panggilan hormat untuk kakak di kalangan  Chinese), aku cobain,’’jawab Rita.

Esok pagi, Melanie mengantar Rita ke kantor imigrasi di bilangan Lebak Bulus, Jakarta. Melanie mengecek kelengkapan berkas Rita, agar bisa diajukan permohonan bikin paspor. Ada foto, akte kelahiran, KTP, kartu keluarga, juga ijazah sekolah. Melanie juga mentraining Rita agar menjawab alasan pembuatan paspor itu secara elegan.

“Bilang, mau ke Brazil, meninjau sentra produksi etanol, ya? Karena ada rencana bikin pabrik etanol juga, gitu. Kan, kamu punya sawah yang ditanam tebu di kampung. Etanol sekarang jadi lahan bisnis baru,’’tukas Melanie berusaha mengajarkan trik lolos wawancara di hadapan petugas imigrasi.

PR yang kini beralih profesi menjadi mami di balik layar (germo terselubung) ini, menunjukkan segepok berkas pengajuan paspor para calon pekerja  yang ia rekrut. Melanie memastikan  mereka semua pensiun dari PSK (pekerjaan seputar kemaluan) yang ia sebut dengan istilah lain pekerjaan seputar selangkangan atau PSS. Mengadu nasib dengan peruntungan yang bukan main. Bahwa uang gampang tak selalu harus mengalir dari selangkangan.

Jika hanya selangkangan yang ia andalkan, mungkin ia akan menuai penyakit di masa depan, seolah tegas ia berusaha meyakinkan Rita. ‘Hey, jangan terlena dengan pekerjaan itu. Nanti tambah umur juga banyak saingan. Terus, belum lagi risiko penyakitan!’’jelas Melanie agak melengking.

Benak Rita girang bukan main mendengar promosi Melanie yang kedengarannya makin lama makin mirip tukang jamu. Dijamin OK, dijamin makmur, dijamin happy, itu selalu jadi embel-embel buntut promosinya. Ada kadar bangga di hatinya, lantaran tergiur tawaran itu. Katanya, ia tak perlu keluar biaya sepeserpun. Semua biaya akan ditanggung si Bos. Begitu kembali ke Indonesia, gaji akan cair US$4000, setara dengan Rp 50 juta.

“Dari biaya akomodasi yang aku siapkan aja, udah ada untung, loh. Ya, cukup lah, kalau buat renovasi dapur rumah orang tua kamu. Biaya akomodasi PP kamu aku siapin US$3000, itu buat kalau ada keperluan ekstra. Kalau tiket pesawat dan booking hotel, semua udah aku siapin,’’kata Melanie menambahkan. Wah, untung berapa sih, ya, bikin Rita penasaran  ingin segera menjajal peruntungannya.

Benar, setelah Rita mengantongi paspor hijau, ia segera mendapat peluang merubah nasib dengan pekerjaan baru bertajuk ‘Selamat Tinggal Kemiskinan’. Menyemangatinya untuk ‘caio’ semangat terus di sepanjang jalan tol panjang menuju bandara. Rita menerbangi Jakarta-Rio de Jenairo hampir tiga kali dalam setengah tahun ini. Menjadikan sosok Rita tampil mandiri secara finansial di hadapan Refan. Bikin Refan makin cinta.

Ternyata cinta tak selalu harus dengan imbalan harta, cinta sejati  rupanya. Mungkin nasihat orang tua, benar adanya. Rita juga bukan tipe penuntut. Jika permintaan kencan Refan makin sering dan uang nafkah yang ia terima kadarnya sama, perempuan desa ini terima apa adanya.

Ada hal lain yang juga disuka oleh Refan. Rita tidak menuntut dinikahi. Wah, itu tipe easy going banget, sejalan dengan program pengendalian hama dan penyakit keuangan. Mengingat acapkali simpanan menuntut naik status jadi istri semi syah, biasanya ada embel-embel jaminan kemakmuran yang setara dengan istri terang-terangan. Kenapa kok Papa enggak beliin aku ini itu, seperti istri Papa – itu kalimat tuntutan yang dikenali oleh pria-pria yang punya piaraan.

