Lihai Penuh Siasat
Pernikahan Refan Vs Olive baru seumur jagung. Olive melontarkan kalimat pembuka membahas keanehan rumah tangganya. Suatu siang, ia curhat ke Tubagus. Di kalimat itu ada embel-embel versus di tengah nama mereka, bukannya ‘dan’. Versus artinya melawan. Seperti siaran kejuaraan tinju kelas berat Evander Holyfield Vs Mike Tyson. Pernikahan Refan melawan Olive.
Pernikahan seumur jagung, sudah tidak ada kebersamaan dan kesehatian. Aroma pernikahan mereka penuh keanehan, bak masakan tanpa garam, suami tapi seperti orang lain bahkan orang asing, istri tapi serasa bukan. Menyisakan sebuah teka-teki besar dari sebuah kontradiksi. Bak teori psikoanalisa Sigmund Freud, kesadaran Olive akan keanehan dalam rumah tangganya ini, muncul ke permukaan seperti fenomena gunung es di tengah samudera. Kesadaran muncul hanya setitik nyembul.
Topik curcol mengambil kalimat pembukaan dengan kata hubung Versus itu, ditolak mentah-mentah Tubagus. ‘’Jangan sembarangan ngomong, terlalu dini’’kata jomblo kawakan itu sambil merapikan rambut ikalnya yang mulai gondrong. Padahal, di benak Olive, ia ingin membahas pernikahannya bak isian teka teki silang.
Di bulan pertama pernikahannya ada isian empat huruf ke kanan. Lalu bulan kedua ada enam huruf ke bawah. Di bulan ketiga, ada sembilan huruf ke kiri. “Bulan pertama itu: a-n-e-h, bulan kedua itu h-a-m-b-a-r dan bulan ketiga apa ya? Apa s-e-l-i-n-g-k-u-h?’’tebak Bagus iseng-iseng sambil menyeruput kopi hitam, tawa mengembang di bibir tebalnya akibat tebakan tepat sasaran, tersungging di antara lesung pipitnya .
Meski ada bingung di hati Olive, ia merasa belum cukup waktu untuk mengambil kesimpulan. Takut disebut gegabah dan terlalu dini nuduh suaminya yang bukan-bukan. Sebab di sisi lain, orang tuanya yang tinggal di Semarang mendapatkan benefit dari apa yang disebut mantu tajir. Refan mengucurkan dana yang bisa dibilang besar. Modal usaha peternakan ayam, dua unit truk pengangkut panen ayam negeri memasok ke pasar-pasar, satu unit mobil Toyota SUV Raize, juga biaya renovasi rumah. Oh masih ada lagi. Koleksi ayam bekisar ayah Olive bertambah, tiga pasang. Itu semua nilainya hampir mendekati Rp 1 miliar.
Gaji Olive dari kantor sebenarnya cukup untuk mengirimi uang orang tuanya. Namun, ia belum bisa memberikan modal usaha ataupun membelikan truk untuk melengkapi usaha peternakan ayam milik orang tuanya. Uang gampang, memang ia akui jadi nilai plus pernikahannya.
Setelah menimbang minus dan plus pernikahannya, Ia akhirnya memilih fokus memimpin salah satu divisi anak perusahaan BUMN oil&gas di unit penjualan gas bumi, PT Perwagas. Persaingan tender yang ketat dengan perusahaan asing, memenuhi pikirannya.
Ia memiliki beban memperjuangkan perusahaan BUMN tempat ia bekerja agar berjaya di negeri sendiri, baik di proyek on shore maupun off shore. Seolah seperti ia juga tengah memperjuangkan nasibnya agar memenangi hati suami di kehidupan rumah tangganya. Oh, betapa nelangsa.
Ia diombang-ambing perasaan gulana ketika suaminya seperti orang lain baginya. “Kontradiktif, aku ini sebenarnya istri atau bukan,’’kalimat itu mengakhiri lamunannya pagi itu, saat ia memandangi panorama sepinya jalanan kawasan Sudirman Central Business Distric/SCBD belakang Komdag, pukul 06.00 awal pekan.
