Share

Bab 22

Suara adzan berkumandang dari mushala yang tak jauh dari tempat tinggalku. Cepat kuletakkan benda pipih itu yang sedari tadi ada di genggamanku lalu aku beringsut dari ranjang dan melangkah menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu.

Tak butuh waktu lama untuk menyelesaikan kewajibanku sebagai seorang muslim, begitu selesai aku kembali melangkah menuju dapur sebab rasa lapar mulai terasa membelit area perutku.

Aku mengambil semangkok bubur pemberian Mbak Weni lalu kubawa menuju ke arah meja makan. Aku mulai menyuapkan sesendok demi sendok bubur yang terasa manis itu ke dalam mulutku.

"Laper juga kan?" Suapanku terhenti saat mendengar ucapan ibu. Terlihat ia melangkah mendekatiku lalu mengambil piring dan memindahkan nasi, sayur dan juga lauk ke dalam piringnya itu.

Aku tak menjawab ucapannya, bahkan sekedar menatapnya pun enggan untuk kulakukan.

Tak sengaja tertangkap pada iris hitamku saat Ibu menyantap makanan itu dengan begitu lahapnya.

Tak ada perbincangan sama sekali di a
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status