Apalagi jika punya anak, tuntutan akan merambah lagi ke status akte kelahiran, dengan ancaman harus mengakui sebagai keturunan syah. Bikinkan aku surat nikah ganda, tanpa persetujuan istri pertama. Eh, kok lama-lama kayak kunci rumah atau kunci mobil, harus ada serepnya. Padahal sebenarnya yang digandakan bukan kuncinya, justru malah rumah kuncinya. Biar kalau bosen dengan yang ini, bisa lebih nikmat dengan yang ono.

Rita teringat obrolan pria-pria pekerja kasar di warteg pinggir jalan. ‘’Hidup itu perlu variasi,’’ kata sopir taxi.

‘’Itu bukan pendapat kami para supir, orang-orang dengan profesi yang distigmai beranimo kurang alias minus, S-U-P-I-R,  ada susu mampir. Bukan. Ternyata hampir semua pria memiliki motto hidup yang sama. Hidup perlu variasi.’’

‘’Lah! Yang perlu variasi sebenarnya apanya, Bang? Terus yang disebut hidup itu mananya? Apanya yang hidup?’’Protes ibu pelayan warteg ikut nyamber.

Pertanyaan Ibu pelayan warteg itu disambut gelegar tawa seisi warung, para pembeli yang seluruhnya pria.

Ketika Rita memikirkan topik obrolan seputar hidup perlu variasi, ia merasa paling paham. Karena ia berkecimpung saban hari dengan kepuasan pria. Standard kenikmatan pria memang menuntut variasi. Setidaknya itu yang ia pelajari dari pelajaran hidup menjadi penjaja cinta di satu tahun terakhir sebelum melakoni profesi Selamat Tinggal Kemiskinan ini.

Ia sadar siapa dirinya. Apalagi dari segi bibit, ia bukan dari latar belakang keluarga selevel keluarga Refan, yang orang tuanya pensiunan Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral. Rita merasa naik derajat, meski hanya menyandang status simpanan. Tak apalah, yang penting ia kecukupan dari tataran basic need nya Abraham Maslow, sandang, pangan, papan.

Refan mampu menaikkan level kepuasan hidup Rita, lantaran Rita juga memuaskannya di ranjang tiap malam minggu. Take and give. Refan membiayai sewa apartement Rita yang dibayar tahunan. Rumah tipe 45 di bilangan Cibubur juga dibeli cash keras oleh Refan. Belum lagi mobil honda jazz meski bukan baru. Semua kepemilikan surat-suratnya atas nama Rita. Meski uang nafkah pernah tiba-tiba menyusut sejak Refan mengabarkan hendak dijodohkan orang tuanya, Rita masih menghormati satu permintaan Refan.

“Tolong hargai privaciku. Bagaimanapun aku sudah beristri sejak hari ini,” pinta Refan di suatu hari, sejak April sebulan lalu.

Related chapters

  • Siluet Cinta Olive    bab V

    Profesi Baru: Selamat Tinggal KemiskinanPermintaan penghormatan atas privasi itu di mata Rita telah terkompensasi oleh sekrauk perhiasan aneka rupa, pemberian Sang Arjuna Tampan, suami orang, Mas Refan. Ada batu svarovsky, emas putih batangan, berlian hitam, dan juga batu akik mustika berwarna orange, dengan isian dua jin putih. Yang terakhir ini, tetap ia perhitungkan, meski bukan Rita yang akan mengenakannya, melainkan bapak Rita di kampung. Biar anak berbakti sama bapak.“Oh yang itu, Cece. Kata bapak, itu batu bertuah. Buat mengundang rejeki kekayaan dan asmara. Bapak aku yang mau pakai. Aku baru beli tadi, nanti nunggu Bapak mampir ke Jakarta, baru dikasiin,’’kata Rita kepada si bos, Melanie, di suatu sore pada kesempatan pertemuan berikutnya.Sore itu, Rita membawa bosnya, Melanie ke apartemennya, di bilangan kota tua Batavia, Jakarta Utara. Rita memamerkan koleksi perhiasannya. Ortu Rita meyakini uang gampang itu bisa m