Ia sengaja beragkat pagi-pagi, lantaran suaminya tidak ada di rumah, di akhir pekan. Meski niatnya datang pagi-pagi untuk mempelajari materi meeting proyek kantornya sekaligus materi meeting awal pekan, gusar hati mengusiknya lagi.
Peruntungannya di kantor bertolak belakang dengan rumah tangganya. Penghargaan demi penghargaan ia peroleh dari pimpinan yang mengatakan ia mampu memimpin unit kerja dan memperjuangkan kepentingan perusahaan secara utuh. Ia bahkan dipercaya menjadi manager on site sebuah proyek kecil off shore (lepas pantai) di perairan Pulau Bintan. Masih ada kerjasama dengan perusahaan tempat suaminya bekerja.
Buat dia, ini sebuah reward, jadi bukan sekedar kepercayaan. Betapapun masih banyak yang masa kerja lebih lama dan backgroud pendidikan lebih tinggi, mereka tak mendapatkan kesempatan itu.
Karirnya meroket mengkompensasi pernikahan hambar yang ia lakoni. ‘’Ah, semoga ini cuman perasaanku aja. Udah, lah, Gus, jangan racuni aku lagi. Biar, aku patuh sama suami, Gus. Ikutin nasihat ayahku. Ya..., filosofi pernikahan dalam budaya Jawa buat seorang istri. Suwargo nunut, neroko katut. Ke surga numpang, ke neraka karena kebawa-bawa,’’kata Olive melontarkan kalimat pembelaan buat pernikahan sandiwara.
‘’Oh....Nah itu sama aja dengan pemikiran ipar aku, kan, orang jawa juga. Biarin suami ngelayap kemana-mana, yang penting botolnya pulang,”canda Tubagus dibalas tawa mereka berdua. “Take it easy, ya, Non...’’jelas Tubagus menepuk bahu Olive, berpamitan meninggalkan ruangan Olive membawa berkas yang telah ditandatangani. Tubagus juga datang ke kantor pagi-pagi untuk maksud yang sama, mempersiapkan materi meeting.
Jika Olive sering ke luar pulau, Refan jadi jarang pulang. Lebih-lebih di setiap weekend, pasti nggak pernah mampir ke rumah ibunya di Pondok Indah. Informasi penting ini ia peroleh dari sumber terpercaya, mama si Refan, yang kerap mengetuk apartemen anaknya di hari sabtu untuk mengantarkan makanan, lantaran mantunya dinas ke luar pulau.
###
Seminggu ini Olive ada di Jakarta. Ia menuntut kebersamaam dengan suaminya selama akhir pekan, “Yuk kita ke Bandung, Say, ngadem?”pinta Olive.
Refan mengeluarkan siasat mengiyakan permintaan itu, namun menego agar pindah hari di kamis malam. Tentu Olive menolak, lantaran ia gila kerja, menghindari sebisa mungkin cuti yang tidak perlu. Sedangkan di jumat sore hingga Minggu, Refan berdalih ada workshop dan meeting di luar kota. Padahal, sejatinya Refan sedang nggak enak hati meninggalkan simpanannya yang tengah hamil muda. suka rewel uring-uringan, mual muntah dan meriyang-merindukan kasih sayang.
Meski tak bermaksud menuntut, kondisi kehamilannya yang banyak ngidam dan muntah, memaksa Refan panik. Bagaimanapun, ia selalu ingin menengok simpanannya ini di jam makan siang. Jakarta kota Batavia itu kejauhan, maka Refan memindahkan Rita ke sebuah apartemen di Semanggi. Sebenarnya, bukan semata-mata buat bobo-bobo siang, tapi juga buat nengok si bakal jabang bayi. Sebab, jika terus-terusan absen tiap jumat malam sampai senin pagi dini hari, ia sangat takut, kedok ‘demi karirnya’ akan kecium istri.
