Share

Bagian 53. Mental Tidak Stabil

Aku hanya terpejam sejenak sambil mengembuskan napas panjang. Malas meladeni orang sepertinya.

Terserah dia. Aku tidak lagi peduli. Aku tidak ubahnya boneka yang seenaknya dimainkan olehnya. Aku hanyalah tawanan dan mirisnya hanya budak pemuas naf*u. Serendah itu aku baginya.

“Aku belum Magrib. Nanti kalau ada masjid tolong berhenti,” pintaku.

“Jangan bilang kalau kamu mau kabur!” bentak Mas Aqsal.

“Pikiranmu itu sesekali harus digosok pake gosokan panci biar sedikit bersih! Suudzon terus! Aku hanya ingin salat!”

Mas Aqsal justru tertawa, lalu berbisik, “Kamu tambah cantik kalau marah.”

“Hah, pria kejam sepertimu nggak pantas bicara manis.”

Bibirnya tersungging sebelah. “Nggak sabar mengulang kejadian tadi pagi,” bisiknya.

“Mau luka di kepalamu itu aku jadikan lebih parah? Biar gegar otak?”

Bahkan rasa perihnya saja masih terasa sampai sekarang. Entah seperti apa tubuhku nanti kalau setiap hari harus melayaninya.

Mas Aqsal tertawa.

“Aku kamu siksa tiap hari, aku terima. Kamu menikah l
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status