Share

Bab 43

Katanya waktu obat terbaik untuk melupakan, tapi teori tersebut tidak berlaku untuk Argino Mahendra. Dengan tidak tahu malu, anggap saja bermuka tembok, Gino memberanikan diri menekan bel unit apartemen Laura.

Sepuluh menit berlalu, pintu apartemen tak kunjung terbuka. Sepertinya Laura tidak berada di apartemen. Akhir pekan pada pagi hari tidak mungkin Laura bekerja karena seingatnya, restoran itu tutup saat weekend. Gino mengeluarkan ponselnya lalu menghubungi David, detik ketiga sambungan itu terhubung sebuah teriakan menyapa telinganya.

"Brengsek! Lebih baik kau mati!"

Telinganya hampir tuli mendengar teriakan Lucy, kebodohan David sudah sampai tingkat akhir. Menikahi Lucy seperti bunuh diri karena temperamen buruk perempuan itu menyebabkan seseorang mati di usia muda. Dan David buta karena cinta.

"Aku ingin bicara pada David," ucap Gino setelah teriakan Lucy reda. "Aku tidak ingin bicara pada perempuan aneh sepertimu."

"David tidak akan bi

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status