“Biar Mas gampang nengok kamu di jam makan siang. Sekalian bobo siang ya, Sweety. Supaya bayi kita jangan kurang bapak,’’tutur Refan lirih ketika mendaratkan kecupan-kecupan hot di bibir dan telinga Rita, memulai sesi foreply
Meski hamil muda, Rita masih memakai sabu. Resep stamina kuat di atas ranjang ala profesi lamanya dulu, tak bisa ia tinggalkan. Jadi, meski hamil, Rita tetap nyabu. Buat Rita, Refan lebih penting dibanding si jabang bayi. Terlebih lagi saat mengetahui Refan baru menikah, ia makin termotivasi merebut hati Refan agar lebih memilihnya dibanding istrinya.
Di hati kecil Rita ada dendam, merasa ia lebih berhak untuk menjadi istri Refan. Ia berprasangka bahwa justru istri Refan-lah yang merebut Refan darinya. Perasaan itu makin kuat terobsesi sejak ia melepaskan profesi lamanya sebagai penari stritease merangkap PSK, pemikat suami kesepian.
Meski perutnya membuncit lantaran kehamilannya 6 bulan, Rita tetap hot di ranjang. Ia percaya diri lantaran pasangannya itu juga merasakan kehangatan dan kepuasaan yang tak beda dibanding saat ia belum hamil. Tubuh Rita tetap kurus, dan berat badannya tak bertambah sejak kehamilan bulan keempat. Tubuh kurus berenergi saat goyang Karawang dengan sekian variasi posisi itu ia dapatkan berkat nyabu. Sabu membuatnya tak kehilangan kelincahan dan sensasi erotis mengimbangi Refan yang kehausan. Betapapun, pengalamannya bekerja menjadi penari striptease masih membekas di tiap sesi foreplay, membuat Refan kian tak sabaran menanti dahsyatnya kedalaman tubuh Rita yang paling memuaskan.
Kini, Refan tak lagi meminta izin Olive absen di akhir pekan. Hampir setiap pagi terpuaskan menikmati sarapan nikmat dengan menu desah lenguhan yang memecah kesunyian pagi. Pamitnya ke Olive, berangkat pagi-pagi, ada materi meeting yang perlu dipersiapkan.
Ia berangkat jam 6, tak langsung ke kantor. Karena sarapan pagi harus ia nikmati di rumah simpanannya, berjarak lima menit dengan mengendarai mobil. Menu tiap pagi yang Rita hidangkan hampir selalu suguhan ice cream banana split, jilatannya makin hot dan menggigit.
Sedangkan di jam makan siang, selalu disuguhkan menu berbeda. Selalu baru, penuh variasi. Telur kocok yang membangkitkan hasrat kejantanannya. ‘’Ah......, sweety,’’ Refan menahan kenikmatan yang memuncak agar tak cepat klimaks.
Ia merasa tak cukup dengan hanya appetizer. Ia mau satu paket makan siang lengkap, berisi beberapa babak sajian. Dari appetizer, menu utama hingga dessert. Apalagi tangan Rita terampil dalam menyajikan menu ini, bak koki kawakan. Sekali sentuh ditambah jepitan buah ranum, lezatnya bikin Refan menggelinjang terbang. Bikin Refan mau lagi dan lagi.
“Sweety, Mas jadi kangen kamu terus,’’kata Refan lirih saat menikmati pilinan buah ranum Rita. Menu itu di hidangkan dengan membubuhkan topping gel lubricant yang lembutnya bak mayonaise Thousand Island. Suguhan telur kocok siang itu makin hot di usia kehamilan Rita yang kian bertambah, buahnya kian besar, ranum dan segar.
Untuk menu utama disajikan sosis tumbuk, yang ia nikmati tumbukannya di atas cobek kayu besar, bukan di alu batu. Pinggang Rita meski mulai kurang ramping lantaran hamil 4 bulan, masih cukup lincah menggoyang Karawang ulekan di atas cobek kayu, menumbuk sosis turun naik hingga lumat. Mewakili sensasi woman on top, disajikan sepaket dengan appetizernya, kuncup buah merah merona makin segar saat dikulum.