  • Siluet Cinta Olive    Bab VI

    Promosi Jabatan Merasa telah pensiun dini dari profesinya sebagai PSK dan tidak lagi kelayapan di diskotek, Rita memikirkan cara merekrut pekerja malam. Job desknya travelling menerbangi rute Jakarta – Penang atau Jakarta –Johor Bahru- Malaysia. Berangkat naik pesawat, pulang lewat laut dengan rute berbeda, naik kapal feri via Penang Port menyeberangi selat selama dua jam. Begitu sampai di Pelabuhan Sri Junjungan Dumai, lanjut jalan darat dengan mobil travel menuju Pekanbaru yang akan ditempuh delapan jam. Bermalam semalam di Pekanbaru, paginya kemudian lanjut dengan pesawat ke Jakarta. Untuk rute Jakarta-Johor Bahru, berangkat naik pesawat ke Batam, menyeberangi selat naik feri dua jam dari Batam Center sampai ke Port Klang-Stulang Laut Johor Bahru. Pulangnya, lewat jalur yang sama.“Cece, berangkatnya naik pesawat. Jakarta - KL, lanjut KL-Penang. Kok pulangnya kenapa harus susah-susah lew

  • Siluet Cinta Olive    Bab VII

    Diskursus Uang Gampang,Tak TerbantahkanSepuluh perempuan telah diberangkatkan ke Malaysia, dan semuanya pulang dengan selamat. Rita membukukan pendapatan kotor uang komisian seminggu itu Rp 250 juta. Dibandingkan travelling sendiri menerbangi Rio de Jenairo-Jakarta, yang hanya Rp 50 juta dua bulan sekali, menurut Rita, mendingan yang ini, merekrut dan mengontrol perjalanan kurir. Iming-iming pekerjaan yang menjanjikan selamat tinggal kemiskinan itu akhirnya menjadi kenyataan. “Wah kalau aku terus jalani pekerjaan ini, memang bener, Selamat Tinggal Kemiskinan....”gumam Rita dalam hati.Semua dari kesepuluh kurir ini merasakan berkah uang gampang, kerja ringan gaji besar dengan bekerja di Ibu Rita, yang mengaku sebagai bos trader ekspor impor. Gaji Rp 15 juta hanya dua hari kerja, dibandingkan upah tukang jahit di garmen Rp 500.000 seminggu, buat Yati, perempuan berusia 20 tahun, terasa bedanya. Ia memakai hari liburnya u

  • Siluet Cinta Olive    Bab VIII

    Lihai Penuh SiasatPernikahan Refan Vs Olive baru seumur jagung. Olive melontarkan kalimat pembuka membahas keanehan rumah tangganya. Suatu siang, ia curhat ke Tubagus. Di kalimat itu ada embel-embel versus di tengah nama mereka, bukannya ‘dan’. Versus artinya melawan. Seperti siaran kejuaraan tinju kelas berat Evander Holyfield Vs Mike Tyson. Pernikahan Refan melawan Olive.Pernikahan seumur jagung, sudah tidak ada kebersamaan dan kesehatian. Aroma pernikahan mereka penuh keanehan, bak masakan tanpa garam, suami tapi seperti orang lain bahkan orang asing, istri tapi serasa bukan. Menyisakan sebuah teka-teki besar dari sebuah kontradiksi. Bak teori psikoanalisa Sigmund Freud, kesadaran Olive akan keanehan dalam rumah tangganya ini, muncul ke permukaan seperti fenomena gunung es di tengah samudera. Kesadaran muncul hanya setitik nyembul.Topik curcol mengambil kalimat pembukaan dengan kata hubung

