Share

Bab XII

Penulis: Kezia Zakiyah Ma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Training Service Ranjang

Sepuluh menit berselang, Mba Widya akhirnya kembali. Olive makin penasaran dengan apa yang dituturkan konsultan ini. Seumur-umur baru ia dengar sekarang.

Pensiunan penari erotis ini, melanjutkan kisahnya. Ia mengaku pernah punya side job sebagai LC (lady companion/ yang bertugas nemenin tamu) dan therapist. Untuk pekerjaan side job sebagai therapist,  ia bekerja sebagai tenaga pemijit di spa plus-plus. Ia membenarkan terkenal sebagai therapist sekwilda lantaran daya tariknya ada di sekitar wilayah dada. Mendengar penuturan panjang lebar Widya, Olive merasa begitu plain alias tawar, bloon, lantaran tak punya pegangan apapun untuk memuaskan suaminya di ranjang.

‘’Pelanggan saya, hampir semua tipe pelanggan setia. Kalau saya enggak masuk kerja, yang mereka cari tetap saya dan tidak mau digantikan LC atau penari lain, atau therapist lain,’’jelasnya.

Ia menjelaskan se

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Siluet Cinta Olive    Bab XIII

    Gulana Yang Menyulut Petaka Mau dibawa ke mana rumah tangga kita? Kalimat itu menjadi pijakan Olive dalam menetapkan keputusan. Sikap apa yang akan ia kemukakan di hadapan Refan. Ia masih mempertimbangkan nasihat Tubagus, agar ia tak perlu melangkah jauh untuk menyadap percakapan telfon maupun WA. Sebab, konsultan IT yang Tubagus tawarkan adalah seorang polisi. Jika ia tak yakin Refan bersih, sebaiknya ia menahan diri. Olive mengingat nasihat itu. Makanya, ia memilih diam di enam bulan terakhir ini, mungkin sampai satu setengah tahun ke depan. Sampai joint project yang ia kepalai mencapai tahap penutupan. Kendati, ia menyadari, makin lama tidak ada lagi yang perlu dinanti dari pernikahannya ini. Menunggu jabang bayi, menurutnya itu jauh asap dari api. Ia tak kunjung digauli. Sudah setahun enam bulan. Ia menganggap pengabaian hak-haknya selaku istri, menjadi sepi omongan, sepi keributan, juga tidak ada mekanisme

  • Siluet Cinta Olive    BAB XIV

    Tertangkap BasahDunia tak selebar daun kelor. Suatu siang esok hari di hypermart Plaza Semanggi. Olive menggunakan jam makan siangnya yang sempit itu membeli bingkisan untuk Om Alex, rekan kerja yang adalah atasan Bagus. Om Alex baru mengkhitankan anaknya. Pikirnya, ia yang tak sempat datang ke acaran khitanan kemarin, akan menyerahkan bingkisan itu sebelum bubaran kantor.Namun sial, ia memergoki Refan tengah mendorong troli belanja menemani seorang perempuan muda yang ia tahu itu adalah si Kuntilanak Rita. Ia berpapasan di belokan salah satu lorong rak display pempers bayi. Moncong ketemu moncong. Refan tak bisa mengelak lagi.‘’Eh, Live. Aku nemenin pacar si Bos, belanja bentar. Tolong, kenalin ini Rita,’’jelas Refan yang sangat percaya diri memperkenalkan perempuan selingkuhannya itu sebagai pacar Jason, atasannya. Dalihnya, Bos Jason memang mengoleksi banyak wanita yang disebut teman kencan.‘&rsq

  • Siluet Cinta Olive    Bab XV

    Istri Vs PiaraanRefan merasa istrinya begitu polos untuk memahami perselingkuhan tingkat tinggi yang ia ciptakan skenarionya. Olive dianggapnya tidak update terhadap Rita yang begitu nerimo setahun terakhir ini hanya dinafkahinya Rp 1 juta sebulan tanpa embel-embel pemberian lain-lain. Rita yang sangat nrimo itu mengalami penyusutan kucuran tunjangan pensiun lantaran keuangan Refan terkonsentrasi untuk pembayaran angsuran cash keras tiga unit apartemennya.Namun Refan memaklumi dan menghargai kepedulian istrinya dengan mengatakan ia cukup hati-hati dengan perempuan itu, termasuk mengantisipasi dampak perempuan itu terhadap keuangannya. Refan menjamin perempuan itu tak akan bisa merugikannya secara finansial.”Rita sangat mandiri. Bahkan tanpa aku kasih apa apapun, dia tetap bisa hidup cukup bahkan hidup mewah. Dasar Olive, kamu ini ngomong apa. Memangnya kamu tahu apa. Ah udah deh, kamu nggak tahu apa-apa.” Guma