###
Saat kehamilan meginjak bulan kedelapan, pemeriksaan USG menyatakan posisi bayi dan rahim Rita miring ke perut sebelah kiri, mlintir. Karena efek pemakaian narkoba sabu. Rita masih kuat nyabu dan kemudian tidak tidur tiga hari tiga malam. Jika itu kepergok Refan, maka Refan akan menyekoki Rita dengn pil Happy five.
“Kalau lagi hamil tua harus cukup tidur, Sweety. Kasihan baby kita,”jelas Refan. Dengan pil H5 itu, Rita langsung tertidur meski baru beberapa menit meminumnya usai melayani makan siang penuh gairah. Pasangan ini memang berselera sama, sama-sama hot dan nakal.
Saat Refan kembali ke kantor usai menikmati bobo-bobo siang, Rita pecah ketuban. “Pak, tolong ke unit A21BJ, saya mau lahiran,’’pinta Rita menghubungi security melalui telepon intercom. Satpam melarikannya ke rumah sakit terdekat.
Teka-Teki Yang TerkuakOlive membaca gelagat aneh suaminya, saat menghadiri joint meeting kedua perusahaan tempat mereka bekerja, di kantor Olive. Refan terlihat gusar, siang itu. Sebentar-sebentar mengechek ponselnya, dilakukan Refan saat tengah mempresentasikan paparan inisialisasi proyek bersama ini.Refan menjelaskan kontribusi perusahaan PT Osfon dalam perencanaan awal proyek ini, memaparkan komposisi sumber daya manusia, alat-alat, metode serta hal teknis lainnya. Tiba-tiba Refan meminta izin kepada pimpinan rapat untuk meninggalkan ruangan karena keperluan mendadak. Padahal, semestinya ia yang menempati posisi strategis dalam proyek bersama itu, tak boleh meninggalkan tahapan penting pendiskusian draft perencanaan proyek.“Untuk penjelasan lebih lanjut dari perusahaan saya, akan dijelaskan oleh Bapak Rudy, Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis, sebagai divisi langsung yang ikut bertanggung jawab atas kelancaran proy
Puzzle Siluet PerselingkuhanPagi itu, Olive tiba di kantor. Dengan sasaran utama segera menuju ruang kerja Tubagus. Ia bermaksud menunjukkan rekaman audio visual suaminya bersama perempuan yang diduga kuat adalah simpanannya, membawa bayi baru lahir pasca melahirkan di RS Jakarta. “”Suamiku diambil kuntilanak, Gus......’’ jerit Olive lirih seraya menangis.Saat membuka laptopnya, Bagus menyergah. “Bener, kan, apa kataku dulu?” Tiga rekaman video pendek-pendek dengan durasi total 15 menit itu membeberkan, betapa benar pria yang menikahinya hanya memerankan skenario pernikahan sandiwara.“Trus, mau difollow up lagi?”tanya Bagus. Olive mengungkapkan rasa penasarannya mengungkap identitas perempuan yang melahirkan bayi dari suaminya ini. “Gus, kamu kan ahli IT yang pakar di software. Bisa tolong retas email pribadi Refan? Siapa tahu dari situ aku bisa ambil kesimpulan identitas dia, siapa
Konsultasi Penasihat Kekacauan RanjangSetelah menunggu keluarnya hasil investigasi team agen paparazzi selama dua pekan, para paparazzi melaporkan bahwa kuntilanak itu telah resign dari tempat kerjanya sejak enam bulan lalu. Refan masih bertandang ke club itu, hanya mengantar atasannya, seorang pria bule. Tidak ada aroma perselingkuhan atau kedekatan dengan perempuan lain di club itu. Pasangan selingkuh Refan juga tidak pernah lagi mangkal di diskotek bekas tempat kerjanya. Kini Olive bingung, upaya menggali lebih jauh sepak terjang kuntilanak itupun mentok.Sedangkan menyerahkan nomer kontak WA dan HP suaminya ke polisi, kata Bagus, itu berisiko. ’Itu sama halnya, membeberkan hal-hal pribadi, termasuk sepak terjang suami kamu ke polisi. Apa kamu nggak takut, kamu bisa kebawa-bawa juga? Pertimbangkan baik-baik, Non,’’Kata Bagus menasehati.Meski telah diwanti-wanti, Olive merasa enggak paham juga. Bagaimanapun, r