  • Siluet Cinta Olive    Bab IX

    Teka-Teki Yang TerkuakOlive membaca gelagat aneh suaminya, saat menghadiri joint meeting kedua perusahaan tempat mereka bekerja, di kantor Olive. Refan terlihat gusar, siang itu. Sebentar-sebentar mengechek ponselnya, dilakukan Refan saat tengah mempresentasikan paparan inisialisasi proyek bersama ini.Refan menjelaskan kontribusi perusahaan PT Osfon dalam perencanaan awal proyek ini, memaparkan komposisi sumber daya manusia, alat-alat, metode serta hal teknis lainnya. Tiba-tiba Refan meminta izin kepada pimpinan rapat untuk meninggalkan ruangan karena keperluan mendadak. Padahal, semestinya ia yang menempati posisi strategis dalam proyek bersama itu, tak boleh meninggalkan tahapan penting pendiskusian draft perencanaan proyek.“Untuk penjelasan lebih lanjut dari perusahaan saya, akan dijelaskan oleh Bapak Rudy, Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis, sebagai divisi langsung yang ikut bertanggung jawab atas kelancaran proy

  • Siluet Cinta Olive    Bab X

    Puzzle Siluet PerselingkuhanPagi itu, Olive tiba di kantor. Dengan sasaran utama segera menuju ruang kerja Tubagus. Ia bermaksud menunjukkan rekaman audio visual suaminya bersama perempuan yang diduga kuat adalah simpanannya, membawa bayi baru lahir pasca melahirkan di RS Jakarta. “”Suamiku diambil kuntilanak, Gus......’’ jerit Olive lirih seraya menangis.Saat membuka laptopnya, Bagus menyergah. “Bener, kan, apa kataku dulu?” Tiga rekaman video pendek-pendek dengan durasi total 15 menit itu membeberkan, betapa benar pria yang menikahinya hanya memerankan skenario pernikahan sandiwara.“Trus, mau difollow up lagi?”tanya Bagus. Olive mengungkapkan rasa penasarannya mengungkap identitas perempuan yang melahirkan bayi dari suaminya ini. “Gus, kamu kan ahli IT yang pakar di software. Bisa tolong retas email pribadi Refan? Siapa tahu dari situ aku bisa ambil kesimpulan identitas dia, siapa

  • Siluet Cinta Olive    Bab XI

    Konsultasi Penasihat Kekacauan RanjangSetelah menunggu keluarnya hasil investigasi team agen paparazzi selama dua pekan, para paparazzi melaporkan bahwa kuntilanak itu telah resign dari tempat kerjanya sejak enam bulan lalu. Refan masih bertandang ke club itu, hanya mengantar atasannya, seorang pria bule. Tidak ada aroma perselingkuhan atau kedekatan dengan perempuan lain di club itu. Pasangan selingkuh Refan juga tidak pernah lagi mangkal di diskotek bekas tempat kerjanya. Kini Olive bingung, upaya menggali lebih jauh sepak terjang kuntilanak itupun mentok.Sedangkan menyerahkan nomer kontak WA dan HP suaminya ke polisi, kata Bagus, itu berisiko. ’Itu sama halnya, membeberkan hal-hal pribadi, termasuk sepak terjang suami kamu ke polisi. Apa kamu nggak takut, kamu bisa kebawa-bawa juga? Pertimbangkan baik-baik, Non,’’Kata Bagus menasehati.Meski telah diwanti-wanti, Olive merasa enggak paham juga. Bagaimanapun, r