  • Siluet Cinta Olive    Bab XVI

    Berkaca di Cermin Pecah Olive mengamati bayi mungil hasil perselingkuhan suaminya, bak berkaca di cermin pecah. Bayi itu sangat mirip Refan. Rambut lurus, hidung mancung namun agak mendongak, mata agak lancip bak mata kucing, juga dagu bawahnya belah. Tapi warna kulitnya persis Rita, coklat gelap. “”Siapa namanya?””Tanya Olive ke bayi yang belum bisa bicara itu. ”Fanta Anatasia, Bu,’’Jawab Rita. Hmmmm....Fanta, artinya apa? Olive berspekulasi memikirkan perkara kecil, hanya sebuah nama bayi, namun menjadi cikal bakal besar penyebab stressnya hari ini. Perkara kecil, ia besar-besarkan. Coba aku cari di mesin pencaria

  • Siluet Cinta Olive    Bab XVII

    Dendam Terbalas Hutang Budi, Belum Impas ‘’Ehm” Olive berdehem membangunkan Rita dari lamunannya. Dengan gelagepan, Rita terhenyak. ‘’Oh iya, saya bisa carikan baby sitter, kalau Ibu mau. Cuman buat Ibu aja. Bukan atas nama yayasan saya, ya Bu. Saya bantu Ibu. Ibu tidak usah bayar biaya admin. Gajinya ibu bayar langsung ke yang bersangkutan. Nanti Ibu saya kabari kalau saya sudah ada yang untuk baby sitter. ‘’jelasnya sebelum berpamitan dengan rivalnya itu. Mendengar penjelasan Rita menjalankan bisnis outsourcing tenaga pembantu rumah tangga dan punya yayasan, Olive berusaha mencerna penjelasan itu. Jangan-jangan, memang benar begitu. Apa iya itu benar bisnis ART. Sebab yang datang ke apartemennya dari segala umur. Ada yang tua 60 tahun ke atas, ada yang ABG, yang dewasa juga lebih sering. Namun kedatangan mereka hampir berpasang-pasangan seperti pasangan kekasih, kecuali yang nenek-nenek. Kedua pasang mata yang saling beradu si

  • Siluet Cinta Olive    Bab XVIII

    Benteng Pertahanan Rapuh Si ManipulatifCita-cita yang dibangun bersama, terkadang tak sesuai dengan capaian. Impian yang tak sesuai dengan kenyataan. Refan-Olive, sepasang muda-mudi ini dulunya mencita-citakan membangun keluarga bahagia. Dari tunangan, sampai berhasil nikahan. Namun di tengah jalan, ada aral menghadang, membelokkan cita-cita itu berantakan. Ikatan perjalanan hidup bersama yang mereka ikrarkan dalam janji pernikahan, terancam rantas, saat pernikahan memasuki tahun ketiga. Oleh orang ketiga.Olive menjulukinya si Kuntilanak. Perempuan bekas pekerja malam itu menjadi pelaku utama, perusak mental psikis Refan. Dengan apa ? Dengan tawaran kebahagiaan versi kuntilanak, Refan merasakan kebahagiaan hidup bersama si kuntilanak. Bahagia rekayasa akibat konsumsi narkoba. Perlahan, executive muda itu menghancurkan pernikahannya berbarengan dengan usaha merusak dirinya sendiri. &nb

  • Siluet Cinta Olive    Bab XIX

    Tes Forensik Folikel Rambut Ketahuan Pakai Narkoba Olive yang dibingungkan oleh perilaku aneh suaminya berharap esok, atau lusa, suaminya akan kembali baik, emosinya stabil, tidak cemas dan bisa tidur nyenyak di rumah. Ia pelajari ada pola kambuh, sembuh dan kambuh lagi dari perilaku suaminya. Ia juga tidak menampik fakta bahwa pasca Refan bermalam satu dua malam di tempat kuntilanak itu, suaminya bisa pulang ke apartemennya dalam keadaan sehat mental, sembuh dari uring-uringan dan bahkan sembuh dari insomnia. Beberapa bulan setelah menikah hingga kini masa pernikahan mereka menginjak tahun ketiga, ia mengetahui suaminya menderita insomnia dan gangguan kepribadian. Meski telah mengkonsumsi obat penenang dari dokter psikhiater, Refan tetap sulit tidur,dengan gejala anxiety (kecemasan) yang terus meningkat. Refan juga menderita depresi, kebingungan, serta kelelahan meski tidak beraktivitas berat. Ketika suam