Training Service RanjangSepuluh menit berselang, Mba Widya akhirnya kembali. Olive makin penasaran dengan apa yang dituturkan konsultan ini. Seumur-umur baru ia dengar sekarang.Pensiunan penari erotis ini, melanjutkan kisahnya. Ia mengaku pernah punya side job sebagai LC (lady companion/ yang bertugas nemenin tamu) dan therapist. Untuk pekerjaan side job sebagai therapist, ia bekerja sebagai tenaga pemijit di spa plus-plus. Ia membenarkan terkenal sebagai therapist sekwilda lantaran daya tariknya ada di sekitar wilayah dada. Mendengar penuturan panjang lebar Widya, Olive merasa begitu plain alias tawar, bloon, lantaran tak punya pegangan apapun untuk memuaskan suaminya di ranjang.‘’Pelanggan saya, hampir semua tipe pelanggan setia. Kalau saya enggak masuk kerja, yang mereka cari tetap saya dan tidak mau digantikan LC atau penari lain, atau therapist lain,’’jelasnya.Ia menjelaskan se
Gulana Yang Menyulut Petaka Mau dibawa ke mana rumah tangga kita? Kalimat itu menjadi pijakan Olive dalam menetapkan keputusan. Sikap apa yang akan ia kemukakan di hadapan Refan. Ia masih mempertimbangkan nasihat Tubagus, agar ia tak perlu melangkah jauh untuk menyadap percakapan telfon maupun WA. Sebab, konsultan IT yang Tubagus tawarkan adalah seorang polisi. Jika ia tak yakin Refan bersih, sebaiknya ia menahan diri. Olive mengingat nasihat itu. Makanya, ia memilih diam di enam bulan terakhir ini, mungkin sampai satu setengah tahun ke depan. Sampai joint project yang ia kepalai mencapai tahap penutupan. Kendati, ia menyadari, makin lama tidak ada lagi yang perlu dinanti dari pernikahannya ini. Menunggu jabang bayi, menurutnya itu jauh asap dari api. Ia tak kunjung digauli. Sudah setahun enam bulan. Ia menganggap pengabaian hak-haknya selaku istri, menjadi sepi omongan, sepi keributan, juga tidak ada mekanisme
Tertangkap BasahDunia tak selebar daun kelor. Suatu siang esok hari di hypermart Plaza Semanggi. Olive menggunakan jam makan siangnya yang sempit itu membeli bingkisan untuk Om Alex, rekan kerja yang adalah atasan Bagus. Om Alex baru mengkhitankan anaknya. Pikirnya, ia yang tak sempat datang ke acaran khitanan kemarin, akan menyerahkan bingkisan itu sebelum bubaran kantor.Namun sial, ia memergoki Refan tengah mendorong troli belanja menemani seorang perempuan muda yang ia tahu itu adalah si Kuntilanak Rita. Ia berpapasan di belokan salah satu lorong rak display pempers bayi. Moncong ketemu moncong. Refan tak bisa mengelak lagi.‘’Eh, Live. Aku nemenin pacar si Bos, belanja bentar. Tolong, kenalin ini Rita,’’jelas Refan yang sangat percaya diri memperkenalkan perempuan selingkuhannya itu sebagai pacar Jason, atasannya. Dalihnya, Bos Jason memang mengoleksi banyak wanita yang disebut teman kencan.‘&rsq