  • Siluet Cinta Olive    Bab XII

    Training Service RanjangSepuluh menit berselang, Mba Widya akhirnya kembali. Olive makin penasaran dengan apa yang dituturkan konsultan ini. Seumur-umur baru ia dengar sekarang.Pensiunan penari erotis ini, melanjutkan kisahnya. Ia mengaku pernah punya side job sebagai LC (lady companion/ yang bertugas nemenin tamu) dan therapist. Untuk pekerjaan side job sebagai therapist, ia bekerja sebagai tenaga pemijit di spa plus-plus. Ia membenarkan terkenal sebagai therapist sekwilda lantaran daya tariknya ada di sekitar wilayah dada. Mendengar penuturan panjang lebar Widya, Olive merasa begitu plain alias tawar, bloon, lantaran tak punya pegangan apapun untuk memuaskan suaminya di ranjang.‘’Pelanggan saya, hampir semua tipe pelanggan setia. Kalau saya enggak masuk kerja, yang mereka cari tetap saya dan tidak mau digantikan LC atau penari lain, atau therapist lain,’’jelasnya.Ia menjelaskan se

Latest chapter

  • Siluet Cinta Olive    Bab CXIV

    Perlawanan Sayap Patah, Suami Tertebus Sore itu cukup panas. Suhu udara Jakarta 28 derajat. Hangat tergolong panas. Namun, sore itu sangat sejuk buat Refan dan Olive. Sementara buat sebelas orang pengacara kuasa hukum pembela Refan, cuaca hari itu sangat segar menyemangati mereka. Detik-detik pelepasan klien mereka sedang berlangsung. Kemenangan mereka di depan mata. ‘’Selamat, Bapak Refan, buat prestasinya, luput dari jerat hukum,’’Kompol Agung menyalami Refan dengan sebuah senyuman. Refan membalas dengan senyuman asli, benar-benar tersenyum. ‘’Selamat, Pak Irawan. Sukses dalam tugas, ya, Pak?” Kompol Agung juga menyalami Ketua Tim Kuasa Hukum beranggotakan 10 orang pengacara ini. ‘’Terima kasih, Bapak Agung,’’balas Irawan. ‘’Saran dan masukan saya buat Bapak Refan dan juga 11 orang kuasa hukumnya. Barangkali bisa disampaikan ke khalayak yang lain. Tapi secara khusus siang ini saya pesan buat Bapak Refan. Bahwa jerat hukum narkoba itu sulit buat mengurainya, buat lepas dari itu.

  • Siluet Cinta Olive    Bab CXIII

    Akhir dari Perang DinginIrawan dan Olive sedang mendiskusikan perihal keterkaitan keuangan suaminya dengan selingkuhannya. Namun, Irawan menggiring Olive agar ia memiliki strategi defensif yang lebih baik saat menghadapi suami yang berselingkuh. Irawan melihat Olive terlalu lembek menghadapi perselingkuhan suaminya. Sebagai akibatnya sangat fatal, kesehatan suaminya menjadi taruhan.‘’Saya punya klien orang-orang hebat sekelas Bapak Refan di habitat pekerjaannya masing-masing. Kasus pemakai narkoba. Kemiripannya sama. Mereka mengalami gangguan kejiwaan. Terlihat dari penjelasan keluarganya bahwa klien saya itu konsul ke dokter psikhiater. Umumnya mereka itu sama seperti Ibu, terlalu lembek, tidak mau sedikit galak. Akibatnya, racun narkoba masuk terus. Pemakaian narkoba jangka panjang bikin syaraf dan otak putus,’’ papar Irawan.‘’Bukannya Bapak pernah bilang, suami saya bukan sekedar dira

  • Siluet Cinta Olive    Bab CXII

    Pembuktian Dua Lacak Jejak TerakhirDari mana datangya lintah? Dari darat turun ke kali. Dari mana datangnya Rita? Dari diskotek turun ke kantor polisi. Ini peribahasa yang mencibir Refan sejak tadi. Ia mendengar seorang polisi berkelakar tentang perilaku selingkuhnya. Ia merasa sangat malu dan geram.Sepi kembali mencekam. Refan masih meniduri sofa panjang berlapis kain wool kuning. Berusaha tidur, namun ia gelisah. Dari terbaring, kembali berubah posisi ke duduk. Ia yakin Rita berada hanya berjarak beberapa meter dari gedung ini. Ia merasa sangat heran, kenapa kisah cinta yang ia tutup rapat seakan hanya dia dan iblis yang tahu, dipisahkan di tempat ini dengan cara ditelanjangi banyak pihak. Ketika rombongan pengacara, istri dan ibunya meninggalkannya di tempat itu seorang diri malam ini, ia merasakan lagi kesepian ini sebagai sebuah hukuman Tuhan. Sebuah karma. Jika bukan, tidak mungkin perasaan yang ia alami seperti ini.Ia mel