  • Siluet Cinta Olive    Bab XX

    Naik Pitam Jam makan siang hari itu, Tubagus membawa Olive ke Komdag, alias Polda Metro Jaya. Unit 4 Subdirektorat 5, Direktorat Reserse kriminal Umum Polda Metro Jaya, tempat teman sekampung Tubagus berdinas. ‘’Pak Romi. Selamat siang, Ndan.’’ Sapa Bagus sambil mengetuk pintu ruangan Iptu Romi. Pria berkulit coklat gelap, mengenakan hem putih lengan panjang dilipat tiga perempat berdasi coklat motif, mengenakan celana panjang kain hitam, bangkit dari tempat kerjanya. Pria berpostur tegap dan berambut cepak itu kira-kira seumuran dengan Tubagus, mempersilakan tamunya masuk. ‘’Silakan-silakan. Wah, Apa kabar? Anak sudah berapa, Gus? Ini istri kamu?’’ tanya Pak Kanit menyapa teman sekampungnya yang lama tak jumpa. ‘’Bukan, Ndan. Ini teman sekantor. Saya, masih bujangan, Ndan. Belum laku,’’jelas Bagus berkelakar. Bagus memperkenalkan Olive ke pak Kanit. ‘’Ini teman saya yang pernah saya ceritakan s

Bab terbaru

  • Siluet Cinta Olive    Bab CXIV

    Perlawanan Sayap Patah, Suami Tertebus Sore itu cukup panas. Suhu udara Jakarta 28 derajat. Hangat tergolong panas. Namun, sore itu sangat sejuk buat Refan dan Olive. Sementara buat sebelas orang pengacara kuasa hukum pembela Refan, cuaca hari itu sangat segar menyemangati mereka. Detik-detik pelepasan klien mereka sedang berlangsung. Kemenangan mereka di depan mata. ‘’Selamat, Bapak Refan, buat prestasinya, luput dari jerat hukum,’’Kompol Agung menyalami Refan dengan sebuah senyuman. Refan membalas dengan senyuman asli, benar-benar tersenyum. ‘’Selamat, Pak Irawan. Sukses dalam tugas, ya, Pak?” Kompol Agung juga menyalami Ketua Tim Kuasa Hukum beranggotakan 10 orang pengacara ini. ‘’Terima kasih, Bapak Agung,’’balas Irawan. ‘’Saran dan masukan saya buat Bapak Refan dan juga 11 orang kuasa hukumnya. Barangkali bisa disampaikan ke khalayak yang lain. Tapi secara khusus siang ini saya pesan buat Bapak Refan. Bahwa jerat hukum narkoba itu sulit buat mengurainya, buat lepas dari itu.

  • Siluet Cinta Olive    Bab CXIII

    Akhir dari Perang DinginIrawan dan Olive sedang mendiskusikan perihal keterkaitan keuangan suaminya dengan selingkuhannya. Namun, Irawan menggiring Olive agar ia memiliki strategi defensif yang lebih baik saat menghadapi suami yang berselingkuh. Irawan melihat Olive terlalu lembek menghadapi perselingkuhan suaminya. Sebagai akibatnya sangat fatal, kesehatan suaminya menjadi taruhan.‘’Saya punya klien orang-orang hebat sekelas Bapak Refan di habitat pekerjaannya masing-masing. Kasus pemakai narkoba. Kemiripannya sama. Mereka mengalami gangguan kejiwaan. Terlihat dari penjelasan keluarganya bahwa klien saya itu konsul ke dokter psikhiater. Umumnya mereka itu sama seperti Ibu, terlalu lembek, tidak mau sedikit galak. Akibatnya, racun narkoba masuk terus. Pemakaian narkoba jangka panjang bikin syaraf dan otak putus,’’ papar Irawan.‘’Bukannya Bapak pernah bilang, suami saya bukan sekedar dira