Istri Vs PiaraanRefan merasa istrinya begitu polos untuk memahami perselingkuhan tingkat tinggi yang ia ciptakan skenarionya. Olive dianggapnya tidak update terhadap Rita yang begitu nerimo setahun terakhir ini hanya dinafkahinya Rp 1 juta sebulan tanpa embel-embel pemberian lain-lain. Rita yang sangat nrimo itu mengalami penyusutan kucuran tunjangan pensiun lantaran keuangan Refan terkonsentrasi untuk pembayaran angsuran cash keras tiga unit apartemennya.Namun Refan memaklumi dan menghargai kepedulian istrinya dengan mengatakan ia cukup hati-hati dengan perempuan itu, termasuk mengantisipasi dampak perempuan itu terhadap keuangannya. Refan menjamin perempuan itu tak akan bisa merugikannya secara finansial.”Rita sangat mandiri. Bahkan tanpa aku kasih apa apapun, dia tetap bisa hidup cukup bahkan hidup mewah. Dasar Olive, kamu ini ngomong apa. Memangnya kamu tahu apa. Ah udah deh, kamu nggak tahu apa-apa.” Guma
Berkaca di Cermin Pecah Olive mengamati bayi mungil hasil perselingkuhan suaminya, bak berkaca di cermin pecah. Bayi itu sangat mirip Refan. Rambut lurus, hidung mancung namun agak mendongak, mata agak lancip bak mata kucing, juga dagu bawahnya belah. Tapi warna kulitnya persis Rita, coklat gelap. “”Siapa namanya?””Tanya Olive ke bayi yang belum bisa bicara itu. ”Fanta Anatasia, Bu,’’Jawab Rita. Hmmmm....Fanta, artinya apa? Olive berspekulasi memikirkan perkara kecil, hanya sebuah nama bayi, namun menjadi cikal bakal besar penyebab stressnya hari ini. Perkara kecil, ia besar-besarkan. Coba aku cari di mesin pencaria
Perlawanan Sayap Patah, Suami Tertebus Sore itu cukup panas. Suhu udara Jakarta 28 derajat. Hangat tergolong panas. Namun, sore itu sangat sejuk buat Refan dan Olive. Sementara buat sebelas orang pengacara kuasa hukum pembela Refan, cuaca hari itu sangat segar menyemangati mereka. Detik-detik pelepasan klien mereka sedang berlangsung. Kemenangan mereka di depan mata. ‘’Selamat, Bapak Refan, buat prestasinya, luput dari jerat hukum,’’Kompol Agung menyalami Refan dengan sebuah senyuman. Refan membalas dengan senyuman asli, benar-benar tersenyum. ‘’Selamat, Pak Irawan. Sukses dalam tugas, ya, Pak?” Kompol Agung juga menyalami Ketua Tim Kuasa Hukum beranggotakan 10 orang pengacara ini. ‘’Terima kasih, Bapak Agung,’’balas Irawan. ‘’Saran dan masukan saya buat Bapak Refan dan juga 11 orang kuasa hukumnya. Barangkali bisa disampaikan ke khalayak yang lain. Tapi secara khusus siang ini saya pesan buat Bapak Refan. Bahwa jerat hukum narkoba itu sulit buat mengurainya, buat lepas dari itu.
Akhir dari Perang DinginIrawan dan Olive sedang mendiskusikan perihal keterkaitan keuangan suaminya dengan selingkuhannya. Namun, Irawan menggiring Olive agar ia memiliki strategi defensif yang lebih baik saat menghadapi suami yang berselingkuh. Irawan melihat Olive terlalu lembek menghadapi perselingkuhan suaminya. Sebagai akibatnya sangat fatal, kesehatan suaminya menjadi taruhan.‘’Saya punya klien orang-orang hebat sekelas Bapak Refan di habitat pekerjaannya masing-masing. Kasus pemakai narkoba. Kemiripannya sama. Mereka mengalami gangguan kejiwaan. Terlihat dari penjelasan keluarganya bahwa klien saya itu konsul ke dokter psikhiater. Umumnya mereka itu sama seperti Ibu, terlalu lembek, tidak mau sedikit galak. Akibatnya, racun narkoba masuk terus. Pemakaian narkoba jangka panjang bikin syaraf dan otak putus,’’ papar Irawan.‘’Bukannya Bapak pernah bilang, suami saya bukan sekedar dira