  • Siluet Cinta Olive    Bab CXI

    Harta Dalam Pernikahan dengan Mafia Narkoba, Disita Negara Refan adalah orang pertama yang kaget dan tidak bisa terima penjelasan itu. Namun ia menahan diri seolah tanpa ekspresi meski dalam batinnya marah, kecewa tak terperi. Yang jelas sedih mendengar hal itu adalah Olive. Ia berpikir, mulai malam ini ia beristirahat dari penat mengumpulkan data pembelaan untuk suaminya. Namun, Olive juga berusaha berwajah dingin seolah tak perlu bereaksi. Namun, yang wajahnya tak bisa dibohongi dan tak bisa menyembunyikan ekspresi kagetnya adlah Tante Anita. ‘’Loh, kenapa?” Tanya Tante Anita. Irawan segera menghadap Kompol Agung dan membahas hal itu tidak di hadapan kliennya. Dari kejauhan terlihat Polisi dan Irawan terlibat negosiasi yang alot. Namun tak berapa lama kemudian, Irawan kembali ke ruangan di mana klien dan keluarganya sedang berkumpul. Tim kuasa hukum Refan berada di pihak yang diombang-ambingkan nasibnya. Di dalam hati s

  • Siluet Cinta Olive    Bab CX

    Detik-Detik Penentuan ''Kutunggu Cinta.Apakah berpihak kepadaku. Ku meminta jawab saat ini.''Sebuah puisi yang dituliskan entah oleh siapa di sebuah brosur sekolah playgroup yang sengaja dimasukkan orang ke celah di bawah pintu unit apertemennya. Olive berterima kasih atas tanda alam yang dianugerahkan Tuhan lewat brosur ini. Ia meminggirkannya ke tong sampah. Brosur itu ia baca sesaat sebelum meninggalkan apartemennya, malam itu Waktu menunjukkan pukul 20.10. Langit Jakarta tak segelap rona hidup yang baru saja melewati rumah tangga Olive-Refan. Olive dan mertuanya sedang dalam perjalanan menuju BNN Cawang. Mercedes Benz S-Class Hitam bernomor polisi B 1988 RO itu memasuki jalan besar Gatot Subroto menuju arah Cawang. Mereka masih membahas perselingkuhan Refan dengan penari striptis mafia narkoba, Rita Anastasia ‘’Nak, kamu memang beda dibandingkan para istri kebanyakan. Ekspresi kamu itu melihat kelakuan anak Tant

  • Siluet Cinta Olive    Bab CIX

    Mencerna Sebuah Kehilangan Hari ini pertempuran wanita murahan Vs wanita rumahan sepertinya segera berakhir, Olive mencerna makna kehilangan. Ia menemukan kembali hati suaminya utuh, meski raganya babak belur. Suaminya lolos dari lubang maut jerat hukum cinta sang mafia narkoba, Rita Anastasia. Bisa maut service ranjang Rita Anastasia yang merasuk di tubuh Refan juga telah habis. Refan Mananta akhirnya menyadari ia meminum racun mut setiap hari. Namun bersyukur ia punya Tuhan yang memberi dia seorang penolong, istri yang baik budi. Irawan menghubungi istri kliennya, Olivia Mananta memberitahukan bahwa malam itu sekitar pukul 11. 00 dalam tiga jam ke depan suaminya akan dibebaskan BNN. Irawan meminta Olive agar menyiapkan penyambutan terbaik atas kemenangan suaminya melawan mafia narkoba yang menjeratnya dalam masalah besar ini. Olive sedang kelelahan beristrahat di rumah. Namun ia siaga dengan ponselnya kalau-kalau pengac