  • Siluet Cinta Olive    Bab CXII

    Pembuktian Dua Lacak Jejak TerakhirDari mana datangya lintah? Dari darat turun ke kali. Dari mana datangnya Rita? Dari diskotek turun ke kantor polisi. Ini peribahasa yang mencibir Refan sejak tadi. Ia mendengar seorang polisi berkelakar tentang perilaku selingkuhnya. Ia merasa sangat malu dan geram.Sepi kembali mencekam. Refan masih meniduri sofa panjang berlapis kain wool kuning. Berusaha tidur, namun ia gelisah. Dari terbaring, kembali berubah posisi ke duduk. Ia yakin Rita berada hanya berjarak beberapa meter dari gedung ini. Ia merasa sangat heran, kenapa kisah cinta yang ia tutup rapat seakan hanya dia dan iblis yang tahu, dipisahkan di tempat ini dengan cara ditelanjangi banyak pihak. Ketika rombongan pengacara, istri dan ibunya meninggalkannya di tempat itu seorang diri malam ini, ia merasakan lagi kesepian ini sebagai sebuah hukuman Tuhan. Sebuah karma. Jika bukan, tidak mungkin perasaan yang ia alami seperti ini.Ia mel

  • Siluet Cinta Olive    Bab CXI

    Harta Dalam Pernikahan dengan Mafia Narkoba, Disita Negara Refan adalah orang pertama yang kaget dan tidak bisa terima penjelasan itu. Namun ia menahan diri seolah tanpa ekspresi meski dalam batinnya marah, kecewa tak terperi. Yang jelas sedih mendengar hal itu adalah Olive. Ia berpikir, mulai malam ini ia beristirahat dari penat mengumpulkan data pembelaan untuk suaminya. Namun, Olive juga berusaha berwajah dingin seolah tak perlu bereaksi. Namun, yang wajahnya tak bisa dibohongi dan tak bisa menyembunyikan ekspresi kagetnya adlah Tante Anita. ‘’Loh, kenapa?” Tanya Tante Anita. Irawan segera menghadap Kompol Agung dan membahas hal itu tidak di hadapan kliennya. Dari kejauhan terlihat Polisi dan Irawan terlibat negosiasi yang alot. Namun tak berapa lama kemudian, Irawan kembali ke ruangan di mana klien dan keluarganya sedang berkumpul. Tim kuasa hukum Refan berada di pihak yang diombang-ambingkan nasibnya. Di dalam hati s

  • Siluet Cinta Olive    Bab CX

    Detik-Detik Penentuan ''Kutunggu Cinta.Apakah berpihak kepadaku. Ku meminta jawab saat ini.''Sebuah puisi yang dituliskan entah oleh siapa di sebuah brosur sekolah playgroup yang sengaja dimasukkan orang ke celah di bawah pintu unit apertemennya. Olive berterima kasih atas tanda alam yang dianugerahkan Tuhan lewat brosur ini. Ia meminggirkannya ke tong sampah. Brosur itu ia baca sesaat sebelum meninggalkan apartemennya, malam itu Waktu menunjukkan pukul 20.10. Langit Jakarta tak segelap rona hidup yang baru saja melewati rumah tangga Olive-Refan. Olive dan mertuanya sedang dalam perjalanan menuju BNN Cawang. Mercedes Benz S-Class Hitam bernomor polisi B 1988 RO itu memasuki jalan besar Gatot Subroto menuju arah Cawang. Mereka masih membahas perselingkuhan Refan dengan penari striptis mafia narkoba, Rita Anastasia ‘’Nak, kamu memang beda dibandingkan para istri kebanyakan. Ekspresi kamu itu melihat kelakuan anak Tant

  • Siluet Cinta Olive    Bab CIX

    Mencerna Sebuah Kehilangan Hari ini pertempuran wanita murahan Vs wanita rumahan sepertinya segera berakhir, Olive mencerna makna kehilangan. Ia menemukan kembali hati suaminya utuh, meski raganya babak belur. Suaminya lolos dari lubang maut jerat hukum cinta sang mafia narkoba, Rita Anastasia. Bisa maut service ranjang Rita Anastasia yang merasuk di tubuh Refan juga telah habis. Refan Mananta akhirnya menyadari ia meminum racun mut setiap hari. Namun bersyukur ia punya Tuhan yang memberi dia seorang penolong, istri yang baik budi. Irawan menghubungi istri kliennya, Olivia Mananta memberitahukan bahwa malam itu sekitar pukul 11. 00 dalam tiga jam ke depan suaminya akan dibebaskan BNN. Irawan meminta Olive agar menyiapkan penyambutan terbaik atas kemenangan suaminya melawan mafia narkoba yang menjeratnya dalam masalah besar ini. Olive sedang kelelahan beristrahat di rumah. Namun ia siaga dengan ponselnya kalau-kalau pengac