Pembuktian Dua Lacak Jejak TerakhirDari mana datangya lintah? Dari darat turun ke kali. Dari mana datangnya Rita? Dari diskotek turun ke kantor polisi. Ini peribahasa yang mencibir Refan sejak tadi. Ia mendengar seorang polisi berkelakar tentang perilaku selingkuhnya. Ia merasa sangat malu dan geram.Sepi kembali mencekam. Refan masih meniduri sofa panjang berlapis kain wool kuning. Berusaha tidur, namun ia gelisah. Dari terbaring, kembali berubah posisi ke duduk. Ia yakin Rita berada hanya berjarak beberapa meter dari gedung ini. Ia merasa sangat heran, kenapa kisah cinta yang ia tutup rapat seakan hanya dia dan iblis yang tahu, dipisahkan di tempat ini dengan cara ditelanjangi banyak pihak. Ketika rombongan pengacara, istri dan ibunya meninggalkannya di tempat itu seorang diri malam ini, ia merasakan lagi kesepian ini sebagai sebuah hukuman Tuhan. Sebuah karma. Jika bukan, tidak mungkin perasaan yang ia alami seperti ini.Ia mel
Harta Dalam Pernikahan dengan Mafia Narkoba, Disita Negara Refan adalah orang pertama yang kaget dan tidak bisa terima penjelasan itu. Namun ia menahan diri seolah tanpa ekspresi meski dalam batinnya marah, kecewa tak terperi. Yang jelas sedih mendengar hal itu adalah Olive. Ia berpikir, mulai malam ini ia beristirahat dari penat mengumpulkan data pembelaan untuk suaminya. Namun, Olive juga berusaha berwajah dingin seolah tak perlu bereaksi. Namun, yang wajahnya tak bisa dibohongi dan tak bisa menyembunyikan ekspresi kagetnya adlah Tante Anita. ‘’Loh, kenapa?” Tanya Tante Anita. Irawan segera menghadap Kompol Agung dan membahas hal itu tidak di hadapan kliennya. Dari kejauhan terlihat Polisi dan Irawan terlibat negosiasi yang alot. Namun tak berapa lama kemudian, Irawan kembali ke ruangan di mana klien dan keluarganya sedang berkumpul. Tim kuasa hukum Refan berada di pihak yang diombang-ambingkan nasibnya. Di dalam hati s
Detik-Detik Penentuan ''Kutunggu Cinta.Apakah berpihak kepadaku. Ku meminta jawab saat ini.''Sebuah puisi yang dituliskan entah oleh siapa di sebuah brosur sekolah playgroup yang sengaja dimasukkan orang ke celah di bawah pintu unit apertemennya. Olive berterima kasih atas tanda alam yang dianugerahkan Tuhan lewat brosur ini. Ia meminggirkannya ke tong sampah. Brosur itu ia baca sesaat sebelum meninggalkan apartemennya, malam itu Waktu menunjukkan pukul 20.10. Langit Jakarta tak segelap rona hidup yang baru saja melewati rumah tangga Olive-Refan. Olive dan mertuanya sedang dalam perjalanan menuju BNN Cawang. Mercedes Benz S-Class Hitam bernomor polisi B 1988 RO itu memasuki jalan besar Gatot Subroto menuju arah Cawang. Mereka masih membahas perselingkuhan Refan dengan penari striptis mafia narkoba, Rita Anastasia ‘’Nak, kamu memang beda dibandingkan para istri kebanyakan. Ekspresi kamu itu melihat kelakuan anak Tant