  • Siluet Cinta Olive    Bab CVIII

    Titik Terang Olive merasakan kelelahannya memuncak hari ini. Ia berharap dua rekening bank ini adalah pencarian terakhirnya. Ia sungguh kecewa, ketika sampai di kantor Bank, itu Customer Service (CS) mengatakan akan tutup dalam satu jam ke depan dan tidak menerima permintaan pelayanan yang membutuhkan waktu tunggu cukup lama. Maka ia meminta kepada staf CS itu agar mengerjakan print out rekening bank suaminya esok hari. ‘’Jika Ibu bisa kerjakan selesai besok siang jam 12, saya ambil ke sini jam 12. Saya minta nomor ponselnya, boleh? Saya akan memberikan tips yang layak untuk kerja keras Ibu. Karena saya sadar, yang saya minta itu cetak buku rekening koran selama 5 tahun,’’jelas Olive ke staf CS Bank OCBC NISP Gedung wisma 46. Staf perempuan berambut panjang dengan bulu mata lentik itu langsung membelalakkan matanya, lalu tersenyum. ‘’Ibu sangat membutuhkan segera ya, Bu? Saya bisa kerjakan setelah ini. Berhubung i

  • Siluet Cinta Olive    Bab CVII

    Sesal Itu Pasti Belakangan Jam tangan menunjukkan Pukul 11.30. Olive bersiap meluncur ke BNN untuk membesuk suaminya. Namun sebelum berangkat ke sana, ia merasa perlu menghubungi pengacaranya.‘’Halo, selamat siang, Pak Irawan. Bapak sudah ketemu suami saya hari ini? Ada kabar apa, Bapak?” Tanya Olive saat menghubungi Irawan, siang itu.‘’Sudah, Ibu. Saya sudah ketemu beliau. Saya juga sudah menghadap Kepala Deputy IV BNN Pak Benny. Saya beritahukan kepada BNN, bahwa kuasa hukum Pak Refan sudah mendaftarkan praperadilan ke PN Selatan,’’‘’Terus itu reaksi BNN gimana, Pak?”‘’Ya, itu ancaman buat mereka. Itu akan menurunkan kredibilitas kinerja mereka. Karena kalau menang atau tidak di praperadilan, kita tetap akan laporkan kinerja institusi BNN ke Indonesia Police Watch. Terus bukan itu saja, kita akan laporkan juga ke lembaga PBB United Nations

  • Siluet Cinta Olive    Bab CVI

    Menghitung Hari Dag Dig Dug Hari keempat penangkapan Refan Mananta. Hari masih pagi. Olive tak jenak bekerja. Sebentar-sebentar ia melihat jam. Ia ingin jam cepat menunuju 11.30, dia harus mengunjungi suaminya. Saat ini baru jam 09.00. Lalu ia pergi menuju ruangan Tubagus, seperti biasa ingin minta saran dan masukan. Ia melihat Tubagus berada di kabin server IT, maka ia tak berani mengganggu. Namun karena telah satu jam Tubagus tak kunjung nongol ke luar kabin, maka ia memberanikan diri masuk ke ruangan Tubagus. ‘’Gus....Gus....Lagi sibuk ya, Gus?” ‘’Hem...kenapa, Non?’’ Tubagus mencondongkan kepala ke luar kabin. ‘’Aku duduk di sini aja boleh ya, Gus? Aku ganggu kamu sehari ini, boleh? Mau ngomongin itu tuh?” ‘’Boleh....Tapi aku di sini, ya Non? Soalnya ini sedikit lagi kelar. Paling setengah jam,’’jelas Bagus. ‘’Ok, makasih, Gus,’’jawab Olive. ‘’Udah, kamu sambil cerita, aku dengerin,’’Jawab Tu

DMCA.com Protection Status