  • Siluet Cinta Olive    Bab CVIII

    Titik Terang Olive merasakan kelelahannya memuncak hari ini. Ia berharap dua rekening bank ini adalah pencarian terakhirnya. Ia sungguh kecewa, ketika sampai di kantor Bank, itu Customer Service (CS) mengatakan akan tutup dalam satu jam ke depan dan tidak menerima permintaan pelayanan yang membutuhkan waktu tunggu cukup lama. Maka ia meminta kepada staf CS itu agar mengerjakan print out rekening bank suaminya esok hari. ‘’Jika Ibu bisa kerjakan selesai besok siang jam 12, saya ambil ke sini jam 12. Saya minta nomor ponselnya, boleh? Saya akan memberikan tips yang layak untuk kerja keras Ibu. Karena saya sadar, yang saya minta itu cetak buku rekening koran selama 5 tahun,’’jelas Olive ke staf CS Bank OCBC NISP Gedung wisma 46. Staf perempuan berambut panjang dengan bulu mata lentik itu langsung membelalakkan matanya, lalu tersenyum. ‘’Ibu sangat membutuhkan segera ya, Bu? Saya bisa kerjakan setelah ini. Berhubung i

  • Siluet Cinta Olive    Bab CVII

    Sesal Itu Pasti Belakangan Jam tangan menunjukkan Pukul 11.30. Olive bersiap meluncur ke BNN untuk membesuk suaminya. Namun sebelum berangkat ke sana, ia merasa perlu menghubungi pengacaranya.‘’Halo, selamat siang, Pak Irawan. Bapak sudah ketemu suami saya hari ini? Ada kabar apa, Bapak?” Tanya Olive saat menghubungi Irawan, siang itu.‘’Sudah, Ibu. Saya sudah ketemu beliau. Saya juga sudah menghadap Kepala Deputy IV BNN Pak Benny. Saya beritahukan kepada BNN, bahwa kuasa hukum Pak Refan sudah mendaftarkan praperadilan ke PN Selatan,’’‘’Terus itu reaksi BNN gimana, Pak?”‘’Ya, itu ancaman buat mereka. Itu akan menurunkan kredibilitas kinerja mereka. Karena kalau menang atau tidak di praperadilan, kita tetap akan laporkan kinerja institusi BNN ke Indonesia Police Watch. Terus bukan itu saja, kita akan laporkan juga ke lembaga PBB United Nations

  • Siluet Cinta Olive    Bab CVI

    Menghitung Hari Dag Dig Dug Hari keempat penangkapan Refan Mananta. Hari masih pagi. Olive tak jenak bekerja. Sebentar-sebentar ia melihat jam. Ia ingin jam cepat menunuju 11.30, dia harus mengunjungi suaminya. Saat ini baru jam 09.00. Lalu ia pergi menuju ruangan Tubagus, seperti biasa ingin minta saran dan masukan. Ia melihat Tubagus berada di kabin server IT, maka ia tak berani mengganggu. Namun karena telah satu jam Tubagus tak kunjung nongol ke luar kabin, maka ia memberanikan diri masuk ke ruangan Tubagus. ‘’Gus....Gus....Lagi sibuk ya, Gus?” ‘’Hem...kenapa, Non?’’ Tubagus mencondongkan kepala ke luar kabin. ‘’Aku duduk di sini aja boleh ya, Gus? Aku ganggu kamu sehari ini, boleh? Mau ngomongin itu tuh?” ‘’Boleh....Tapi aku di sini, ya Non? Soalnya ini sedikit lagi kelar. Paling setengah jam,’’jelas Bagus. ‘’Ok, makasih, Gus,’’jawab Olive. ‘’Udah, kamu sambil cerita, aku dengerin,’’Jawab Tu

DMCA.com Protection Status