Mencerna Sebuah Kehilangan Hari ini pertempuran wanita murahan Vs wanita rumahan sepertinya segera berakhir, Olive mencerna makna kehilangan. Ia menemukan kembali hati suaminya utuh, meski raganya babak belur. Suaminya lolos dari lubang maut jerat hukum cinta sang mafia narkoba, Rita Anastasia. Bisa maut service ranjang Rita Anastasia yang merasuk di tubuh Refan juga telah habis. Refan Mananta akhirnya menyadari ia meminum racun mut setiap hari. Namun bersyukur ia punya Tuhan yang memberi dia seorang penolong, istri yang baik budi. Irawan menghubungi istri kliennya, Olivia Mananta memberitahukan bahwa malam itu sekitar pukul 11. 00 dalam tiga jam ke depan suaminya akan dibebaskan BNN. Irawan meminta Olive agar menyiapkan penyambutan terbaik atas kemenangan suaminya melawan mafia narkoba yang menjeratnya dalam masalah besar ini. Olive sedang kelelahan beristrahat di rumah. Namun ia siaga dengan ponselnya kalau-kalau pengac
Titik Terang Olive merasakan kelelahannya memuncak hari ini. Ia berharap dua rekening bank ini adalah pencarian terakhirnya. Ia sungguh kecewa, ketika sampai di kantor Bank, itu Customer Service (CS) mengatakan akan tutup dalam satu jam ke depan dan tidak menerima permintaan pelayanan yang membutuhkan waktu tunggu cukup lama. Maka ia meminta kepada staf CS itu agar mengerjakan print out rekening bank suaminya esok hari. ‘’Jika Ibu bisa kerjakan selesai besok siang jam 12, saya ambil ke sini jam 12. Saya minta nomor ponselnya, boleh? Saya akan memberikan tips yang layak untuk kerja keras Ibu. Karena saya sadar, yang saya minta itu cetak buku rekening koran selama 5 tahun,’’jelas Olive ke staf CS Bank OCBC NISP Gedung wisma 46. Staf perempuan berambut panjang dengan bulu mata lentik itu langsung membelalakkan matanya, lalu tersenyum. ‘’Ibu sangat membutuhkan segera ya, Bu? Saya bisa kerjakan setelah ini. Berhubung i
Sesal Itu Pasti Belakangan Jam tangan menunjukkan Pukul 11.30. Olive bersiap meluncur ke BNN untuk membesuk suaminya. Namun sebelum berangkat ke sana, ia merasa perlu menghubungi pengacaranya.‘’Halo, selamat siang, Pak Irawan. Bapak sudah ketemu suami saya hari ini? Ada kabar apa, Bapak?” Tanya Olive saat menghubungi Irawan, siang itu.‘’Sudah, Ibu. Saya sudah ketemu beliau. Saya juga sudah menghadap Kepala Deputy IV BNN Pak Benny. Saya beritahukan kepada BNN, bahwa kuasa hukum Pak Refan sudah mendaftarkan praperadilan ke PN Selatan,’’‘’Terus itu reaksi BNN gimana, Pak?”‘’Ya, itu ancaman buat mereka. Itu akan menurunkan kredibilitas kinerja mereka. Karena kalau menang atau tidak di praperadilan, kita tetap akan laporkan kinerja institusi BNN ke Indonesia Police Watch. Terus bukan itu saja, kita akan laporkan juga ke lembaga PBB United Nations
Menghitung Hari Dag Dig Dug Hari keempat penangkapan Refan Mananta. Hari masih pagi. Olive tak jenak bekerja. Sebentar-sebentar ia melihat jam. Ia ingin jam cepat menunuju 11.30, dia harus mengunjungi suaminya. Saat ini baru jam 09.00. Lalu ia pergi menuju ruangan Tubagus, seperti biasa ingin minta saran dan masukan. Ia melihat Tubagus berada di kabin server IT, maka ia tak berani mengganggu. Namun karena telah satu jam Tubagus tak kunjung nongol ke luar kabin, maka ia memberanikan diri masuk ke ruangan Tubagus. ‘’Gus....Gus....Lagi sibuk ya, Gus?” ‘’Hem...kenapa, Non?’’ Tubagus mencondongkan kepala ke luar kabin. ‘’Aku duduk di sini aja boleh ya, Gus? Aku ganggu kamu sehari ini, boleh? Mau ngomongin itu tuh?” ‘’Boleh....Tapi aku di sini, ya Non? Soalnya ini sedikit lagi kelar. Paling setengah jam,’’jelas Bagus. ‘’Ok, makasih, Gus,’’jawab Olive. ‘’Udah, kamu sambil cerita, aku dengerin,’’Jawab Tu