Share

Bab 23

Aku mendengarkan kalimat demi kalimat yang keluar dari bibir Mbak Weni dengan begitu seksama. Sengaja aku tak memotong ucapannya, hanya sekedar memberikan ruang untuk Mbak Weni menyelesaikan ucapannya.

Begitu kalimat kudengar, aku mulai memikirkan dan menimbang-nimbang dengan pikiran yang sedikit tenang, sebab beban yang sejak kemarin menghimpit dada ini sedikit menghilang. Mungkin karena aku telah membagikannya kepala Mbak Weni.

"Jadi Nika harus urus diri sendiri, sedangkan abai dengan suami dan mertua ya, Mbak?" Aku memastikan kembali hasil kesimpulan yang kuambil dari kalimat panjang dan lebar yang diutarakan oleh Mbak Weni.

"Tepat sekali ...!" Mbak Weni mengacungkan jempolnya ke arahku.

"Biarlah suamimu urus dirinya sendiri, biar dia tau betapa lelahnya mengurus rumah itu. Belum lagi mikirin biaya hidup yang semakin mahal. Biar dia tau, uang sejuta itu hanya bisa dibelikan dua puluh lima kilo beras, dua kilo cabe, dan hanya printilan-printilan bumbu dapur lainnya!" ucap Mbak W
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status